Tuesday, July 2, 2013

10 Langkah Menghadapi Kesurupan Massal

10 Langkah Menghadapi Kesurupan Massal
Selasa, 02 Juli 2013 / 23 Sya'ban 1434 H 


1. Berlindung kepada Allah

   Syetan bisa mengganggu manusia kapan saja dan di mana saja. Mereka selalu mencari pintu dan celah untuk bisa mengganggu dan memperdaya manusia. Bentuk dan ragam gangguan mereka bermacam-macam. Ada yang tampak dan ada yang tidak tampak, ada yang disadari dan ada yang tidak disadari, ada yang berupa gangguan fisik dan ada yang non fisik.

   Apapun macam gangguan syetan yang kita hadapi, jangan lupakan satu hal penting, yaitu berlindung kepada Allah yang telah menciptakan dan menguasai mereka. Allah berfirman :

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ إِنَّه سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

“ Dan jika kamu ditimpa godaan syetan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mnegetahui.” (QS. Al-A’raf: 200).

   Bagi orang yang sedang kesurupan, kalau dia masih bisa mengontrol dirinya maka bacalah do’a perlindungan yang dihafal. Dan bagi yang belum terkena, janganlah takut atau bertindak melanggar syaria’t, berlindunglah kepada Allah dengan do’a yang telah dihafal. 

    Bagi pemegang kebijaksanaan atau pihak yang bertanggung jawab, jangan salah pilih dalam mencari solusi. Pilihlah solusi yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW tauladan kita, dengan melakukan ruqyah syar’iayyah.

2. Mengevakuasi Korban

   Apabila dalam komunitas manusia atau kerumunan massa ada yang menjadi korban kesurupan, maka segeralah korban yang ada dievakuasi dari kerumunan massa tersebut. Karena apabila dibiarkan akan mempengaruhi yang lainnya. Bila ada yang melihat kejadian itu lalu ia ketakutan dan histeris, maka kondisi seperti itu akan membuka celah lebar bagi syetan untuk merasukinya.

   Dengan mengevakuasi korban ketempat yang kondusif, lalu dilakukan terapi secara intensif, berarti kita telah melakukan tindakan preventif agar tidak menjalar ketempat yang lain. Cara ini bukan jaminan bahwa orang lain disekitarnya akan aman, karena syetan ada di mana-mana. 

    Paling tidak cara ini tidak menyebabkan orang yang lemah menjadi takut dan panik. Karena salah satu pintu masuk syetan adalah ketakutan dan kepanikan yang berlebihan.

3. Memberikan Pertolongan  Kepada Korban

  Pertolongan pertama ini tidak harus dilakukan oleh ahlinya atau yang berpengalaman. Siapa saja yang merasa dirinya seorang mu’min dan bacaan al-Qur’annya bagus, maka ia bisa memberikan pertolongan pertama. Dengan membacakan ayat atau do’a yang telah dihafal di dekat korban. Kalau belum hafal, ia bisa membaca dengan melihat mushhaf al-Qur’an, dan sebaiknya dalam keadaan berwudhu atau suci.

   Pada saat pertolongan pertama dilakukan, yang lainnya bisa menghubungi ustadz atau peruqyah yang berpengalaman. Ketika ustadz yang dimaksud sudah datang dan melakukan terapi,maka perhatikanlah apa saja yang dilakukan ustadz atau peruqyah tersebut. 

   Kita bisa belajar secara langsung dengan menyimak apa yang dilakukan ustadz. Setelah itu kita bisa bertanya apa yang belum kita pahami, baik yang berkaitan dengan ayat-ayat ruqyah, atau tindakan yang harus dilakukan. Dengan begitu, bila ada insinden seperti itu lagi, kita bisa meruqyahnya sendiri.

4. Menenangkan yang bukan korban

   Kalau para korban sudah dievakuasi, hendaklah ada orang yang menenangkan orang yang tidak menjadi korban. Agar mereka tetap tegar dan berzikir kepada Allah. Jangan sampai mereka dibiarkan dalam cekaman ketakutan dan kepanikan, lalu pikirannya kosong dan tidak bisa menguasai diri.

   Kalau bisa, bimbing mereka untuk membaca bacaan-bacaan ruqyah untuk membentengi diri, serta untuk menenangkan hati. Ketahuilah hanya dengan berzikir hati kita akan tenang dan dada kita lapang. Allah berfirman :

الَّذِيْنَ أَمَنُوْا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوْ بُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ

   “ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan berzikir hati menjadi tentram.” ( QS. Ar-Ra’d : 28).

5. Menghubungi Kerabatnya

   Memberitahukan kepada kerabat korban adalah hal yang penting. Karena seandainya terjadi hal yang tidak kita inginkan, kita tidak dikambinghitamkan oleh keluarga atau kerabatnya. Apabila mereka datang dengan dukunnya, maka disitulah ladang kita untuk menyampaikan da’wah kepadanya dengan memberikan penjelasan tentang ruqyah.

