Oleh Fadhil ZA
Manusia terdiri atas unsur Jasad (tubuh) , Ruh dan Nafs (jiwa). Jasad merupakan unsur fisik yang bisa dilihat dan diraba oleh panca indra. Ruh dan Nafs adalah unsur ghaib yang tidak bisa di raba oleh panca indra. Berbicara tentang tubuh manusia saja sudah begitu rumit, ada ilmu khusus yang mempelajari anatomi tubuh manusia. Ilmu kedokteran mempelajari anatomi tubuh manusia untuk mengetahui berbagai penyakit yang sering menyerang fisik manusia dan cara penyembuhannya.
Ruh dan Nafs jauh lebih pelik daripada tubuh manusia, Allah telah mengingatkan bahwa manusia tidak diberikan pengetahuan tentang Ruh melainkan sedikit sekali sebagaimana disebutkan pada surat Al Israak 85 :
85. Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.”( Al Israak 85)
Ruh tetap berada ditubuh manusia sejak ditiupkan kedalam rahim sampai datangnya saat ajal. Ruh memberikan kehidupan pada manusia, tatkala datang saat ajal maka ruh akan keluar dari tubuh manusia baik secara paksa maupun sukarela. Orang yang kafir akan dicabut ruhnya dengan cara paksa dan kondisi yang amat menyakitkan sebagaimana disebutkan dalam surat al Anfal 50:
50. Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): “Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar”, (tentulah kamu akan merasa ngeri).(Al Anfal 50)
Sedangkan orang yang beriman akan dicabut nyawanya dengan lemah lembut seperti disebutkan dalam surat an Naziat ayat 2 :
2. dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut, (An Naziat 2)
Berbeda dengan Ruh maka Nafs atau jiwa manusia bisa bebas keluar masuk tubuh , ketika masih hidup. Keluarnya Nafs dari tubuh tidak menyebabkan kematian bagi seseorang, hanya saja bisa menyebabkan seseorang jadi hilang kesadarannya. Allah menceritakan hal ini dalam surat Az zumar bahwa Dialah yang menahan Nafs manusia ketika mati dan tidur, kemudian Ia menahan Nafs orang yang sudah datang ajalnya dan mengembalikan Nafs orang yang belum datang saat ajalnya.
42. Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (Az Zumar 42)
Keluarnya Ruh dari tubuh bisa menyebabkan kematian, sedang keluarnya Nafs dari tubuh hanya menyebabkan hilangnya kesadaran.
Orang yang lemah jiwanya, jauh dari ibadah dan taat pada Allah, Nafsnya sering dikuasai oleh syetan dan mahluk Jin. Mereka sering melakukan sesuatu diluar kesadarannya, kadang kala mereka kesurupan tubuhnya dikendalikan oleh bangsa Jin dan mereka melakukan berbagai hal yang tidak disadari dan diketahui oleh yang bersangkutan.
Allah memerintahkan kita agar hati hati menjaga Nafs jiwa ini agar tidak disandera dan menjadi budak setan serta hawa nafsu yang hina. Dzikir mengingat Allah, shalat dengan benar dan khusuk, membaca Qur’an dengan mentadabburinya setiap hari, dapat membersihkan dan menguatkan Nafs atau jiwa sehingga tidak mudah disandera oleh Jin dan setan.
Manusia mempunyai beberapa Nafs (jiwa sekunder) diantaranya yang terkenal didalam Al Qur’an adalah Nafsul Amarah, Nafsul Lawwamah, Nafsul Mulhamah, Nafsul Muthmainnah, Nafsul Rodiah, Nafsul Mardiyah dan banyak nafs lainnya lagi. Allah memerintahkan kita untuk mengawasi dan menjaga Nafs ini agar jangan cendrung pada kemungkaran dan kemaksiatan sebagaimana disebutkan dalam surat An Nziat 40-41
40. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,41. maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). (An Naziat 40-41)
Orang yang sebagian jiwanya disandra dan dibelenggu Jin sering berada dalam keadaan tidak sadar, melamun, merasa berada disuatu tempat, orang menyangka dia mengalami sakit jiwa atau gila. Kadangkala Nafsnya tersingkir dari tubuhnya hingga hilang kesadaranya, selanjutnya tubuhnya dikuasai oleh bangsa Jin yang mempengaruhinya. Dia berkata kata dan bertindak diluar kontrol kesadarannya, kejadian ini dikenal ditengah masyarakat dengan istilah kesurupan.
Banyak orang yang nafsnya dikendalikan bangsa jin yang melakukan perbuatan yang membahayakan dirinya dan orang lain , seperti terjun dari gedung bertingkat, menabrakan diri ke kereta api atau mobil yang sedang berjalan, membunuh anaknya, dan lain sebagainya.
Berikut kami sampaikan beberapa pengalaman perukyah membebaskan jiwa yang disandera bangsa Jin.
(1) MEMBEBASKAN NAFS (JIWA/SUKMA) YANG TERBELENGGU
Oleh Perdana Ahmad S.Psi
Sudah puluhan kali saya menerapi nafs yang dibelenggu bangsa jin, mereka yang dibelenggu nafsnya sering berhalusinasi berada disuatu tempat tertentu seperti istana, gua, suatu ruangan, kuburan, sungai, lautan atau merasa dirinya terikat disuatu tempat tertentu dengan dikelilingi oleh makhluk mengerikan. Selain itu juga mereka yang nafsnya terbelenggu merasakan dirinya lagi disiksa oleh para makhluk mengerikan.
