Jangan Asal Berobat [1]
Jum'at, 05 Rabiul Akhir 1437 - 15 Januari 2015
Sakit dan sehat merupakan sunatullah bagi kita. Saat kita sakit, kesabaran kita diuji oleh Allah, sehingga akan tampak sejauh mana kadar keimanan kita terhadap ketentuan Allah, atau yang sering disebut dengan takdir.
Begitu juga kesehatan. Saat kita dalam keadaan sehat, Allah menguji rasa syukur kita. Sejauh mana besarnya rasa syukur kita akan anugerah Allah tersebut, karena hal itu akan mencerminkan kualitas keimanan kita.
Mampukah kita menggunakan nikmat tersebut untuk beribadah kepada Allah, atau malah kita mengabaikannya.
Rasulullah Bersabda; "Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah juga menurunkan obatnya." (HR. Bukhari).
Oleh karena itu dalam riwayat lain, Rasulullah memerintahkan orang yang sedang sakit untuk berobat atau mencari kesembuhan. Dengan begitu dalam syari'at Islam, berobat adalah bagian dari ibadah.
Ada seorang Arab Badui datang ke Rasulullah dan bertanya; "Apakah kita boleh berobat?" Rasulullah menjawab; "Berobatlah kalian, karena Allah tidak menurunkan suatu penyakit kecuali menurunkan juga obatnyaan." (HR. Hakim, no 416 dan dinyatakan sebagai Hadits Shahih).
Dewasa ini banyak kita jumpai berbagai macam praktik pengobatan yang ditawarkan kepada kita. Dari pengobatan medis sampai pengobatan mistis. Dari pengobatan tradisional dan manual sampai pengobatan modern yang menggunakan peralatan teknologi canggih.
Dengan mengkonsumsi obat-obat kimia sampai obat-obat herbal atau natural. Dengan menggunakan metode yang rasional sampai metode irasional (Gak masuk akal/logika, edt.).
Dengan menggunakan pendekatan psikologi sampai dengan terapi religi. Semua ada di sekitar kita. Kita punya pilihan sesuai dengan kemampuan finansial dan keyakinan spiritual. [Bersambung]
0 comments:
Post a Comment