AHLU SUNNAH WAL JAMAAH
KISAH NYATA TENTANG PENGARUH RUQYAH SYAR'IYAH
1) Cerita tentang seorang yang pingsan.
Seorang wanita selalu pingsan dalam acara ( gembira) apapun, baik perayaan hari raya atau pernikahan, dia merasa tercekik secara terus menerus pada setiap acara tersebut namun berkuarang pada hari-hari lainnya, lalu pada saat ruqyah dibacakan dia menyebut salah seorang kerabatnya, maka Al-Roqi menyuruhnya untuk segera mengambil bekas kerabat tersebut tanpa sepengetahuannya dan berbaik sangka kepadanya, namun dia mengindahkan perintah tersebut. Akhirnya, pada sebuah acara pernikahan anaknya, wanita tersebut kembali pingsan di dalam ruang acara pernikahan tersebut, lalu dia dibawa dengan mobil ambulan menuju salah satu rumah sakit spesialis dan dimasukkan ke dalam ruang perwatan dalam kondisi pingsan dan sulit diharapkan sembuh, akibatnya pernikahan dibatalkan, lalu salah seorang
putrinya pergi mengambil bekas makan wanita yang dicurigai lalu dimasukkan dalam sebuah botol air, kemudian dia membawanya menuju ruang perawatan intensif dan meletakkan sebagian bekas tersebut pada mulut ibunya, hingga menimbulkan perkara yang mengagetkan! Di mana wanita tersebut bangkit dari pingsannya dan duduk pada hamparan dipan lalu terbatuk-batuk dengan keras, yang menyebabkan para dokter dari inggris bertepuk tangan terheran, lalu wanita tersebut keluar dari rumah sakit pada hari yang sama dalam keadaan sehat yang sempurna, lalu seorang seorang suster menutup catatan wanita tersebut sambil berkomentar: (Terkadang badan tersebut mengobati dirinya secara langsung). Maha Suci Allah.
2) Seorang yang lumpuh!!
Seorang lelaki datang membawa anaknya yang tertimpa lumpuh pada seluruh tubuhnya dalam sebuah selimut, dia mengadu kepada seorang Roqi: Aku telah mengelilingi sebagian besar negara-negara di dunia ini untuk mengobati anakku dengan berbagai pengoatan medis, aku telah rugi tenaga, harta dan waktu, semua referensi medis menegaskan bahwa kelumpuhan ini bukan disebabkan oleh sebab-sebab medis!! Lalu roqi membacakan ruqyah baginya (dengan niat penyembuhan dan hidayah bagi jin yang bersarang pada dirinya), kemudian dia bertanya kepada anak tersebut: Apakah engkau mencurigai seseorang? Pertanyaan ini diajukan dalam rangka mengamalkan hadits Nabi saw: Siapakah yang engkau curigai?" Maka anak tersebut menjawab: Aku tidak berfikir saat ini kecuali bapakku ini!, lalu bapaknya terheran-heran sambil berkata: Apakah aku yang menyebabkannya tertimpa penyakit ain padahal aku telah mengerahkan harta dan waktuku bagi kesembuhannya!, Lalu sang roqi menjelaskan bahwa ain tersebut bisa dipancarkan dari seorang yang paling disayang, dan bukan menajdi syarat bahwa ain tersebut mesti dari orang yang dengki dan pemarah, akan tetapi pada saat seseorang mengungkapkan kekagumannya tanpa dibarengi dengan zikir kepada Allah, biasanya setan menghadiri keadaan tersebut danm memanfaatkannya, seperti yang dijelaskan dalam sabda Nabi saw: اَلْعَيْنُ حَقٌّ وَيَحْضُرُهَا الشَّيْطَانُ
"(Penyakit yang ditimbulkan oleh) mata adalah benar adanya, yang dibarengi oleh setan". Setan tidak melihat pada kabikan niat orang yang mengungkapkan pujian tersebut, dia hanya mengetahui apakah seseorang berzikir atau orang yang dikagumi apakah dia membentengi dirinya atau tidak dengan zikir atau yang lainnya untuk mencegah masuknya setan kepada orang yang dipuji tersebut, berdasarkan sabda Nabi saw:
