~PENGALAMAN PERTAMA~
Selasa pagi di Kampung Damai Darussalam Gontor... Kala itu aku masih duduk di bangku kelas 6 KMI...
Aku diamanahi oleh bapak kyai untuk menjadi salah satu dari anggota OPPM (Organisasi Pelajar Pondok Modern) di bagian ta'mir masjid (M.A.C)...
Seperti biasa, Selasa pagi adalah waktunya lari pagi wajib bagi seluruh santri kelas 1 hingga kelas 5 yg menjabat kepengurusan sbg "Mudabbir" di rayon-rayon...
Sedangkan santri kelas 6, sebagai santri paling senior di pondok waktu itu mengikuti kegiatan bahasa di masjid jami' bersama dgn kelas 5 proletar...
Entah mengapa, aku merasa amat sangat mengantuk hingga akhirnya aku pun terlelap dalam kegiatan penting tersebut (hehe). Setelah selesainya kegeiatan bahasa,Aku turun dari masjid jami' menuju "Diwan" (kantor bagian),, mataku sayup-sayup tak bisa lagi menahan kantuk. Rasanya tak cukup tidur saat kegiatan bahasa tadi.
Aku pun menggelar sajadah sesampainya di diwan dan terlelap kembali di atasnya...zzZzZzZz...
Saat terbangun, waktu sudah menunjukkan pukul 06.45 WIB..Adik-adik kelasku sudah siap dan berlarian menuju kelas dan juga dapur utk sarapan pagi. Aku yang baru bangun masih kucek-kucek mata sambil berjalan menuju kamar mandi khusus utk anggota M.A.C....
Dengan handuk hijau yang tertenteng di pundak,aku berjalan melewati seorang anak yang sedang disirami oleh dua orang "Mudabbir" (pengurus) kelas 5.
Pada awalnya aku cuek bebek terhadap mereka,karena aku pikir anak itu telah melakukan kesalahan besar sehingga di hukum dengan sedemikian rupa oleh mudabbir kelas lima. Sambil mengantri mandi,aku pun memandangi mereka..
Aku melihat anak yang disiram itu begitu lemas tak berdaya.
Lambat laun aku merasa penasaran untuk bertanya kepada salah seorang mudabbir yang sedang menyirami anggotanya tersebut.
"Akhiy...Ta'al...!!! Ayyu nidzomin yujawizuhu hatta tu'aqqibahu bi hadzal 'iqob ?" (Akhi,sinih...!!! Disiplin apa yg dia langgar hingga kamu menghukumnya dgn hukuman spt ini?) tanyaku terhadap mudabbir kelas lima yang ku panggil.
"Ashobahul-marodh yal-akh" (Dia terserang penyakit al-Akh) jawabnya.
~Klonteng !!!~ *aku berkata dalam hati "kok sakit malah disiramin gini...hih..."
Aku balik bertanya:
"Ayyu marodhin yushiibuh? Wa limadza tarussyuhu bil-miyah'???''(Sakit apa dia? Dan kenapa kamu sirami dengan air???)
"Afwan al-akh, Nahnu maa 'arofna ayyu marodhin yushiibuhu,, Lianna marodhahu kaana ghoriiban,wa yushiibuhu fi waqtil-mu'ayyan wa qiila hadza min 'amalil-kaahin alladzi yarghobu 'an ahlih''(Maafkan kami al-akh kami tidak tau penyakit apa yg ia derita,karena sakitnya aneh dan menyerang di waktu tertentu saja dan katanya (anggota) ini adalah perbuatan dukun yang tak suka terhadap keluarganya."
Jawab mudabbir itu kepadaku.
"Oooh?!" kataku sambil garuk kepala...
Helmi Intifada, salah seorang sahabatku yang juga sedang mengantri mandi saat itu, menyarankan aku untuk membantu mudabbir tersebut.
Aku yang belum punya keahlian saat itu masih ragu dan tak berani berbuat apa-apa.
Hingga akhirnya aku memberanikan diri,berwudlu' dan bangkit bersama teman-teman ta'mir-ku yang juga sedang antri mandi untuk menggotong anak itu ke dalam diwan..
Setelah di dalam diwan,anak yang lemah tak berdaya itu didudukkan di atas sofa.
Matanya putih,mulutnya terbungkam,dan tangannya sangat dingin tergenggam kuat...
Teman-temanku yang membantu td, sebagian banyak meninggalkanku untuk mandi,karena waktu saat itu sudah makin dekat dengan waktu masuk kelas.
Setelah keadaan mulai agak tenang,Aku meletakkan tanganku di atas ubun-ubunnya dan kubacakan al-Fatihah di telinga kanannya..
Baru beberapa ayat kubaca,anak itu berteriak histeris.
Ajiib..... Subhaanallaah...
Tubuh yang tadinya lemas tak berdaya berubah menjadi sangat kuat.
Kami semua terpental saat memeganginya.
Aku terus saja membaca segala do'a dan juz yang ku hafal (wktu itu yg kubaca juz 19 yg trnyata di awal juz itu ada ayat2 pembatal sihir yg belum aku ketahui).
Beberapa menit setelah itu, datanglah salah seorang staf Ri'ayah (pengasuhan santri) yang ahli dalam bidang ath-Thibb an-Nabawy, beliau adalah al-Ustadz Lutfi Andriansa, semoga Allah senantiasa merahmatinya.
Beliau datang tuk memberikan jintan hitam (Habbatussauda') dan melihat keadaan anak tersebut,lalu beliau memberi tahu titik-titik dimana jin suka bersembunyi padanya.
Setelah itu beliau kembali lagi ke Kantor Ri'ayah untuk membuat ramuan herbal.