Terakhir malam kemarin saya menerapi pasien melalui telpon yang selalu merasa berada dikuburan, merasakan dirinya dipaksa menikah dengan makhluk mengerikan, merasakan berada di suatu tempat yang dia dikelilingi makhluk mengerikan bermata hijau, sudah sangat sering diterapi ruqyah namun halusinasi itu tidak juga hilang dari bayangannya baik dalam keadaan sadar, setengah sadar atau dalam mimpi yang sangat mengganggu wanita tersebut dan membuatnya ketakutan.
Alhamdulillah setelah saya mensugestinya agar berani, saya melakukan tehnik scanning dan ternyata temuan-temuan yang kami alami diluar akal sehat. saya menuntunnya berdoa pada Allah meminta petunjuk apa sumber halusinasinya lalu setelah saya membaca beberapa doa dan pasien saya suruh mendawankan dzikir asma’ul husna, pasien merasakan dirinya (jiwa/sukmanya) berjalan menuju kuburan dan ternyata dikuburan itu dikelilingi oleh banyak siluman, saya lalu mengajarkannya agar membacakan ayat kursi dan menghembuskannya kearah siluman tersebut lalu pasien melihat siluman tersebut habis terbakar.
lalu saya suruh agar pasien tersebut mendekat ke kuburan itu dan kembali berdoa pada Allah meminta disibakkan hijab sebenarnya dari kuburan tersebut lalu setelah berdoa tiba-tiba hijab kuburan tersebut terbuka lalu pasien melihat didalam kuburan itu ada lorong menuju kesuatu istana.
Saya lalu menyurh pasien agar berjalan masuk kedalam terowongan menuju istana tersebut, pasien subhanallah dapat melukiskan dengan jelas pemandangan dalam istana tersebut, namun menurut pasien istananya kosong, saya lalu membaca al-baqarah 148 dan al mu’minun 115 dengan niat menghadirkan jin pengganggu fulanah tiba-tiba- pasien melihat ada seekor kucing, saya lalu menuntun kembali pasien berdoa kepada Allah meminta disibakkan wujud sebenarnya dari kucing tersebut ternyata berubah menjadi seorang yang ganteng seperti gambar yesus.
Ternyata sosok tersebut adalah jin pekerja sihir dan alhamdulillah saya suruh agar pasien mencekik lehernya sembari membaca ayat kursi dan sosok tersebut terbakar hangus.
Pasien juga menceritakan dia melihat ada banyak perhiasan diistana tersebut lalu langkahnya terhenti ketika melihat ada siluman jin bertubuh hijau.
Saya suruh agar pasien tersebut berdialog dengan siluman hijau tersebut dari hasil dialog ternyata mereka disuruh oleh seseorang yang dahulunya musuh keluarganya yang mengirim sihir agar ibunya ketika mempunyai anak anaknya tidak dapat menikah dan ini sihirnya berlanjut sampai kegenerasi.
saya menyuruh agar pasien tersebut mengatakan pada siluman tersebut agar mencabut perjanjian, jin tersebut mengatakan tidak bisa sebab ini perintah langsung dari Iblis.
melalui pasien saya sarankan agar jin tersebut masuk islam, namun menurut pasien tersebut jinnya tertawa terbahak-bahak dan mengancam akan menculik jiwa pasien saya itu. Saya lalu meminta agar pasien tersebut berdoa meminta sebilah pedang dan Allah mengabulkan ditangannya ada pedang dan saya suruh pasien itu menyerang jin tersebut, akhirnya terjadi perkelahian dan nafs pasien berhasil memotong-motong tubuh jin tersebut (wallahualam) .
Alhamdulillah jika selama ini pasien itu selalu ketakutan ketika melihat penampakan dengan bimbingan saya pasien menjadi seorang pemberani.lalu terjadi lagi beberapa pertempuran dengan jin yang juga bertubuh gemuk dan hijau dan semuanya bisa ditebas dengan pedang (Wallahualam).
Pasien beberapa kali mengeluh tubuhnya amat lemas dan saya tetap memberi semangat padanya. lalu saya meminta pasien berdoa agar istana itu dihancurkan Allah lalu setelah pasien membaca ayat kursi pasien melihat istana itu hancur lebur. (wallahualam)
Saya menuntun agar pasien berdoa meminta pada Allah agar diberikan petunjuk jiwa pasien yang dibelenggu jin. ternyata tiba-tiba pasien berda disuatu ruangan sangat kumuh dan melihat dirinya berbaju putih terikat di kursi, saya lalu menyuruh pasien membuka ikatannya dan berhasil, dan ketika saya menyuruh pasien menempelkan tangannya ke ubun-ubun nafsnya ternyata pasien mengeluah tidak bisa seolah ada energi tertentu yang menahan, saya lalu menyruh pasien membaca 3 qul dan menghembuskan ke nafsnya dan Alhamdulillah ketika kembali pasien mencoba menempalkan tangannya keubun-ubun nafsnya berhasil dan saya tuntun pasien berdoa pada Allah agar nafsnya dikembalikan ketempat yang merupakan sunatullah tempat tinggalnya setelah pasien membaca Al-fatihah tiba-tiba nafsnya menghilang.
Saya lalu menuntun pasien agar berdoa pada Allah agar dipertemukan dengan raja jin yang menjadi sumber sakitnya pasien.
Lalu pasien berpindah alam merasakan berada di sebuah ruangan yang terbuat dari daun-daun dan pasien tiba-tiba untuk pertama kalinya berteriak ketakutan sebab melihat sosok makhluk mengerikan berambut ular.
Tiba-tiba dada saya berdetak dan merasa berat lalu saya membaca yasin ayat 9 niat membentengi jiwa dan raga saya dan saya juga membacakan yasin ayat 9 untuk membentengi jiwa dan raga pasien.
