Sunday, July 30, 2017

Penyebutan keluarga dalam Al Qur'an

Al-Qur’an merupakan sumber pedoman hidup dan sumber ilmu pengetahuan. Permasalahan yang terjadi disekitar kita pasti bisa diatasi karena Allah tidak mungkin memberikan masalah yang kita tidak sanggup untuk mengatasinya. Dewasa ini banyak sekali problematika kehidupan yang terjadi disekitar kita yang kita bisa saksikan sering kali di sosial media, televisi, radio dan lain-lain seperti penyalahgunaan narkoba, pergaulan anak-anak muda yang semakin tidak terarah, alcohol yang seolah-olah sudah menjadi konsumsi umum, korupsi, nepotisme dan lain sebagainya, yang sangat merusak generasi penerus bangsa. Permasalahan-permasalahan tersebut bersumber dari jauhnya pergaulan masyarakat terhadap Allah dan Rasulnya. Al-Qur’an seakan-akan hanya menjadi simbol dalam mahar pernikahan dan hanya menjadi pajangan didalam lemari-lemari yang jarang sekali tersentuh untuk membacanya apalagi mengamalkanya. Sudah sangat jelas dalam Al-Qur’an, Allah menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman untuk memberikan kabar gembira bagi orang yang mengimaninya. Akan tetapi dalam Al-Qur’an sendiri ada ayat-ayat yang mengandung makna zhahir (yang tidak memerlukan penafsiran dalam memahaminya) dan terdapat pula ayat-ayat yang memerlukan penafsiran dalam memahaminya. Ayat-ayat al-Qur’an yang bersifat historis dan normatif tidak semua dapat dipahami secara tekstual saja, karena banyak dari ayat-ayat Al-Quran yang masih mempunyai makna yang luas (abstrak) dan perlu untuk ditafsirkan lebih dalam, agar dapat diambil sebuah hukum ataupun hikmah yang dapat dipahami dan diamalkan oleh seluruh Manusia secara umum dan umat Islam secara khusus. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan diatas adalah dengan membentuk generasi qur’ani didalam kehidupan berumah tangga. Keluarga merupakan salah satu sumber vital dalam menjadikan seseorang menjadi orang yang taat terhadap Allah dan Rasulnya atau tidak. Didalam Al-Qur’an sendiri ada contoh-contoh kehidupan dari keluarga para nabi untuk dijadikan suri tauladan dalam menghasilkan keluarga yang surgawi. Tentu hal ini bersumber dari pemahaman dan keyakinan seseorang terhadap Al-Qur’an itu sendiri sehingga ketika Al-Qur’an dijadikan sumber pedoman dalam berumah tangga, maka “surga” itu akan hadir dalam sebuah keluarga yang meghasilkan keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Oleh karena itu penulis akan memaparkan ayat-ayat yang berkaitan dengan keluarga didalam Al-Qur’an dalam bentuk tafsir tematik (maudhu’i) yang diambil dari beberapa sumber penafsiran sehingga bisa dijadikan contoh dalam membentuk keluarga qur’ani yang menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber pedoman. Pengertian keluarga didalam Al-Qur’an. Membentuk keluarga adalah sebuah karunia Allah bagi setiap insan yang bertujuan untuk menyempurnakan keimanan seseorang salah satunya dengan ikatan pernikahan Islam telah memberikan serangkaian tuntunan untuk menata fitrah itu. Yakni tuntunan untuk membentuk keluarga agar terwujud generasi unggul, umat yang akan melanjutkan estafet perjuangan para pendahulunya. Semua itu telah menjadi bagian yang yang tak terpisahkan dari ajaran Islam itu sendiri yang digali dari sumbernya yang utama, yakni Al-Qur’an dan al-Hadis. Didalam Al-Qur’an sendiri ada beberapa ayat yang berkaitan dengan keluarga yang menggunakan kata yang berbeda-beda. 1. Al-Ahl أَهْلَ Kata al-Ahl didalam Al-Qur’an terdapat kurang lebih 129 kata, dan memiliki arti yang berbeda-beda satu sama lain. 1. Dalam kamus al-Munawwir, lafaz ahlun bisa mengandung arti orang yang cakap, pengikut , keluarga. Akan tetapi yang dibahas pada konteks ini adalah lafazh ahlun yang memiliki jamak ahlūn, ahāli, yang mengandung arti family, kerabat. Seperti dalam surah Hud ayat 40 Yang Artinya: kami berfirman : “ Muatkanlah kedalam bahtera itu dari masing masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang yang beriman” Dalam ayat ini maksud dari kata ahlun adalah ahlu bait al-rajul, yaitu keluarga seseorang lelaki, yang dimaksudkan adalah istri-istrinya, anak-anak lelakinya, dengan istri mereka masing-masing. 2. Dalam surah Hud ayat 46 dijelaskan tentang kata al-Ahl, akan tetapi dalam ayat ini ditegaskan bahwa al-ahl tidak mencakup istri dan anak apabila mereka termasuk orang kafir atau tidak beriman. Artinya: Allah berfirman: “Hai Nuh, dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatanya) perbuatan yang tidak baik. Dalam ayat ini sebelumnya dijelaskan bahwa Nabi Nuh menginginkan anaknya selamat dari bencana yang ditimpakan Allah kepada kaumnya, akan tetapi ditegaskan dalam ayat ini bahwa anaknya itu bukan termasuk keluarganya karena dia lebih menyukai kerusakan dari pada ketaatan kepada Allah. 3. Dalam Al-Quran surah At-Tahrim ayat 6 disebutkan. Yang Artinya: “wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” Berkaitan dengan Ayat ini, diriwayatkan bahwa sayyidina Umar berkata ketika turunnya ayat ini, “Wahai kita menjaga diri kita sendiri , tetapi bagaimana kita menjaga keluarga kita?”, Rasulullah menjawab, “kamu larang mereka mengerjakan apa yang dilarang Allah untukmu, dan kamu perintahkan kepada mereka apa yang diperintahkan Allah kepadamu. Itulah penjagaan diri mereka dengan neraka.’’ Dan mengenai ayat ini pun sayyidina ‘Ali mengatakan yang dikutip oleh Ibnu Munzir dan Al-Hakim didalam Jama’ah al-Akharin, ”ajarilah dirimu dan keluargamu kebaikan dan didiklah mereka.” Yang dimaksud dengan al-Ahl disini mencakup istri, anak, budak laki-laki dan perempuan. Dalam ayat ini terdapat isyarat mengenai kewajiban seorang suami mempelajari fardhu-fardhu agama yang diwajibkan baginya dan mengajarkan kepada keluarganya. Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa Allah telah mengasihi seorang laki-laki yang mengatakan, “wahai keluargaku, jagalah shalatmu, pusamu, zakatmu, orang miskin mu, orang yatimu, dan tetanggamu. Semoga Allah mengumpulkanmu dengan mereka didalam surga.” Dalam surah Ali Imran ayat 64 disebutkan kata al-Ahl, akan tetapi bukan berarti keluarga, akan tetapi berarti pengikut. Artinya: Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu…” . 2. Al-Ᾱl َآل kata lain dalam Al-Qur’an yang memiliki makna keluarga adalah lafaz Ᾱlun, dan lafaz ālun ini terdapat di 25 tempat. Dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 33 Artinya: Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga ‘Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). Sepeti halnya lafaz al-Ahl, lafaz aalun juga memiliki makna lain seperti dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 49: Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (fir’aun) dan pengikut-pengikutnya, mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya. 3. Qurba قربى Qurba dari segi bahasa artinya dekat berasal dari lafaz qarib. Dalam Al-Qur’an qurba adalah keluaga yang ada hubungan kekerabatan baik yang termasuk ahli waris maupun yang tidak termasuk. Didalam Al-Qur’an kata yang berkaitan dengan qurba yang mengandung arti kekerabatan juga muncul dengan lafaz aqrab akan tetapi dalam bentuk jamak muzakar salim. Terdapat 16 ayat yang memakai kata qurba dan 7 ayat yang menggunakan jamak dari kata aqrab Dalam surah An-Nisa ayat 7: Yang Artinya: “Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya.” Pada ayat ini kata aqrabun, memiliki arti kerabat yang memiliki hubungan dengan ahli waris. Sedangkan diayat selanjutnya disebutkan kata qurba yang mengandung arti orang-orang dari kerabat orang yang meninggal yang tidak mewarisi.9 Dalam surat An-Nisa ayat 8: Artinya: “Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim, dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. 4. ‘Asyirah عشيرة ‘Asyirah adalah keluarga seketurunan yang berjumlah banyak dari sebuah keluarga (ahli bait al-Rajul). Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat at-Taubah ayat 24: Artinya: Katakanlah: “jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu…” Bersambung…