سِتْرُ مَا بَيْنَ عَوْرَاتِ اْلإِنْسَانِ وَالْجِنِّ قَوْلُ بِسْمِ اللهِ
"Penghalang antara aurat seseorang dengan jin adalah ucapan: بِسْمِ اللهِ
Lalu bekas orang tuanya diambil melalui segelas the yang diminumnya, maka anaknyapun meminumnya, akhirnya muncullah keajaiban yang tidak terduga!, Di mana anak tersebut mulai bergerak tanpa kehendaknya, dia mulai merayap ke bumi, lalu bangkit sedikit demi sedikit dengan berat, kemudian dia menggerak-gerakkan seluruh anggota badannya, lalu melangkah beberapa langkah lalu terjatuh dan ia kembali bangkit! Bapakanya menangis terharu lalu berkata: Aku mengingat, dua tahun yang silam saat para tamu berkunjung ke rumah, aku memuji anakku ini karena pelayanannya yang baik kepada para tamu, namun pujian itu tanpa dibarengi zikir kepada Allah. "Demi Allah, tidak ada anak yang bermamfaat bagiku kecuali anak ini" Pujiku baginya tanpa menyebut nama Allah. Setelah itu anakku ini merasakan sakit yang kronis sampai dia lumpuh selama dua tahun, dan tidak ada dokter yang specialis penyakit lumpuh baik di dalam negeri atau di luar negeri kecuali aku pergi kepadanya. Akhirnya, orang tuanya berterima kasih kepada roqi sambil berkomentar:
حَامِلُ دَاهُ بُرْدَاهُ
(Pembawa penyakit dirinya pada selimutnya, maksudnya: Dia capek mencari obat di luar padahal dia sendiri yang menjadi sebab penyakit tersebut), akhirnya anak tersebut pulang sambil membawa selimut yang dipakainya. Segala puji bagi Allah atas karuniaNya.
3) Usus Yang Berlilit.
Seorang penuntut ilmu syara' menghadiri jamuan makan pada sebuah pesta untuk walimah. Saat makan berlangsung, dia selalu membantu teman-temannya memotong daging lalu membagikannya kepada para tamu. Lalu salah seorang mereka bercanda:
بَطْنُكَ كَالْكَسَّارَةِ
(Perutmu seperti pemecah batu). Akhirnya para tamu tertawa dengan kalimat tersebut. Di akhir walimah orang orang tersebut merasa sakit pada perutnya, selalu ingin muntah dan mencret. Lalu dia segera ke dokter dan mendiagnosa tempat yang sakit dengan sinar lasser, ternyata ususnya berlilit di dalam perutnya, dan harus menempuh jalan oprasi untuk meluruskan usus-usus yang berlilit tersebut. Proses operasi berlangsung sukses dan dia boleh meninggalkan rumah sakit setelah beristirahat padanya satu bulan penuh untuk meniunggu kesembuhan luka pada oprasi tersebut, saat berjalan pulang dan sampai di pintu keluar, orang tersebut terserang rasa sakit pada tempat yang sama di perutnya, lalu proses diagnosapun diulangi oleh seorang dokter yang telah menanganinya sebelum ini dan terheran dengan berlilitnya usus dalam waktu yang cepat. Dan dokter tersebut memutuskan untuk menjalankan operasi kedua kalinya untuk meluruskan usus yang sedang berlilit, lalu beristirahat di rumah sakit tersebut selama satu bulan tambahan, saat sudah sembuh dan ingin keluar, dia kembali merasakan rasa sakit yang sama, namun pada saat ini, dokter memutuskan mustahil menjalankan operasi ketiga kalinya sebab kelemahan badan untuk menahan tiga kali operasi untuk jenis penyakit yang sama. Dokter menerangkan bahwa penyakit ini adalah yang pertama terjadi di dunia dan tidak diketahui sebabnya.