   Agar tidak terjadi hal yang kontra produktif ( di tempat kita, diterapi dengan ruqyah, ketika sampai di rumah diterapi dengan dukun atau dengan cara yang menyimpang. Memang ini bukanlah hal yang mudah. Walaupun begitu kita berkewajiban untuk menyampaikan dkwah ini, dengan menjelaskan ruqyah syar’iyyah kepadanya. Kalau dia menolak resikonya akan ditanggung sendiri, resiko dunia dan akhirat.

6. Bertanya kepada ahlinya

Allah berfirman:

فَسْئَلُوْا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ

  “Maka bertanyalah kepada orang-orang yang berilmu (ahlinya), jika kamu tidak mengetahuinya.” (QS. Al-anbiya’ ayat: 7)

   Tidak semua orang memahami masalah ruqyah atau cara mengatasi gangguan jin dengan benar, apalagi memahami teknik pelaksanaannya. Kalau sembarang orang kita mintai bantuan, bisa-bisa kita tertipu oleh dukun yang berkedok ustadz, atau orang pintar yang berbaju kyai. Maka dari itu waspadalah terhadap musang berbulu domba. Bertanyalah kepada ahlinya, agar tidak salah lagi.

7. Mengevaluasi diri

   Evaluasi adalah aktifitas yang mesti kita lakukan. Karena pengalaman adalah guru yang terbaik dan ilmu yang berharga. Kalau ada kesurupan massal di lingkungan kita , bisa jadi karena lemahnya iman kita, jauh kita dari perlindungan Allah. Atau sunnah Rasulullah SAW. Sudah kita tinggalkan. Kalau kesalahan seperti itu ada, maka kia harus segera memperbaikinya.

   Tapi bila kondisi keimanan kita telah menguat, ibadah juga meningkat, lalu dalam kondisi seperti itu, Allah memberikan musibah seperti kesurupan, berarti Dia ingin menguji iman dan taqwa kita.

   Jika dalam keadaan seperti ini melakukan hal yang menyimpang, memanggil dukun untuk mengusir syetan, berarti kita gagal dalam menghadapi ujian. Ingatlah cerita sahabat yang suka kesurupan. Karena ia sabar dalam menghadapi cobaan, Rasulullah pun menjaminnnya masuk surga.

8. Memperbanyak Dzikir

   Rasulullah SAW bersabda, “……Dan aku perintahkan kepada kalian untuk dzikir kepada Allah yang banyak. Perumpamaan orang yang banyak dzikir itu seperti orang yang dicari-cari dan dikejar oleh musuh. Lalu ia mendapatkan benteng kokoh yang bisa melindungi dirinya dari kejaran musuh. Begitulah seorang hamba, dia tidak akan selamat dari gangguan syetan kecuali dengan dzikir kepada Allah.” (HR. Tirmidzi dan dinyatakan sebagai hadits hasan shahih).

   Berdzikirlah dengan dzikir yang dicontohkan Raslullah SAW, agar kita semakin dekat dengan Allah dan semakin jauh dari gangguan syetan.

9. Meluruskan Aqidah dengan menguatkan Iman

   Berapa banyak tindakan yang menyimpang karena lahir dari aqidah yang tidak lurus. Ada kesurupan malah memanggil dukun. Ada penampakan malah memakai jimat. Padahal jimat adalah produk dukun dan kebanyakan menjadi partner syetan. 

   Tempat angker malah ditanami tumbal atau diberi sesajen. Padahal perbuatan itu justru merupakan pengorbanan kepada syetan. Dan syetanpun dengan suka cita menjadi temannya.

   Dengan iman yang kuat, kita tidak akan mudah takut. Karena orang yang imannya kuat selalu merasa bahwa Allah bersamanya, dimanapun ia berada. Di sekolah atau di rumah, di kantor atau di pabrik. Bila dihampiri ketakutan ia berlindung kepada Allah.

   Bila ditimpa kesulitan, ia bermohon kepada Allah. Bila dalam kesendirian ia berdzikir kepada Allah, bila dalam kecemasan ia berharap kepada Allah. “Janganlah takut dan janganlah bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita,” Itulah kata hatinya.

10.Bertawakal kepada Allah

   Termasuk buah dari iman yang lurus dan iman yang kuat adalah, menguatnya rasa tawakkal dalam hati orang tersebut kepada Allah. Allah telah menyeru kepada kita,

...وَعَلىَ اللهِ فَتَوَكَّلُوْا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ

   “Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang beriman.” ( QS. Al-Maidah: 23).

   Kalau semua hal yang diserukan Allah dan Rasul-Nya sudah kita laksanakan. Shalat dan puasa rajin kita lakukan, ibadah lainnya juga tidak absen. Dan dzikir kita sudah istiqomah, amal sudah sesuai sunnah. Maka yang harus kita lakukan adalah menyerahkan diri kita kepada Allah.

Divisi Kajian dan Pelatihan Ghoib Ruqyah Syar’iyyah

Disadur ulang dari Ghaib Ruqyah.com 

0 comments:

Post a Comment