Wednesday, July 10, 2013

2 PengalamanQyu dalam Membantu Mengembalikan Jiwa (Nafs) yang Ditawan

 Dikisahkan oleh : Ustadz Rizal Dalil,M.Pdi
 
 
Siapapun akan bertanya-tanya dan penasaran dengan judul di atas, termasuk saya pun begitu penasaran walaupun pernah membaca beberapa pengalaman para Quranic Healer (peruqyah) dan saya pernah mempelajari teknik-teknik pengembalian jiwa dari Ust. Perdana Akhmad. Tapi, tentunya beda antara sekedar mempelajari teorinya dengan mengalami dan mempraktekkan secara langsung. Teknik ini memang terkesan aneh, karena terkesan berbeda dibandingkan ruqyah standar. Namun, itu terjadi tanpa rekayasa atau dibuat-buat, adanya penglihatan (vision) bagi yang diruqyah semata-mata merupakan petunjuk kepada Allah SWT tatkala kita meluruskan niat dan memaksimalkan ikhtiar sesuai dengan contoh dari Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash-Shohihah. Selain itu, vision merupakan bukti nyata bahwa Allah SWT adalah Maha Pengabul Do’a dan senantiasa mengikuti persangkaan hamba-Nya.
 

1. PengalamanQyu yang Pertama dalam membantu mengembalikan jiwa yang ditawan
Saat saya mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kepada para siswa dengan menggunakan metode Ruqyah Syar’iyah. Salah seorang siswi dijadikan model dan diruqyah. Baru saja selesai membaca Surat Al-Fatihah, terlihat siswi tersebut ketakutan padahal dalam keadaan membuka mata. Lantas setelah ditanya, dia menjelaskan bahwa saat diruqyah, dia melihat (vision) Ayahnya sedang diikat (terbelenggu) dan di sampingnya ada 2 wanita, yang satu wajahnya cantik dan satu lagi buruk rupa wajahnya. Saya teringat dengan materi dari Ust. Perdana Akhmad yang pernah saya baca, lalu menawarkan kepadanya untuk melanjutkan proses ruqyah untuk melepaskan ayahnya (yang belakangan diketahui terkena sihir mahabbah dari wanita lain, dan hampir membuat kehidupan rumah tangganya hancur. Hal ini juga terbukti, ketika istrinya memberikan air bidara secara sembunyi-sembunyi maka tiba-tiba si Suami merasa sakit perut yang hebat). Namun, sayangnya siswi tersebut tidak mau melanjutkan proses ruqyah dengan alasan takut dan juga ternyata tidak ada dukungan dari ibunya. Inilah pengalaman pertama yang belum tuntas dan membuat penasaran untuk menangani kasus yang serupa, yaitu kasus jiwa yang ditawan.


