Ketika Hidayah Menyapa Sang Pendekarwati
Saya biasa memanggilnya dengan panggilan teh ida. Wanita mungil yang terbiasa memakai gamis dan kerudung lebarnya ini jauh dari kesan wanita sanggar. Tapi siapa sangka kalau teh ida adalah mantan pendekar.
Ketika teh ida menceritakan kisahnya, saya tertegun. Pendekar sakti yang kemudian menemukan hidayah dan memutuskan membuang kesaktiannya. Dan sejak itu cerita perjuangan hijrah yang panjang dalam mempertahankan manisnya iman dimulai.
#####
Saya lahir dengan Latar belakang keluarga besar saya dukun. Bapak, kakek, nenek, paman, bibi, kaka, ade, saudara sepupu saya banyak yang berprofesi sebagai dukun. Kalau ada keluarga saya yang bukan dukun, mereka pasti suka datang ke dukun.
Saya suka olahraga bela diri, silat dan karate. Tidak hanya suka, saya juga mempelajarinya. Sampai akhirnya kakak saya bilang, " Da, lima orang elu bisa lawan tapi kalo 10 orang lebih elu belom tentu bisa. Elu ikutan aja ilmu kebatinan."
Saya ingat waktu itu tahun 2002. Dan karena saya sangat menghormati dan menyayangi kakak saya akhirnya saya menyetujui usulannya.
Saya mulai belajar ilmu kebatinan di padepokan. Saya berangkat jam 9 malam dan pulang jam 3 pagi dengan baju yang kotor (latihannya guling-guling). Dalam waktu kurang dari 1 tahun ilmu saya maju pesat. Saya bisa makan beling, jalan diatas bara api, naik tangga golok yang tajam sampai saya juga bisa mengobati orang orang sakit. Saya jadi orang sakti saat itu.
Saat itu kemampuan saya bisa mengalahkan guru saya. Karnanya saya diusulkan untuk diangkat menjadi ketua perguruan.Tapi pada saat yang sama, kakak saya yang dulu mengusulkan saya untuk belajar ilmu kebatinan malah berbalik meminta saya untuk berhenti belajar di padepokan dan kembali lagi seperti dulu.
Hal ini membuat saya bimbang. Saya menolak permintaan kakak saya. Bagaimana saya bisa berhenti dari padepokan sedangkan hubungan saya dan teman teman dipadepokan sudah sangat baik. Hati saya ada di padepokan. Saya tidak punya alasan lebih kuat untuk berhenti selain keinginan kakak saya.
Satu hari setelah berita pengangkatan saya sebagai ketua perguruan, saya pergi ke toko buku. Ditoko buku secara asal saya mengambil satu buku. Ternyata buku hadits berjudul 1001 hadits Rosululloh saw yang saya ambil. Secara acak saya buka buku itu dan tiba tiba saya membaca satu hadits. "Sesungguhnya Alloh swt melaknat laki laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki laki."
Saya tertegun. Seakan ada petir yang menyambar wajah saya, hadits itu sangat menohok saya. Bagaimana tidak, saat itu penampilan saya sangat tomboy bahkan melebihi wanita tomboy lainnya.
Sambil berjalan pulang saya terus berfikir apa sebenarnya maksud Alloh swt menunjukkan saya hadits itu. Hati saya jadi tidak tenang. Seakan Alloh swt sedang menunjuk saya bahwa saya adalah salah satu wanita yang dilaknat dengan penampilan saya yang menyerupai laki laki.
Sesampainya saya dirumah, kakak saya sudah menunggu saya. Ternyata kakak saya membelikan buku untuk saya. Dan betapa kagetnya saya ketika mengambil buku itu dikamar kakak saya. Karna ternyata buku yang kakak saya berikan sama persis dengan buku hadits yang saya baca di toko buku. Dengan tangan gemetar saya membuka buku itu dan ternyata saya membuka halaman yang sama dimana hadits yang tadi saya baca tertulis disitu.
Seketika itu saya menangis dan memeluk kakak saya. Saya selalu menolak permintaannya untuk keluar dari perguruan. Dan hari itu hati saya serasa ditunjukkan pada satu jalan yang harus saya ambil. Saya bersyukur Alloh swt memberi saya hidayah dengan caraNya.
Meski nampak aneh, saya langsung memakai jilbab dan mengunjungi guru yang membekali saya ilmu agama. Melihat saya dengan penampilan baru saya, guru saya dan istrinya langsung menangis dan sujud syukur. Saya tidak mengerti mengapa mereka sampai seperti itu. "Ida..tiap malam kami minta sama Alloh swt supaya kamu dapat dan menerima hidayah Alloh swt". Kali ini saya yang menangis mendengar perkataan beliau.
Singkat cerita akhirnya saya keluar dari padepokan. Dan seminggu setelah keputusan itu setiap minggu saya selalu sakit. Sakit, sembuh, sakit lagi begitu terus selama lima tahun.
