Sepatutnya, umat Islam mengetahui kata-kata yang bisa membuat syetan membesar agar bisa menghindarinya. Sebab seiring dengan membesarnya ukuran syetan, kekuatannya juga meningkat.
Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Walid Abu Malih, seseorang yang pernah dibonceng Rasulullah menceritakan:
كُنْتُ رَدِيفَهُ عَلَى حِمَارٍ، فَعَثَرَ الْحِمَارُ، فَقُلْتُ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ، فَقَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” لَا تَقُلْ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ، فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ، تَعَاظَمَ الشَّيْطَانُ فِي نَفْسِهِ، وَقَالَ: صَرَعْتُهُ بِقُوَّتِي
“Ketika aku dibonceng Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam tiba-tiba unta beliau tergelincir. Serta merta aku mengatakan, ‘Celakalah syetan.’ Maka beliau bersabda, ‘Jangan kamu katakan, ‘celakalah syetan,’ sebab jika kamu katakan seperti itu maka syetan akan membesar sebesar rumah dan dengan sombongnya syetan akan berkata; itu terjadi karena kekuatanku,’” (HR. Abu Dawud)
Inilah kata-kata yang membuat syetan membesar; mencela syetan atau mengumpatinya. Misalnya pada hadits tersebut “celakalah syetan” atau kata-kata sejenis seperti “syetan bangsat” dan “syetan alas”.
Ketika mengomentari hadits ini dalam Al Manaah asy Syar’iyyah fii Shahiih as Sunnah an Nabawiyyah, Syaikh Salim bin ‘Ied al Hilali menjelaskan bahwa diantara kandungan hadits ini adalah larangan mencela syetan atau mengatakan celaka karena hal itu akan membuat syetan semakin besar.
Menurut Hasan Bishri dalam buku Dahsyatnya Kekuatan Basmalah, kata-kata yang membuat syetan membesar bukan hanya terbatas pada kata yang dicontohkan dalam hadits tersebut. Tetapi juga pada setiap ucapan yang mengaitkan kejadian/musibah dengan ulah syetan.
“Oleh sebab itu” tulisnya, “janganlah selalu mengaitkan kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita atau musibah besar yang ada dengan ulah dan rekayasa syetan.”
Lalu bagaimana jika kita mengalami musibah atau kecelakaan? Jangan mencela atau mengumpat syetan tetapi bacalah bacalah basmalah atau berlindunglah kepada Allah (ta’awudz). Sebagaimana petunjuk Rasulullah:
بِسْمِ اللهِ
“Akan tetapi ucapakanlah ‘Bismillah’” (HR. Abu Dawud, lanjutan hadits di atas)
لاَ تَسُبُّوْا الشَّيْطَانَ وَ تَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنْ شَرِّهِ
“Janganlah kalian mencela syetan akan tetapi berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.” (HR. Ad Dalimi, dishahihkan Al Albani)
Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/bersamadakwah]
Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Walid Abu Malih, seseorang yang pernah dibonceng Rasulullah menceritakan:
كُنْتُ رَدِيفَهُ عَلَى حِمَارٍ، فَعَثَرَ الْحِمَارُ، فَقُلْتُ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ، فَقَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” لَا تَقُلْ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ، فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ، تَعَاظَمَ الشَّيْطَانُ فِي نَفْسِهِ، وَقَالَ: صَرَعْتُهُ بِقُوَّتِي
“Ketika aku dibonceng Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam tiba-tiba unta beliau tergelincir. Serta merta aku mengatakan, ‘Celakalah syetan.’ Maka beliau bersabda, ‘Jangan kamu katakan, ‘celakalah syetan,’ sebab jika kamu katakan seperti itu maka syetan akan membesar sebesar rumah dan dengan sombongnya syetan akan berkata; itu terjadi karena kekuatanku,’” (HR. Abu Dawud)
Inilah kata-kata yang membuat syetan membesar; mencela syetan atau mengumpatinya. Misalnya pada hadits tersebut “celakalah syetan” atau kata-kata sejenis seperti “syetan bangsat” dan “syetan alas”.
Ketika mengomentari hadits ini dalam Al Manaah asy Syar’iyyah fii Shahiih as Sunnah an Nabawiyyah, Syaikh Salim bin ‘Ied al Hilali menjelaskan bahwa diantara kandungan hadits ini adalah larangan mencela syetan atau mengatakan celaka karena hal itu akan membuat syetan semakin besar.
Menurut Hasan Bishri dalam buku Dahsyatnya Kekuatan Basmalah, kata-kata yang membuat syetan membesar bukan hanya terbatas pada kata yang dicontohkan dalam hadits tersebut. Tetapi juga pada setiap ucapan yang mengaitkan kejadian/musibah dengan ulah syetan.
“Oleh sebab itu” tulisnya, “janganlah selalu mengaitkan kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita atau musibah besar yang ada dengan ulah dan rekayasa syetan.”
Lalu bagaimana jika kita mengalami musibah atau kecelakaan? Jangan mencela atau mengumpat syetan tetapi bacalah bacalah basmalah atau berlindunglah kepada Allah (ta’awudz). Sebagaimana petunjuk Rasulullah:
بِسْمِ اللهِ
“Akan tetapi ucapakanlah ‘Bismillah’” (HR. Abu Dawud, lanjutan hadits di atas)
لاَ تَسُبُّوْا الشَّيْطَانَ وَ تَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنْ شَرِّهِ
“Janganlah kalian mencela syetan akan tetapi berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.” (HR. Ad Dalimi, dishahihkan Al Albani)
Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/bersamadakwah]
0 comments:
Post a Comment