Friday, July 28, 2017

Teori penciptaan alam dan manusia

Alam semesta merupakan suatu ruang atau tempat bagi manusia,tumbuh-tumbuhan, hewan, dan benda-benda. Langit sebagai atapnya dan bumi sebagainya lantainya. Jadi, alam semesta atau jagat raya adalah saturuang yang maha besar, terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik.Manusia sebagai makhluk yang terdiri atas berbagai macam pola dan bentuk , Allah SWT menciptakan bermacam-macam makhluk tetapi yang paling istimewa dan sempurna yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah akal, agar manusia dapat membedakan baik atau buruknya sesuatu.maka yang menjadi pembicaraan sekarang ini bagaimana proses terjadi dan penciptaan alam semesta manusia. Para ahli sudah banyak yang mengeluarkanpendapat tentang proses terjadinya alam dan manusia, dan bahkan mereka rela mengorbankan nyawanya demi mempertahankan argumennya, dan bahkan sampai saat ini masih belum ada yang mengetahui betul tetang proses terbentuknya alam semesta ini.Sebagai umat Islam tentunya sudah tidak meragukan lagi tentang penciptaan alam semesta dan manusia karena kita meyakini apa yang disebutkan dalam Al qur’an. Ayat‐ayat tentang Penciptaan Alam Pembicaraan Alquran tentang alam semesta ditemukan dalam ayat‐ayat‐Nya lebih dari 1000 ayat . 461 di antaranya berkaitan dengan bumi (orbit bumi, rotasi bumi dan pembagian wilayah bumi serta isi kandungannya). Sebagian ayat berkaitan dengan penciptaan alam semesta, gugusan dan peredaran bintang‐bintang di jagat raya, galaksi dan akhir dari alam semesta ini. Termasuk tentang penciptaan matahari yang lebih awal dari penciptaan bulan.Meskipun demikian, pembicaraan Alquran tentang alam ini masih bersifat garis besar atau prinsip‐prinsip dasarnya saja, karena Alquran bukan buku ilmu pengetahuan yang umumnya menguraikan penciptaan alam semesta secara sistematis. Karena itu untuk mempunyai gambaran yang jelas tentang bagaimana kejadian‐kejadian itu disajikan, kita harus mengumpulkan bagian‐ bagian yang terpisah dalam beberapa surat. Ayat yang menjadi acuan utama mengenai penciptaan alam adalah surat al‐ Baqarah:117, yang berbunyi: بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ وَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ “Allah pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengucapkan kepadanya “jadilah” lalu jadilah ia”. بَدِيعُ : menciptakan tanpa menjiplak 1 بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ : menciptakan keduanya dan memperindah keudanya tanpa mengambil contoh dari sesuatu sebelum keduanya Secara umum ayat‐ayat Alquran tentang penciptaan alam dapat dipetakan melalui dua pendekatan : (1) maudhu’i‐mushafi, yaitu pengelompokan ayat‐ ayat tentang penciptaan alam yang tersebar di berbagai surat sesuai dengan susunannya dalam mushhaf, (2) maudhu’i‐ tanzili, yaitu pengelompokan ayat‐ ayat itu tersebar diberbagai surat sesuai dengan susunannya waktu diturunkan. Sesuai susunan mushhaf : a. al‐A’raf [7]:54 Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan‐Nya pula) matahari, bulan dan bintang‐bintang (masing‐masing) tunduk kepada perintah‐ Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. b. Yunus [10]:3, Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin‐Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? c. Hud [11]:7 dan Dia‐lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana‐Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang‐ orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata". d. al‐Anbiya [21]:30 dan Apakah orang‐orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman? e. al‐Furqan [25]:59, yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy, (Dialah) yang Maha pemurah, Maka Tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia. f. as‐Sajdah [32]:4, Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan? g. Fushilat [41]:9‐12, ayat 9. Katakanlah: "Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu‐sekutu bagiNya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam". Ayat 10. dan Dia menciptakan di bumi itu gunung‐gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan‐makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang‐orang yang bertanya. Ayat 11. kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah‐Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati". ayat 12. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap‐tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang‐bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik‐ baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui. h. Qaf [50]:38 dan Sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikitpun tidak ditimpa keletihan. i. al‐Hadid [57]:4 Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada‐Nya. dan Dia bersama kamu di mama saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan. j. an‐Naziat [79]:27‐33 Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya[ 27], Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya [28], dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang [29], dan bumi sesudah itu dihamparkan‐Nya [30], ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh‐tumbuhannya [31]. dan gunung‐gunung dipancangkan‐Nya dengan teguh [32], (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang‐binatang ternakmu [33]. Pengertian sama’ dan Ardh Pada ayat‐ayat tersebut di atas terdapat dua istilah yang senantiasa disebut, yakni al‐sama’ (langit) dan al‐ardh (bumi). Kata sama’ سماء berasal dari kata سمو sumu yang berarti tinggi Assama’ السماء : yang berarti langit/cakrawala tinggi Ungkapan ‘langit’ dan ‘bumi’ merupakan petunjuk yang mewakili semua jagat alam raya ini. Adapun kenapa ‘bumi’ yang disebut, hal itu dikarenakan keterikatan kita dengannya dimana kita hidup dan tinggal di atas permukaan bumi. Sedangkan penyebutan kata ‘langit’, hal itu dikarenakan kedekatan kita dengan langit yang menjadi obyek penglihatan kita, sekaligus sebagai sumber hujan yang bermanfaat untuk menumbuhkan berbagai tumbuhan yang kita butuhkan dan juga sebagai makanan binatang ternak kita. Sebagai catatan bahwa di dalam Alquran, kata as‐sama (bentuk tunggal) disebut sebanyak 109 kali. Sedangkan dalam bentuk jamak (as‐samawat) 185 kali. Adapun kata al‐ardh (dengan beberapa variasinya) disebut sebanyak 461 kali. Di mana 80 surat hanya menyebut dalam bentuk mufrad (tunggal) saja dan tidak pernah muncul dalam bentuk jamak. Adapun berjumlah tujuh, penyebutannya hanya secara implisit pada surat Ath‐Thalaq [65]: 12. ‘’ Allah‐lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu‐Nya benar‐benar meliputi segala sesuatu.’’ Kata al‐sama’ (dalam Alquran biasa diartikan sebagai “langit”, yakni ‘kubah’ biru di atas bumi atau horizon (langit bagian bawah yg berbatasan dengan permukaan bumi atau laut). Akan tetapi, tidak semua kata itu diartikan demikian, karena pada beberapa ayat, antara lain ayat‐ayat di atas, digunakan untuk menginformasikan penciptaan alam semesta. Karena itu dalam konteks alam semesta kata “langit” dimaknai sebagai ruang angkasa yang di dalamnya terdapat galaksi‐galaksi, bintang‐bintang, dan lainnya. Kata Ardh الارض berasal dari kata aradha ارض yang berarti : berumput dan sedap dipandang 4 الارض berarti : bumi 5 Kata Ardh (dalam Alquran biasa diartikan sebagai "bumi". Akan tetapi, tidak semua kata itu diartikan demikian, karena pada beberapa ayat, antara lain ayat‐ayat di atas, digunakan untuk menginformasikan penciptaan alam semesta dengan sistem tata surya (solar system) yang belum terbentuk seperti sekarang. Karena itu, kata ardh .(dalam ayat‐ayat ini lebih tepat dipahami sebagai "materi", yakni cikal bakal bum Istilah “Penciptaan” pada ayat‐ayat tersebut di atas, terdapat tiga istilah yang agak berbeda maknanya, namun diterjemahkan sama rata sebagai ”penciptaan”. Pertama, khalaqa pada surat al‐A’raf:54, Yunus:3, Hud:7, al‐Furqan:59, as‐ Sajdah:4, Fushilat:9, al‐Hadid:4. Menurut ar‐Raghib al‐Ashfahani, “Kata al‐ khalq dapat digunakan dalam makna al‐ibda’, yaitu menciptakan sesuatu tanpa asal dan meniru (tidak ada contoh sebelumnya). Namun dapat pula digunakan dalam makna al‐iejad, yaitu menciptakan sesuatu dari sesuatu (menciptakan dari bahan yang telah ada sebelumnya). Menurut ar‐Raghib, kata khalqussamawat wal ardhi maknanya al‐ibda’ dengan dilalah firman Allah: badi’us samawat wal ardh” (Qs. Al‐Baqarah:117) Al‐Mufradat fi Gharibil Quran, I:157. Kedua, ja’ala dalam surat Fushilat:10, yang bermakna ”menyusun, mengolah bahan yang telah ada sebelumnya menjadi ciptaan baru”. ketiga qadla dalam kata faqadlahunna (surat Fushilat:12). Istilah ini bermakna ”menetapkan”. Penggunaan istilah qadla (”menetapkan”) dalam ayat itu terkait dengan penciptaan langit: ”Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa…” Jika ditilik dari urutan pembahasan ayat‐ayat tersebut, maka ”penetapan” tujuh langit berada pada bagian paling akhir rangkaian penciptaan. Namun, mengingat alam semesta senantiasa berproses, maka ”menetapkan” di sini tidak bisa disamakan dengan ”menyelesaikan”. Yang ”selesai” bukanlah fisik langit atau alam semesta, melainkan hukum‐hukumnya. Dengan hukum‐hukum itulah, alam semesta terus menerus berproses. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penciptaan alam semesta terjadi melalui sejumlah tahapan yang kontinyu: dimulai dengan penciptaan dari ketiadaan, penciptaan baru dari ciptaan‐ciptaan sebelumnya, hingga penetapan hukum‐hukum alam. Proses Terbentuknya Alam Semesta Dalam upaya menafsirkan rangkaian ayat‐ayat tersebut di atas terdapat dua kelompok utama: Pertama, kelomok burhani (saintifik). Kedua, kelompok bayani (wahyuistik). Dalam memahami ayat‐ayat penciptaan alam semesta, madzhab burhani berusaha memaksimalkan akal dengan melibatkan pendekatan empiris, dalam hal ini konsep sains dan penemuan mutakhir. Dalam madzhab ini teks suci (wahyu) tidak diposisikan sebagai dogma (ajaran) dan sebagai pengetahuan jadi melainkan hanya sebagai sebuah isyarat ilmiah yang pemaknaanya harus mengikuti sains. Madzhab ini cenderung terikat secara keseluruhan terhadap kontribusi sains dalam menafsirkan Alquran. Sedangkan kelompok bayani berpijak pada teks, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dalam arti langsung menganggap teks sebagai pengetahuan jadi, dan secara tidak langsung yaitu dengan melakukan penalaran yang berpijak pada teks ini. Dalam madzhab ini wahyu diposisikan sebaliknya yang harus diterima secara imani, bukan tafsiran ilmiah, walaupun tidak logis dan ilmiah dalam analisa konsep sains. Madzhab ini cenderung menolak secara keseluruhan terhadap kontribusi sains dalam menafsirkan Alquran. kelompok Saintifik Alam diciptakan Allah dalam enam masa (Q.S. Fushilat [41]:9‐12): dua masa untuk menciptakan langit sejak berbentuk dukhan (campuran debu dan gas), dua masa untuk menciptakan bumi, dan dua masa (empat masa sejak penciptaan bumi) untuk memberkahi bumi dan menentukan makanan bagi penghuninya. Ukuran lamanya masa (“hari”, ayyam) tidak dirinci di dalam Alquran. Belum ada penafsiran pasti tentang enam masa itu. Namun, bedasarkan kronologi evolusi alam semesta dengan dipandu isyarat di dalam Al‐Qur‐an (Q.S. Fushilat [41]:9‐12 dan Q.S. an‐Naziat [79]:27‐33) mereka menafsirkan enam masa itu adalah enam tahapan proses sejak penciptaan alam sampai hadirnya manusia. Pendapat yang lain mengatakan bahwa yang dimaksud dengan hari disini adalah waktu secara mutlak (tanpa batasan difinitif) bukan menurut definisi konvesional yang sudah umum ( 24 jam) sebab hal itu tidak bias dibayangkan tanpa keberadaan matahari dan bulan.6 Surat An‐Nazi’at ayat 27‐33 tersebut dapat menjelaskan tahapan enam masa secara kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga dapat diuraikan sebagai berikut: Masa I أَأَنتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاء بَنَاهَا (”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya [27]): penciptaan langit pertama kali Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big bang”[1], kira‐kira 13,7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah adanya radiasi kosmik di langit yang berasal dari semua arah. Bigbang adalah awal penciptaan ruang, waktu, dan materi. Materi awal Hidrogen. Hidrogen menjadi bahan pembentuk bintang, dalam bahasa Al‐Quran disebut dukhan. Awan hidrogen itu berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, mulailah terjadi reaksi nuklir yang membentuk Helium. Reaksi nuklir inilah yang menjadi sumber energi bintang dengan mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan selisih massa (m) Hidrogen dan Helium. Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub bakal bintang itu (protostar), menyebar dan menghilangkan debu yang men gelilinginya. Sehingga, selimut gas yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk planet‐planet. Awan Hidrogen dan bintang‐bintang terbentuk dalam kumpulan besar yang disebut galaksi. Di alam semesta galaksi sangat banyak membentuk struktur filamen (untaian) dan void (rongga). Jadi, alam semesta yang kita kenal sekarang bagaikan kapas, terdapat bagian yang kosong dan bagian yang terisi. Masa II (Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya [28]): pengembangan dan penyempurnaan Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan ”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” ditafsirkan dengan alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi‐galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dengan kismis tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh satu sama lain. Mengembangnya alam semesta sebenarnya adalah kelanjutan big bang. Jadi, pada dasarnya big bang bukanlah ledakan dalam ruang (seperti meledaknya bom), melainkan proses pengembangan ruang alam semesta secara cepat. Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta merta terbentuk, melainkan dalam proses evolusi yang terus berlangsung. Kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Penyempurnaan alam terus berlangsung. Masa III (Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang [29): pembentukan tata surya termasuk Bumi Surat An‐Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya sama dengan proses pembentukan bintang umumnya, dari dukhan, walau sudah tidak murni Hidrogen lagi. Masa IV وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا (dan bumi sesudah itu dihamparkan‐Nya [30]): Evolusi Bumi Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi yang kemudian terpisah‐pisah menjadi beberapa benua. Dari ayat ini pula menjadi pijakan konsep bahwa bumi itu bulat, kata daha/dahau digunakan pada anak yang menjatuhkan bola pada tanah, sebuah permainan memasukkan batu dan permainan yang menggunakan biji, juag digunakan untuk burung unta yang membuat sarang, menyingkirkan batu-batu dari tempat berbaringnya, tempat untuk mengeramkan telur-telurnya 7 Kata dahaha selain berarti ‘’hamparan’’ juga berarti ‘’telur burung unta’’. Nah ,dengan demikian bentuk bulat bumi seperti telur burung unta yang tidak bulat bola, namun sedikit elips. Dan jika tetap kita artikan hamparan maka tidak masalah karena bumi memang luas terhampar seolah takbertepi ketika kita mengelilinginya karena bentuknya bulat seperti telur burung unta.8 Masa V (Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh‐tumbuhannya [31]): pengiriman air ke Bumi melalui komet. Ayat ini menceritakan mulai adanya air di bumi dan makhluk hidup yang pertama adalah tumbuhan. Air di bumi, berdasarkan kajian astronomi tidak dihasilkan sendiri oleh bumi, tetapi berasal dari komet yang menumbuk Bumi. Hal ini dibuktikan dari rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya. Masa VI (Dan gunung‐gunung dipancangkan‐Nya dengan teguh [32] (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang‐binatang ternakmu [33]”): proses geologis serta lahirnya hewan dan manusia. Dalam ayat 32 di atas, disebutkan ”…gunung‐gunung dipancangkan dengan teguh.” Artinya, gunung‐gunung terbentuk setelah penciptaan daratan, pembentukan lautan air, dan munculnya tumbuhan pertama. Gunung‐gunung terbentuk dari interaksi antar lempeng ketika superkontinen Pangaea mulai terpecah. Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana dalam suatu. Jadi, usia manusia relatif masih sangat muda dalam skala waktu geologi. Kelompok Wahyuistik Surat Al Anbiyaa’ [21]:30 menunjukan keadaan Bumi dan langit saat permulaan. أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Al-Anbiya: 30) Tafsir Ibn Katsir atas ayat 21:30: “…Tidakkah mereka mengetahui bahwa Langit dan bumi dulunya bersatupadu yakni pada awalnya mereka satu kesatuan, terikat satu sama lain. Bertumpuk satu diatas yang lainnya, kemudian Allah memisahkan mereka satu sama lain dan menjadikannya Langit itu tujuh dan Bumi itu tujuh, meletakan udara diantara bumi dan langit yang terendah…” Said bin Jubair mengatakan, “‘langit dan Bumi dulunya jadi satu sama lain, Kemudian Langit dinaikkan dan bumi menjadi terpisah darinya dan pemisahan ini disebut Allah di Alquran’.” Al Hasan dan Qatadah mengatakan, “’Mereka Dulunya bersatu padu, kemudian dipisahkan dengan udara ini’.” Surat Fushshilat [41]: 9‐12, menyajikan urutan pengerjaan bagaimana penciptaan yang dilakukan Allah: Pertama, (41:9) Bumi di ciptakan dalam dua masa Kedua, (41:10) bumi dan segala isi Bumi diciptakan total dalam empat masa Ketiga, (41:11) Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah‐Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati.” Ayat‐ayat diatas jelas menunjukan bahwa kedudukan Bumi dan Langit adalah sederajat, bumi bukan bagian dari langit. Bumi diciptakan terlebih dahulu, diselesaikan baru kemudian Allah menyelesaikan Langit dan itu dibuktikan di ayat selanjutnya. Keempat, (41:12) Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap‐tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang‐bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik‐baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Enam masa penciptaan langit dan bumi menurut al-qur’an meliputi terbentuknya benda-benda samawi , terbentuknya bumi dan perkembangan bumi sehingga bias dihuni oleh manusia.8 Inilah yang Allah katakan (Ia) menghamparkan (Bumi) (79:30) Dan Allah berkata, ‘Ia ciptakan bumi dalam dua hari’, jadi Dia menciptakan Bumi dan segala isinya dalam empat hari dan Dia menciptakan Langit dalam dua Hari. Pada riwayat Al Bukhari: Dia menciptakan Bumi dalam Dua hari, artinya pada Minggu dan Senin. Dia meletakan Gunung‐gunung yang kokoh di atasnya, menumbuhkan yang bermanfaat, menakar untuk perlengkapan yang dibutuhkan manusia, artinya pada Selasa dan Rabu, jadi dengan dua hari sebelumnya menjadi empat hari Kemudian Dia meninggikan (Istawa ila) langit dan dan langit itu masih merupakan asap..melengkap dan menyelesaikan ciptaannya seperti 7 langit dalam dua hari, artinya Kamis dan Jumat. Pada riwayat Muslim, Abu Hurairah melaporkan bahwa Nabi menggenggam tanganku dan berkata: Allah yang Maha Agung dan Mulia menciptakan: Tanah pada hari Sabtu dan Gunung pada hari Minggu dan Pepohonan pada hari Senin dan Segala yang berkaitan kelengkapan pekerjaan pada Selasa dan cahaya pada hari Rabu dan Dan menyebarkan Binatang pada hari Kamis dan Adam setelah ashar pada hari Jum’at, ciptaan terakhir pada hari Jum’at antara Sore dan Malam. ayat ayat Al-Quran yang membahas tentang proses penciptaan manusia: Surah An-Nahl ayat 4 خَلَقَ الإنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ “Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.” Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari nuthfah yaiti air mani /sperma yang bertemu dengan ovum ( sel telur) sehingga terjadi pembuahan, nutfah terkenal dalam dunia kedokteran dengan istilah spermatozoon yang terdapat pada diri laki laki dan ovum yang terdapat pada wanita. Ayat yang lain : أَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّن مَّنِىٍّ يُمْنَىٰ Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), (Al-Qiyamah 75:37) 2. Surah Al-Hajj ayat 5 فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الأرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا “……Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya….” Pada ayat ini Allah s.w.t menerangkan proses kejadian manusia di dalam rahim ibunya dan kehidupan manusia setelah ia lahir sampai mati sebagai berikut: Allah telah menciptakan manusia pertama, yaitu Adam a.s, adalah dari tanah. Kemudian dari Adam diciptakan istrinya Hawa, dari kedua jenis ini berkembang biak manusia dalam proses yang banyak. Dan dapat pula berarti bahwa manusia diciptakan Allah berasal dari sel mani, yaitu perkawinan sperma laki-laki dengan ovum di dalam rahim wanita. Kedua sel itu berasal dari darah, darah berasal dari makanan yang dimakan manusia. Makanan manusia ada yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan ada yang berasal dari binatang ternak atau hewan-hewan yang lain. Semuanya itu berasal dari tanah sekalipun telah melalui beberapa proses. Karena itu tidaklah salah jika dikatakan bahwa manusia itu berasal dari tanah. Dalam ayat ini disebutkan bahwa manusia itu berasal dari “nuthfah”. Yang dimaksud dengan “nuthfah” ialah setetes mani. Setetes mani laki-laki itu mengandung beribu-ribu sperma yang tidak dapat dilihat dengan mata, tanpa menggunakan alat pembesar. Salah satu dari sperma ini bertemu dengan ovum dalam rahim wanita dengan perantaraan persetubuhan yang dilakukan oleh kedua jenis manusia itu. Pertemuan sperma dan ovum ini merupakan perkawinan yang sebenarnya, dan pada waktu itulah terjadi proses pertama dari kejadian manusia yang serupa terjadi pula pada binatang. Dari segumpal darah berubah menjadi segumpal daging. Kemudian ada yang menjadi segumpal daging yang sempurna, tidak ada cacad dan kekurangan pada permulaan kejadiannya, dan ada pula yang menjadi segumpal daging yang tidak sempurna, terdapat cacat dan kekurangan. Berdasarkan kejadian sempurna dan tidak sempurna inilah menimbulkan perbedaan bentuk kejadian bentuk manusia, perbedaan tinggi dan pendeknya manusia dan sebagainya. Proses kejadian “nuthfah” menjadi “’alaqah” adalah empat puluh hari, dari “’alaqah” menjadi “mudghah” (segumpal daging) juga empat puluh hari. Kemudian setelah lewat empat puluh hari sesudah ini, Allah s.w.t meniupkan ruh, menetapkan rezeki, amal, bahagia dan sengsara, menetapkan ajal dan sebagainya, sebagaimana tersebut dalam hadits: “Sesungguhnya awal kejadian seseorang kamu (yaitu sperma dan ovum) berkumpul dalam perut ibunya selama 40 malam, kemudian menjadi segumpal darah selama itu (pula) lalu menjadi segumpal daging selama itu (pula) kemudian Allah mengutus malaikat, setelah Allah meniupkan ruh ke dalamnya. maka malaikat itu diperintahkan-Nya menulis empat kalimat, lalu malaikat itu menuliskan rezekinya, ajalnya. amalnya, bahagia atau sengsara. (H.R. Bukhari dan Muslim) Kemudian jika telah sampai waktunya, maka lahirlah bayi yang masih kecil itu dari dalam rahim ibunya. Masa kandungan yang sempurna ialah sembilan bulan, tetapi jika Allah menghendaki masa kandungan itu dapat berkurang menjadi enam bulan atau lebih dan ada pula yang lebih dari sembilan bulan. Pada permulaan masa lahir itu manusia dalam keadaan lemah, baik jasmani maupun rohaninya, lalu Allah menganugerahkan kekuatan kepadanya sedikit demi sedikit, bertambah lama bertambah besar, hingga sampai masa kanak-kanak, kemudian sampai masa dewasa. 3.Surah Al-Mu’minun ayat 14 ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” Alaqoh sering ditafsirkan sebagai “segumpal darah” penafsiran ini kurang tepat. Makna harfiah dari ‘alaqoh adalah “melekat” atau bergantung. Tahap ‘alaqoh yang disebut dalam alqur’ansecara biologis sebenarnya berada diantara dua fase : fase praimplantasi dan implantasi. Fase praimplantasi dimulai saat fertilisasi dan selesai setelah embrio (zigot)yang terbentuk melekat pada rahim. Karena pada dasarnya zigot atau embrio yang melekat pada rahim adalah kumpulan sel, maka alaqoh lebih tepat diartikan sebagai “segumpal sel”. Fase implantasi terjadi antara hari ke 5-15 setelah fertilisasi. Pada saat ini seorang ibu akan disebut hamilkarena embrionya sudah berintraksi dengan dinding rahim. 4.Surah Az-Zumar ayat 6: خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ الأنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلاثٍ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ “Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan, yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain dia, maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” Pada ayat ini Allah s.w.t menjelaskan bahwa Dia menciptakan manusia pada mulanya seorang saja. Allah menciptakan manusia yang beraneka ragam warna dan bahasanya dari diri Adam. Kemudian Allah menciptakan pasangannya Hawa. Kemudian Allah menjelaskan bahwa Dia pula yang menciptakan delapan ekor binatang ternak yang berpasang-pasangan. Kambing sepasang, biri-biri sepasang, unta sepasang dan sapi sepasang. Sesudah itu Allah menjelaskan lebih jauh tentang kejadian manusia selanjutnya. Manusia diciptakan dengan melalui proses kejadian demi kejadian. Proses kejadiannya yang pertama ialah sebagai nutfah, sesudah itu ditempuhnya proses demi proses sebagaimana darah kental kemudian sebagai janin. Pada saat sempurna menjadi janin itulah Allah menciptakan ruh di dalamnya sehingga menjadilah makhluk hidup. Tanda-tanda kehidupannya dapat diketahui dari detak jantungnya dengan menempelkan telinga ke perut sang ibu. Di samping itu Allah s.w.t menjelaskan bahwa ketika bayi berada dalam kandungan ia berada dalam tiga kegelapan, yaitu: 1) kegelapan rahim, 2) kegelapan plasenta (ari-ari), 3) Surah Al-Ghafir ayat 67 هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ “Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya).” Pada ayat ini Allah menjelaskan, bahwa Dia telah menjadikan manusia dari tanah, kemudian menjadi setetes mani, dari setetes mani menjadi sesuatu yang melekat, dan segumpal darah menjadi segumpal daging, kemudian dilahirkan ke dunia dalam bentuk manusia. Para ahli tafsir menerangkan bahwa yang dimaksudkan dengan Allah s.w.t menjadikan manusia dari tanah, maksudnya ialah Allah s.w.t menjadikan manusia dari saripati yang berasal dari tanah. Seorang bapak dan seorang ibu memakan makanan yang berasal dari tanah, dari binatang ternak dan dari tumbuh-tumbuhan. Binatang ternak memakan tumbuh-tumbuhan dan berkembang dengan menggunakan zat-zat yang berasal dari tanah. Sebagaimana makanan yang dimakan ibu atau bapak itu menjadi mani. Telur mani ibu bertemu dengan mani bapak dalam rahim ibu, sehingga menjadi segumpal darah dan seterusnya. Sebagian ahli tafsir yang lain berpendapat bahwa yang dimaksud dengan “Allah menciptakan manusia dari tanah, ialah bapak manusia Adam diciptakan Allah s.w.t dari tanah. Allahu ‘alam Oleh : Abu ayyash

