KEJADIAN SHUBUH DI KAMPUNG NAN DAMAI...
Suasana shubuh begitu damai dan indah di Gontor ketika para santri sudah tertata rapi di depan asrama utk membaca al-Qur'an secara serentak....
Sambil membawa ember penuh air, aku berpatroli keliling rayon utk memeriksa mudabbir-mudabbir yg msh tidur di dalam kamar...
Jika ada yg msh tidur di waktu baca qur'an, makaa... "BYUUURRR...."
Aku berikan jasa pemandian secara cuma-cuma di pagi hari... (Yg pernah ku siram maaf yaa )
Alhamdulillah para santri kelas 5 wktu itu begitu disiplin sehingga jarang yg kena siram olehku...
Di masjid Jami' Darussalam Gontor ada 3 orang takmir masjid yg bertugas menjadi pengawas kelas 5 proletar saat itu, yg pertama adalah al-akh Dedi Mulyono dari Brebes, lalu al-akh Hafidzul Furqan dari Padang, dan al-akh Ali Mu'allim dari Riau...
Sekembalinya aku berpatroli dari rayon, aku berjaga di BPPM (Balai Pertemuan Pondok Modern) utk mengawasi santri-santri yg lalu lalang di waktu baca qur'an, memeriksa apakah ada izin atau tidak...
Di saat itu, tiba-tiba ada seorang santri kelas 5-i dari Lampung berperawakan tinggi kurus dan berkacamata, ia berjalan dgn santainya keluar dari sebelah kiri masjid jami'...
Aku tanya, "Ila ayna anta dzahib ?"
"Mau kemana kamu ?"
Dia diam gk menjawab sambil menundukkan pandangan dan garuk kepala...
Aku suruh balik ke masjid lg utk membaca al-Qur'an di sana, namun dia menolak dan malah berkata ;
"La urid !!! Kaslan jiddan ! Ana laa akhof ma'akum al-akh, jidal qum !!!"
"Gak mau !!! Males amat ! Aku gk takut sama kamu al-akh !!! Brantem yo !!!"
Sketika itu aku hampir meledak-ledak krn mendengar jawabannya...hampir aku tempeleng dia di tempat...
Aku langsung tarik dia dan menyeretnya menuju pengasuhan, tp ia berhasil berontak dan melarikan diri ke arah gedung Saudi 1...
Akhirnya terjadilah kejar mengejar antara aku dan anak tsb...
Karena larinya yg sangat kencang, aku pun kehilangan jejak...
Selepas dzuhur aku datang ke kantor keamanan pusat di gedung Santiniketan bawah, gedung yg penuh kewibawaan yg dinaungi oleh pohon rindang...
Aku meminta daftar absen kelas 5 pada al-Akh Wahidin salah seorang Keamanan Pusat di periodeku, setelah aku ketahui rayonnya melalui absen, aku bergegas ke sana utk menyeret dia ke diwan (kantor) takmir masjid...
Sesampainya di diwan, aku bertanya ttg apa sebabnya dia menantangku..
Padahal hukuman bagi yg menentang OPPM adalah DIUSIR dan DIPULANGKAN dari pondok...
Ternyata dia hanya bengong kebingungan...
Tdk mengakui kesalahannya dan merasa tdk pernah melakukan kesalahan apa-apa...
Krn tingkah polahnya yg aneh dan terkesan mempermainkan, maka aku mengambil gunting utk menggunduli rambutnya,
Saat aku meletakkan gunting di rambutnya dan bersiap utk menggunduli kepalanya,
dia ketakutan sambil berkata dan mengiba kepadaku :
"Al-akh.. afwan al-akh, la takun al-akh.. Wallahi ana la a'rif syai-an... Afwan al-akh..."
"Al-akh maafkan aku al-akh... Demi Allah aku benar2 gak tau apa2... Maafkan aku.."
Akhirnya timbul perasaan kasian padanya,
Tp aku jd curiga,, jangan2 ada yg tdk beres yg terjadi pada anak ini,
krn kuperhatikan tingkah lakunya sangat jauh berbeda dibandingkan saat dia menantangku shubuh td...
Teringat kejadian anak Majalengka yg kami ruqyah sebelumnya, aku pun terdorong utk meruqyah kelas 5 tsb di diwan,
Sbelumnya aku tanyai dia,
"Kamu dulu pernah belajar ilmu kanuragan ya ?"
"Kok al-akh tau ?", jawab kelas 5 itu..
"Coba critakan apa yg kamu pelajari dulu !!!"
Dia mulai bercerita bahwa sebelum masuk pondok, dia pernah diisi oleh gurunya agar tahan api dan tahan sabetan benda tajam...
