Tuesday, March 22, 2016

[Konsultasi Online] Kenapa Suami Saya Susah Sembuh

Selasa, 13 Jumadil Awal 1437 H - 22 Maret 2016


Seorang Ibu mengeluhkan keadaan suaminya yang tiada kunjung sembuh dari penyakitnya. Keluhannya sering terasa sakit badannya, kepala pusing, sering gelisah, tidak bisa jika malam tidur dsb. Apa yang terjadi?

***

Tanya [T]: Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Ustad, salam kenal. Saya L dari Purworejo. Saya mau konsul tentang penyakit suami saya yang tak pernah sembuh, dan setiap ke dokter, kata dokter dia baik-baik saja cuma kecapean.

Rumah Ruqyah Indonesia [RRI]:Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh, silahkan bu

[T]: Sudah sekitar 1 tahun ini suami meriang tidak pernah sembuh. Selalu mengeluhkan badannya sakit, kepalanya sakit. Selalu gelisah, kalo malam tidak bisa tidur, dan yang lebih parahnya dia jadi pemalas dan tidak mau beribadah. Menurut Ustadz, saya harus bagaimana menyembuhkan suami saya?

[RRI]: Suami kerja apa?

[T]: Suami saya tidak kerja Ustadz. Berkali-kali dia mencoba melamar kerjaan, tapi selalu tidak diterima

[RRI]: Sejak kapan tidak bekerja?

[T]: Sudah setaun ini suami saya tidak punya pekerjaan tetap. Dan sudah sebulan ini dia benar-benar tidak bekerja

[RRI]: Kenapa? Lalu aktivitasnya apa?

[T]: Bingung saya juga Ustadz. Tiap saya tanya kenapa dia tidak bekerja, selalu jawabannya mau kerja apa?

Sudah nyari kerjaan kesana kemari, gak ada orang yang mau terima kerja

[RRI]: Lalu yang menafkahi keluarga?

[T]: Tidur, saya yang bekerja

[RRI]: Tapi suami ibu mau sembuh?

[T]: Mau Ustadz

[RRI]: Suruh suami ibu bekerja. Obatnya hanya itu

[T]: Sudah Ustadz, saya sampai selisih paham karena masalah ini.

[RRI]: Maksudnya?

[T]: Saya sudah menyuruh dia kerja, saya pun juga sering memberinya uang buat mencari kerja bahkan saya pun sudah memberinya modal buat usaha, tapi semua sia-sia, modal usaha habis dan suami saya juga sampai saat ini tidak bekerja

[RRI]: Suami ibu tidak punya motivasi hidup. Coba carikan komunitas, buku, teman atau apapun yang bisa membuatnya termotivasi

[T]: Sudah Ustadz, yang ada dia marah-marah, katanya saya membanding-bandingkan, bahkan kemarin kami sempat punya anak, tapi itu tidak merubah sifatnya, dia tetap malas dan tidak mau bekerja. Saya bingung harus bagaimana lagi menyadarkan suami saya...

[RRI]: Bagaimana makan keluarga?

[T]: Bahkan sampai saya memutuskan pergi dari rumah dan bekerja diluar pulau pun tidak merubah sifat suami saya. Kalo cuma makan, kami masih jadi 1 dengan mertua, tapi kami punya tanggungan bank, yang harus kami bayar tiap bulan

[RRI]: Agak susah jika mempunyai pasangan yang hopeless. Teman saya, seorang wanita mirip ibu. Bertahun-tahun tidak kerja, mengharap belas kasih orangtua. Akhirnya qadarullah, tahun kemarin retak pernikahannya.

Sedih memang, tapi gak ada kemauan sang suami teman saya. Semoga ibu gak bernasib seperti teman saya, namun juga ada batas waktu. Guna suami juga sadar, dan tidak terlena dengan dunianya sendiri Masih punya tanggung jawab istri dan anak

Alasan tidak ada pekerjaan, alasan dibuat-buat. Jika suami ibu tidak jaim, bisa merintis jadi kuli panggul di pasar, buruh, tk ojek, supir angkot/taksi dan banyak lagi Atau berdagang. Entah dengan modal sendiri, atau bagi hasil

[T]:  Ustad apakah sebaiknya saya membantu dia lagi? memberinya modal lagi. Sedih rasanya hati saya, melihat suami jadi bahan cemoohan tetangga karena keadaan dia. Setelah semua modal,semua bantuan yang saya berikan dia abaikan.

[RRI]:  Tentu, kenapa enggak? Insya Allah ketulusan ibu tetap membuahkan pahala. Namun tak kalah penting terus menyemangati beliau

[T]: Aminnnn,trimakash pak Ustad sarannya

***

Sejatinya, memang suamilah sang pencari nafkah. Namun, jika Allah Menggariskan belum bekerja, atau baru berhenti dan menjadi putus asa bagaimana sang istri yang baik menyikapi? Menyalahkan atau mengambil alih?

Sebelum anda memilih salah satu, kami sarankan membaca artikel “Ketika Tulang Rusuk Menjadi Tulang Punggung”


Ingin Konsultasi Online juga? Silahkan lihat caranya disini

0 comments:

Post a Comment