Thursday, July 27, 2017

meruqyah masturbasi

KISAH RUQYAH

meruqyah dan bekam ODT ejakulasi dini karena sering masturbasi

📝 : M.Hafidz

awal pengobatan beliau adalah melihat postingan di fb yang alhamdulillah bermanfaat bagi teman2 yang ingin lepas dari kebiasaan buruknya selama ini, sebelum nya kami pernah share tentang meruqyah lgbt , susah jodoh yang di sebabkan psikis , dan kasus lainnya yang cukup unik dan menarik untuk kita jadikan ibroh bahwasannya Ruqyah syar'iyah bukan hanya sebagai pengobatan gangguan jin , tetapi juga sebagai pengobatan berbagai macam penyakit medis atau pun non medis,  sesungguhnya segala puji hanya kepada Allah ta'ala yang selama ini memberikan kesembuhan kepada pasien2 kami dan tanpa pertolongan Allah ta'ala kita tidak dapat melakukan apapun.

setelah beliau datang, beliau bercerita cukup panjang , awal maksiat terjadi adalah ketika nonton film porno dari sanalah awal masturbasi yang tiada berhenti, sehingga menyebabkan beliau terkena ejakulasi dini , beliau pun bercerita sebelum nya sudah pernah di ruqyah dan tidak ada reaksi dan mengatakan bahwa kemungkinan hanya psikisnya yang terganggu , kemudian kami jelaskan kepada beliau bahwa syaiton lah yang memberikan dorongan syahwat nya , sehingga dia tidak kuasa menahan rasa tersebut , syaiton senantiasa mengajak kita kepada keburukan / maksiat.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَلَوْلاَ فَضْلُ اللهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَازَكَى مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَدًا وَلَكِنَّ اللهَ يُزَكِّي مَن يَشَآءُ وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمُُ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmatNya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [An Nur : 21]

janganlah mengikuti bisikan syaiton dalam hati kita dalam kitab shoidul khotr al imam ibnul jauzy rahimahullah senantiasa mendakwahi syaiton dalam diri nya apabila membisikan keburukan pada hati nya , begitu juga imam ahmad yang mempunyai kisah unik dalam melawan syaiton dalam hati nya

Diceritakan oleh Abdullah putra Imam Ahmad,

Aku menghadiri proses meninggalnya bapakku, Ahmad. Aku membawa selembar kain untuk mengikat jenggot beliau. Beliau kadang pingsan dan sadar lagi. Lalu beliau berisyarat dengan tangannya, sambil berkata, “Tidak, menjauh…. Tidak, menjauh…” beliau lakukan hal itu berulang kali. Maka aku tanyakan ke beliau, “Wahai ayahanda, apa yang Anda lihat? Beliau menjawab,

إن الشيطان قائم بحذائي عاض على أنامله يقول: يا أحمد فُتَّنِي، وَأَنـاَ أَقُولُ: لَا بُعْدٌ لَا بُعْدٌ

“Sesungguhnya setan berdiri di sampingku sambil menggingit jarinya, dia mengatakan, ‘Wahai Ahmad, aku kehilangan dirimu (tidak sanggup menyesatkanmu).  Aku katakan: “Tidak, masih jauh…. Tidak, masih jauh….” (Tadzkirah Al-Qurthubi, Hal. 186)

Maksud cerita ini, setan hendak menyesatkan Imam Ahmad dengan cara memuji Imam Ahmad. Setan mengaku menyerah di hadapan Imam Ahmad, agar beliau menjadi ujub terhadap diri sendiri dan bangga terhadap kehebatannya. Tapi beliau sadar, ini adalah tipuan. Beliau tolak dengan tegas: “Tidak, saya masih jauh, tidak seperti yang kamu sampaikan….”

menolak syaiton dengan tegas inilah inti pembahasan kita , karena seperti apapun bisikannya jika kita katakan TIDAK , maka syaiton tidak dapat memaksa kita.

