Oleh:
Ustadz Abu Irbah Ariffuddin, S.Ag.
(Artikel Pernah Dimuat Pada Majalah al-Umm Edisi IV Tahun I, Februari 2013)
Pada dasarnya manusia terlahir secara fitrah sebagai manusia yang hatinya bersih, maka hati manusialah yang menjadi sasaran utama setan untuk disesatkan. Lalu, bagaimana cara jin/ setan itu menyesatkan manusia? Menurut Ibnu Qoyyim, jin/setan mengganggu manusia pertama melalui bisikan, selanjutnya muncul kehendak, akhirnya lahirlah perbuatan. Cara yang paling mudah melawan setan adalah menolak semua bentuk bisikan yang pertama kali muncul. Apabila bisikan ini tidak segera ditepis dengan berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka bisikan itu akan menjadi kehendak, kalau diikuti terus akan menjadi perbuatan. Kalau sudah teraplikasi menjadi perbuatan, maka untuk melawannya juga membutuhkan energi keimanan yang besar.
Ibaratnya kalau gangguan jin itu masih sepuluh persen, maka lebih mudah diatasi dibandingkan dengan yang lima puluh persen apalagi yang sudah mencapai seratus persen. Oleh karena itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengingatkan apabila kita merasakan adanya gangguan setan dari golongan jin pada diri kita agar segera berlindung dan meminta pertolongan kepada Allah dari gangguan dan kejahatan setan tersebut.
“Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(QS. Fushilat: 36)
Gambaran umum gangguan jin terhadap manusia bisa kita bagi dalam 2 hal, yaitu gangguan dalam bentuk fisik dan non-fisik. Gangguan dalam bentuk fisik, yaitu gangguan jin yangbisa menyebabkan berbagai penyakit fisik.Namun ketika dibawa kedokter atau dicek pada laboratorium medis tidak ditemukan kelainan. Dokter sulit memberikan obat yang tepat karena tidak ditemukan adanya kelainan, sementara si pasien mengeluhkan rasa sakit yang amat sangat. Penyakit seperti ini bisa disebabkan oleh gangguan sihir dan setan dari golongan jin. Dan hal ini sudah sering kita temui, misalnya orang yang secara klinis, dokter menyatakan terkena penyakit TBC (batuk yang terus menerus) tetapi setelah dicek laboratorium tidak ada tanda-tanda terkena TBC. Setelah dilakukan ruqyah secara syar’i, baru diketahui penyakit batuk itu ternyata berasal dari gangguan jin (karena sihir).
Gangguan jin terhadap manusia dalam bentuk non-fisik banyak sekali, misalnya dalam bentuk gangguan prilaku, gangguan psikis, gangguan cara berpikir dan yang lebih berbahaya adalah gangguan kenyakinan (keimanan). Ketika seseorang terindikasi terkena gangguan jin disadari ataupun tidak akan muncul berbagai dampak negatif dalam dirinya. Seperti:
Pertama, Gangguan prilaku: ketika seseorang terkena gangguan jin, maka akan terjadi perubahan prilaku secara bertahap kearah yang negatif. Misalnya, seorang suami berlaku zhalim terhadap istrinya, ataupun kalau istri senantiasa berani terhadap suaminya, berbuat maksiat (selingkuh, miras, dll). Jika pelaku itu seorang anak maka ia akan menjadi anak yang durhaka terhadap orang tua. Jika ia seorang karyawan dibuat tidak jujur, korupsi dan begitulah seterusnya sesuai dengan kedudukan dan fungsi seseorang sesuai dengan status sosialnya.
Kedua, gangguan psikis; secara psikis orang terkena gangguan jin akan muncul rasa cemas, was-was, takut, gelisah, merasa tidak nyaman. Yang jelas hatinya senantiasa gelisah, kalut, bingung terhadap dirinya. Titik klimaksnya adalah depresi, dan kalau tidak ada penanganan yang tepat bisa menjadi gila.
Ketiga, gangguan cara berpikir; segala bentuk pikiran yang itu merupakan pikiran yang salah, menyelesihi Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah bagian dari produk pikiran yang di dalamnya ditunggangi setan. Sekarang ini, yang populer adalah pikiran orang-orang liberal (JIL), pengusung paham pluralis (semua agama sama), sekuler dan berbagai bentuk pemikiran yang pada intinya berseberangan dengan al-Qur’an dan As-Sunnah. Begitu juga dengan segala bentuk perilaku dosa dan maksiat adalah produk dari kesalahan berpikir yang itu ditunggangi jin atau setan.
Keempat, gangguan kenyakinan (keimanan); jenis gangguan ini adalah jenis gangguan jin/setan yang paling berbahaya. Yaitu menjauhkan kita dari ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Pelan namun pasti, secara bertahap menyesatkan manusia. Bisa dalam betuk kesyirikan atau perbuatan bid’ah. Jenis yang keempat ini, jika menimpa seseorang kerap kali pelakunya tidak sadar, bahwa apa yang dilakukan adalah salah, bahkan menganggapnya sebagai kebenaran dan cenderung marah terhadap orang yang berusaha mengingatkan terhadap kesalahan tersebut. Ini adalah salah satu hakekat kesurupan yang terbesar. Sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Syekhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Al-Furqon Baina Auliya’Rrahman wa Auliya’ Syaithon.
Keempat gangguan tersebut, berada dalam diri seseorang secara bersinambungan. Awalnya jin/setan membisiki manusia, lalu bisikan itu direspon oleh otaknya menghasilkan pola pikir. Dari pikiran direspon hatinya, jadilah gangguan psikis. Jika direspon tubuhnya, jadilah gangguan prilaku, dan puncaknya mempengaruhi keimanannya. Karena kita sering melalaikan gangguan ini, maka kita pun menganggapnya sepele. Memang respon setiap orang terhadap model gangguan ini berbeda. Bagi mereka yang memang berada dalam keimanan yang tinggi, gangguan ini bisa langsung segera ditepis dengan ketaatannya. Jika keimanannya berada di tengah-tengah, maka akan terjadi pertarungan di dalamnya. Akan tetapi bagi mereka dalam kondisi keimanan yang minim atau bahkan kondisi yang jauh dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka gangguan ini akan semakin mensupport dirinya untuk semakin jauh dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Perlu diingat, bahwa banyak dari kita yang tidak paham terhadap berbagai bentuk gangguan jin tersebut. Kita hanya menganggap gangguan jin hanya ada pada orang yang mengalami kesurupan saja. Apabila gangguan jin tersebut bersifat permanen dan terus menerus maka akan membentuk karakter/ kepribadian.Itulah pentingnya kita belajar dan mengetahui ilmu ruqyah syar’iyah, yang memang benar-benar syar’i. Yang pertama dan utama adalah untuk membentengi diri, berikutnya bisa membentengi keluarga ataupun saudara-saudara kita. Hal inilah yang menjadikan kita (sebagai peruqyah) senantiasa berjuang untuk memahamkan umat ini terhadap ilmu ruqyah syar’iyyah. Harapannya agar kita bisa melindungi diri dari segala betuk tipu daya jin/setan.
Demikianlah gambaran singkat berbagai dampak negatif gangguan jin dan setan, yang terkadang sering dilupakan oleh kita semuanya. Semoga tulisan ini bisa memberikan motivasi bagi masing-masing pribadi muslim untuk senantiasa lebih meningkatkan pemahaman terhadap ilmu ruqyah syar’iyyah.
Wallahu’alam bish-showab.
0 comments:
Post a Comment