Tersiksa Posesifnya Suami
Selasa, 29 Desember 2015 - 17 Rabiul Awwal 1437 H
Seorang istri yang mengaku dari Sorong, Papua mengeluhkan tingkah suaminya yang sangat menyiksanya. Hingga sang istri berkesimpulan, suami mungkinkah terganggu jin? Simak penuturannya dibawah ini. Semoga bisa diambil manfaatnya.
ooOOoo
Penanya [P] : Assalamu'alaikum.... Nama Saya Ibu E Sorong, Papua Barat. Saya mendapatkan Pin Ustadz dari web Rumah Ruqyah. Bolehkah saya konsultasi?
Rumah Ruqyah Indonesia [RRI]: Wa'alaikumsalam Silahkan bu
P: Saya menikah sejak 9 Februari 2014. Ada sedikit keganjlan Ustadz, ketika malam sebelum pernikahan saya, ada yang kemasukan, begitu pun setelah pernikahan saya. Saya awalnya menganggap itu hal yang sudah bisa diselesaikan keluarga.
Namun, saya baru rasakan sekarang, suami saya itu sangat berubah Ustadz. Awalnya saya tidak berfikiran terhadap hal-hal yang bersifat magis, namun saya teringat Ustadz, ketika dihari-hari awal pernikahan kami, ketika itu kami tidur dan suami saya merangkul saya, saya mendapatkan mimpi yang aneh.
Seperti ada sesuatu yang hendak masuk ke kepala suami saya, ketika saya terbangun, suami saya pun kaget, seperti ada sesuatu yang menimpanya. Esok harinya saya bertanya, dia mengatakan bahwa dia bermimpi.
Saya mencekiknya, hingga dia tidak bisa bernafas. Sekali lagi, saya menganggpnya itu hanya bunga tidur dan tidak menanggapinya. Namun berbulan-bulan pernikahan kami, sikapnya berubah kepada saya Ustadz.
Dia seperti membenci saya. Saya bingung Ustadz, apa yang harus saya lakukan? Saya hanya bisa mengadu kepada Allah dalam sujud-sujud saya. Semoga suami saya dilindungi, karena suami saya kerjanya di Timika Ustadz. Kalau dari Sorong, satu jam naik pesawat, lumayan jauh...
Dari awal menikah, saya meminta untuk ikut ke Timika, namun suami saya tidak memperbolehkannya....
Suami saya memutus komuniksi Ustadz. FB, BBM dihapus, jika saya sms tidak dibalas, begitu pun telefon tidak diangkat. Sementara kami tinggal berjauhan, komunakasi tidak baik, sepertinya berat saya jalani Ustadz
Dan Allah belum mempercayakan kami sebagai orang tua Ustadz, hampir dua tahun pernikahan kami. Saya sudah konsultasi di dokter, tidak ada masalah dengan saya.
[RRI] Apa pernah ada pertengkaran sebelumnya?
[P] : Pertengkaran-pertengkaran kecil biasa Ustadz, tapi alhamdullah, belum ada pertengkaran besar, karena saya yang selalu berusaha mengalah... Awalnya, saya merasa lelah Ustadz, ingin saya menyerah, karena jujur Ustadz, saya tidak diperlakukan sebagamana seorang istri. Jika dia menulis status di FB begitu bijak, tetapi kata-katanya melalui sms kepada saya, istrinya begitu kasar. Suami saya sering menghujat, bahkan memfitnah saya Ustadz.
[RRI]: Memfitnah apa?
[P]: Contohnya, saya ingin berkunjung ke rumah orang tua saya yang berada di kota, karena tidak ada suami saya dirumah, saya mengirim sms meminta izin, namun apa yang saya dapatkan Ustadz? Saya malah dituduh ingin pergi dengan laki-laki lain.
Bukankah itu fitnah Ustadz? Sementara saya tinggal memiliki ibu, ayah saya sudah meninggal. Ingin sekali saya membahagiakan ibu saya, meskipun hanya saya datangi seminggu sekali, namun itu terbentur dengan kata-kata suami saya. Saya tidak ingin suami saya berfikir negatif, tapi selalu terulang Ustadz
Hingga ada seorang sahabat yang menyarankan saya untuk meruqyah suami saya Ustadz...
Di sorong sendiri, saya belum mengetahui adanya ruqyah Ustadz. Makanya, saya cari melalui web, hngga saya mendapatkan rumah ruqyah...
[RRI]: Mohon maaf, apakah tuduhan suami ibu benar?
[P]: Tidak ada sedikit pun niat saya untuk menghianati suami saya Ustadz. Saya sangat menyayangi dia, dengan semua kelebihan dan kekurangannya...