kembali ke kisah beliau , setelah menceritakan keseluruhan ceritanya krn terlalu vulgar tidak kami ceritakan deng detail krn syaiton akan bermain di pikiran dan imajinasi kita , setelah itu beliau bercerita pernah di ruqyah juga dan tidak ada reaksi , dan kami katakan baiklah kita diagnosa , setelah mendapatkan sumber gangguan beliau yaitu nonton film porno , kami meminta beliau mentaubati kemaksiatan pada matanya , dan akhirnya kami ruqyah beliau , akhirnya beliau muntah2 dan kebingunan kenapa diri nya muntah2 , ayat2 ruqyah terus kami bacakan sehingga beliau tenang dan tidak lagi muntah , setelah selesai ruqyah beliau kebingunan kenapa saya bisa muntah2 , kami jawab karena anda mentaubati perbuatan buruk anda dan syaitonnya keluar karena taubat anda kepada Allah ta'ala.

setelah itu kami bekam ODT beliau dan kami berikan therapy khusus untuk gangguan syaitonnya alhamdulillah Allah memberikan kesembuhan di sakit pada jiwa dan tubuhnya

teman2 lawanlah syaiton dalam diri kita dengan tidak mengikuti bisikan2 nya , apapun yang syaiton bisikan lalu kita katakan tidak maka dia tidak dapat memaksa apapun kepada kita , perbaiki aqidah kita senantia perbaiki ahlak kita semoga Allah memberkahi kita semua dengan ilmu dan keistiqomahan dalam beramal dengan ilmu kita , krn imam abu hanifah rahimahullah berkata orang alim wajib menerapkan ilmu untuk dirinya sendiri lebih banyak daripada yang dia ajarkan kepada orang lain dalam  Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1

beri manfaat untuk teman2 yang anda sayangi dengan menshare / membagikan kisah nyata ini, semoga menjadi ibroh dan pahala bagi kita krn barang siapa yang menunjukan kebaikan , maka dia akan mendapatkan pahala dari menunjukan kebaikan tersebut.

ingin di ruqyah hub m.hafidz

08984754048 / 082111741113 / 085717292643

[29/5 3.33 PM] M.hafidz ruqyah bekam odt: waalaikumsalam pak
[29/5 3.33 PM] M.hafidz ruqyah bekam odt: bisa di bantu ?
[29/5 3.58 PM] zz1: Iya Pak
[29/5 3.58 PM] zz1: Kl utk pengobatan lemah syahwat bisa?
[29/5 3.58 PM] M.hafidz ruqyah bekam odt: insyaa Allah bisa pak
[29/5 3.59 PM] zz1: Terapi yah?
[29/5 3.59 PM] zz1: Ini di daerah mana Pak?
[4/6 8.47 PM] zz1: Stad الْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن
Sudah ringan pikiran
[4/6 8.47 PM] zz1: Cuma ini Stad hari ini siang 3x buang air kecil
[4/6 8.48 PM] zz1: Dan selepas maghrib buang air kecilnya aga nyangkut(ga tuntas) pas mau pakai celana tiba2 keluar air kencing dan rasanya kerasa gitu(ketika airnya melewati syaraf2)
[5/6 4.55 PM] M.hafidz ruqyah bekam odt: setelah di bekam terakhir sudah enakan belum mas?
[5/6 5.42 PM] M.hafidz ruqyah bekam odt: terakhir sempet nahan kencing ?
[5/6 5.42 PM] M.hafidz ruqyah bekam odt: setelah di bekam terakhir sudah enakan belum mas?
[5/6 6.30 PM] zz1: Sempet ga yah
Lupa Stad
[5/6 6.30 PM] zz1: Hehe
[5/6 6.30 PM] zz1: الْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن
Sudah
[5/6 6.30 PM] zz1: Cuma kemrin aja rasanya gtu
[5/6 6.32 PM] zz1: Stad bantui(doain) yah Stad
[5/6 6.33 PM] zz1: Saya tu maksudnya mau bilg Ejakulasi Dini
[5/6 6.33 PM] zz1: Saya sebenernya itu
[5/6 6.34 PM] M.hafidz ruqyah bekam odt: mulai skrng antum puasa mata
[5/6 6.35 PM] zz1: Iya puasa
[5/6 6.36 PM] zz1: Oke.
Cuma semalam tu ada rasa2 penasaran dg cepat keluar atau tidak + rasa2 sedikit. Jadi aja
[5/6 6.36 PM] zz1: 😔
[5/6 6.37 PM] zz1: Dorongan utk maksiatnya sebenrnya hampir ga ada.
[5/6 9.23 PM] M.hafidz ruqyah bekam odt: itu syaiton
[5/6 9.24 PM] M.hafidz ruqyah bekam odt: taawudz terus
[25/7 7.49 AM] zz1: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Stad
[25/7 8.21 AM] M.hafidz ruqyah bekam odt: waalaikumsalam bisa di bantu pak
[25/7 8.42 AM] zz1: الْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن sembuh
[25/7 8.42 AM] zz1: Syukron ya Stad
[25/7 9.21 AM] M.hafidz ruqyah bekam odt: alhamdulillah semua atas pertolongan Allah ta'ala

