Bismillah...
semoga kisah ini bisa menjadi ibroh dan bermanfaat bagi teman-teman di sini.
saya bukan ustadz. kisah ini hanyalah sekelumit pengalaman pribadi yg saya alami saat mempraktekkan ilmu yg saya dapat dari group ini, blog ustadz Perdana Ahmad, YouTube rehab hati ustadz Nuruddin Al Indunissy, dan berbagai sumber ruqyah syar'i, serta dari ibunda saya tercinta.
*****************
sekitar pukul 08.00 WIT saat hendak mengantar istri dinas ke RS, tiba-tiba HP berdering.
ternyata yg nelpon adalah salah satu pasien saya. dia minta tolong saya untuk ke rumahnya karena ada sanak famili nya yg kejang-kejang dan melantur.
dalam batin saya... "haduh, kejang-kejang kuq gak segera dibawa ke RS. klo saya ke rumahnya sama saja seperti berangkat perang tanpa bawa senjata. karena obat dan alat yg dibutuhkan adanya di RS"
namun karena merasa sungkan, sekaligus berharap bisa mengedukasi agar berikutnya bila ada kegawatan macam kejang-kejang begitu lebih baik langsung ke RS, akhirnya saya sanggupi untuk mampir ke rumahnya.
sesampainya di rumah pasien, saya langsung berusaha memeriksa tanda-tanda vital pasien ( Napas, nadi, Tekanan Darah, dll.)
suara napas normal
frekuensi napas normal
nadi sedikit meningkat
tekanan darah... tidak dapat diukur karena pasien terus meronta.
entah kenapa, saya merasa ini bukan kasus medis. hingga ada famili pasien yg nyeletuk "ini sepertinya kesurupan dok"
(hmmm... feeling saya sih juga gtu)
akhirnya saya coba memastikan sekali lagi bahwa tanda-tanda vital pasien memang normal dan tidak ada penyakit yang mendasari kejadian kejang ini melalui tanya jawab dengan suami dan keluarganya.
ketika hendak memasang alat pengukur tekanan darah, pasien selalu meronta hingga saya teringat ustadz Nuruddin Al Indunissy saat membelenggu Jin dengan surat Yasin ayat 9.
saya pegang tangan pasien sambil membaca ayat tersebut dengan niat membelenggu ruang gerak tangannya.
Subhanallah... tangannya langsung lemas berhenti bergerak2.
singkat cerita, semua hasil pemeriksaan menunjukkan masih dalam batas normal.
akhirnya saya bilang ke keluarga pasien, sebagai dokter, tidak ada kegawatan kecuali kejangnya. dan pasien harus dibawa ke RS untuk penanganan lebih lanjut.
namun sebagai sesama muslim, saya meminta ijin untuk membacakan beberapa ayat Al-Qur'an untuk membantu kesembuhan pasien.
satelah keluarga setuju, saya pegang ubun-ubun pasien sambil membacakan Al-Fatihah, Al-Baqoroh 1-5, Ayat Kursi. tidak ada reaksi keras, hanya tampak nafas pasien sudah lebih tenang, nadi teratur, dan sudah tidak kejang. pasien masih belum sadar.
saya terus membacakan ayat Kursi berulang-ulang sambil memanggil nama pasien untuk menyadarkannya namun tidak ada reaksi.
saya coba ajak jin berdialog juga tidak ada jawaban. akhirnya saya pegang kedua jempol kakinya sambil mencoba mendakwahi jin yg mungkin mengganggu pasien.
S (saya) : "ya ma'syarol jin... bila engkau tidak mau berbicara dengan ku, maka in syaa Alloh... atas izin Alloh aku akan membacakan beberapa ayat Al' Qur'an yg akan membakarmu.
