RUQYAH SEBAGAI SALAH SATU SARANA DAKWAH
(ME-RUQYAH Non Muslim yang selalu kerasukan)
Oleh : fanni Kurniawan, ST (Muhammad ‘Asyiq)
Pontianak (Kal-Bar)
Ini kedua kalinya ana me-ruqyah pasien non muslim, pasien kali ini bernama Lasni (kelas VI SD), berasal dari suku Dayak yang beragama non muslim. Berawal dari sahabat ana Zarkis, yang sering menemani ana ruqyah dan juga selalu mendakwahkan tentang Ruqyah Syar’iyyah kepada keluarga dan sahabat di lingkungan tempat tinggal maupun kantor-nya, pasien kali ini tetangga kampung dari paman zarkis, dari keluarga suku dayak yang beragama non muslim, si anak (lasni) setiap hari selalu mengalami kerasukan semenjak nenek nya meninggal, ia sering berteriak-teriak, bertingkah aneh, jarang bicara, apabila bicara selalu marah, apabila tidur malam ke-esokan harinya kasur selalu basah oleh cairan (bukan keringat juga bukan air kencing) dan sebagainya. Orang tuanya telah berusaha mengobatinya ke dokter, dokter menyatakan lasni mengalami gangguan syaraf, tetapi obat dokterpun tak membuahkan hasil. Tak putus asa orang tuanya meminta bantuan dukun-dukun yang sesuai dengan keyakinan mereka, telah banyak dukun yang mengobatinya tetapi hasil nihil, sudah banyak dana yang mereka habiskan bahkan simpanan-simpanan berupa gelang dan kalung emas pun ludes untuk biaya berobat tersebut, bahkan pernah di gereja lasni kerasukan dan ditolong oleh pendeta, terakhir kali mereka memakai jasa dukun cina (disebut : loya) dan inipun sama, loya menyarankan bahwa lasni akan sembuh apabila berobat kepada ustadz atau kiyai secara islam.
Orang tua lasni akhirnya mendatangi dan meminta saran dari paman nya zarkis yang juga pernah ana ruqyah, sang paman menganjurkan ruqyah kepada ana. Kedua orang tua lasni berharap sekali anaknya dapat sembuh dan bisa ber-sekolah lagi (dikarenakan gangguan jin, lasni berhenti sekolah menjelang ujian kelulusan) serta mereka ber-Azam apabila sembuh secara islam, mereka rela dan Ridho anaknya Lasni menjadi muallaf.
Malam yang ditentukan untuk ruqyah pun tiba, ana dan zarkis berangkat kerumah pamannya, dengan niat semoga Allah meridhoi dan menjadikan ruqyah ini Asbab Hidayah dan Asbab kesembuhan pada lasni dan kedua orang tuanya. sampai dirumah pamannya, kami telah ditunggu oleh Lasni dan kedua orang tuanya, setelah berkenalan kamipun ngobrol dan menanyakan kronologis gangguan pada lasni, orang tuanya menjelaskan seperti diatas dan mengatakan siang hari sebelum ruqyah lasni merasa kedinginan sampai saat ini , tetapi sangat bersemangat untuk di ruqyah. Paman zarkis menyarankan prosesi ruqyah di rumahnnya saja, dikarenakan rumah lasni walau berada satu kampung tetapi agak jauh masuk ke dalam hutan karena memang orang tua lasni berprofesi bercocok tanam.
Ana menganjurkan lasni untuk mencuci muka, tangan dan kakinya dengan niat untuk ruqyah, setelah itu ana beri ia air ruqyah untuk minum, ana mulai scanning dengan Al-an’am :103 (3x) dan Al-Mulk :14 (3x) tidak ada reaksi, lalu ana panggil jin yang selalu mengganggu dengan Al-Baqarah :148 sebanyak 7x (biasanya dalam ana ruqyah, baru dimulai dengan tahapan scanning saja jin-jin yang mengganggu sudah menunjukkan reaksinya) tidak juga ada reaksi, lalu ana bacakan ayat-ayat dan do’a-do’a standart (Al-Fatehah, Al-Baqarah 1-5, dst...) sambil menanyakan kepada pasien apa yang dirasakan, ia menjawab tidak terasa apa-apa. Ana teruskan dengan teknik tapping di ubun-ubun, tengkuk dan bahu beberapa kali untuk menghancurkan benteng/shield jin dengan Al-Hasyr :21, masih tiada reaksi juga, ana ubah teknik dengan tiupan angin penghancur jin-jin dari ubun-ubun, muka, dada, perut sampai ujung kaki beberapa kali dengan Al-Qamar :19 dan Adz-Dzariyat :41-42, kemudian ana tutup dengan tiupan pembentengan dengan Al-Fatehah dan do’a agar Allah SWT menyembuhkan dan memberinya Hidayah. Setelah selesai ana tanya lagi apa yang terasa, lasni menjawab rasa kedinginannya telah hilang, dan setelah itu ia tampak ceria, senang bicara seperti sedia kala, sebelum ruqyah saya dan zarkis mengira-ngira sepertinya bakal terjadi reaksi kuat, tetapi setelah prosesi ruqyah nyatanya tidak ada reaksi sama sekali.
Walaupun tidak terjadi reaksi seperti yang diperkirakan, Alhamdulillah pasien segar dan ceria, si ibu terlihat senang sekali anaknya kembali ceria dan bersenda gurau seperti biasanya. Untuk bekalan, ana beri air ruqyah untuk minum dan mandi dicampur serbuk daun bidara, ana pesan kepada bapaknya, sepulang nanti, sebelum masuk rumah, semprotkan air ruqyah di tempat tidurnya, di kamar dan seluruh ruangan kecuali wc, dan ana pesan kepada orang tua nya setelah ruqyah ini, kejadian apapun pada lasni harap diberitahukan ke ana melalui paman zarkis.
Keesokan sorenya, ana masih dikantor terima telpon dari paman zarkis, si ibu memberitahu bahwa pagi hari setelah ruqyah ia tidak lagi mendapati kasur yang selalu basah, dan dari pagi sampai sore nya lasni tidak lagi kerasukan seperti lalu. Ana pesan kepada paman zarkis agar lasni tetap minum dan mandi air ruqyah + daun bidara yang ana bekalkan, juga untuk tetap menyemprotkan air ruqyah dirumah setiap harinya. Ana sarankan juga untuk terapi ruqyah minimal sekali lagi pada lasni. Mudah-mudahan Allah me-ridhoi dan memberi Hidayah pada lasni dan kedua orang tua nya untuk memeluk islam seperti niat awalnya, amin...ya Robbal ‘alaamin. Wallahu A’lam Bissawab.
Muhammad ‘Asyiq
Pontianak, januari 2013
Categories: PENGALAMAN QURANIC HEALER
0 comments:
Post a Comment