Aku terus membaca al-Qur'an sembari menekan bagian-bagian yang telah diajarkan.
Ketika kutekan daerah pangkal paha,jin itu menjerit sangat keras dan meminta ampun dengan bahasa sunda.
Kami yang kebetulan ada di situ saat itu tak ada satu pun yang datang dari Jawa Barat.
Aku sama Helmy dari Banyumas yg ngapak-ngapak, Rafiqul dari Kalimantan, Hafidzul Furqan dari Padang, Afza Fajri Khatami dari Pati...
Waduh ngomong opo arek iki ??!!
Akhirnya kami pun memanggil salah seorang santri kelas satu intensif yang datang dari Tangerang (alhamdulillah insya Allah skrng anaknya sudah jd ustadz),
Lalu kami jadikan ia sebagai penerjemah..
Kami mulai bertanya,"Siapa kamu?" Pertama,Jin tak mau menjawab.
Lalu aku ajak ia untuk bertaubat dan keluar dari tubuh anak itu.
Tiba-tiba ia berkata,"Tidak BISA !!! Susah keluarnya." (bhs.Sunda)
Kami pun bertanya kembali,"Kenapa? Tinggal keluar aja apa sulitnya sih?"
Jin,"Aku diikat di bawah kasur si dukun..!!!"
Kami,"Jangan bohong !"
Jin,"Iya aku tidak bohong !!!" sambil mengerang kesakitan.
Akhirnya aku tekan kembali hingga ia lemas dan begitu kesakitan.. (Dulu sadis juga ya diriku hehe)
Sekali lagi kami bertanya tentang siapa namanya dan darimana ia datang..
Dan jin itu pun menjawab bahwa namanya adalah "Raden" dia tinggal di sebuah kerajaan Jin pada sebuah sungai besar di Majalengka.
Aku bertanya berapa banyak tentara jin dalam tubuh anak itu,jin tidak mau mengaku.
Kami pun kesal terhadapnya, lalu kami bersama-sama menekan titik-titik tersebut hingga ia mengaku bahwa tentara jin yang dikirim oleh sang dukun sebanyak 5 kerajaan di setiap persendian tubuhnya,jika kalah satu kerajaan,maka akan dikirm 1 kerajaan baru untuk menyiksanya..
Laa haula wa laa quwwata illa billah....
Betapa kejamnya dukun tersebut..
Lalu ia menjelaskan tentang perjanjiannya dengan dukun itu,
Katanya ia selalu dikasih makan dengan kembang tujuh rupa dan berbagai sesaji-sesaji yg lain.
Selain itu, dukun tersebut juga memelihara ULAR sebagai hiburan bagi para jin suruhannya...
Ia menjelaskan secara detail tentang nama,umur dan alamat lengkap dukun tersebut.
Tetapi kami tak percaya begitu saja atas pengakuan jin tersebut,karena sifat jin adalah pendusta...
Tak lama setelah itu,ustadz Lutfi kembali datang untuk memandikan anak tersebut dengan air yang dicampur dengan daun bidara.
Ketika dimandikan,jin mulai lemas...
Kami pun mengajak Jin itu untuk masuk islam,dan ia pun bersedia.
Namun nyatanya ia menipu kami lagi,setelah perginya ustadz Lutfi dari diwan kami,, ia berkata bahwa sang dukun telah mengirim bala bantuan 1000 pasukan jin untuk membunuh anak tersebut.
Jin berkata "Jika bukan anak ini yang akan mati maka dukun itu yang mati saat ini juga.Maka izinkan aku untuk melawan mereka."
Saat itu kami yg msh amatir panik gelagapan, dan di saat itulah penipuan terbesar menimpa pada kami...
Kami meninggalkan Al-Qur'an yang kami baca serta tidak bertawakkal lagi kepada Allah....
Kami menggantungkan keselamatannya terhadap jin...
Keadaan semakin memburuk hingga akhirnya jin itu semakin gencar untuk menawarkan diri sebagai penolong atas keselamatan anak tersebut.
Salah satu dari kami ada yang mendukungnya,dan inilah tindakan terbodoh yang dilakukan..
Aku berlari sekencang mungkin ke kantor ri'ayah untuk meminta bantuan pada ust.Lutfi lagi,namun ternyata beliau tidak ada saat itu.
Akhirnya kami bawa anak tersebut ke rumah kyai kami..
Baru menginjakkan kaki di pelataran, anak tersebut langsung sadar kembali seperti sedia kala dan sembuh seketika sebelum berhadapan langsung dgn kyai Hasan....
Subhaanallaah....hampir mirip kisahnya Ahmad Bin Hanbal...
Sungguh Allah benar-benar telah menunjukkan kekuasaan-Nya pada kami saat itu dan mengajarkan suatu pelajaran berharga bahwasannya setan takkan gentar dgn bacaan qur'an yg dibaca dgn hati yg lalai dan tdk bertawakkal pada Allah, dan bahwasannya Allah memberikan keistimewaan pada orang2 yg bertaqwa yg benar2 takut kpd Allah dgn menaklukkan setan atas diri hamba tsb...
Inilah awal mula pengalamanku dalam meruqyah...
Pengalaman yang kudapat dari kampung damai-ku...
Darussalam Gontor....
Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk selalu waspada dengan dengan segala tipu daya Jin...
Ditulis di Pondok Modern Darussalam Gontor 2 Siman Madusari Ponorogo, tgl 28 Maret 2011
Dan ditulis ulang di Minyyat Samanud ad-Daqahliyya, Mesir, 4 Desember 2013
Thursday, December 5, 2013
Home »
Kisah Ruqyah
» Pengalaman pertama Meruqyah Ustadz Muhammad Faizar
0 comments:
Post a Comment