Tuesday, April 1, 2014

HARGA DIRI SEORANG PERUQYAH

HARGA DIRI SEORANG PERUQYAH
==============================
By : Aris Fathoni

Seorang kawan menceritakan kisah ruqyah di luar kota Jakarta...
seorang ibu menelpon dan memintanya untuk datang ke rumah yang terletak jauh di luar kota jakarta dengan maksud untuk meruqyah putranya.

Kawan saya segera menuju ke TKP dengan motor dan ditemani istrinya, perjalanan dengan motor kecepatan 60-70/jam memakan waktu hampir 2 jam.

sampailah kawan saya di TKP dan ucap salam dan di sambut oleh tuan rumah dengan sambutan yang hangat

wow....Rumahya besar dengan segala perhiasanya dan kendaraan lebih dari satu berada di garasi......

Setelah mendengar curhat dari ibu tuan rumah tentang putranya....(suami sedang keluar rumah) segera kawan saya meruqyah putranya dan terapi pijat saraf..(sekitar 4 jam).

Kelar...kawan saya undur pamitan,,,,,

Tuan rumah menyelipkan "amplop tipis" ke kawan saya sebagai ungkapan trimakasih.

perjalanan pulang ke jakarta.... kawan saya bilang ke istrinya: isi bensin dulu mi.......!

di SPBU dan kawan saya ambil amplop dari saku dan dibuka.....sobekan ringan di amplop,,,, sret.... terlihat warna hijau seorang pahlawan OTTO ISKANDAR DINATA satu lembar....

kawan saya bilang ke istrinya....mi .....kita kembali ke sana (yang diruqyah) tdk usah bi jawabnya! namun kawan saya tetap kekeh ajak istrinya kembali.

sesampai di sana kembali ucap salam dan di sambut raut heran ..

ada yang tertinggal ustadz!?

ia bu ...(kawan saya)

apa ya ustadz yang tertinggal?

harga diri saya bu yang tertinggal!

maksudnya pak ustadz?

ibu yang bener saja....hitung perjalanan saya bu dari jakarta ke sini PP butuh berapa lama, naik bus saja berdua tidak cukup, naik motor kepanasan, terapi butuh 3 jam lebih, kalau hanya ini yang ibu berikan pada saya, maka ini saya kembalikan ke ibu!

apa ibu mau dihargai segitu?
ibu bisa isi bensin mobil... hanya dua puluh ribu?
berapa liter yang dibutuhkan untuk PP (jakarta-ciamis)

tidak lama kemudian suami ibu ini datang dan bertanya ada apa bu? pak ustadz?

suami ibu itu menegur istrinya dan minta maaf kepada kawan saya,,,,dan minta no rek....

kawan saya bilang....maaf pak saya tidak akan beri no rek dan kalau mau memberi! silahkan berikan ke panti ashan yatim atau duafa.......

kisah fersi saya <> tahu deh yang punya kisah maaf ya kalau tdk berkenan

0 comments:

Post a Comment