Wednesday, July 26, 2017

Suara Iringan Jenazah Meresahkan Seluruh Keluarga

Suara Iringan Jenazah Meresahkan Seluruh Keluarga Kesaksian ibu Asti (30 tahun) Aku lahir di Jawa Timur tepatnya di kota Jombang 30 tahun yang lalu. Kota yang lebih dikenal dengan banyak kyai dan para santrinya. Meski dibesarkan di sana bukan berarti aku juga memiliki pemahaman Islam yang memadai. Boleh dikata, aku nyaris tidak mengenal syariat Islam dengan baik. Aku hanya mengetahui orang Islam itu yang penting shalat, puasa, dan mengaji. Aku dibesarkan di lingkungan keluarga yang berkecukupan secara ekonomi. Kehidupan masa kanak-kanak dan remaja kulalui dengan mulus tanpa banyak kendala yang berarti. Papaku memiliki usaha yang terbilang sukses sehingga aku bisa melanjutkan kuliah di sebuah kampus terkenal di kota Semarang. Aku menyelesaikan kuliah pada tahun 1999. Semasa kuliah tingkat akhir aku bekerja di kantor papa sebagai bekal pengalaman kelak. Kenyataannya, pengalaman kerja yang kumiliki memang cukup membantu. Akan tetapi roda kehidupan tidak selamanya berjalan mulus. Anak buah papa, sebut saja namanya Nina, menghilangkan aset perusahaan yang nilainya cukup besar. Meski Nina mau bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukannya, namun belakangan diketahui ada beberapa kejanggalan di balik hilangnya aset tersebut. Diduga ada beberapa indikasi mistis di balik semua kejadian ini. Seperti ditemukannya taburan garam di rumah dan di kantor. Hal ini menjadi awal petaka yang menimpa keluargaku. Kehidupan keluargaku berubah karena papa tidak lagi bekerja di kantor yang dulu. Ia diberhentikan dengan tidak hormat. Tanpa sepeserpun uang pesangon yang diterimanya. Secara otomatis bersamaan itu pula aku keluar. Kondisi ini membuatku harus berusaha keras untuk mendapatkan pekerjaan agar bisa membantu keluarga. Meskipun sebelum lulus kuliah banyak yang menawarkan pekerjaan kepadaku, tetapi dalam kondisi terdesak seperti ini aku justru sangat kesulitan untuk memperoleh pekerjaan. Aku sempat berpikir mungkin saja ini ada kaitannya dengan Nina yang tidak suka melihat kesuksesan dan kebahagiaan keluargaku. Tapi, kupikir, tidak ada gunanya hanya meratapi nasib dan menyalahkan orang lain. Hanya menambah dan masalah saja. Aku tidak mau larut dalam kesedihan. Artinya, perjuangan untuk bertahan hidup tetap dilanjutkan. Meski dengan segudang tantangan. Alhamdulillah akhirnya aku diterima kerja menjadi seorang SPG (Sales Promotion Girl) di sebuah perusahaan. Hatiku mulai tenang. Setidaknya ada harapan untuk mengembalikan kebagiaan yang hilang itu. Belum berselang lama, kunikmati suasana kerja yang baru. Aku sudah dihadapkan dengan masalah lain. Masalah klise. Masalah cinta dua anak manusia yang bertepuk sebelah tangan. Seorang atasanku, sebut saja namanya Pras, menaruh hati kepadaku. Mungkin karena tingginya intensitas pertemuan kami. Selain karena dia bertugas mentrainingku, kami juga terlibat dalam satu tim kerja sehingga komunikasi di antara kami tidak bisa terelakkan lagi. Witing trisno jalaran soko kulino, kata pepatah Jawa. Lelaki yang dulu dikenal sebagai playboy kampus itu jatuh cinta kepadaku. Masalahnya, aku tidak merasakan getaran yang sama sehingga aku tak bisa menerima cintanya. Jujur, kukatakan ia bukan lelaki idamanku. Dengan halus kutolak cintanya. Sebisa mungkin aku berusaha tidak membuat hatinya terluka. Aku tahu, tentu tidak mengenakkan bila ditolak cintanya. Terlebih dia seorang playboy, yang terkenal mudah mendapatkan 'gebetan' baru. Aku masih menganggap wajar, bila sikapnya mulai berubah. Ia tidak lagi sebaik dulu. Tapi bagiku, itu lebih melegakan daripada aku harus berpura-pura mencintainya. Terjebak dalam ikhtiyar yang salah Pada tahun 2001 aku menikah dengan Mas Seno, seorang pria yang sangat kucintai. Masa penantian bagi seorang gadis sepertiku telah berakhir dan kini berganti dengan kebahagiaan yang menyelimuti seluruh keluarga. Namun bayangan keindahan kebahagiaan rumah tangga yang kudambakan selama ini tidaklah semudah yang kuangankan. Aku dihadapkan pada kenyataan pahit. Awal pernikahan yang seharusnya menjadi samudra untuk mereguk kebagiaan bersama, justru laksana padang pasir yang kering. Di malam hari, kulihat Mas Seno seakan-akan bukanlah suamiku. Ia nampak seperti orang lain hingga aku enggan melayani hubungan lazimnya dua insan yang telah terikat jalinan suci. Masalah demi masalah yang datang silih berganti dan kondisi kejiwaanku yang kacau membuatku mencari informasi tentang dukun yang mungkin bisa membantu menyelesaikan semua kemelut ini. Aku memperoleh informasi tentang perdukunan tersebut dari sebuah majalah. Di sana tertulis dengan jelas alamat dan jenis keahlian yang mereka tawarkan seperti pasang susuk, penglaris, pelet, dan lain sebagainya. Dari beberapa informasi yang kuperoleh, kuputuskan untuk mendatangi seorang dukun terkenal di Pati, Jawa Tengah. Namanya Pak Sati. Aku berangkat ke sana dengan ditemani suami dan ibu. Dengan satu niat, meraih kebahagiaan dalam berumah tangga. Sebenarnya, aku ragu apakah langkah yang kutempuh ini benar. Karena dulu, sewaktu mengikuti pesantren kilat di sekolah, aku mendapat penjelasan bahwa datang ke dukun itu termasuk syirik. Karena itulah, aku langsung bertanya kepada Pak Sati, apakah kedatanganku kali ini termasuk syirik. Dengan tegas Pak Sati menjawab, "Lha wong aku saja sudah lima kali haji." Jawabannya membuatku sedikit lega. Penampilan karyawannya yang berjilbab serta keberadaan mushalla menambah keyakinanku bahwa yang kulakukan tidak termasuk syirik. Pak Sati mengatakan, ada orang yang tidak ingin aku hidup bahagia bersama Mas Seno. Katanya, ada yang mengirim sihir untuk menceraiberaikan rumah tanggaku. Aku hanya diam termangu. Pikiranku menerawang ke belakang. Aku mulai berpikiran negatif dan menebak siapa pelakunya. Ini pasti ulah Pras, gumamku dalam hati. Indikasi ini diperkuat dengan kondisiku yang enggan berhubungan badan dengan suami. Aku juga mengalami frigiditas dan radang vagina. Jadwal menstruasi menjadi tidak teratur serta terkadang keluar terus menerus tanpa henti. Aku sudah berobat ke dokter dan psikiater namun tidak ada hasilnya. Masalah-masalah kecil yang seharusnya menjadi bumbu dalam rumah tangga justru menjadi pemicu percekcokan hebat di antara kami. Oleh Pak Sati aku diberi tiga jimat berbentuk keris, tombak, dan golok. Katanya, masing-masing berfungsi untuk memperlancar rizki, pagar badan atau penjagaan dan pemancar aura agar terlihat lebih muda dan cantik. Selain itu aku juga dialiri semacam sengatan listrik. Sebelumnya aku harus berwudlu kemudian membaca surat al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, dan an-Naas. Pak Sati berpesan agar aku merawat jimat pemberiannya dengan baik dengan cara melakukan penjamasan (memandikan) setiap bulan Syuro. Bulan yang dikeramatkan oleh sebagian masyarakat Jawa. Setelah kembali dari Pati, dengan berbagai pertimbangan, akhirnya aku mengundurkan diri dari tempat kerja. Selain masalah dengan Pras juga karena faktor kelelahan dan banyak waktu yang tersita. Derap langkah pengiring jenazah di tengah malam Setelah keluar dari kantor, hatiku lebih tenang. Tidak ada lagi ketakutan atau perasaan tidak enak dengan Pras. Akhirnya aku bisa menikmati kehidupan yang berbahagia bersama suami hingga kami dikaruniai dua orang putra yang tampan dan lucu. Saat itu aku benar-benar merasakan kebahagiaan sebagai seorang ibu muda dan merasa sempurna sebagai seorang wanita. Putra pertamaku berusia 3 tahun sedangkan adiknya berusia 1,5 tahun. Alhamdulillah saat ini aku mempunyai usaha yang cukup maju tanpa melalaikan kewajibanku sebagai seorang istri dan ibu bagi kedua buah hatiku. Namun akhir-akhir ini kebahagiaan itu terusik kembali. Aku gelisah tanpa sebab serta sulit berkonsentrasi. Kegelisahan itu semakin menemukan titik puncaknya ketika shalat. Yang diawali dengan perasaan sering keluar angin. Akibatnya hatiku semakin tidak tenang. Aku pun mengulang wudhu hingga berkali-kali. Kalau hanya sesekali, mungkin aku tidak terlalu gelisah. Tapi kejadiannya selalu berulang ketika shalat. Kondisi ini diperparah dengan kejadian pada malam menjelang Ramadhan 1427 H. Sekitar pukul 21.00-22.00 aku beserta seluruh penghuni rumah yang terdiri dari suami, kedua putraku, dan dua orang pembantu mendengar suara langkah kaki pengiring jenazah diiringi bacaan tahlil, lazimnya pengiring jenazah ke pemakaman. Kami tidak berani mengintip keluar dan memilih bersabar untuk bertanya kepada tetangga pada keesokan harinya. Malam tersebut kami lalui dengan ketakutan yang mencekam dan keresahan luar biasa. Gelisah. Tidak bisa tidur. Putraku pun rewel terus. Keesokan harinya, aku bertanya kepada tetangga apakah ada orang yang meninggal atau barangkali semalam mendengarkan suara iringan jenazah. Namun jawabannya nihil. Tidak ada yang mendengarnya. Bahkan di antara warga sekitar rumahku pun tidak ada yang meninggal. Taruhlah yang meninggal itu warga dari kampung lain, tapi jarak antara rumahku dan pemakaman sejauh satu kilo meter. Sangat tidak mungkin bila suara derap langkah pengiring jenazah itu terdengar sampai rumahku. Terlebih bila hanya keluargaku yang mendengarnya. Tak ada orang lain yang mendengarnya. Sejak malam itu satu persatu kejadian aneh menghinggapi kehidupan kami. Seluruh keluarga merasa ketakutan. Kedua pembantu yang minta izin pulang dalam rangka lebaran jatuh sakit sesampainya di rumah masing-masing. Sakit yang tidak kunjung sembuh, seakan sengaja dihalangi agar tidak kembali ke rumahku. Akhirnya mereka datang juga, meski terlambat dari rencana semula. Tidak biasanya, masakan di rumah cepat basi. Pagi dimasak, sore sudah berbau menyengat. Keanehan demi keanehan yang pada akhirnya membuat pembantuku mengambil langkah seribu. Mereka mengundurkan diri dengan alasan tidak lagi kerasan, padahal mereka sudah bersamaku selama bertahun-tahun. Sejak terdengar iringan jenazah itu, nyaris tiap malam putra pertamaku rewel. Dia juga lebih sering menangis. Pernah dua kali ular berbisa masuk ke dalam rumah pada dini hari menjelang Shubuh. Kami berusaha mengusir keluar, tetapi ular itu mbandel. Terpaksa kami membunuhnya meski disertai rasa ketakutan. Anehnya, pada pagi harinya kami menemukan tiga onggokan kotoran manusia. Menurut sebagian orang hal tersebut biasa digunakan sebagai media guna-guna. Sinetron Astaghfirullah membuka mata hatiku. Kejadian demi kejadian yang kami alami itu bermuara pada satu kesimpulan. Ada yang tidak senang dengan kebahagiaan kami. Mereka ingin menghancurkan kehidupanku. Lalu, kemana kami harus melangkah? Kembali mendatangi Pak Sati? Pikiran itu sudah mulai muncul. Sebelum akhirnya dihempaskan oleh saran pembantu yang pernah menonton sinetron Astaghfirullah. Ia menyarankanku mengikuti terapi ruqyah. Hatiku pun tergerak dan berusaha mencari informasi tentang ruqyah dari Majalah Ghoib yang dibawa oleh ibuku. Aku bersyukur, untuk mengikuti terapi ruqyah itu aku tidak perlu jauh-jauh ke Jakarta. Di Semarang sudah ada cabangnya. Akan tetapi perjalanan untuk melakukan ruqyah tidak semudah yang kubayangkan. Ada saja rintangan yang menghadang. Pernah suatu saat aku menyusul ibu dan adik yang lebih dulu berangkat ke Ghoib Ruqyah Syar'iyyah cabang Semarang. Namun, begitu aku menginjakkan kaki di halaman, aku merasakan ketakutan yang luar biasa. Ketakutan yang aku sendiri tidak tahu sebabnya. Kucoba melawan, tapi rasa takut itu tetap bercokol. Hingga akhirnya aku yang menyerah. Aku memilih pulang dan membatalkan ruqyah. Di rumah, kuberanikan diri untuk menghubungi Ustadz Ali yang menterapi di Ghoib Ruqyah Syar'iyyah cabang Semarang. Aku minta disediakan waktu yang luang untuk terapi. Hari, jam dan tanggal telah disepakati. Tapi lagi-lagi rencana ruqyah itu batal. Ada sesuatu dalam diriku yang sulit dijelaskan. Sesuatu yang selalu menghalangi untuk ruqyah. Akhirnya kutempuh cara lain. Giliran Ustadz Ali yang diundang ke rumah. Sekalian meruqyah kami sekeluarga sekaligus meruqyah rumah. Satu persatu anggota keluarga diruqyah termasuk dua orang pembantu. Dari enam orang yang diterapi, hanya aku yang bereaksi. Aku merasakan kesakitan yang luar biasa, meski Ustadz Ali hanya membacakan ayat-ayat al-Qur'an. Sedemikian sakitnya hingga aku menangis, lalu tiba-tiba tangisan itu berubah menjadi tertawa sendiri tanpa dapat dikontrol. Setelah selesai ruqyah ustadzpun memberi penjelasan bahwa ketika diruqyah tidak harus mengalami reaksi. Akan tetapi bagi orang yang mengalami reaksi sudah bisa dipastikan bahwa ada gangguan. Sedangkan bagi yang tidak bereaksi tetapi ada indikasi gangguan maka harus rajin membaca al-Qur'an secara mandiri atau melakukan terapi lanjutan. Yang terpenting adalah setelah selesai terapi ruqyah orang yang bersangkutan merasakan ada perubahan ke arah yang lebih baik. Ustadz juga menjelaskan bahwa inti dari ruqyah adalah membaca doa dan berdzikir kepada Allah. Alhamdulillah setelah diruqyah, kedua orang pembantuku tidak lagi merasa ketakutan. Kami diingatkan oleh ustadz agar senantiasa menjaga shalat dan selalu berdzikir kepada Allah. Ustadz juga menjelaskan bahwasanya orang-orang yang beriman dan tidak mencampurkannya dengan kemusyrikan, maka mereka akan mendapatkan perlindungan dari Allah. Seminggu kemudian aku melakukan terapi lanjutan. Pada ruqyah yang kedua ini aku masih mengalami reaksi tetapi sudah mereda dibandingkan ketika ruqyah pertama kali. Setelah ruqyah aku bisa berkomunikasi dengan jin yang bersemayam di dalam tubuhku. Jin tersebut mengultimatum hanya mau keluar jika syaratnya dipenuhi. Jin tersebut juga mengaku mau masuk Islam dan minta sesajen pisang serta kembang setaman. Namun aku sudah bertekad untuk tidak melakukan sesuatu yang melanggar syariat Islam dan tidak ada tuntunannya dari Rasulullah. Aku tidak menuruti permintaannya bahkan dengan kesadaran hati kubakar empat lembar jimat yang katanya berfungsi sebagai tolak bala hantu cekik. Hantu cekik adalah momok yang menakutkan warga Demak dan sekitarnya pada awal Desember tahun lalu. Karena isu yang santer beredar bahwa hantu cekik sudah mendekati daerahku maka pembantuku berinisiatif mencari keamanan dengan meminta jimat. Pucuk dicinta ulampun tiba, ketika pembantuku pulang ke daerahnya, ia dibekali jimat oleh keluarganya, yang terdiri dari empat lembar kertas yang harus ditempel di dinding rumah. Ada kejadian aneh ketika kami membakar jimat tersebut. Awalnya, jimat itu dibakar di belakang rumah dengan mempertimbangkan arah angin supaya asap tidak masuk ke dalam rumah. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Asap berupa gulungan besar justru mengepul ke dalam rumah. Akhirnya kami memindahkannya ke depan rumah, lagi-lagi asap mengepul masuk ke dalam rumah. Meski demikian, kami tidak lagi ketakutan. Karena kami yakin melakukan hal yang benar. Sebenarnya kurang percaya dengan jimat dan kalaupun nekad ke orang pintar, hal tersebut dikarenakan kondisi yang kepepet. Itupun aku masih pilih-pilih di antaranya orang tersebut harus beragama Islam, rajin shalat, ngaji, dan melaksanakan amalan-amalan lainnya. Selain itu juga harus memakai doa dan ayat-ayat al-Qur'an. Sesesat-sesatnya aku, tetap saja tidak mau mendatangi dukun ilmu hitam yang bukan Islam. Hal itulah yang menjadi penyebab kenapa aku tidak pernah meruwat jimat, tetapi hanya sekadar memilikinya saja. Namun lagi-lagi dengan kepiawaiannya jin membisikkan kata-kata manis kepadaku. Jin mengatakan bahwa dia ingin tetap bersemayam di dalam tubuhku untuk membantu agar usahaku laris, selalu menjagaku, dan juga membuat diriku kelihatan awet muda dan cantik. Aku jadi teringat dengan kejadian enam tahun lalu ketika pergi ke Pak Sati yang memberiku jimat tiga buah keris. Akan tetapi aku sudah bertekad untuk tidak lagi tergoda dengan rayuan-rayuan jin yang justru membuat kehidupanku tidak tenang dan jauh dari ketenteraman batin. Bahkan aku sempat mengatakan kepada jin dengan tegas: "Masa bodoh, kalo kamu ingin keluar, ya keluar saja. Aku tidak peduli kamu mau Islam atau tidak. Kalau mau ke neraka tidak usah mengajakku." Sampai sekarang aku dan Mas Seno belum mengetahui secara pasti penyebab semua kejadian yang menimpa diriku sekeluarga. Apakah akibat kekhilafanku yang pernah memanfaatkan jasa dukun atau karena ulah orang ketiga yang merasa iri denganku karena persaingan bisnis. Selama ini memang ada seseorang yang tidak senang dengan kemajuan usahaku bahkan ketika bertemu seringkali menunjukkan sikap kurang bersahabat dan memojokkan. Namun aku tidak mau bersu'udzon (berburuk sangka) kepada siapapun dan menyerahkan semua urusan ini hanya kepada Allah. Bahkan andaikata Allah memberikan kesempatan kepadaku untuk bertemu dengan Nina atau Pras, justru aku ingin meminta maaf kepada mereka, barangkali ada kesalahan yang tidak sengaja kulakukan sehingga membuat mereka ingin menyakitiku secara membabi buta. Yang jelas aku bersyukur karena keluhan-keluhan yang kurasakan selama ini berangsur-angsur membaik dan ketenangan pun mulai kuperoleh. Aku juga merasa mantap untuk berjilbab. Alhamdulillah sudah satu setengah bulan ini aku berusaha menyempurnakan diri dengan mengenakan busana muslimah. Bahkan aku juga berniat bergabung dengan perkumpulan muslimah supaya bisa menambah pemahaman tentang keislaman. Semoga Allah selalu membimbing dan melindungi keluarga kami dari setiap kejahatan jin maupun manusia. Amien.