Terjadi kembali dialog dan kembali raja jin tidak bersedia mencabut perjanjian sihir sebab katanya ini perintah dari iblis, ketika ditawarkan islam jin itu tertawa terbahak-bahak.
Saya suruh pasien menyerang dengan membaca ayat kursi dan dihembuskan kearah jin tersebut ternyata tidak berbekas dan terhalang sebuah ranjang.
Saya lalu menuntun agar pasien berdoa kepada Allah meminta agar Allah membelenggu tubuh raja jin tersebut, selesai berdoa pasien melihat jin berambut ular itu terikat dengan rantai besi.
lalu saya menyuruh pasien untuk mendekati jin berambut ular itu, dan saya suruh membaca ayat kursi dengan niat memenjarakannya, setelah membaca ayat kursi pasien meelihat seolah ada selaput seperti plastik melingkupi jin tersebut.
Tiba-tiba pasien sedikit menjerit sbb katanya ada yg datang mirip wujudnya seperti jin berambut ular dan katanya reflek menebaskan pedang dan terputus lehernya.
Lalu saya suruh pasien membuat perjanjian dengan jin tersebut, agar menyuruh anak buahnya mencabut semua sihir dan buhul sihir yang telah membuat keluarganya dan dirinya sakit, termasuk juga tunangan dan calon mertuanya yang sempat lumpuh (alhamdulillah setelah diruqyah oleh seorang ustadz sudah sembuh) baru akan dilepaskan.
Raja jin itu setuju dan kami beri waktu 3 hari untuk mencabut semua sihirnya.
Dan saya suruh pasien meninggalkan ruangan tersebut, lalu menyadarkan kembali dirinya dengan membuka matanya.
=====================================
Hari ini saya kontrol pasien Alhamdulillah bayangan dan halusinasi sudah lenyap dan tinggal was-was dihati masih ada, saya lalu menuntunnya melakukan self healing.
Wallahi kisah ini bukan rekayasa dan Alhamdulillah pasien yang berhalusinasi dengan melakukan tehnik scanning ini hampir 90 % berhasil sembuh.
Dalam ilmu psikologi juga menghadapi pasien yang terganggu mentalnya pasien jangan dipatahkan keyakinannya dengan mengatakan “itu halusinasi kamu, itu bohong, ga mungkin” sebab ini akan membuat pasien tidak akan sembuh dan malah akan timbul antipati terhadap terapi.
contohnya pasien mengalami gangguan mental merasa ada cecak di lehernya padahal hakikatnya tidak ada, maka jangan dikatakan “itu halusinasi kamu, itu bohong, ga mungkin” sebab pasien dalam keadaan irrasional tidak akan menerima pesan rasional. Sebaiknya justru diarahkan agar pasien dapat menyadari dengan jelas keberadaan cecak itu dan arahkan pasien mengambilnya dan mengeluarkan dari tubuh. lalu terakhir diklosing dengan memberikan sugesti tidak ada lagi cicak dilehernya dan yakinkan dia telah sembuh.
begitu juga dengan kasus pasien diatas Wallahu a’lam hakikat sebenarnya namun saya alhamdulillah banyak menyelesaikan kasus psikosomatis, halusinasi, delusi dengan tehnik scanning saya memadukan antara ilmu ruqyah dan ilmu psikologi yang saya dapat dibangku kuliah dahulu.
saya tidak menyarankan untuk mencoba cara ini jika tidak banyak pengalaman dan jam terbang tinggi juga ilmu psikologis yang memumpuni, lebih utama melakukan dzikir-dzikir yang disyari’ahkan untuk tindakan prefentif. dan kisah ini saya ceritakan hanya sebagai tambahan kasanah ILMU PSIKOLOGI SINERGIS RUQYAH
WALLAHU A’LAM……..
(2) PENGALAMANKU MEMBANTU MENGEMBALIKAN JIWA (NAFS) YANG DITAWAN
Dikisahkan oleh : Ustadz Rizal Dalil,M.Pdi
Siapapun akan bertanya-tanya dan penasaran dengan judul di atas, termasuk saya pun begitu penasaran walaupun pernah membaca beberapa pengalaman para Quranic Healer (peruqyah) dan saya pernah mempelajari teknik-teknik pengembalian jiwa dari Ust. Perdana Akhmad. Tapi, tentunya beda antara sekedar mempelajari teorinya dengan mengalami dan mempraktekkan secara langsung. Teknik ini memang terkesan aneh, karena terkesan berbeda dibandingkan ruqyah standar. Namun, itu terjadi tanpa rekayasa atau dibuat-buat, adanya penglihatan (vision) bagi yang diruqyah semata-mata merupakan petunjuk kepada Allah SWT tatkala kita meluruskan niat dan memaksimalkan ikhtiar sesuai dengan contoh dari Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash-Shohihah. Selain itu, vision merupakan bukti nyata bahwa Allah SWT adalah Maha Pengabul Do’a dan senantiasa mengikuti persangkaan hamba-Nya.
