MERUQYAH PASEN YG KENA GANGGUAN JIWA
Bismillahirramabirrahim
Orangnya sudah tua. Bernasib malang menjadi janda tanpa punya anak. Bahkan iapun tak punya rumah. Namun untung anak2 tirinya pd baik, hingga iapun tinggal bersama mereka.
Walaupun ia sudah tua, tp semangat utk mencari ilmu tak kalah dg semangatnya anak muda. Hujan dan panas teriknya sengatan sang mentati tak pernah menghentikan langkahnya utk mendatangi Majelis ilmu. Ia selalu eksis, hingga iapun cukup dikenal di kalangan ibu2 pengajian.
Selain itu, iapun seorang guru ngaji tajwid bagi kalangan ibu ibu yg telat belajar. Muridnya, bkn hanya orang biasa, tapi juga orang2 berkelas. Hal ini, kuduga telah membikin dirinya berarti dan bangga. Sekalipun begitu, itu bukan berarti bisa menggantikan kekurangan dirinya sebagai janda tua yg tak punya anak dan rumah. Akan ada saat dimana kesepian mendera. Dan akan ada saat perasaan merasa tak sempurna lazimnya orang tua yg memiliki anak dan rumah. Terutama pd saat hari2 besar semacam idul Fitri( lebaran) ketika saudara2 nya berkumpul bersama sanak famili.
Dua minggu setelah lebaran terjadi perubahan thd dirinya. Sebuah perubahan yg tak hanya mencemaskan keluarganya, tapi mungkin sebagai aib bagi keluarga besarnya yg dikenal sebagai keturunan Raden ( bangsawan).
Kakaknya menuturkan, bahwa perubahan yg terjadi pd adiknya dimulai saat Pengajian di Mesjid Agung. Tak spt biasanya, tiba2 ia tak henti menyalahkan penjelasan2 yg dijelaskan Mubalig. Para hadirin pun spontan dan serempak menoleh padanya dg pandangan tak setuju. Lalu iapun berkata; " Mengapa pada melihat, Emang dia salah kok!"
Beberapa hari kemudian, ia hadir di tempat pengajian yg masih di lingkungannya. Seperti biasanya, iapun memimpin doa. Tapi entah apa yg menjadi pasal, ia dihentikan oleh Pak Ustad, begitu kata kakaknya. Kupikir, ada yg salah saat ia memimpin doa.
Usai pengajian iapun pulang. Sesampai di rumah terjadi hal yg aneh lagi. Tak berbeda dg orang gila, ia tak henti nyerocos ngawur tak bisa dikendalikan. Bukan hanya itu, iapun berjoged bak seorang anak abege sambil berkata: goodbye...goodbye dan goodbye. Selain itu, ia mengatakan bahwa dirinya itu seorang Nabi Ahir jaman. Bahkan iapun mengaku sbg Tuhan. Karena itu, iapun merasa tak wajib utk shalat, jelas kakaknya. Dan tiap hari, ia sibuk menulis sesuatu, yg menurutnya merupakan catatan Wahyu.
Selain itu, ia pun suka berlama lama klw sudah masuk kamar mandi. Entah apa yg dilakukannya. Aku sendiri pernah mendengar apa saja yg ia katakan saat ia di dalam WC. Ia dzikir dan membaca ayat2 suci kenceng sekali. Sekali kali diselingi dg teriakan dan bentakan, dan juga ceramah!
Dua hari setelah perubahan itu, saudaranya memanggil peruqyah. Sang peruqyah bertanya tentang barang pusaka yg mungkin ada di simpan keluarganya. Dan ternyata memang, bahwa adiknya menyimpan barang pusaka tsb, yg konon kabarnya merupakan barang pusaka yg sdh berumur ratusan tahun peniggalan turun temurun dari sang leluhur yg bangsawan( raden).
Saat diminta oleh peruqyah, pemegang barang pusaka tsb tak mau menyerahkan. Menurutnya, ada perasaan tak percaya, dan takut jika barang tsb disalah gunakan peruqyah. Sekalipun begitu, ruqyah pun tetap berlangsung, tapi tak ada efek yg berarti!
