Thursday, August 24, 2017

Beratnya Istiqomah

Oleh: Ustadz. Patompo Adnan, Lc

  Pengasuh Ponpes Selaparang Kediri Lombok Barat
Suatu hari para sahabat bertanya kepada Rasulullah saw: Apa yang membuatmu beruban wahai Rasulullah saw: Rasulullah saw menjawab: Saya beruban karena surat Hud dan saudara-saudaranya (surat-surat yang lain). Mengapa?  Karena didalam surat Hud terdapat ayat yang mengatakan: istiqomahlah engkau seperti yang diperintahkan dan orang-orang yang bersamamu dan janganlah engkau melampui batas, sesungguhnya Allah maha melihat apa yang kalian kerjakan. (Hud:112).
Suatu saat Rasulullah saw pernah berang, pasalnya Usamah bin Zaid meminta syafaat (dispensasi hukum) untuk Fathimah Makhzumiyah yang mencuri kalung, dengan muka merah padam dan suara lantang beliau berkata: Apakah engkau akan mencari dispensasi pada hukum Allah, tidak...demi Allah seandainya Fathimah binti Muhammad mencuri, sungguh Aku akan potong tanganya.
Itulah salah satu sikap istiqomah yang membuat Rasulullah saw menjadi beruban, memang sikap tetap pendirian sesuai ajaran agama, tanpa harus terpengaruh situasi dan kondisi sekitar (keluarga, sahabat, teman sejati, rekanan, teman sedaerah dan lain sebagainya), sangat berat bagi setiap orang, sehingga beratnya beban istiqomah itu berakibat pada fisik, diantaranya adalah tumbuhnya uban meskipun belum saatnya untuk beruban. Rasulullah saw sering berdo’a: wahai yang membolak-balikkan hati tetapkanlah hati kami diatas agamamu. Untaian doa yang menegaskan bagaimana beratnya istiqomah, dalam menjalani hidup dengan memastikan tidak menabrak rambu-rambu yang jelas terpancang dihadapan, selalu diatas ajaran agama.

Besarnya ganjaran bergantung pada berat dan besarnya cobaan dan ujian, karena istiqomah ujiannya berat, maka istiqomah juga memiliki ganjaran yang sangat besar, itulah yang dijanjikan Allah swt dalam firmannya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan tuhan kami Allah, kemudian mereka beristiqomah diatas kebenaran (dengan meyakini, melaksanakan dan ikhlas), maka akan turun kepadanya para malaikat disaat ia mati, dan mereka mengatakan: janganlah engkau takkut dan bersedih dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu (Fush-shilat:30).
Diantara manusia yang paling berat cobaan dalam keistiqomahan adalah, mereka yang menduduki tampuk kepemimpinan sebagai pejabat publik, mereka dituntut berlaku seadil-adilnya dalam menjalankan roda pemerintahan, tidak berlaku zhalim, demikian juga dengan mereka yang bergelut dengan dunia yudikatif (penegakan hukum), mereka harus memutuskan semua perkara dengan kebenaran, tidak menukarnya dengan rupiah atau mata uang lainnya, karena akibat yang akan ditanggung kelak sangat berat. Kaitannya dengan itu, penulis memberikan dukungan penuh kepada para aparat hukum di daerah ini dan dimana saja untuk terus istiqomah dalam mengambil tindakan hukum sepadan, sepantas dan sewajarnya, karena hanya dengan itu semua akan selamat. Terhukum bisa sadar dan kembali kejalan yang lurus dan benar, para aparat hukumnya juga selamat karena telah memutuskan perkara dengan kebenaran dan mereka istiqomah dalam hal itu, karena Allah suka kepada orang-orang yang berlaku adil (Mumtahanah:8).wallahua’lamu bish-showab. 
Picture : Perindu Surga

0 comments:

Post a Comment