1. PengalamanQyu yang Pertama dalam membantu mengembalikan jiwa yang ditawan
Saat saya mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kepada para siswa dengan menggunakan metode Ruqyah Syar’iyah. Salah seorang siswi dijadikan model dan diruqyah. Baru saja selesai membaca Surat Al-Fatihah, terlihat siswi tersebut ketakutan padahal dalam keadaan membuka mata. Lantas setelah ditanya, dia menjelaskan bahwa saat diruqyah, dia melihat (vision) Ayahnya sedang diikat (terbelenggu) dan di sampingnya ada 2 wanita, yang satu wajahnya cantik dan satu lagi buruk rupa wajahnya. Saya teringat dengan materi dari Ust. Perdana Akhmad yang pernah saya baca, lalu menawarkan kepadanya untuk melanjutkan proses ruqyah untuk melepaskan ayahnya (yang belakangan diketahui terkena sihir mahabbah dari wanita lain, dan hampir membuat kehidupan rumah tangganya hancur. Hal ini juga terbukti, ketika istrinya memberikan air bidara secara sembunyi-sembunyi maka tiba-tiba si Suami merasa sakit perut yang hebat). Namun, sayangnya siswi tersebut tidak mau melanjutkan proses ruqyah dengan alasan takut dan juga ternyata tidak ada dukungan dari ibunya. Inilah pengalaman pertama yang belum tuntas dan membuat penasaran untuk menangani kasus yang serupa, yaitu kasus jiwa yang ditawan.
2. PengalamanQyu yang Kedua dalam membantu mengembalikan jiwa yang ditawan
Kisah ini berawal, saat saya mendapat amanah untuk memberikan materi dalam pelatihan Mudah Terjemah al-Qur’an (MTQ) di Baitul Maal Kota Bogor. Pada pelatihan yang pertama, agar membangun motivasi peserta maka saya jelaskan pula bahwa Al-Qur’an adalah Pedoman Hidup, Mukjizat yang menguak fakta-fakta sains kontemporer, Media Komunikasi (Curhat) kita dengan Allah. Semua materi itu saya dukung dengan beberapa video yang semakin membuat kita berdecak kagum dan cinta kepada Al-Qur’an sebagai Kalaamullah. Selain itu, sepintas saya perkenalkan juga bahwa Al-Qur’an juga merupakan Syifaa (penawar/obat), hal ini terbukti dan diperkuat dengan beberapa pengalaman saya dalam meruqyah. Alhamdulillah, para peserta terlihat begitu tertarik dan siap mengikuti pelatihan Quanic Healing.
Adalah merupakan ketentuan Allah (qodarullah) bahwa sekalipun saya sudah mempersiapkan diri serta sebelumnya meminta idzin kepada Ust. Perdana Akhmad, ternyata…. Pelatihan Quranic Healing terpaksa dibatalkan dikarenakan pengurus Baitul Maal sedang ada urusan penting di luar kota dan infomasi pelatihan belum sempat disebar, walhasil yang hadir hanya ada 1 orang peserta. Masya Allah….
Subhanallah walhamdulillah Allahu Akbar…. Segala sesuatu yang terjadi pasti ada hikmahnya. Ternyata sekalipun pelatihan dibatalkan, Allah SWT tetap memberikan kesempatan pada saya dan beberapa saudara yang lain untuk belajar serta menangani secara langsung kasus jiwa yang ditawan. Karena saat itu, ada saudara yang datang dan minta tolong kepada saya untuk meruqyah adik iparnya.
Setelah gadis tersebut berwudhu dan mengenakan mukena maka kami bersiap meruqyah di lantai 3 bangunan Baitul Maal, namun karena ruangan tersebut sudah lama kosong maka sebelumnya saya coba meruqyah ruangan tersebut dengan membacakan Ayat Kursyi, memohon perlindungan dari Allah dengan niat menetralisir/membersihkan dan dari jin jahat/syetan. Selanjutnya, si Gadis menceritakan kronologis peristiwa yang membuat dirinya yang selalu merasa linglung dan sesak nafas, serta takut. Setelah penjelasan sekilas tentang ruqyah kemudian dilanjutkan dengan pertaubatan dengan menuntun gadis tersebut dalam membaca Doa Tazkiyah dan Ikrar Pemutus Ikatan. Sesaat setelah membaca do’a, saya menanyakan apa yang dirasakannya dan dia hanya merasakan merinding di sebagian tubuhnya. Lalu saya mengingatkan agar menginformasikan apabila terasa panas, sesak, kedutan, merinding di bagian tubuh tertentu, atau jika terlintas penglihatan/bayangan (vision).
Selanjutnya saya membaca Ruqyah Standar sampai sekitar 30 menit, dan selama itu terdengar suara-suara anjing yang menggonggong dari arah rumah yang berada di belakang bangunan Baitul Maal, padahal sebelumnya sepi senyap.Tidak ada reaksi yang keras pada diri gadis tersebut kecuali hanya terasa merinding di sekujur tubuh. Oleh karena itu saya gabungkan beberapa teknik tusukan, tarikan, dan memijat ibu jari kaki dan tangan sambil membaca ayat-ayat Ruqyah walaupun tetap tidak ada reaksi. Namun, saat gadis tersebut meminum beberapa tetes minyak Daun Bidara (Sidr) maka spontan dia merasa pusing, mual, dan muntah-muntah. Melihat kondisi tersebut maka saya semakin termotivasi untuk terus meruqyahnya dengan menggabungkan beberapa teknik lain di tambah sedikit pukulan di pundak. Beberapa saat kemudian, dia merasa heran dengan telapak tangannya yang terasa dingin dan terlihat berwarna gelap. Hal ini adalah indikasi bahwa jin yang berada dalam tubuh sudah tidak kuat dan menyerah, dan bermaksud keluar dari tubuh melalui tangan dan kaki si gadis. Oleh karenanya, saya lanjutkan dengan teknik blokir, tarikan, dan buangan (dari Ust. NAI). Kondisi si gadis menjadi lebih baik, namun terlihat masih takut terutama saat membicarakan tempat kejadian di mana salah seorang temannya kesurupan dan berdampak pada dirinya dan beberapa temannya yang lain. Melihat kondisinya yang labil dan takut, maka saya luangkan waktu untuk lebih menguatkan tauhidnya, bahwa kita tidak boleh takut pada apapun kecuali kepada Allah SWT.
