Friday, May 9, 2014

menghadapi kerasukan masal di sebuah Pesantren

menghadapi kerasukan masal di sebuah Pesantren

Aby Qisthy
@menghadapi kerasukan masal di sebuah Pesantren@
Bismillahirrahmanirrahim
Usai meruqyah seorang mua'alaf, shohibku ngebel. Ia memintaku utk menolong sebuah Pesantren yg sedang diserang kerasukan masal. Tak tanggung2, kerasukan tsb sdh berjalan selama 2 bulan. Bhkn mnrt keterangan beliau, ada seorang santri yg tahu2 dilempar dari loteng, tp sblm nyampai ke tanah, seolah olah ada orang yg menangkapnya. 
Ahirnya aku dan rekan pun jadi penasaran dan menyanggupi permintaannya. Setelah usai shalat isa kami pun berangkat menuju kampung Barengkok Cikalong. Krng lbh 2 jam setengah, kamipun sampai ke tempat tujuan.
Sesampainya ditempat tujuan, kamipun disambut oleh pr tokoh masarakat. Lalu pimpinan Ponpes menjelaskan sesuatu yg aneh. Mnrt keterangannya, bhw pesantren tsb berdiri sejak thn 1945. Adapun yg mengherankan dirinya, sdh 6 orang dari keluarganya mati muda, dan semuanya muntah darah. Dan kini, istrinya sdh 4 bln mengalami pendarahan. Ia takut itri dan pr santrinya mengalami spt yg telah di alami keluarganya. 
Aku punya dugaan, bhw tak mustahil Pesantren tsb sedang menjadi sasaran sihir yg jahat. Karena mnrt keterangan seseorang, bhw daerah tsb sbg basisnya ilmu teluh(santet). Tapi aku tak gentar, krn sdh puluhan kali menghadapi kejahatan sihir santet tsb.
Ketika aku dan rekan dibawa ketempat pr santri yg kerasukan, aku langsung tercekat dan geleng kepala. Mrk semua perempuan dan spt org gila. Sebagian ngoceh tanpa karuan. Sebagian lg meng- olok2 aku. Dan yg sebagian lg ada yg genit menggoda sambil membuka aurat. 
Terus terang aku sempat kebingungan utk menghadap pasen sebanyak itu. Terlebih lg, mrk semua tak henti mengoceh dan mengolok olok, hingga bising sekali. Tp apa boleh buat, itulah yg harus kami hadapi.
Aku punya gagasan utk memilih pasen yg paling gagah. Lalu aku pegang lehernya. Tiba2 ia marah dg melontarkan bahasa kotor spt anjing, syetan dan koplok. Sementara yg lainnya protes dan mencaciku. Konsentrasiku kacau, krn terganggu dg kebisingan caci maki mrk. Begitu juga dg rekanku nampak kebingungan.
Aku berpikir sejenak, lalu aku meminta kpd para ustad utk mengikuti bacaanku dg keras utk mengimbangi kebisingan dr org2 yg kerasukan. Setelah itu, mrk tertawa dan berkata, bhw mrk itu katanya tkn bisa disembuhkan. Bhkn mrk mengikuti bacaan2 yg kami bacakan dg olok2an. Lalu aku katakan; UKHRUJ YA 'AdUWALLAH !. Tiba2 mrk berkata sambil tertawa; " hahaha.. Ukhruj itu bahasa Arab ya? Artinya keluar kan? Hahahaha. Kami sdh Islam, gak bakalan keluar!", demikian gertak mrk.
Lalu aku sarankan kpd pr ustad utk tdk menghiraukan ocehan mrk. Tapi anehnya, tak lama kemudian seorang ustad muntah2. Dan mnrt keterangan pimpinan PonPes, spt itulah pr pengobat yg datang, selalu tersungkur dan muntah2. Aku hanya senyuk krn maklum!
Selama 1 jam aku bacakan ruqyah, tak ada reaksi apa2. Nmn stlh krng lebih 2 jam berlangsung, sebagian ada yg menjerit dan mohon ampun. Setelah itu, tak kudengar lg olok2. Semuanya kulihat memperlihatkan wajah kebencian. Nmn setiap kutatap, mrk buang muka. Dan ketika aku deketin, mrk kabur sambil menjerit.
Laun lambat,setelah kami trs membacakan ayat2 ruqyah, pd ahirnya satu persatu pd minta ampun. Lalu satu persatu akupun berusaha utk melepaskan buhul dilehernya. Pimpinan Ponpes dan dewan kiai nampak girang.
Ada yg aneh. Itu muncul dr seorang pasen dg suara yg lain. Ia mengerang dan mengaum spt harimau. Lalu aku tunjuk wajahnya spy ia keluar. Iapun mengangguk, sambil menunjuk pasen2 yg msh kerasukan. Lalu aku deketin is sambil kutanya; " Siapa kamu dan apa maksudmu!"
" Aku dari Prabu Siliwangi ada dipihak pesantren. Aku ingin melawan mrk yg ingin menghancurkan Pesantren", bgt jelasnya pelan.
" Apapun alasannya, kau tak boleh merasuk ketubuh manusia. Krn itu keluarlah, biarlah aku yg menghadapi mrk!" jelasku.
Nampaknya ia mengerti dan ahirnya iapun keluar.
Singkat cerita, setelah tenagaku terkuras selama 4 jam, ahirnya tuntaslah sudah proses ruqyah yg kami lakukan. jam pun sdh menunjukan jam 2 malam. Suatu pekerjaan yg melelahkan nmn memuaskan, yg tentunya berkat pertolongan Allah. Nmn aku tak yakin bhw mrk tak diserang lagi. Oleh karena itu, aku memberikan saran kpd pr kiai dan ustad yg ada,utk mengamalkan dzikir2 yg syar'i yg bisa dibaca dlm kitab hisnul Muslim, yg kebetulan kulihat ada di rak buku. Ahirnya mrk mengangguk. Wallahu 'alam bish shawab.

0 comments:

Post a Comment