2. PengalamanQyu yang Kedua dalam membantu mengembalikan jiwa yang ditawan
Kisah ini berawal, saat saya mendapat amanah untuk memberikan materi dalam pelatihan Mudah Terjemah al-Qur’an (MTQ) di Baitul Maal Kota Bogor. Pada pelatihan yang pertama, agar membangun motivasi peserta maka saya jelaskan pula bahwa Al-Qur’an adalah Pedoman Hidup, Mukjizat yang menguak fakta-fakta sains kontemporer, Media Komunikasi (Curhat) kita dengan Allah. Semua materi itu saya dukung dengan beberapa video yang semakin membuat kita berdecak kagum dan cinta kepada Al-Qur’an sebagai Kalaamullah. Selain itu, sepintas saya perkenalkan juga bahwa Al-Qur’an juga merupakan Syifaa (penawar/obat), hal ini terbukti dan diperkuat dengan beberapa pengalaman saya dalam meruqyah. Alhamdulillah, para peserta terlihat begitu tertarik dan siap mengikuti pelatihan Quanic Healing.
Adalah merupakan ketentuan Allah (qodarullah) bahwa sekalipun saya sudah mempersiapkan diri serta sebelumnya meminta idzin kepada Ust. Perdana Akhmad, ternyata…. Pelatihan Quranic Healing terpaksa dibatalkan dikarenakan pengurus Baitul Maal sedang ada urusan penting di luar kota dan infomasi pelatihan belum sempat disebar, walhasil yang hadir hanya ada 1 orang peserta. Masya Allah….
Subhanallah walhamdulillah Allahu Akbar…. Segala sesuatu yang terjadi pasti ada hikmahnya. Ternyata sekalipun pelatihan dibatalkan, Allah SWT tetap memberikan kesempatan pada saya dan beberapa saudara yang lain untuk belajar serta menangani secara langsung kasus jiwa yang ditawan. Karena saat itu, ada saudara yang datang dan minta tolong kepada saya untuk meruqyah adik iparnya.
Setelah gadis tersebut berwudhu dan mengenakan mukena maka kami bersiap meruqyah di lantai 3 bangunan Baitul Maal, namun karena ruangan tersebut sudah lama kosong maka sebelumnya saya coba meruqyah ruangan tersebut dengan membacakan Ayat Kursyi, memohon perlindungan dari Allah dengan niat menetralisir/membersihkan dan dari jin jahat/syetan. Selanjutnya, si Gadis menceritakan kronologis peristiwa yang membuat dirinya yang selalu merasa linglung dan sesak nafas, serta takut. Setelah penjelasan sekilas tentang ruqyah kemudian dilanjutkan dengan pertaubatan dengan menuntun gadis tersebut dalam membaca Doa Tazkiyah dan Ikrar Pemutus Ikatan. Sesaat setelah membaca do’a, saya menanyakan apa yang dirasakannya dan dia hanya merasakan merinding di sebagian tubuhnya. Lalu saya mengingatkan agar menginformasikan apabila terasa panas, sesak, kedutan, merinding di bagian tubuh tertentu, atau jika terlintas penglihatan/bayangan (vision).
Selanjutnya saya membaca Ruqyah Standar sampai sekitar 30 menit, dan selama itu terdengar suara-suara anjing yang menggonggong dari arah rumah yang berada di belakang bangunan Baitul Maal, padahal sebelumnya sepi senyap.Tidak ada reaksi yang keras pada diri gadis tersebut kecuali hanya terasa merinding di sekujur tubuh. Oleh karena itu saya gabungkan beberapa teknik tusukan, tarikan, dan memijat ibu jari kaki dan tangan sambil membaca ayat-ayat Ruqyah walaupun tetap tidak ada reaksi. Namun, saat gadis tersebut meminum beberapa tetes minyak Daun Bidara (Sidr) maka spontan dia merasa pusing, mual, dan muntah-muntah. Melihat kondisi tersebut maka saya semakin termotivasi untuk terus meruqyahnya dengan menggabungkan beberapa teknik lain di tambah sedikit pukulan di pundak. Beberapa saat kemudian, dia merasa heran dengan telapak tangannya yang terasa dingin dan terlihat berwarna gelap. Hal ini adalah indikasi bahwa jin yang berada dalam tubuh sudah tidak kuat dan menyerah, dan bermaksud keluar dari tubuh melalui tangan dan kaki si gadis. Oleh karenanya, saya lanjutkan dengan teknik blokir, tarikan, dan buangan (dari Ust. NAI). Kondisi si gadis menjadi lebih baik, namun terlihat masih takut terutama saat membicarakan tempat kejadian di mana salah seorang temannya kesurupan dan berdampak pada dirinya dan beberapa temannya yang lain. Melihat kondisinya yang labil dan takut, maka saya luangkan waktu untuk lebih menguatkan tauhidnya, bahwa kita tidak boleh takut pada apapun kecuali kepada Allah SWT.
Selanjutnya saya bertanya: “Siapa yang menciptakan syetan? Siapa yang menciptakan jin?”
Si gadis menjawab dengan lirih: “Allah, Allah….”
Tidak puas mendengar jawaban semacam itu maka saya tanya kembali dan minta agar dia menjawab dengan lantang.
Saya: “Kenapa takut kepada jin dan syetan yang lemah? Seharusnya kita takut kepada Allah yang menciptakan jin dan syetan!”
Lalu saya menceritakan tentang seorang Umar ra. yang ditakuti oleh syetan karena: “Umar ra. adalah seorang pribadi yang tidak takut pada apapun kecuali kepada Allah SWT. Oleh karenanya, jangan biarkan syetan menguasai dirimu melalui pintu yang terbuka, yaitu rasa takut….”
Setelah tauhid gadis tersebut sudah cukup kuat maka ruqyah dilanjutkan dengan menggunakan teknik Scanning (dari Ust. Perdana Akhmad), yaitu dengan khusyu berdo’a dan berharap kepada Allah SWT Yang Maha Pemberi Petunjuk agar memberikan petunjuk berupa penglihatan (vision) atau solusi bagi masalah yang sedang dihadapi. Selanjutnya saya membaca berulang-ulang QS. Al-Fatihah, QS. Al-Baqoroh, dan QS. Al-An’am: 103. Demikian juga halnya, dalam keadaan mata yang tertutup, gadis tersebut terus berdo’a dalam hatinya: Yaa Allah, Yaa Nuur, Yaa Latiif , berikanlah petunjuk padaku….”
Subhanallah, gadis tersebut melihat bahwa dirinya masih ada di hotel tempat kejadian dan disitu ada 3 makhluk berwujud wanita yang menyeramkan. Saya teringat dengan teknik Ust. Syamsul Arifin, maka saya minta gadis tersebut untuk tetap berani dan takut hanya pada Allah, dan meminta dia membaca QS. Al-Falaq dan meniupkan pada kedua telapak tangannya lalu melemparkan ke arah makhluk-makhluk yang mengganggunya. Menurutnya, 2 lemparan menembus 2 makhluk tersebut dan membuat mereka pergi. Namun, karena beberapa jin masih berusaha mengejar gadis tersebut maka saya coba bacakan QS. Al-Baqoroh: 7 dan 18 berulang kali agar para jin yang menjaga nafs pasien semuanya dalam keadaan tidak sadar. Selanjutnya, karena masih belum hafal teknik dan bacaannya, sambil membaca Buku Saku Teknik Ruqyah (yang saya buat dari ringkasan artikel Ust. Perdana Akhmad) saya coba menuntun jiwa gadis tersebut untuk kembali.
Subhanallah walhamdulillah Allahu Akbar…. Gadis tersebut menceritakan bahwa saat diruqyah dia merasakan jiwanya berusaha kembali seperti mengapung (loncat-loncat) selama perjalanan dari hotel tempat kejadian sampai ke Baitul Maal. Selanjutnya, untuk mengecek, untuk kedua kalinya gadis tersebut meminum beberapa tetes minyak daun sidr dan dia tidak muntah-muntah lagi serta mengatakan bahwa rasanya hanya seperti minyak saja. Setelah 2 jam berlalu, ruqyah pun selesai dan gadis tersebut tidak lagi merasakan linglung, tidak pusing, dan bisa merasakan segarnya udara karena tidak merasakan sesak lagi.
Segala puji bagi-Mu, Yaa Allah…. Rasa syukur, cinta, kagum, dan takut kepada-Nya membuat kami (saya, gadis tersebut, dan 1 orang calon peserta pelatihan yang senantiasa setia mengikuti) segera bersujud syukur bersama ke hadapan Allah SWT Yang Maha Penyembuh dan Maha Kuasa.  Allahu Akbar!.... Subahaanakallahumma  robbanaa  wabihamdika, Allahummaghfirlii….”
Pelajaran dari pengalaman di atas:
  • Takutlah kepada Allah. “Siapa yang menciptakan syetan? Siapa yang menciptakan jin?” “Allah !”
    “Kenapa takut kepada jin dan syetan yang lemah? Seharusnya kita takut kepada Allah yang menciptakan jin dan syetan!....”