Selanjutnya saya bertanya: “Siapa yang menciptakan syetan? Siapa yang menciptakan jin?”
Si gadis menjawab dengan lirih: “Allah, Allah….”
Tidak puas mendengar jawaban semacam itu maka saya tanya kembali dan minta agar dia menjawab dengan lantang.
Saya: “Kenapa takut kepada jin dan syetan yang lemah? Seharusnya kita takut kepada Allah yang menciptakan jin dan syetan!”
Lalu saya menceritakan tentang seorang Umar ra. yang ditakuti oleh syetan karena: “Umar ra. adalah seorang pribadi yang tidak takut pada apapun kecuali kepada Allah SWT. Oleh karenanya, jangan biarkan syetan menguasai dirimu melalui pintu yang terbuka, yaitu rasa takut….”
Setelah tauhid gadis tersebut sudah cukup kuat maka ruqyah dilanjutkan dengan menggunakan teknik Scanning (dari Ust. Perdana Akhmad), yaitu dengan khusyu berdo’a dan berharap kepada Allah SWT Yang Maha Pemberi Petunjuk agar memberikan petunjuk berupa penglihatan (vision) atau solusi bagi masalah yang sedang dihadapi. Selanjutnya saya membaca berulang-ulang QS. Al-Fatihah, QS. Al-Baqoroh, dan QS. Al-An’am: 103. Demikian juga halnya, dalam keadaan mata yang tertutup, gadis tersebut terus berdo’a dalam hatinya: Yaa Allah, Yaa Nuur, Yaa Latiif , berikanlah petunjuk padaku….”
Subhanallah, gadis tersebut melihat bahwa dirinya masih ada di hotel tempat kejadian dan disitu ada 3 makhluk berwujud wanita yang menyeramkan. Saya teringat dengan teknik Ust. Syamsul Arifin, maka saya minta gadis tersebut untuk tetap berani dan takut hanya pada Allah, dan meminta dia membaca QS. Al-Falaq dan meniupkan pada kedua telapak tangannya lalu melemparkan ke arah makhluk-makhluk yang mengganggunya. Menurutnya, 2 lemparan menembus 2 makhluk tersebut dan membuat mereka pergi. Namun, karena beberapa jin masih berusaha mengejar gadis tersebut maka saya coba bacakan QS. Al-Baqoroh: 7 dan 18 berulang kali agar para jin yang menjaga nafs pasien semuanya dalam keadaan tidak sadar. Selanjutnya, karena masih belum hafal teknik dan bacaannya, sambil membaca Buku Saku Teknik Ruqyah (yang saya buat dari ringkasan artikel Ust. Perdana Akhmad) saya coba menuntun jiwa gadis tersebut untuk kembali.
Subhanallah walhamdulillah Allahu Akbar…. Gadis tersebut menceritakan bahwa saat diruqyah dia merasakan jiwanya berusaha kembali seperti mengapung (loncat-loncat) selama perjalanan dari hotel tempat kejadian sampai ke Baitul Maal. Selanjutnya, untuk mengecek, untuk kedua kalinya gadis tersebut meminum beberapa tetes minyak daun sidr dan dia tidak muntah-muntah lagi serta mengatakan bahwa rasanya hanya seperti minyak saja. Setelah 2 jam berlalu, ruqyah pun selesai dan gadis tersebut tidak lagi merasakan linglung, tidak pusing, dan bisa merasakan segarnya udara karena tidak merasakan sesak lagi.
Segala puji bagi-Mu, Yaa Allah…. Rasa syukur, cinta, kagum, dan takut kepada-Nya membuat kami (saya, gadis tersebut, dan 1 orang calon peserta pelatihan yang senantiasa setia mengikuti) segera bersujud syukur bersama ke hadapan Allah SWT Yang Maha Penyembuh dan Maha Kuasa. Allahu Akbar!…. Subahaanakallahumma robbanaa wabihamdika, Allahummaghfirlii….”
Pelajaran dari pengalaman di atas:
Takutlah kepada Allah. “Siapa yang menciptakan syetan? Siapa yang menciptakan jin?” “Allah !”
“Kenapa takut kepada jin dan syetan yang lemah? Seharusnya kita takut kepada Allah yang menciptakan jin dan syetan!….”
“Jangan biarkan syetan menguasai dirimu melalui pintu yang terbuka, yaitu rasa takut….”
Pelajaran kisah ini bukan agar kita menjadi penakut saat berada di suatu tempat, termasuk tempat yang belum terjamah atau angker. Karena kita sebagai manusia adalah kholifah di muka bumi dan berhak memanfaatkan bumi dan seagla isinya untuk beibadah kepada Allah SWT. Yang perlu kita ingat adalah tempatkan rasa takut kita kepada Allah SWT semata dan ikuti contoh Rasulullah SAW bahwa Beliau mengajarkan kita semua agar membaca do’a perlindungan ketika berada di suatu tempat:
“Aku berlindung kepada Allah dengan kalimat kalimat-Nya yang sempurna,
dari setiap kejahatan makhluk-Nya.”
(H.R Muslim, An Nasa’i, At Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah)
Syetan/Jin jahat itu amat lemah. Ketika kita bacakan ayat-ayat Al-Qur’an, mereka akan terbakar kepanasan dan bahkan mati dengan idzin Allah.
Daun Bidara (Sidr) adalah racun bagi Jin jahat/syetan juga bisa untuk obat sihir.