Tubuhku berbau busuk setelah keluar dari pengajian

TUBUHKU BERBAU BUSUK SETELAH KELUAR DARI PENGAJIAN Empat belas abad Islam tegak di muka bumi. Sebuah rentang waktu yang panjang sehingga melahirkan pemahaman dan penafsiran baru terhadap ajaran agama. Seringkali pemahaman dan penafsiran baru tersebut tidak sejalan dengan apa yang digariskan Rasulullah SAW. karena itu, berhati-hatilah dalam menentukan pilihan di mana dan kepada siapa harus memperdalam ilmu agama agar tidak menyesal di kemudian hari. Seperti yang dialami Nurmala (nama samaran), bukan ketenangan yang ia dapatkan, tapi justru penderitaan yang tiada terperikan. Tubuhnya mengeluarkan bau busuk laksana sampah. Ia menuturkan kisahnya kepada Majalah Ghoib. Berikut petikannya. Sebagai seorang ibu muda yang telah mengalami pahit getirnya pernikahan, saya membutuhkan pijakan dan pegangan yang kuat agar bisa tetap bertahan. Karena itu sudah sewajarnya bila saya mencari pijakan dengan semakin mendekatkan diri kepada ajaran agama. Bak gayung bersambut, niatan yang mulia itu cepat mendapat respon dari Rohadi (bukan nama sebenarnya), seorang teman dekat yang pada akhirnya menunjukkan dan mengajak saya mengikuti pengajian di kelompoknya. Rohadi menceritakan panjang lebar tentang kehebatan gurunya yang katanya bisa melihat apa yang terjadi di alam kubur. Apakah si mayat sedang mendapat siksa kubur atau sebaliknya memperoleh kenikmatan yang tiada terkira. Bahkan, masih menurut cerita Rohadi, orang yang tadinya meninggal dalam keadaan masih memeluk Kristen pun bisa diIslamkan. Saya yang masih awam akan ajaran agama ini, tentu dengan mudah terpengaruh dengan kisah demi kisah yang diceritakan Rohadi yang pada intinya semakin memperkuat ketokohan sang guru. Hingga tanpa pikir panjang, saya segera mengiyakan ketika Rohadi mengajak bergabung bersamanya. Hari pertama datang ke tempat pengajian, saya langsung diberi segelas air putih yang harus diminum dengan disertai wiridan-wiridan tertentu. Dalam hati saya berpikir bahwa semua orang yang baru datang mengalami perjamuan serupa, sehingga saya pun meminumnya begitu saja. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan saya masih menjadi seorang santri yang aktif mengikuti pengajian di kantor cabang. Hingga pada suatu hari, seorang guru pembimbing menawarkan untuk menanam susuk di dagu saya. Awalnya saya menolak karena saya merasa tidak membutuhkan susuk itu. Tapi ketika guru pembimbing bersikeras untuk memasangnya, saya pun luluh juga. “Nggak apa-apa. ltu buat penjagaan biar tidak ada yang mengirim kamu yang bukan-bukan. Susuk itu sendiri akan keluar empat puluh hari sebelum kamu meninggal. Sehingga tidak akan menyulitkan kematianmu,” ujarnya panjang lebar. Hati saya semakin terbuka, setelah saya berpikir bahwa guru pembimbing lebih paham agama daripada saya. Setelah berwudhu, saya segera dipersilahkan masuk ke dalam ruangan seluas 2×3 meter. Saya disuruh terus melantunkan syahadat dan shalawat, kemudian pada detik-detik berikutnya guru pembimbing memasukkan susuk yang terbuat dari logam ke dagu saya dengan menggunakan alat pemotong kuku. Benda kecil itu pun masuk begitu saja ke dalam kulit saya tanpa menimbulkan rasa sakit. Semuanya biasa saja, seperti tidak ada benda apapun yang dimasukkan ke dagu saya. Waktu itu saya dipesan untuk tidak bercerita kepada siapa pun bahwa saya dipasangi susuk. Saya tidak tahu, mengapa ia melarangnya. Saya sendiri tidak begitu mempedulikannya, karena saya tidak meminta dan semua itu demi kebaikan saya, katanya. Setelah memakai susuk ada sedikit perubahan yang saya rasakan. Bila dulu ada beberapa teman kantor yang suka melecehkan saya, kini semua itu seakan bagian dari masa lalu. “Kalau sudah tidak betah tinggal di sini, kamu keluar juga tidak masalah,” ungkapan bernada sinis semacam ini tidak lagi saya dengar. Bahkan sebaliknya, teman-teman kantor semakin menaruh hormat kepada saya. Tidak ada yang jahil atau iseng. Teman kantor pun merasakan perubahan yang ada sehingga mereka sempat bertanya, “Nur, kamu itu dukunnya di mana sih, kok diapa-apain tidak mempan?” ledek teman-teman suatu siang. Saya hanya menanggapi semuanya dengan senyuman karena selama ini saya merasa tidak pernah pergi ke dukun. Meski waktu itu terbetik dalam pikiran saya bahwa selama ini ada orang-orang yang tidak senang dengan saya. Hal itu diperkuat dengan hilangnya uang kantor yang bilangannya menembus angka jutaan. Awal Permasalahan Keterikatan saya dengan tempat pengajian terputus karena Ratih, istri guru pembimbing, cemburu. Ia menganggap keberadaan saya akan merusak kebahagiaan rumah tangganya. Hal ini tidak terlepas dari mimpi yang dialaminya bahwa akan muncul seorang wanita bertubuh kecil dengan rambut sebahu yang akan meruntuhkan biduk rumah tangganya. Tuduhan itu pun mengarah kepada saya. Ratih semakin menemukan alibinya ketika suatu hari saya membawakan oleh-oleh dari luar kota untuk guru pembimbing. Di depan mata saya, Ratih membuang oleh-oleh itu. Saya kecewa dan tidak terima diperlakukan seperti itu karena selama ini saya menganggap bahwa hubungan yang ada di antara kami sebatas hubungan seorang guru dan murid. Tidak lebih dari itu. Karena kecewa, berbagai mustika seperti keris kecil dan batu berbentuk agak persegi, tidak bulat dan tidak persegi empat yang berwarna oranye yang saya dapatkan sewaktu mengikuti ritual berendam di Pantai Anyer pun saya bagi-bagikan kepada beberapa teman yang masih aktif di pengajian. Saya ingin mengakhiri semuanya tanpa menyisakan kenangan apapun. Selang beberapa minggu setelah keluar dari kelompok pengajian saya mengalami peristiwa ganjil yang terjadi berulang-ulang. Seperti yang terjadi pada suatu hari ketika sedang tiduran sambil menonton TV di rumah tante. Tiba-tiba saja, seperti ada binatang ngengat yang masuk ke telinga saya. Sayap dan cakarannya jelas terasa di gendang telinga. Cakaran yang sangat menyakitkan, hingga saya pun tidak kuasa menahan teriakan. Saya tutup telinga dan saya pukul-pukul kepala saya, tapi rasa sakit itu tidak juga hilang. Dokter yang memeriksa pun angkat tangan dan tidak menemukan satu binatang pun yang masuk ke telinga saya. Tapi rasa sakit itu terus merambat dan menggerogoti telinga hingga membentuk terowongan ke tenggorakan di bawah rahang. Kemudian berhenti di sana. Saya tidak tahu, apakah ada hubungan antara kemunculan binatang misterius itu dengan keinginan saya untuk konsultasi kepada mantan guru pembimbing atas masalah yang saya hadapi di kantor atau tidak. Jika saya datang konsultasi pasti bertemu lagi dengan istrinya yang sudah sangat marah kepada saya. Namun akhirnya, saya mengurungkan niat untuk konsultasi dengan guru pembimbing. Kehadiran binatang misterius ini terus berlanjut. Seperti semut atau ngengat yang masuk ke hidung atau sekadar berkutat di sekitar telinga. Yang menjadi tanda tanya adalah mengapa hal ini seringkali terulang. lni bukan suatu kebetulan semata, tapi memang ada orang yang berniat tidak baik kepada saya. Saya tidak berani menunjuk seseorang sebagai kambing hitam karena saya tidak punya sesuatu yang bisa dijadikan sebagai barang bukti. Keanehan demi keanehan seakan tidak pernah berhenti. Bahkan semakin lama semakin meningkat. Bila sebelumnya hanya mengganggu secara fisik, kini gangguan itu mulai menggerogoti ibadah saya. Seperti yang terjadi pada bulan puasa tahun 2004. Ketika saya akan melaksanakan shalat tarawih, tiba-tiba saja kaki saya tidak bisa digerakkan. Seperti ada dua tangan besar yang memegang kedua kaki saya sehingga tidak bisa berjalan. la seperti orang yang tiduran sarnbil memegang kaki saya dengan dua tangannya. Saya terus memaksakan diri melepaskan diri dari cengkeramannya dengan sekuat tenaga dan disertai dengan dzikir. Bau Busuk Sampah Menyebar dari Tubuh Saya Di penghujung malam tahun 2004 yang sekaligus menandai pergantian tahun baru 2005, saya mengikuti kegiatan I’tikaf di Masjid At-Tin, Jakarta Timur. Saya ingin mengawali tahun 2005 dengan sesuatu yang positif. Saya ingin menjadikan malam itu sebagai tonggak baru dalam kehidupan saya. Tapi justru malam itulah awal penderitaan yang tiada terperikan. Sebuah derita yang pernah dialami Nabi Ayyub. Saat mendengarkan ceramah di lantai atas, orang-orang di sekeliling saya bertingkah aneh. Mereka mengendus bau busuk yang makin lama makin tajam, seperti bau sampah yang lama menumpuk. Satu dua orang di sekeliling saya mulai mengambil tissue dan menjadikannya sebagai penutup hidung. Tatapan mereka menyiratkan tandatanya kepada saya, hingga saya pun memutuskan untuk turun ke lantai bawah. Hati saya gelisah dan tidak tenang, terlebih bila saya selalu bolak-balik berwudhu karena selalu batal. Di saat itulah saya iseng bertanya kepada seorang penjual makanan di halaman masjid. “Pak, di sini ada timbunan sampah?” “Nggak ada, Non.” Jawab penjual makanan. “Bapak mencium bau sampah nggak?” “Nggak, Non.” Jawabnya dengan muka keheranan. Dari sini saya berpikir bahwa bau itu berasal dari diri saya, terlebih mengingat berbagai kejanggalan yang pernah terjadi. Saya semakin pusing, gangguan itu seakan terus membuntuti saya. Berjalan mengelilingi Masjid At-Tin masih tetap tidak bisa menghilangkan kegalauan jiwa, hingga akhirnya saya putuskan untuk mengikuti I’tikaf di lorong bawah Masjid At-Tin. Untuk menjawab sekian pertanyaan itu, saya berobat ke dokter, tapi hasilnya tetap negatif. Saya tidak menderita penyakit apa-apa yang dapat mengeluarkan bau busuk. Tapi kejadian serupa sesekali terulang ketika saya berada di tempat umum, seperti di kendaraan. umum atau pun di lift, hingga orang-orang yang berada di sekitar saya pun kesal dan membanting jendela mobil dengan keras. Mereka memang tidak mengucapkan sepatah kata pun yang memojokkan saya, tapi dari tatapan mata dan gerak-gerik mereka, saya sadar bahwa saya menjadi tertuduh atas merebaknya bau sampah yang tidak wajar itu. Sedih dan minder tidak dapat saya tutupi, tapi mau berbuat apa? Menyangkal juga tidak ada gunanya. Bahkan ketika naik kereta pun bau busuk itu seakan menyertai saya, sehingga kereta yang penuh sesak itu membiarkan satu deretan bangku yang saya duduki tetap kosong. Mereka memilih berdesak-desakkan di bangku lain atau berdiri sambil bergelayutan. Bila sudah ada isyarat semacam itu, saya sadar bahwa bau sampah itu kembali hadir. Setelah sekian lama tidak muncul, ketika shalat bau busuk itu kembali hadir bersamaan dengan datangnya sosok tinggi besar. Dari jauh makhluk itu semakin mendekat. Was-was, takut, gemetar bercampur aduk menjadi satu. Tapi saya tidak mau mengalah. Saya berusaha melawan, tapi kekuatan makhluk itu lebih besar dari saya dan terjadilah apa yang harus terjadi. Makhluk itu masuk ke dalam diri saya dan mengalirkan bau busuk. Saya sampai tidak bisa membedakan apakah bau itu di dalam diri saya atau di sekitar saya. Secara reflek saya segera menutup hidung rapat-rapat. Namun ketika hal ini saya ceritakan kepada ibu, ia tidak percaya karena selama ini ia memang belum pernah mencium bau tersebut. Saya menangis. Orangtua yang selama ini meniadi sandaran kekuatan saya tidak percaya dengan semua yang saya ceritakan. Semuanya dianggap seperti angin lalu. Saya berdoa kepada Allah agar menunjukkan kepada orangtua atas apa yang terjadi. Doa saya dikabulkan Allah. Buktinya ibu mencium sendiri bau tersebut, awalnya ketika saya mau melaksanakan shalat Dhuha, ibu masuk ke dalam kamar saya. “Baunya Nuur, kayak bau di cubluk (sepiteng) baunya apek campur pahit,” kata ibu. lbu yang belum lama mencium bau busuk itu pun pusing. Jam empat sore bau itu muncul kembali. lbu sampai meminjam bayfresh. “Pinjam dong bayfresh,” kata ibu. Setelah semua ruangan selesai disemprot, dari kamar saya tercium bau harum yang sangat menyengat. Seperti minyak wangi yang sengaia ditumpahkan ke tanah, padahal selama ini saya tidak pernah menggunakan minyak wangi. Memang, yang mengatakan secara terbuka mencium bau busuk hanyalah ibu semata, sementara saudara-saudara saya tidak ada yang secara terang-terangan mengakuinya. Mereka hanya memasang kipas angin. Tapi dari sini, saya menyadari bahwa mereka juga menciumnya, hanya saia mereka tidak mau menyinggung perasaan saya. Dalam kondisi demikian, mereka menganjurkan saya untuk berobat ke orang Pintar. Saya menurut begitu saja, karena saya sudah tidak tahan dengan apa yang terjadi. Oleh orang pintar itu pun saya disuruh minum air daun kelor dan dimandikan dengan air daun kelor serta disuruh banyak berdzikir. Saya juga diajari bagaimana merasakan datangnya makhluk halus serta mengeluarkannya sendiri melalui pendeteksian dengan tangan. Bisak-Bisik Tetangga Yang Merisaukan Tetangga kanan kiri akhirnya pada ribut, “lni bau apa sih?” teriak mereka kepada satu sama lain. Awalnya mereka tidak menyadari bahwa bau busuk itu berasal dari sekitar diri saya, tapi lama kelamaan semuanya itu tentu tidak bisa lagi ditutup-tutupi. Akhirnya mereka mengetahui darimana sumber bau busuk itu. Ketika melihat saya menyapu di halaman rumah, mereka segera mengambil langkah aman dengan menutup kembali pintu dan jendela yang terbuka. Yang lebih menyakitkan lagi, mereka segera menyemprot kan bayfresh di dalam rumah begitu bau busuk itu mulai mereka cium. Sebagai orang yang merasa tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa atas apa yang terjadi, saya sangat terpukul dengan perlakuan mereka. Meski saya juga tidak bisa menyalahkan mereka. Keesokan harinya saya kembali menyapu di halaman dan bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan buruk. Benar saja, saya merasakan diri saya diserang oleh jin dari berbagai penjuru dan saya pun kembali masuk ke dalam. Saya tidak bisa mengobati diri saya lagi, karena ilmu yang pernah saya pelajari dari orang pintar itu seakan hilang begitu saja. Rasanya hambar lagi. Tangan saya tidak bisa digunakan untuk mendeteksi serangan jin. Perjalanan inilah yang kemudian menimbulkan tanda Tanya dalam diri saya, kalau saya bisa merasakan jin, apakah di dalam diri saya juga tidak ada jinnya? Sebuah pertanyaan yang baru terjawab setelah ada seorang teman yang member saya kaset ruqyah yang katanya bisa mendeteksi apakah seseorang terkena gangguan jin atau tidak. Sedangkan kalau saya diam saja, saya tidak bisa berbuat apa-apa. Padahal saya memiliki anak yang harus dibiayai. Akhirnya saya memutar kaset ruqyah di malam hari. Badan saya gemetar, kepala seakan dibentur-benturkan. Namun, tanpa saya duga sebelumnya, tetangga yang sayup-sayup mendengar kaset ruqyah dari dalam rumah saya menjadi ribut. Mereka marah-marah karena saya dianggap menimbulkan kebisingan. Aneh, saya mengaji di rumah pun dibilang sedang menyanyi. Mereka seakan terusik dengan kaset ruqyah dan suara mengaji saya. Sejak memutar kaset ruqyah di bulan Maret itu saya berani keluar rumah dan bertemu matahari. Saya bersyukur, kekhawatiran dan ketakutan saya selama ini berangsur-angsur hilang. Hanya saja, bau korek api terbakar atau bau busuk itu masih saja tercium dari tubuh saya setiap pagi. Satu hal yang membuat saya takut untuk bangun dan shalat shubuh di awal waktu. Selain itu, suara binatang buas yang mencakar-cakar dinding kamar saya sesekali juga terdengar. Sementara keluarga yang lain tidak ada yang mendengarnya. Aneh memang, ketika saya berteriak keras pun seakan tidak ada yang mendengar. Saya melempar pintu atau membuat kegaduhan di kamar pun tidak ada yang tahu. Saya sedih sekali karena dianggap berbohong ketika hal ini saya ceritakan kepada keluarga. Menjalani Terapi Ruqyah Syar’iyyah Awal bulan April, saya mengikuti terapi ruqyah di rumah Ustadz Febri sebagai bentuk lanjutan dari terapi dengan kaset. Di sana, saya memberontak dan meronta-ronta. Ustadz yang menerapi saya pun tidak luput dari amukan saya. Saya menendang dan memukul sebisanya sebelum akhirnya badan saya lemas. Setelah itu mulailah terjadi dialog dengan jin yang merasuk ke dalam diri saya. Cukup banyak jin waktu itu yang katanya keluar, meski ada beberapa yang masih membandel dan tidak mau keluar. Jin-jin itu mengatakan bahwa mereka memang dikirim untuk menyakiti saya oleh orang-orang yang tidak senang dengan keberadaan saya dan keberanian saya keluar dari Pengajian. Memang, semua itu hanyalah pengakuan jin yang tidak begitu saja bisa dipercayai, tapi setidaknya dari sini saya bisa melakukan introspeksi dan kembali memperbaiki diri. Sepulang dari ruqyah yang pertama, saya merasakan badan terasa lebih ringan. Beban yang selama ini menghimpit terasa jauh berkurang, meski saya sadar bahwa proses penyembuhan ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Karena itu ketika keluar dari pagar rumah Ustadz Febri dan terdengar bisikan di telinga saya berupa suara tertawa yang melecehkan saya, saya pun biasa saja. “Ha ha ha, cuma begitu saja.” Sesampainya di rumah saya berusaha untuk shalat, tapi entahlah seakan ada sesuatu yang masih menghalangi saya. Saya pun berdoa di dalam hati, “Ya Allah tolonglah saya mau beribadah. Masih banyak dosa yang harus diampuni.” Keesokan harinya, satu dua hari masih tercium bau-bau yang tidak enak. Tapi beberapa hari kemudian, bau itu berangsur-angsur semakin berkurang. Setelah ruqyah itu saya punya keberanian keluar rumah, walau belum berani sendiri. Tapi setidaknya saya sudah tidak seperti dulu lagi dengan mengurung diri di dalam rumah. Pada ruqyah yang kedua, jin tidak mau mendengar ayat-ayat ruqyah. Air ruqyah yang dicampur garam pun berubah rasanya. Air itu terasa seperti ingus yang menjijikkan. Bahkan air itu berubah laksana air panas ketika saya mencuci tangan dan kaki di baskom dan beberapa detik kemudian terjadilah keanehan. Ketika Ustadz Febri memijat daerah leher karena tenggorokan saya masih terasa sakit, keluarlah sosok makhluk besar seperti seekor Kingkong dengan rambutnya yang panjang. Apakah itu sosok makhluk yang selama ini mengalirkan bau busuk dari dalam diri saya? Saya tidak tahu. Sekarang bau busuk itu sesekali masih tercium tapi setidaknya dengan ruqyah ini banyak kemajuan yang telah saya alami. Saya sadar bahwa untuk menuntaskan gangguan bau busuk itu masih membutuhkan waktu yang entah sampai kapan. Tapi saya berbahagia karena kini telah menemukan pengobatan yang lslami yang tidak menyimpang dari lalur agama. Bagi saya itu adalah keberuntungan tersendiri. Semoga kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi siapapun. Agar kita berhati-hati dalam mempelaiari di mana dan kepada siapa kita menimba ilmu. Dan niatan untuk meraih surga pun tidak berganti bencana. Alih-alih mendapat surga, neraka dunia justru menjadi imbalannya. (Majalah Ghoib Edisi 39/2)