[RRI]: Apakah tuduhan itu hanya sekali? Atau pernah sebelumnya? Atau sesudahnya juga pernah?
[P]: Sering Ustadz. Kalu saya mau izin pergi Makanya, saya lebih memilih tinggal dirumah, selain bekerja, saya tidak pergi kemana-mana. Bahkan, setiap saya pergi dan pulang kerja, selalu mengirmkan sms...
[RRI]: Menurut ibu, kenapa suami ibu sampai melakukan hal itu?
[P]: Awalnya saya merasa bahwa itu hanya kecemburuan, karena kami berjauhan. Bukankah cemburu itu tandanya cinta?
Namun, lama-lama saya juga risih Ustadz, cemburunya berlebihan, bahkan menurut saya tidak masuk akal...
Bahkan, sering saya tidak menghadiri undangan pernikahan teman atawa kerabat, karena tidak mendapat izin dari suami saya...
Padahal, menghadiri undangan itu kan wajib Ustadz, tapi karena tidak mendapat izin suami, saya memilih tidak pergi...
[RRI] Undangan tidak jauh penting dari izin suami, jadi suami ibu posesif?
[P]: Sangat posesif ustad...
[RRI]: Bagaimana dengan keluarga suami ibu, bagaimana beliau dibesarkan dalam keluarganya? Bahagiakah? Atau sebaliknya?
[P]: Keluarganya sangat baik terhadap saya Ustadz, apalagi ibunya. Namun, memang suami saya sangat disayang oleh ibunya. Dia dibesarkan dengan kasih sayang ibunya, dulu ayahnya pernah berlaku kasar terhadap anak-anaknya, namun sekarang tidak lagi. Dan dia anak laki-laki tertua di keluarganya.
Menurut cerita ibu mertua saya, bahkan dulu, ketika kecil, suami saya sering dimarah, dipukul, bahkan diperlakukan kasar oleh ayahnya.Tapi, sekarang tidak lagi...
Ibunya sangat menyayangi anak-anaknya, terutama suami saya...
[RRI]: Ooh gitu. Ehm disayang normal atau dimanja?
[P]: Lebih kepada dimanja. Sangat dimanja.
[RRI]: Sepertinya mulai keliatan letak 'error'nya
[P]: Apa itu Ustadz?
[RRI]: Begini bu, anak yang dibesarkan manja biasanya sukar berbagi, gak mau berbagi. Keras kepala, mau menang sendiri. Mirip dengan yang ada di suami ibu Dan, di 'perparah' dengan kekerasan masa kecil. Membuat dia brutal karena mendendam dan menduplikasi apa yang dia terima
[P]: Jadi, gak ada indikasi jin atawa sejenisnya ya Ustadz? Karena saya pun awalnya ragu, karena suami saya pemahaman agamanya baik, keluarganya pun pemahamannya agamanya baik...
[RRI]: Saya belum bicara gangguan jin, dari sisi psikisnya dulu. Karena kepastian ada/tidaknya harus di cek.
Kok ragu? Bukannya semuanya baik?
[P]: Maksud saya ragu, kalu ada gangguan jin. Tapi, ada sahabat yang menyarankan diruqyah. Karena dia pun pernah mengalaminya. Tapi, dia berobatnya di Makassar...
[RRI]: Ibu sendiri ada keluhan ganjil gak?
[P]: Saya sering mimpi yang aneh aja Ustadz. Seperti pernah saya dibiarkan mimpi, bahwa ada yang mengatakan didepan rumah orang tua kandung saya ada tumpukan sampah, namun ternyata tidak ada apa-apa didepan rumah ibu saya Ustadz.
Begitu pun saya pernah diberikan mimpi, ketika itu saya mengadu kepada Allah ditengah malam, dan saya diberi mimpi menjelang shalat subuh. Saya diberikan mimpi mengnai seorang bapak dan kelurganya.
Bapak itu pernah menginginkan saya menjadi anak mantunya, tapi saya belum berjodoh dengan anaknya Ustadz. Anaknya duluan menikah daripada saya. Dan ternyata dari keterangn banyak orang, bahwa bapak itu termasuk paranormal. Entahlah Ustadz, saya bingung dan saya selalu terbangun tengah malam karena mimpi-mimpi itu, namun saya langsung tepis mimpi buruk itu dengan mengadu kepada Allah...
[RRI]: Suka pusing dan pundak terasa berat?
[P]: Pusing iya, kalu pundak lebih kepada rasa pegal...
[RRI]: Mau di cek dengan ruqyah?
[P]: Iya Ustadz, saya mau...