Saya juga sering mendengar bisikan yang menyuruh saya melakukan hal yang salah. Saya banyak melakukan kezoliman kepada suami dan anak saya. Saya tidak bisa mengontrol diri saya. Saya benar benar tersiksa. Saya takut saya tidak hanya menyakiti diri saya sendiri tapi juga menyakiti orang yang saya sayangi disekitar saya. Saya tidak mau Anak anak saya yang masih kecil menjadi korban karna saya tidak bisa mengendalikan diri saya yang seakan dikuasai makhluk lain. Bisikan bisikan itu membuat saya lepas kontrol. Saya tau ini bukan sakit biasa.
Sampai akhirnya pada tahun 2005 saya mengenal rukyah. Baru saja ustadznya membaca taawudz dan bismillah saya tidak bisa mengontrol diri saya. Saya tidak ingat apa apa. Saya kesurupan dan mengamuk sampai akhir acara.
Rukyah kedua pada tahun 2007. Hasilnya sama. Saya kesurupan sampai harus dipegangi 8 orang. Meski berulang ulang dirukyah sama saja.
Pada tahun 2013 saya dirukyah dengan teknik jinnya digorok, diislamkan dan si jin merengek tidak mau keluar. Sampai oleh ustadz itu diizinkan jin itu tetap ditubuh saya.
Setiap acara rukyah saya selalu kesurupan. Sangking hebatnya reaksi kesurupan saya, sampai saya akan diminta untuk jadi "bintang kesurupan". Maksudnya pas saya kesurupan, saya di rekam untuk salah satu acara di stasiun tv swasta.
Saya mulai bimbang. Sampai akhirnya diakhir tahun 2014 saya mendapat referensi untuk bertemu dengan Ust. Asep Wahyudin.
Tapi sungguh untuk sampai kerumah ustadz Asep Wahyudin penuh dengan perjuangan dan pengorbanan. Singkatnya akhirnya saya yang saat itu bersama suami bertemu dengan ust Asep Wahyudin dan istri. Pertama kali melihat ustadz asep wahyudin dan istri rasanya benci sekali. Tapi belum apa apa air mata saya sudah mengalir.
Sambil lesehan saya diajak ngobrol santai seputar tauhid oleh ustadz asep wahyudin. Dijelaskan apa yang bisa menyebabkan iman seseorang itu cacat sehingga doa terhijab. Membahas juga apa apa saja yang bisa membuat seseorang jatuh dalam kemusyrikan. Hanya ngobrol tapi hati saya dag dig dug. Saya menyadari saya sudah jauh meninggalkan Alloh swt apalagi ketika saya belajar ilmu kebatinan. Saya menduakan Alloh swt. Tapi Alloh swt masih sayang saya dengan mengijinkan saya mengambil hidayah ini. Saya taubat..ya Rob.
Saya suka belajar islam. Saya tau tauhid tapi saya tidak faham kaitan tauhid dengan rukyah. Saat itu seakan saya disadarkan kembali bahwa iman harus dicari dan dipertahankan. Ternyata keimanan dan kekufuran sangat tipis jaraknya. Mudah sekali syetan menjatuhkan kita kepada kemusyrikan. Dan saat itu mereka akan mengontrol hidup kita.
Ini pertama kalinya saya faham bahwa rukyah adalah doa. Dan syarat doa itu sampai kepada Alloh swt adalah beriman artinya tidak boleh syirik. Hingga bertaubat atas semua dosa syirik dan dosa dosa lainnya adalah cara agar diterimanya sebuah doa. Ya...taubat atas semua dosa syirik.
Sepanjang pertemuan saya dengan ustadz asep wahyudin dan istri, saya anteng anteng saja.Saya sampai bingung karna saya tidak merasa dipegang/ dirukyah oleh ustadz asep wahyudin. Saya diminta merukyah diri saya sendiri dan saya tidak kesurupan.
ketika saya mengikuti acara rukyah oleh ustadz lain yang biasanya saya kesurupan, saya sampai kaget karna saya tidak lagi kesurupan. Saya senang, alhamdulillah.
Sejak saat itu kesehatan saya membaik. Semua bisikan bisikan jahat sudah hilang. Dan saya ga pernah lagi kesurupan. Alhamdulillah, saya bersyukur dipertemukan dengan rumah seroja pimpinan ust asep wahyudin. Dan melalui beliaulah wasilah kesembuhan saya."
####
Saat pertamakali mendengar kisah beliau dan menuliskannya kembali tak terasa air mata saya ikut meleleh. Ya..ternyata iman itu butuh ujian. Dan ada yang diuji dengan sakit, dengan kemiskinan dan lain lain. Semua hanya untuk membuktikan sekuat apa iman itu sudah ada didalam hatinya. Syetan tidak akan mampu mengoda hambaNya yang ikhlas. Dan hambaNya yang ikhlas tidak mungkin menduakanNya dengan yang lain.
Ya Rob..tetapkanlah keimanan kami. Jadikan kami hambaMu yang ikhlas. Dan tunjukilah kami selalu kejalan hidayahMu.
Aamiin.
21122016
By Yuli
The story behind Rumah Seroja Indonesia
Saturday, May 27, 2017
Home »
PENGALAMAN QURANIC HEALER
» Ketika Hidayah Menyapa Sang Pendekarwati
0 comments:
Post a Comment