Saat diruqyah, ada proses Detoksifikasi (proses pengeluaran racun-racun dari tubuh), misalnya berupa muntah-muntah seperti kejadian di atas.
Awali proses ruqyah dengan pertaubatan dan terus berharap kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan dan perlindungan.
Perlu kesabaran, kecermatan, optimis, dalam meruqyah. Gunakan berbagai teknik dan metode yang tentunya syar’i (dibolehkan).
Allah SWT adalah Maha Pemberi Petunjuk dan senantiasa mengikuti persangkaan hamba-Nya..
Segala sesuatu yang terjadi pasti ada hikmahnya, ilmu bukan hanya didapat dalam pelatihan saja tapi segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita pasti ada pelajarannya.
Ketika kita menuntut ilmu karena-Nya, maka Allah akan mempermudah kita untuk mengamalkannya.
Belajarlah dari pengalaman para peruqyah lain untuk mengangani berbagai kasus!
Saat ruqyah, terdengar keras suara anjing dan sebagian orang yang berada dalam ruangan merasakan merinding bahkan ada yang tangannya mulai bergerak-gerak tak terkendali (karena ternyata orang tersebut pernah belajar ilmu tenaga dalam). Hal ini menjadikan bukti kebenaran sabda Rasulullah SAW bahwa jika terdengar suara anjing pada malam hari maka itu indikasi ada syetan yang lewat dan kita dianjurkan minta perlindungan kepada Allah SWT. Selain itu, ayat-ayat ruqyah tidak hanya berefek kepada gadis tersebut tapi juga akanberdampak kepada orang-orang di sekitarnya yang mendengarnya.
Luruskan niat selama meruqyah dan diruqyah, apalagi saat meruqyah wanita yang cantik. Ini juga mungkin yang menjadi alasan kenapa peruqyah itu dipersyaratkan lebih utama kalau sudah menikah.
(3). KONSULTASI SEORANG PERUQYAH TENTANG PENYELAMATAN NAFS (JIWA SEKUNDER)
Terima kasih Ustad atas kesediaannya meluangkan waktu menjawab konsultasi saya
Setelah prosesi ruqyah (awal-awal kepanasan), pasien sudah tidak merasakan apapun terhadap ruqyah. Sy meminta dia memejamkan mata dan sy bacakan surat al An’am ayat 3, 103, dan Al hasyr 22. Tak lupa sholawat dan hamdalah.
Dia melihat dirinya ada di sebuah rumah. Sy minta dia masuk rumah. Di dalam rumah dia melihat dirinya memakau baju merah (dia memang punya dan ada di lemari). Di rumah itu dia sedang ditodong dengan pedang oleh orang hitam besar (wajah yang ditodong sangat ketakutan). di sampingnya ada wanita mermuka jelek berdarah-darah. Namun tidak ada yg melihat/menyadari akan kehadiran pasien. Setelah sy membaca ruqyah lagi, khususnya Al Anfal 17, penglihatan itu masih sama, tidak ada perubahan.
Setelah istirahat sejenak, sy meminta pasien untuk penelusuran kembali. Kali ini saat pasien melihat dirinya di dalam rumah itu, wanita yang buruk rupa itu melihat ke diri pasien, pasien langsung membuka mata karena takut. Sy langsung membca ayat yasin ayat 9 (walaupun sudah tidak penelusuran lagi).
Beberapa hari kemudian, saat prosesi ruqyah, pasien bereaksi kepanasan lalu tidak merasakan apa. Saat penelusuran lagi, pasien hanya melihat dirinya di suatu hutan dan di jaga oleh 2 cahaya. Dia melihat dirinya tetap berbaju merah dengan keadaan sangat gelisah. selama dan setelah pembacaan ruqyah, tidak ada perubahan apapun.
Pernah ketika pulang dari ruqyah, pasien di tengah jalan merasa ada yang masuk dalam dirinya. inilah yang membuat sy menyimpulkan bahwa ada buhul yg belum terputus atau mungkin ada nafs yag ditawan. Pasien termasuk ulet, dia berusaha tetap sholat dan mengaji walaupun merasakan kepanasan.
Namun sy belum mencoba teknik ikrar pemutus (karena ayahnya pernah ngilmu jaranan/ kudi lumping) sekali lagi terima kasih
Semoga Allah membalas kebaikan Ustad Pradana
Jawab:
Dari penjelasan antum, saya bisa mengambil kesimpulan, bahwa salah satu nafs pasien diculik oleh 2 jin, dan 2 jin tersebut adalah merupakan jin penjaga nafs pasien. Dibelakang 2 jin tersebut ada lagi kekuatan besar yang memberikan mandat kepada 2 jin tersebut. Kekuatan besar itu adalah kerajaan jin yang bekerjasama dengan tukang sihir.
Ada banyak kasus ketika diruqyah pasien tidak menunjukkan reaksi keras namun tubuhnya selalu sakit-sakitan hingga peruqyah yang tidak perpengalaman akan menganggap pasien tersebut Cuma sakit fisik belaka. Padahal nafs (jiwa sekunder) pasien sudah diculik dan disiksa di suatu tempat. Ketika nafs pasien disiksa maka tubuh fisik pasien akan juga merasakan sakit yang amat sangat.
Kasus ini sangat sulit penyembuhannya dan kadang walau berpuluh-puluh kali kita ruqyah tidak ada perubahan berarti jika yang meruqyah adalah peruqyah yang tidak perpengalaman dalam tekhnik penelusuran penyakit.
Adapun tekhnik penyelamatan nafs pasien ada beberapa cara :
1. Pasien meniatkan dirinya agar menyatu dengan kesadaran nafs yang dibelenggu lalu peruqyah membekali nafs pasien dengan ayat-ayat ruqyah yang bisa dijadikan shield, weapon
yang pasien itu sendiri berusaha melepaskan dirinya.