Selain d ruqyah, iapun sempat dibawa ke psikiater. Sementara muridnya yg dokter menyarankan spy ia dibawa ke Rumah sakit jiwa. Namun keluarganya menolak. Lalu si ibu dokter tsb memberikan obat2an utk di konsumsi olehnya. Akan tetapi, ia tetap ngawur!
Setelah itu, cucu tirinya yg sempat kuruqyah minta bantuanku. Akupun menyanggupinya.
Saat aku nyampai ke TKP, nampak keluarganya sdh kumpul. Tak berbeda dg peruqyah pertama, akupun bertanya tentang barang pusaka dan sekaligus meminta nya. Tak kuduga, si pemegang barang pusaka langsung memberikan apa yg kuminta. Selain itu iapun tak keberatan jika barang tsb harus kubakar. Dan anehnya ,barang tsb yg asalnya kuning berubah menjadi hitam.
Kakaknya yg paling tua menyatakan, bahwa ia yakin bahwa adiknya akan sembuh lewat tanganku. Alasannya, sehari sebelum aku datang, ia mimpi bertemu dg seseorang yg mirip denganku. Dalam mimpi tsb, ia bersalaman dg seseorang yg mirip dg ku tsb tanpa menyentuh tangannya, dan mengatakan ; "insya Allah bahwa adiknya akan sembuh, begitu ia menjelaskan, wallahu'alam.
Saat diruqyah, ia tak henti ngoceh ngawur, teriak dan berjoged. Keluarganya tampak jengkel. Dan suara bacaan ruqyahku kalah dg celoteh ngawurnya. Namun di ujung acara ruqyah, iapun swmpat bergetar dan menangis. Tapi tak lama kemudian, ia kembali ngoceh tak karuan. Kadang ceramah, kadang membanggakan leluhurnya, dan kadang membanggakan dirinya!
Puluhan kali ia kuruqyah, tapi selama dlm proses ruqyah tsb, reaksinya tetap ngawur melulu. Tapi aku tak pesimis, dan tak sudi utk menyerah. Dan aku yakin, bahwa bacaan ruqyah yg kubacakan pasti ada efek positip bagi dirinya, sekalipun sekilas kelihatannya datar datar saja!
PD proses ruqyah awal awal, banyak saudaranya yg mendamping. Tp laun lambat, mrk pd jenuh dan bosan. Mungkin mrk mengharapkan reaksi yg aneh2 lazimnya di acara TV, tp nyatanya apa yg mrk harapkan itu gak terjadi. Sebagai akibat mrk bosan. Adapun yg tersisa mendampingi hanya dua orang yakni, kakak dan adiknya yg paling setia.
Tiap hari, aku, ditemenin umi dan dua kakak pasien tak bosan meruqyahnya. Dan entah hitungan ruqyah ke berapa( aku lupa), tiba tiba ia nangis krn kangen sama almarhum suaminya. Kupikir, memorinya sdh mulai membaik. Dan beberapa hari kemudian , berkah ruqyah mulai menampakan hasilnya. ia sudah mau kembali utk menegakan shalat. Awalnya shalatnya masih ngaco dan tanpa wudhu, tapi Laun lambat ahirnya, bukan hanya shalat fardhu, iapun kembali melaksanakan shalat Dhuha dan tahajud, juga tilawatil quran. Walhamdulillah, ia dg idzin Allah ahirnya sembuh total.
Setelah sembuh , ia merasa rindu utk bertemu dg teman2 pengajian. Lalu ia pun berusaha menelpon satu persatu teman akrabnya. Namun sayang, mrk tak ada satupun yg mengangkatnya. Kemudian ia minta ijin utk menghadiri pengajian. Tapi kakaknya tak menyetujuinya. Namun kukatakan, biarkanlah ia pergi!
Ia bercerita, bahwa beberapa orang teman pengajiannya ada yg menghindar karena takut. Tapi Alhamdulillah,kini ia mentalnya kuat.
Beberapa hari setelah ia Hadi ke pengajian, ahirnya teman2 nya pun pd menengok, termasuk Bu Dokter. Dan ia sempat bertanya tentang obat yg telah diberikannya. Lalu ia mengatakan sejujurnya, bahwa obat tsb gak dimakannya karena dilarang olehku. Si bu dokter sempat heran dan takjub dg ruqyah, demikian mnrt si pasen yg kini telah sembuh. Wallahu'alam.
0 comments:
Post a Comment