[RRI]: Lagi tidak berhalangan? Jika ya, silahkan berwudhu dan mengenakan mukena
[P]: Baik Ustadz. Sebentar, saya wudhu dulu. (Beberapa menit kemudian) Sudah Ustadz. Selanjutnya?
[RRI]: Silahkan menghadap kiblat, rileks dan ikuti panduan saya Silahkan istighfaar, niatkan bertaubat sungguh2, minta maaf kepada Allah atas kekhilafan yang ada Coba lakukan 10x istighfarnya
[P]: Iya ustad...
[RRI]: Apa yang dirasakan?
[P]: Saya kan tutup mata Ustadz, serasa seperti diputar-putar, kepala saya sedikit pusing...
[RRI]: Oke, hafal al fatihah, ayat kursyi, al ikhlash, al falaq dan annas?
[P]: Hafal ustad...
[RRI]: Silahkan baca berurutan, mulai dari alfatihah. Niatkan untuk mengobati/meruqyah diri sendiri. Baca dengan bersungguh2, mulai dari ta'awudz, basmallah, dan seterusnya Selesai baca, tiupkan ke kedua belah telapak tangan dan balur ke sekujur tubuh silahkan
[P]: Baik Ustadz. Pusing saya bertambah Ustadz. Mungkinkah ada indikasi jin dalam diri saya? Apa yang harus saya lakukan Ustadz?
[RRI]: Di bagian pusing, diurut2 sambil bacakan ayat kursyi Lakukan sampai pusingnya hilang
[P]: Baik Ustadz. K\lu menyebar pusingnya bagaimna Ustadz? Rasanya saya mau muntah, tapi tidak bisa...
[RRI]: Sediakan air putih, lalu ruqyah. Bacakan ayat-ayat yang tadi. Selesai baca tiup ke air dan minum. Sudah dilaksanain bu?
[P]: Iya Ustdz
[RRI]: Hasilnya?
[P]: Belum ada reaksi Apakah saya harus mencobanya lagi Ustadz?
[RRI]: Kalo tidak lemas, silahkan coba lagi
[P]: Saya sudah coba 3x Ustadz, saya tidak merasakan lemas, tapi masih pusing dan ada reaksi di perut bagian kiri, seperti ada sesuatu yang goyang-goyang.Ada apa ya Ustadz?
[RRI]: Coba sekarang perutnya dibacakan ayat kursyi, bagian yang sakit
[P]: Iya, sudah Ustadz. Sekarang, malah badan saya keseluruhan yang rasanya kurang sehat. Saya masih berpositif thinkng, mungkin faktor cuaca...
[RRI]: Air ruqyahnya sudah diminum?
[P]: Sudah Ustadz, sudah 3x...
[RRI]: Sekarang terasanya apa?
[P]: Masih nyut-nyut dibagian kepala (pusing) dan dibagian perut, tapi tidak sesakit sebelumnya...
[RRI]: Alhamdulillaah, sekarang coba tarik (seolah menarik sesuatu) dari kepala ke mulut. Kalo bisa muntahkan. Sambil baca hasbunallah, Allahu Akbar
[P]: Ustadz, diluar dugaan saya. Tadi saya sempat berfikir, bisakah saya muntah? Karena minum air saja sampe 3x, tidak merasa lemas. Namun saya berwdhu lagi, sekalian hendak shalat Ashar, saya coba praktekkan apa yang Ustadz katakan. Makanan yang saya makan siang tadi, setengahnya saya muntahkan, sekarang baru saya merasa lemas Ustadz.Karena banyak yang saya muntahkan...
Setelah shalat Ashar, saya coba kembali istighfar, dll. Pusing saya berkurang, tapi detak jantng saya terasa lebih cepat dan perut saya seperti ada sesuatu...
Apa lagi yang harus saya lakukn Ustadz?
[RRI]: Alhamdulillah, udah cukupkan dulu. Nanti bisa diulang lagi
Adakah terasa 'sesuatu' keluar bersamaan muntah tadi?
[P]: 'Sesuatu' yang dimaksud itu apa ya Ustadz?
[RRI]: Bukan apa-apa, biasanya ada yang merasa ada yang ikut keluar. Tapi gak selalu. Yang penting terasa enakkan
[P]: Saya gak perhatikan Ustadz. Iya, alhamdulillah, sekarang sudah terasa lebih baik. Kalu di perut gimana ya Ustadz? Apakah sama dengan di kepala?
[RRI]: Perut rasanya gimana? Masih sakit?
[P]: Iya sakit Ustadz, rasa-nya nyut-nyut...
[RRI]: Boleh, silahkan dcoba dengan cara yang tadi
***
Ingin Konsultasi Online juga? Silahkan lihat caranya disini
0 comments:
Post a Comment