Keajaiban Air dalam Al-Qur’an

Keajaiban Air dalam Al-Qur’an Keajaiban Air dalam Al-Qur'an Salah satu cara untuk menjaga kesehatan secara alami dan Islami sekaligus adalah memperbanyak minum air. Kenapa harus meminum air? karena ternyata kalau kita renungkan lebih seksama terhadap tubuh kita – dan ini merupakan perintah Allah – , ternyata kita dapatkan bahwa air merupakan komponen terbanyak dalam tubuh kita, bahkan ketika masih janin, kandungan air dalam tubuh hampir mendekati 100%, kemudian setelah lahir kandungan air dalam tubuh mulai berkurang menjadi 80%, kemudian ketika dewasa menjadi 70%, dan ketika sudah lanjut usia bisa menjadi 50%. Fenomena semacam ini sudah dijelaskan oleh Allah di dalam firman-Nya : وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ مِنَ الْمَاء بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصِهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيرًا “ Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.” ( Qs Al Furqan : 54 ) Yang lebih mengejutkan lagi, kalau kita perhatikan bumi yang kita tempati ini, ternyata komponen yang terbanyak adalah air, bukankah lautan luasnya 3 kali lipat dari daratan ? Sungguh Maha Benar Allah, jauh-jauh sebelumnya telah menyatakan hal ini di dalam salah satu firman-Nya : وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ “ Dan Kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup, apakah mereka beriman ? “ (Qs Al Anbiya ‘ : 30 ) Ayat di atas mengisyaratkan bahwa kalau kita ingin hidup yang lebih sempurna dan lebih sehat – menurut isyarat ayat di atas – hendaknya kita mengkomsumsi air dalam jumlah yang cukup, baik untuk diminum, atau untuk membersihkan diri dan lingkungan, maupun untuk bersuci. Para ahli menjelaskan bahwa air merupakan komponen utama sel, jaringan, dan organ manusia. Penurunan total cairan tubuh bisa menyebabkan penurunan volume cairan, baik intrasel maupun ekstrasel, yang dapat berimbas pada kegagalan organ, bahkan kematian. Selain itu, air diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti penyakit jantung, rematik, kerusakan kulit, penyakit saluran nafas, usus, penyakit kewanitaan, bahkan bisa mengobati penyakit stroke. Seseorang yang mandi pada pagi hari dengan air, maka peredaran darahnya akan membaik sehingga tubuh terasa lebih bugar, produksi sel darah putih dalam tubuh akan meningkat, begitu juga produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita ikut meningkat juga, serta memberikan kekebalan terhadap virus. Fakta di lapangan menyebutkan bahwa seseorang dapat bertahan hidup selama 45-65 hari hanya dengan minum air (tanpa makan). Saya teringat pada kejadian parahara gunung Lawu yang menelan korban puluhan santri salah satu pesantren di Jawa Tengah. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun1989-an, pasalnya mereka tersesat dalam hutan dan tidak bisa kembali ke perkemahan lagi. Ajaibnya, dua orang diantara mereka, ternyata masih bisa mempertahankan hidup selama beberapa minggu lamanya tanpa makan, mereka berdua hanya mengandalkan air hujan yang menggenang di tanah. Subhanallah… Bahkan tidak sampai itu saja, Al Qur’an telah memilihkan untuk kita suatau cairan yang paling berkwalitas, yaitu air yang berfungsi untuk membersihkan segala sesuatu. Allah swt berfirman : وَأَنزَلْنَا مِنَ السَّمَاء مَاء طَهُورًا “ Dan Kami turunkan dari langit air sebagai pembersih “ (Qs. Al Furqan : 48 ) Di sisi lain, ternyata Allah swt di dalam berbagai ayat dalam Al Qur’an, menjelaskan bahwa bumi yang kering dan mati bisa dihidupkan lagi dengan turunnya hujan dari langit, sehingga bumi tersebut menjadi subur kembali dan menumbuhkan berbagai macam tanaman yang bisa dimakan oleh manusia dan binatang-binatang yang lain. Sungguh Maha Besar Allah yang telah mengatur demikian rapinya kehidupan makhluq di muka bumi ini. Bahkan secara gamblang, Allah menjelaskan fungsi air hujan yang diturunkan di muka bumi ini untuk berlangsungnya kehidupan kaum muslimin, bahkan dalam perang sekaligus. Allah berfirman : إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُم مِّن السَّمَاء مَاء لِّيُطَهِّرَكُم بِهِ وَيُذْهِبَ عَنكُمْ رِجْزَ الشَّيْطَانِ وَلِيَرْبِطَ عَلَى قُلُوبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الأَقْدَامَ “ (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu “ ( Qs Al Anfal : 11 ) Membaca ayat di atas, saya teringat dengan peristiwa perang Hittin, salah satu perang besar yang terekam dalam sejarah kehidupan manusia, yaitu perang antara pasukan kaum muslimin yang dipimpin oleh Sholahudin Al-Ayyubi dengan pasukan Salib. Pada waktu itu pasukan kaum muslimin jumlah personel dan perlengkapannya jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan pasukan salib, tetapi walaupun demikian, mereka mampu memukul telak pasukan salib dan mereka lari tunggang langgang ketakutan. Apa rahasianya? Salah satu penyebab kemenangan kaum muslimin – tentunya dengan izin Allah swt – adalah adanya persediaan air yang cukup. Pasukan Salib kalah dan hancur karena tentaranya kehausan, karena persediaan air yang mereka miliki sangat sedikit. Demikian, secara sekilas fungsi air yang disebutkan oleh Al Qur’an, mudah-mudahan dengan selalu mengkomsusi air, tubuh kita sehat selalu, ibadah kita lancar serta lingkungan kita menjadi bersih, yang selanjutnya akan membawa kebahagian kita di dunia dan akhirat. Wallahu A’lam Ditulis Oleh: Dr. Ahmad Zain An Najah, MA Disarikan dari Tabloid Bekam Ed. 6/ 2010

Tuesday, July 25, 2017

tega sihir perceraian

Assallamualaikum
Melihat banyak nya permintaan agar ana menceritakan proses penemuan buhul sihir beberapa hari yg lalu.maka pada kesempatan ini,ana memenuhi janji kepada ustd Perdana Akhmad,dan Abdul Hamid

Ruqyah sihir Tafrik(perusak rumah tangga)
Dari mantan si akhwat,yg di fitnah kakak ipar.
===============================
Seorang akwat sebut saja Fatimah(nama samaran) akwat ini seorang guru Tahsin dan memiliki murid lumayan banyak,akhir-akhir ini menderita sakit kepala yg sangat amat sakit tak tertahankan, bagaikan kepala tertusuk jarum dan paku,tentu bisa di bayangkan bagaimana sakit nya.
Singkat cerita suaminya membawanya ke kediaman kita, Markaz QHI Dpw aceh,Tepatnya di kota lhokseumawe.
Setiba di klinik memang sudah mulai reaksi,ana pun bergerak cepat, menggunakan Teknik jitu "melumpuhkan jin/sihir sebelum di ruqyah agar tidak terlalu kuat reaksi mengingat akhwat ini baru melahirkan"

Ana ambil air zam-zam+ 3tetes minyak bidara dan di bacakan beberapa ayat pembatal sihir kemudian di minumkan

Tau apa yg terjadi.....?
Si pasien langsung jatuh dan menggelepar-gelepar.

Terjadilah dialok dgn jin sihir ini.
Ana : siapa kamu...kamu jin suruhan..?
Jin: iya..saya di cuma di suruh..