Tekhniknya adalah :
Mu’alij membaca doa pembentengan dengan niat membuat shield (energi pelindung) untuk pasien,ucapkan :” dengan izin Allah ayat-ayat pembentengan ini energinya akan melindungi jiwa pasien dari semua serangan, dari semua senjata, dari semua energi negatif, tidak akan tembus, tidak akan bisa lagi dibelenggu oleh seluruh makhluk jahad, atas berkat kekuatan dan pertolongan Allah” bacakan al-mu’minun 97-98, dan 7 lapis energi pelindung pada tangan pasien lalu tiupkan dan suruh pasien mengusapkannya keseluruh tubuh atau langsung hembuskan keubun-ubun pasien.
lalu bacakan surat yasin ayat 9 dan Al-Israa’: 45 setelah itu hembuskan lagi keubun-ubun pasien dengan niat agar jiwa sekundernya menghilang dari pandangan jin.
Setelah melakukan persiapan, maka tutuplah mata pasien dengan kain agar fokus dan tuntun pasien memindahkan kesadaran jiwanya kedalam kesadaran nafs yang dibelenggu dengan mengatakan :” bismillah kesadaran fisik saya akan menyatu dengan kesadaran nafs saya yang dibelenggu, dengan izin Allah terjadilah, terjadilah, terjadilah”
Tuntun pasien menarik nafas agak dalam agar rileks dan fokus agar niatnya berhasil. Jika berhasil maka pasien akan menjadi dirinya yang ditawan jin tersebut, dan pasien akan melihat siluman/jin tersebut kebingungan karena nafs pasien menghilang dari pandangan mereka. Lalu suruh pasien itu cepat terbang kembali ke dalam tubuh fisiknya….. Peruqyah membantu keselamatan nafs pasien selama pelarian dengan menggunakan tekhnik Pengembalian jiwa (kisah tekhnik pengembalian jiwa ini ada cerita seru tersendiri yang saya alami hingga paman saya menemukan tekhnik ini dan membacakan pada diri saya karena nafs saya banyak tertarik pada satu kasus pertempuran dengan jin pada saat penanganan sihir kelas berat)
Selama pelarian NAFS pasien menuju tubuh fisik, peruqyah membacakan :
membaca Ta’awudz
- Membaca Shalawat nabi
- Membaca doa perlindungan (Ayat kursi)
- Membaca surat Al-Baqarah ayat 7 dan 18 dengan niat membuat bisu, buta, tuli jin sihir agar tidak dapat mengejar nafs pasien
- Bentuk kekuatan Niat mengembalikan semua jiwa raga yang dipengaruhi sihir
- Lalu Membaca Surat Al-baqarah ayat 5
- Dilanjutkan membaca Membaca surat Al-Fajr ayat 27-30 berulang-ulang sampai pasien merasa jiwanya sudah bersatu dengan tubuh fisik
- Catatan: niat harus jelas dan tegas adapaun jika sulit memproyeksikan niat dalam hati maka lebih baik ucapkan saja secara jelas.
Waspadai kemungkinan ada lagi jiwanya yang dibelenggu, sebab kadang tidak hanya satu jiwa yang diculik siluman tersebut dengan kembali melakukan tekhnik scanning
2. Peruqyah secara aktif membacakan ayat-ayat “serangan, pemutus buhul, melindungi nafs pasien dll” untuk melepaskan buhul yang membelenggu nafs pasien.
Tekhnik ini memerlukan kerjasama pandangan mata bathin pasien dengan peruqyah, lakukan dulu tekhnik pembentengan nafs pasien yang sudah saya jelaskan di poin pertama.
Lalu bacakan dan niatkan energi(kekuatan/daya) kalimat tammah (kalimat sempurna/sakti yang pernah diajarkan malaikat Jibril pada Rasulullah yang diserang oleh sekelompok jin ifrit yang membawa obor api (energi api) disatu lapisan langit ketika israa’) untuk menghancurkan/ 2 jin yang membelanggu nafs pasien.
Bacaannya yaitu :
A’uudzu biwaj’hillaahil kariim
Wa bikalimaatil laahit taammaatil latii laa yujaawizuhunna barrun wa laa faajirun
min syarri maa yanzilu minas’sama’i
Wa min syarri maaya’ ruju fiiha
Wa min syarri maa dzaro-a fiil ardhi
Wa min syarri ma yakh’ruju minhaa
Wa min fitanil laili wan nahaari
Wa min thowaariqil laili wan nahaari illa thooriqon
Yath’ruqu bikhoirin ya rahman.
Artinya : “Aku berlindung pada Tuhan Yang Maha Pemurah dan berpegang teguh pada kalimat-kalimatNYA yang sempurna yang tidak dapat diperangaruhi oleh siapapun juga, baik orang taat maupun orang fasik, dari kejahatan yang turun dari langit dan kejahatan yang naik ke langit, kejahatan yang ada dimuka bumi dan kejahatan yang keluar dari bumi, kejahatan fitnah-fitnah dan peristiwa yang membawa akibat buruk yang terjadi siang dan malam, kecuali peristiwa yang membawa kebaikan, Ya Tuhan kami yang Maha Rahman (Pengasih).”
Bacalah berulang kali dengan konsentrasi dan fokus, suruh pasien melihat apa yang terjadi. Jika pasien melihat 2 jin itu terbakar lanjutkan pembacaan sampai 2 jin tersebut musnah/lebur.. jika sudah aman lalu panggil nafs pasien dengan tekhnik pengembalian jiwa yang sudah saya jelaskan dipoin pertama agar menyatu kembali dengan tubuh fisiknya.