Dulu pernah dicoba dibakar namun dirinya tetap utuh dan tidak ada luka sedikit pun...
Akhirnya ada temen saya yg iseng menyelutkan korek api di tangannya...
Dia pun triak "Aaaw !!! marid al-akh"
"Aaaw !!! Sakit al-Akh"
"Lho katanya kebal ???" Kata teman saya itu sambil cekikikan..
Akhirnya kemarahanku padam, aku mengurungkan niatku utk membotaknya...
Aku suruh dia berdiri di atas sajadah biru tua yg aku siapkan, lalu aku bacakan surat al-Fatihah di telinga kanan sambil memegang kedua pelipisnya...
Subhanallah ! sketika itu dia lemas dan terjatuh ke belakang...
Kemudian dia muntah hebat setelah beberapa menit ia terjatuh.. Dan terdapat banyak darah diantara muntahannya tsb....
Hanya beberapa menit saja ruqyah saya hentikan sementara krn adzan ashar telah berkumandang, aku suruh dia shalat di diwan takmir agar tdk dibawa kabur lg oleh jinnya...
Stelah slesai shalat ashar aku mandikan dia dgn air yg dicampur tujuh helai daun bidara di depan kamar mandi OPPM...
Sehingga saat itu banyak juga OPPM kelas 6 yg ikut melihat kejadian tsb...
Salah satu dari mereka ada yg bilang "Wah ini anak yg pernah nantang ana nih !!! Siramin aja sul !!!"
Ternyata kejadian tsb tdk terjadi padaku saja, ada beberapa pengurus kelas 6 yg juga dia tantang berantem...
Nah saat dimandikan ini, reaksinya agak keras, dia memukul-mukul lantai dan mengamuk...
Saya "tempang" kakinya biar anteng...
Dia pun jatuh,,
Lalu dia bentak saya,
"Heh Faizar !!! Braninya kamu usik anak ini !!! Beraninya kamu ngatur-ngatur dia !!!! Kamu gak takut sama aku hah !!!!???"
Saya balik tanya, "Lah siapa ente ?!"
"Aku adalah pengawal yg diutus gurunya utk slalu menjaga anak ini !!!" Jawabnya...
"Penjaga kita itu Allah, bukan kamu !!!" Jawab saya sambil nyiramkan air segayung ke kepalanya "BYUURR !!!"
Dia teriak2 kesakitan sambil meronta-ronta.....
"Makhluk lemah kok mau jd pelindung !? Hayo ! Mau disiram lg !?"
Sambil terus aku sirami tubuhnya...
Setelah sekian lama.. Akhirnya dia menyerah...
"Sudah sudah cukup..cukup... Aku nyerah... Aku keluar... Aku keluaaaaarrr !!!!!"
Dia muntah darah utk kesekian kalinya lalu kemudian sadar...
Saat dia sadar, dia sangat sopan denganku..
Berbeda jauh dari sebelumnya yg keliatan "sengak", kemudian ia meminta maaf padaku atas kelakuannya yg tdk sopan td pagi...
Aku maklumi dan aku berikan tasreh (surat izin) kpadanya utk istirahat di rayon agar tenaganya bisa pulih lg...
Hari-hari berikutnya berjalan sebagaimana biasa, kehidupan kami slalu diwarnai dgn berbagai aktivitas di Gontor yg tak ada hentinya, yg mendidik kami utk menjadi pemimpin yg PRIMA di masa depan...
Ketika aku berdiri mengawasi 4.000 santri yg membaca al-qur'an di masjid, sesekali aku melihat santri kelas 5 tsb, aku melihatnya semakin rajin ibadahnya, sopan, dan patuh pada disiplin yg ada di Gontor...
Walhamdulillah... Aku turut senang dan bersyukur atas nikmat kesembuhan yg Allah berikan padanya...
Dan aku bersyukur atas ilmu yg telah Allah titipkan padaku melalui guru-guruku tercinta...
Dari pengalaman ini, aku pun banyak mengambil pelajaran ttg arti sebuah kedewasaan dan kebijaksanaan, yaitu agar kita tidak cepat2 memvonis dan menghukum seseorang tanpa kita ketahui apa penyebab yg membuatnya melakukan kesalahan tsb...
Dan yg terpenting dari pengalaman ini adalah bukti nyata kebenaran firman Allah dlm surat al-Jin ayat 6, bahwa meminta tolong pada jin tidak akan menambah sesuatu pada diri seseorang kecuali kesusahan dan kesengsaraan....!!!!
Wafaqokumullaahu wa iyyaakum fii maa yuhibbu wa yardhoo...
Darussalam Gontor, 13 Januari 2010
Ditulis ulang di Minyyat Samanud, Mesir 10 Desember 2013
0 comments:
Post a Comment