Ana: apa yg terjadi selepas anak ini minum air itu..?
Jin : tubuh ku terbakar,panas sihirnya lemah,tapi belom hancur

Ana: Kenapa kamu bisa masuk dalam tubuh wanita ini,padahal dia seorang wanita yg Taat...?
Jin: aku sudah lama tak bisa masuk karna dia senantiasa membaca al-qur'an dan do'a-do'a tapi suatu kali saat masuk wc dia lupa membacanya saat itulah aku masuk.

Perhatikan.
-tidak bisa masuk karna rutin baca al-qur'an dan ayat-ayat Ruqyah
- bisa masuk karna lupa baca do'a saat masuk wC.

Kemudian dia bercerita begini dan begitu,membongkar semua aib kakak ipar si akhwat ini,intinya jin ini berkata,kakak iparnya Dalang semua di balik ini,dia yg buat sihir ini untuk merebut harta warisan,dll

(JANGAN MUDAH PERCAYA DGN FITNAH JIN,KARNA DIA TERKENAL DGN SIFAT PEMBOHONG BESAR)syetan kesempatan memfitnah karna memantau ada celah masalah antara pasien dan kakak ipar nya.(masalah hati)

Aku seorang jin nenek-nenek yg bertugas membuat mukanya buruk rupa dan sihir itu untuk menyakitinya.

Kemudian ana mulai mendakwahkan jin ini dgn lemah -lembut menyampaikan hakikat hidup di dunia dll..panjang....
Hingga akhir nya dia bersedia masuk islam.

Kemudian kami bergegas ke rumah pasien ini untuk membongkar Buhul sihir nya, atas informasi dari jin yg sudah taubat dan ada 3titik buhul sihir nya sebenarnya ada 3 video sementara waktu video ini mewakili dl.

Yg lebih mencengangkan pasca memusnahkan buhul sihir ini,malam nya pasien muntah ya..muntah yg isinya Tanah,(muntah tanah + peniti bisa lihat di foto).

Al-faqqir Ali Khairul Azzam

Monday, July 24, 2017

pelatihan ruqyah 30 juli

PELATIHAN DAN PENGOBATAN RUQYAH SYAR’IYYAH GRATIS DAN BEKAM MASSAL WARAKAS DI PINDAHKAN KE TANJUNG PRIOK - JAKARTA UTARA

Pemateri: Muhammad Hafidz, Abu azka.SQ dan Komunitas Cinta Ruqyah (KCR) Tangerang

MATERI :
– Tauhid dan Ruqyah
– Mengenali perbedaan ruqyah syar’iyah dan ruqyah syirkiyah
– Mengenali ciri gangguan jin
– Meruqyah gangguan jin sihir
– Mengenal buhul pasif dan aktif dalam sihir dan cara menghancurkannya
– Mengenali Ain
– Mengetahui theraphy 'Ain
– Mengetahui cara membatalkan 'Ain
– Praktek ruqyah mandiri
– Praktek ruqyah pembatal 'Ain
– Praktek ruqyah berpasangan
– Praktek ruqyah berkelompok
– Praktek peserta meruqyah peserta lain yg terkena gangguan jin/sihir

INSYAA ALLAH DILAKSANAKAN PADA :
=============================
📆 : Ahad / Minggu, 30 Juli 2017
⏰ : 07.00 – SELESAI WIB.
🕌:  MUSHOLA AL IHSAN
🏠 : Jl. Swasembada Barat III  Kampung Bawang, Tj. Priok, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14320
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
🔎 MAPS
https://goo.gl/maps/nWJhVSMYfHK2
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
📱 CONTACT PERSON :
Suhadirman - 08128871845
Hafidz - 082111741113
=============================

Bawa keluarga anda yang terkena penyakit fisik, psikis dan gangguan jin / terindikasi terkena mahluk halus.
Satu keluarga satu peruqyah , jadilah peruqyah untuk keluarga anda.
Tonton terus khazanah TRANS7 setiap hari pukul 05.45 pagi.
Saksikan Channel _youtube NurishTv._
Bawa semua JIMAT-JIMAT anda.

NB :
Panitia tidak menyediakan makan siang.
_Jamaah diharapkan masing2 membawa :_
Plastik kresek dan
Air minum gelas / botol.

SIAPKAN INFAQ TERBAIK ANDA
NB : INFAQ BEKAM MASSAL 50 RB
Sebar dan beri manfaat untuk kerabat, teman, dan komunitas anda.

=============================
INGIN MENYELENGGARAKAN PELATIHAN RUQYAH TAPI BINGUNG DENGAN PROSESNYA SILAHKAN HUBUNGI TEMAN2 KAMI

HERU         087881890960
M. APAS    0895610353657
HAFIDZ     082111741113
=============================

anak perempuan dan setan yg terkutuk

Anak Perempuan dan Setan yang Terkutuk

Pintu rumah Saya diketuk dan anak-anak bertanya, ”Siapakah yang ada di balik pintu?”

Anak lelakiku melaporkan bahwa ada seorang wanita hitam bersama anak perempuannya, dia ingin menemui syekh karena urusan yang penting. .

Saya berkata, ”Katakanlah kepadanya supaya masuk mene-muiku."

Wanita hitam itu masuk bersama anak perempuannya yang masih duduk di kelas empat sekolah dasar.

Saya bertanya, ”Selamat datang, wahai saudari yang mulia. Apakah keperluanmu yang dapat saya bantu, insya Allah?”

Dia menjawab, ”Anak perempuanku ini selalu dicekam rasa takut dan kedua matanya tidak dapat dipejamkan untuk tidur, dan semakin lama semakin buruk keadaannya.”

Saya memanggil anak perempuan itu, lalu mempersilakannya duduk di sebelah saya. Kemudian saya bertanya kepadanya, ”Dari kota manakah engkau?"

Ibunya menjawab, ”Kami dari kawasan Naubah, wahai Tuan. Tetapi suamiku bekerja di sini dan kami pun menetap bersama nya di sini.”

Kemudian saya bertanya kepada putrinya, "Apakah yang membuatmu merasa takut?"

Dia menjawab, ”Manakala aku hendak tidur, datanglah seorang lelaki yang sangat tinggi berdiri di sebelah ranjangku. Kakinya di tanah, sedangkan kepalanya berada di atap, penam pilannya amat menakutkan. Aku pun dicekam rasa takut. Tidak lama kemudian si lelaki tinggi itu mengecil bentuknya secara berangsur-angsur sehingga besarnya sama denga n seekor kucing, lalu dia lari kencang menuju WC, setelah itu lenyap.”

Kemudian saya pegang kepalanya dengan tangan kanan, dan saya katakan kepadanya, “pejamkanlah kedua matamu. Apabila
kamu melihat  sesuatu di saat aku membacakan Al Qur'an , ceritakanlah kepadaku."

Setelah saya membaca beberapa ayat Al-Qur'an yang pendek, lalu saya berkata kepadanya, ”Bukalah kedua matamu, apakah engkau melihat sesuatu?"

Dia menjawab, “Ya."

Saya bertanya, ”Mengapa tidak engkau ceritakan kepadaku?”

Dia menjawab, “Dia mengancamku. Jika aku menceritakannya kepadamu, maka dia akan membunuhku."

Saya berkata kepadanya, "Aku akan membaca Al-Qur'an dan janganlah kamu memejamkan matamu."

Ketika aku sedang membaca Al-Qur' an, anak perempuan itu mundur, sedangkan
kedua matanya menangis seraya berkata, "Ini dia lelaki itu, Sekarang berada di hadapanku.

Saya berkata kepada si anak perempuan, ”Ucapkanlah dari belakangku, ”Pergilah kamu, hai terkutuk. Menjauhlah dariku!" Anak itu mengatakan kalimat berikut secara berulang-ulang, ”Aku adalah seorang yang mukmin, aku adalah seorang muslim. Jika kamu datang lagi, aku akan membacakan ayat Kursi terhadapmu, dan aku akan datang kepada syekh ini. Jangan sekali-kali kamu menggangguku, jangan sekali-kali kamu menakut-nakutiku lagi, karena aku tidak takut kecuali hanya kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengalahkan."

Tiba-tiba anak perempuan itu mengatakan bahwa sesungguhnya jin yang menakut-nakutinya kini mulai mengecil tubuhnya. Dia meronta-ronta seraya menangis, lalu dia lari menuju WC.

Setelah itu si anak perempuan menjadi tenang, dan saya memerintahkan kepadanya untuk tetap menjalankan salat dan banyak berzikir. Hal yang sama saya perintahkan kepada semua keluarganya, dan saya memberikan pengertian kepada mereka
bahwa rumah yang di dalamnya selalu dilestarikan dengan kebersihan dan kesucian serta zikir tidak akan kemasukan setan.

Lalu wanita yang berkulit hitam itu tersenyum dengan gembira karena telah mengetahui bagaimana caranya memerangi Setan yang terkutuk ini dan lain-lainnya yang semisal, yaitu
dengan menetapi zikir, bersuci, bertawakal kepada Allah dengan baik, dan memohon pertolongan kepada-Nya dalam menghadapi semua kesulitan.

Pintu rumah Saya diketuk dan anak-anak bertanya, ”Siapakah yang ada di balik pintu?”

Anak lelakiku melaporkan bahwa ada seorang wanita hitam bersama anak perempuannya, dia ingin menemui syekh karena urusan yang penting. .

Saya berkata, ”Katakanlah kepadanya supaya masuk mene-muiku."

Wanita hitam itu masuk bersama anak perempuannya yang masih duduk di kelas empat sekolah dasar.

Saya bertanya, ”Selamat datang, wahai saudari yang mulia. Apakah keperluanmu yang dapat saya bantu, insya Allah?”

Dia menjawab, ”Anak perempuanku ini selalu dicekam rasa takut dan kedua matanya tidak dapat dipejamkan untuk tidur, dan semakin lama semakin buruk keadaannya.”

Saya memanggil anak perempuan itu, lalu mempersilakannya duduk di sebelah saya. Kemudian saya bertanya kepadanya, ”Dari kota manakah engkau?"

Ibunya menjawab, ”Kami dari kawasan Naubah, wahai Tuan. Tetapi suamiku bekerja di sini dan kami pun menetap bersama nya di sini.”

Kemudian saya bertanya kepada putrinya, "Apakah yang membuatmu merasa takut?"

Dia menjawab, ”Manakala aku hendak tidur, datanglah seorang lelaki yang sangat tinggi berdiri di sebelah ranjangku. Kakinya di tanah, sedangkan kepalanya berada di atap, penam pilannya amat menakutkan. Aku pun dicekam rasa takut. Tidak lama kemudian si lelaki tinggi itu mengecil bentuknya secara berangsur-angsur sehingga besarnya sama denga n seekor kucing, lalu dia lari kencang menuju WC, setelah itu lenyap.”

Kemudian saya pegang kepalanya dengan tangan kanan, dan saya katakan kepadanya, “pejamkanlah kedua matamu. Apabila
kamu melihat  sesuatu di saat aku membacakan Al Qur'an , ceritakanlah kepadaku."

Setelah saya membaca beberapa ayat Al-Qur'an yang pendek, lalu saya berkata kepadanya, ”Bukalah kedua matamu, apakah engkau melihat sesuatu?"

Dia menjawab, “Ya."

Saya bertanya, ”Mengapa tidak engkau ceritakan kepadaku?”

Dia menjawab, “Dia mengancamku. Jika aku menceritakannya kepadamu, maka dia akan membunuhku."

Saya berkata kepadanya, "Aku akan membaca Al-Qur'an dan janganlah kamu memejamkan matamu."

Ketika aku sedang membaca Al-Qur' an, anak perempuan itu mundur, sedangkan
kedua matanya menangis seraya berkata, "Ini dia lelaki itu, Sekarang berada di hadapanku.

Saya berkata kepada si anak perempuan, ”Ucapkanlah dari belakangku, ”Pergilah kamu, hai terkutuk. Menjauhlah dariku!" Anak itu mengatakan kalimat berikut secara berulang-ulang, ”Aku adalah seorang yang mukmin, aku adalah seorang muslim. Jika kamu datang lagi, aku akan membacakan ayat Kursi terhadapmu, dan aku akan datang kepada syekh ini. Jangan sekali-kali kamu menggangguku, jangan sekali-kali kamu menakut-nakutiku lagi, karena aku tidak takut kecuali hanya kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengalahkan."

Tiba-tiba anak perempuan itu mengatakan bahwa sesungguhnya jin yang menakut-nakutinya kini mulai mengecil tubuhnya. Dia meronta-ronta seraya menangis, lalu dia lari menuju WC.

Setelah itu si anak perempuan menjadi tenang, dan saya memerintahkan kepadanya untuk tetap menjalankan salat dan banyak berzikir. Hal yang sama saya perintahkan kepada semua keluarganya, dan saya memberikan pengertian kepada mereka
bahwa rumah yang di dalamnya selalu dilestarikan dengan kebersihan dan kesucian serta zikir tidak akan kemasukan setan.

Lalu wanita yang berkulit hitam itu tersenyum dengan gembira karena telah mengetahui bagaimana caranya memerangi Setan yang terkutuk ini dan lain-lainnya yang semisal, yaitu
dengan menetapi zikir, bersuci, bertawakal kepada Allah dengan baik, dan memohon pertolongan kepada-Nya dalam menghadapi semua kesulitan.

🍀🌱🌾☘🌿

📚 Pengalamanku dalam Mengusir Jin - Syaikh Muhammad Ash Shayim
📮ditulis ulang dan Share oleh Abu Azka