J (Jin) :
menunjukkan ekspresi kaget dan takut melalui raut muka pasien
S : (membaca Ayat Kursi sambil memegang dua jempol kaki pasien)
J : menjerit dan mengoceh tidak jelas seperti kesakitan
S : terus melanjutkan bacaan ayat Kursi hingga pasien tampak berusaha memuntahkan sesuatu tapi seperti tertahan
S : berusaha mendakwahi jin agar bertobat, namun jin tidak mau berbicara. akhirnya saya katakan kepadanya bahwa dengan ijin Alloh, saya akan membacakan beberapa ayat untuk membelenggu dia dengan rantai api yg panjangnya 70 hasta. lalu saya pegang ubun2 pasien sambil membacakan
membelenggu jin:
1. Qaaf walquranil majid
2. Nun walqalami wama yasturun
3. QS. Al-Haqoh 30-32 :
Khudzuuhu fal ghulluuh.
(peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya)
Tsummaljahiima Sholluuh.
(kemudian masukkanlah dia ke api neraka yg menyala2)
Tsumma fiisilsilatin dzar'uhaa sab'uunadziroo an faslukuuh.
(kemudian belitlah dia dengan rantai yg panjangnya tujuh puluh hasta)
J: meronta dan tersungkur ke lantai dengan posisi tangan di atas kepala seperti orang yg dibelenggu. dan Alhamdulillah akhirnya pasien muntah lendir putih beberapa kali.
S : mencoba mendakwahi lagi agar jin mau mengenal Alloh, bertobat, dan masuk islam. tapi tetap tidak ada tanggapan dari jin tersebut.
saya dudukkan pasien sambil menepuk lembut punggung dan berkata "ukhruj ya aduwallah" beberapa kali dan menyuruh jin keluar lewat mulut.
pasien akhirnya muntah2 hingga muntah yg terakhir saya lihat keluar lendir putih dengan sedikiiiiiit bercak darah.
saya terus membaca beberapa ayat lagi untuk memastikan jin sudah keluar semua sambil berusaha membangunkan pasien, namun masih belum juga bangun.
saya istirahat sebentar sambil berdzikir dan berdoa meminta petunjuk Alloh hingga saya teringat teknik "jari tauhid".
S: (sambil menunjuk muka pasien) "ya ma'syarol jin... lihat ini. sungguh telunjuk ini lebih keras pukulan nya bagimu daripada besi. bila engkau tetap tidak mau keluar, maka atas ijin Alloh... kmu akan hancur (dalam hati saya berdoa memasrahkan diri kepada Alloh agar Alloh memberikan penyelesaian yg paling baik dalam urusan ini).
saya terus menunjuk muka pasien sambil memutar jari searah putaran tawaf dan membaca " laa ilaha ilallah wahdahulasyarikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli syai'in qodir" dan ""bismillahilladzi layadzurru ma'asmihi syai'un fil ardhi wala fissamaa'i wahuwassami'ul aliim"" berulang-ulang.
J: bereaksi kesakitan
S: saya sentuhkan telunjuk ke antara dua alis pasien. seketika reaksi kesakitan jin hilang dan pasien seperti tertidur pulas.
lalu saya minta kepada keluarga pasien untuk mengambilkan air putih 1 gelas dan dicampur garam satu sendok, serta dibacakan Al-Fatihah 7x, Ayat Kursi 7x, 3 Qul 7x untuk diminumkan ke pasien. dan saya permisi untuk berwudhu dan sholat 2 rakaat di rumah pasien.
selesai sholat, saya berdzikir dan berdoa kepada Alloh untuk meminta kesembuhan yang sempurna bagi pasien.
ALHAMDULILLAH...
seusai sholat, saya kembali menemui pasien. dan beliau sudah sadar.
# demikian pengalaman saya ini. mungkin ada beberapa kutipan kata-kata saya yg tidak sama persis dengan kejadian, semata-mata karena ingatan saya yg terbatas. #
semoga bisa menjadi pelajaran bersama agar kita semakin mendekatkan diri kita kepada Alloh. Aamiin...
Kisah ini merupakan pengalaman nyata
sahabat Fb : Oza Ghozali
di group : https://www.facebook.com/groups/RumahRuqyahMojokerto/
temukan kisah dahsyat lainnya disana
salam Tauhid
Rumah Ruqyah Mojokerto
jl Meri 427
082138064460
0 comments:
Post a Comment