    “Jangan biarkan syetan menguasai dirimu melalui pintu yang terbuka, yaitu rasa takut….”
  • Pelajaran kisah ini bukan agar kita menjadi penakut saat berada di suatu tempat, termasuk tempat yang belum terjamah atau angker. Karena kita sebagai manusia adalah kholifah di muka bumi dan berhak memanfaatkan bumi dan seagla isinya untuk beibadah kepada Allah SWT. Yang perlu kita ingat adalah tempatkan rasa takut kita kepada Allah SWT semata dan ikuti contoh Rasulullah SAW bahwa Beliau mengajarkan kita semua agar membaca do’a perlindungan ketika berada di suatu tempat:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung kepada Allah dengan kalimat kalimat-Nya yang sempurna, 
dari setiap kejahatan makhluk-Nya.”
(H.R Muslim, An Nasa’i, At Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah)
  • Syetan/Jin jahat itu amat lemah. Ketika kita bacakan ayat-ayat Al-Qur’an, mereka akan terbakar kepanasan dan bahkan mati dengan idzin Allah.
  • Daun Bidara (Sidr) adalah racun bagi Jin jahat/syetan juga bisa untuk obat sihir.
  • Saat diruqyah, ada proses Detoksifikasi (proses pengeluaran racun-racun dari tubuh), misalnya berupa muntah-muntah seperti kejadian di atas.
  • Awali proses ruqyah dengan pertaubatan dan terus berharap kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan dan perlindungan.
  • Perlu kesabaran, kecermatan, optimis, dalam meruqyah. Gunakan berbagai teknik dan metode yang tentunya syar’i (dibolehkan).
  • Allah SWT adalah Maha Pemberi Petunjuk dan senantiasa mengikuti persangkaan hamba-Nya..
  • Segala sesuatu yang terjadi pasti ada hikmahnya, ilmu bukan hanya didapat dalam pelatihan saja tapi segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita pasti ada pelajarannya.
  • Ketika kita menuntut ilmu karena-Nya, maka Allah akan mempermudah kita untuk mengamalkannya.
  • Belajarlah dari pengalaman para peruqyah lain untuk mengangani berbagai kasus!
  • Saat ruqyah, terdengar keras suara anjing dan sebagian orang yang berada dalam ruangan merasakan merinding bahkan ada yang tangannya mulai bergerak-gerak tak terkendali (karena ternyata orang tersebut pernah belajar ilmu tenaga dalam). Hal ini menjadikan bukti kebenaran sabda Rasulullah SAW bahwa jika terdengar suara anjing pada malam hari maka itu indikasi ada syetan yang lewat dan kita dianjurkan minta perlindungan kepada Allah SWT. Selain itu, ayat-ayat ruqyah tidak hanya berefek kepada gadis tersebut tapi juga akanberdampak kepada orang-orang di sekitarnya yang mendengarnya.
  • Luruskan niat selama meruqyah dan diruqyah, apalagi saat meruqyah wanita yang cantik. Ini juga mungkin yang menjadi alasan kenapa peruqyah itu dipersyaratkan lebih utama kalau sudah menikah. 

0 comments:

Post a Comment