Waspadai kemungkinan ada lagi jiwanya yang dibelenggu, sebab kadang tidak hanya satu jiwa yang diculik siluman tersebut dengan kembali melakukan tekhnik scanning
3. Peruqyah dan pasien berdoa kepada Allah agar Allah Ta’ala menurunkan bala tentara malaikat untuk membebaskan nafs pasien.
Hanya diperlukan kepasrahan peruqyah dan pasien dan kehusyukan dalam berdoa,
Bacaannya adalah :
membaca Ta’awudz
- Membaca Shalawat nabi
- Peruqyah berdoa dan diamini pasien :” Ya Allah, kami memohon bantuan kepada Engkau Ya Allah untuk menyelamatkan nafs (sebutkan nama pasien) , Tiada daya upaya kecuali pertolongan engkau ya Allah” bacalah beberapa kali dengan khusuk dan diaminkan pasien
- Kemudian secara berulang-ulang bacalah Al-Anfal: 9-11 dan 12 disela-sela pembacaan ayat ulangi kembali doa yang sudah diucapkan begitu seterusnya sampai pertolongan Allah datang.
- Kondisikan pasien melaporkan apa yang dia lihat bagaimana bentuk pertolongan Allah itu datang.
4.Nafs Pasien menyelamatkan nafnya yang lain
Jika pasien seorang pemberani, ketika penelusuran dan pasien melihat nafsnya yang lain dibelenggu, maka lakukan tekhnik pembentengan (penjelasan pada poin pertama) lalu kondisikan pasien untuk siap dalam pertempuran alam ghoib: tekhniknya :
a. Pedang cahaya
bacalah ayat “pedang” dan hembuskan ditangan pasien dengan niat memberikan pedang cahaya pada nafs pasien. maka pasien akan melihat wujud pedang itu lalu suruh pasien memegang pedang tersebut dan tebaskan ketubuh/leher jin/siluman tersebut.
b. Api ayat kursi
bacakan ayat kursi pada tangan pasien lalu hembuskan, niatkan pada tangan nafs pasien ada seberkas api, lalu suruh nafs pasien melemparkan api tersebut ke 2 jin itu
c. Panah Api
bacakan surat Ash-shofat 1-10, pada bacaan ke 9 dan 10 ulangi beberapa kali dengan niat memberikan panah api (berwujud seperti kilat petir dapat berwarna merah, biru, putih atau hitam) lalu lemparkan kearah jin tersebut
d. Kilat petir
bacakan surat al-Mulk ayat 5 lalu hembuskan ketangan pasien dengan niat memberikan kilatan patir lalu suruh pasien melemparkan kearah jin tersebut
f. dan lain lain
Jika musuh sudah dikalahkan jangan buang waktu peruqyah melakukan tekhnik pengembalian jiwa, sebab jika berlama-lama maka dapat saja bala bantuan jin akan datang dan kita akan direpotkan oleh pertempuran yang lebih membahayakan dan menyulitkan lagi.
5. Nafs peruqyah sendiri yang menyelamatkan nafs pasien
Saya tidak rekomendasikan dan Allah Ta’ala belum memberikan taufiq pada diri saya untuk menjelaskannya. Resikonya sangat besar, nafs peruqyah bisa dijebak oleh bangsa jin hingga bisa terbelenggu, disakiti/dilukai, bahkan nafs kita yang lain dapat banyak terlepas jika kalah dalam pertempuran. Tiap lapisan Nafs punya kesadaran sendiri dan dibawah kontrol Ruh kita, nafs-nafs(jiwa-jiwa sekunder) lain dapat saja tanpa kita inginkan dan sadari membantu nafs kita yang sedang bertempur, ini kacau dan pernah saya alami dan saya tidak dapat mengontrolnya.saya cukup trauma dan berfikir 1000 kali jika kembali menggunakan tekhnik poin 4 ini.
Pada tingkat lanjut dapat saja hanya dengan kekuatan niat, nafs pasien kita arahkan menuju lokasi benda sihir yang telah menyihir pasien tersebut lalu melakukan tekhnik pembakaran setelah melepaskan nafs pasien dari belenggu siluman tersebut.
Jika pasien jelas pandangannya minta dia untuk melihat apakah ada buhul yang masih tersambung dalam dirinya, lalu lakukan penelusuran ujung buhul yang tertencap dalam dirinya agar diketahui dimana pusat sihir itu berada.
Lakukan secara sabar tahapan tekhnik diatas jika salah satu tidak berhasil lakukan tekhnik lain dan bisa menggabungkan beberapa tekhnik menjadi satu kesatuan. Jika berhasil menyelamatkan nafs pasien hentikan dahulu “penelusuran” dan jangan banyak melakukan eksperimen sebelum benar-benar pengalaman dengan beragam tekhnik yang sudah saya ajarkan dan memahami seluk beluk alam ghoib, sebab tingkat bahayanya besar.
Diposkan oleh Perdana Akhmad, S.Psi di 14.26
Pengalaman perukyah membebaskan jiwa (Nafs) yang disandera Jin seperti diatas menunjukan pada kita perlunya kita waspada dan hati hati menjaga nafs kita sendiri. Jiwa yang kuat dan bersih tidak mudah dikuasai oleh setan dan jin, jiwa yang lemah dan kotor dapat dikuasai setan dan jin dengan mudah
Allah telah mengingatkan semua ini dalamsurat As Syamsy ayat 9-10
9. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, 10. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (As Syamsy 9-10)
0 comments:
Post a Comment