Pasien keluar dengan membawa rasa sakitnya, lalu seorang roqi membacakannya ruqyah dengan niat penyembuhan dan petunjuk dan menyebutkan orang yang dicurigai. Lalu sang roqi menyuruhnya untuk berbaik sangka padanya dan mengambil bekas dirinya baik liur atau keringat. Lalu sang pasien mengambil bekas tersebut dan disiramkan pada badannya namun tidak memberikan pengaruh apapun, rasa perihpun masih tetap dirasakan, kemudian mengadu kepada roqi, dan sang roqopun bertanya kepadanya: "Apakah engkau telah meminum bekas tersebut? "Tidak" Jawanya. "Aku hanya menyiramkannya pada tubuhku" Jelasnya. Lalu sang roqi menjelaskan: Penyakit ain ini telah menimpa perutmu dan bekas tersebut seharusnya sampai di tempat yang ditimpa penyakit ain tersebut. Lalu dia kembali mengambil bekas aa'in dan meminumnya, akhirnya usus-ususnya kembli pada posisi semula dan pasien hidup seperti sediakala, kemudian dia kembali ke rumah sakit untuk meyakinkan tentang kondisinya, pihak rumah sakit menegaskan kesehatan ususnya dengan karunia Allah semata.
4) Penyakit Yang Tidak Diketahui Jenisnya.
(Kami tulis seperti apa yang diceritakan oleh yang bersangkutan)
Sebelum sepeuluh tahun yang silam aku terkena penyakit ginajl yang kronis sampai aku kencing darah (Semoga Allah memuliakanmu). Aku pergi ke sebuah rumah sakit terbesar dan mendapatkan darinya hasil diagnosa yang terlampir di bawah. Para dokter menegaskan: Penyakit ini tidak mempunyai obat sama sekali, dan tidak mempunyai sebab yang jelas di dalam teori kedokteran, penyakit ini disebut: IGA. Bertahanlah di rumah, engkau tetap akan decontrol saja sebab tidak ada seorangpun yang bisa selamat dari penyakit sejenis ini, bahkan bisa berakibat pada kegagalan ginjal yang cepat semoga Allah tidak memperkenankan hal itu terjadi.
Setelahnya dunia sempit bagiku kecuali dari rahmat Allah, lalu aku pergi menuju syekh Abdullah Al-Sadhan-semoga Allah memberikan gajnaran baik baginya-untuk dibacakan ruqyah. Beliau berkata: Saya akan membacakan beberapa ayat-ayat Allah bagimu dan semoga Allah menyembuhkanmu isyaallah dan aku membacanya dengan niat penyembuhan dan ittiham dalam rangka mengamalkan hadits yang mengatakan:
مَنْ تَتَّهِمُوْنَ (siapakah yang engkau curigai?). Saat membaca ruqyah dia bertnya kepadaku: Apakah engkau mencurigai ada orang yang pernah mengungkapakan sebuah kaliamat tentang dirimu? Apakah engkau pernah melihat sebuah peristiwa atau mimpi? Apakah di dalam benakmu tergambar seseorang yang pernah menimpakan penyakit ain bagimu? Dalil-dalil ini berdifat praduga yang tidak dipastikan namun tetap dilaksnakan dan dibarengi dengan baerbaik sangka kepada mereka yang diambil bekas dirinya.
Setelah pertnyaan ini, aku mencurigai beberapa orang lalu aku mengambil bekas mereka, maka darah tersebut terhenti secara tiba-tiba, kecuali rasa perih. Pada euqyah yang kedua aku melihat orang lain lalu akupun pergi mengambil bekas mereka maka rasa sakitpun hilang. Segala puji hanya bagi Allah. Kemudian aku mengecek badanku ternyata kesehatanku membaik 70%, lalu pada saat dibacakan ruqyah yang ketiga kalinya penyakit tersebut hilang secara semppurna dan segala puji hanya bagi Allah, akhirnya keadaanku mnejadi stabil.
Oleh karenanya, saya menasehatkan kepada saudara-saudaraku yang sedang sakit untuk memanfaatkan ruqyah syar'iyah, sebagai dasar penyembuhan yang sudah diremehkan, dan pergola menuju pembaca ruqyah yang hanya mengharap pahala dari Allah.
Tuesday, December 17, 2013
Home »
Kisah Ruqyah
» KISAH NYATA TENTANG PENGARUH RUQYAH SYAR'IYAH
0 comments:
Post a Comment