Sunday, July 16, 2017
Home »
» Siapakah Jin Qorin anda ?
Siapakah Jin Qorin anda ?
Definisi Qarin Qarin artinya sosok yang selalu menemani dan menyertai. Dan yang dimaksud Qarin di tema ini adalah Syetan (Jin) yang menyertai manusia dan tidak akan meninggalkannya. (Kamus al-Muhith: 1103). Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah ditanya, “Apa itu Qorin?” Beliau menjawab: Qorin adalah syetan yang ditugasi untuk menyesatkan manusia dengan izin Allah. Dia bertugas memerintahkan kemungkaran dan mencegah yang ma’ruf. Sebagaimana yang Allah firmankan, “Syetan menjanjikan kefakiran untuk kalian dan memerintah-kan kemungkaran. Sementara Allah menjanjikan ampunan dan karunia dari-Nya. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 268) Jika Allah memberikan karunia kepada hamba-Nya berupa hati yang baik, jujur, selalu tunduk kepada Allah, lebih menginginkan akhirat dan tidak mementingkan dunia maka Allah akan menolongnya agar tidak terpengaruh gangguan jin ini, sehingga dia tidak mampu menyesatkannya. (Kitab Majmu’ Fatawa: 17/ 427) Ragam Qarin Ketahuilah bahwa ragam Qarin kita itu ada 2 macam. Pertama: Qarin bawaan dari lahir, atau setiap manusia yang lahir ke dunia ini pasti telah diberi Allah Qarin, itu sudah merupakan sunnatullah sebagaimana yang disabdakan Rasulullah dalam hadits shahihnya, “Tidaklah setiap kalian kecuali ia telah disertakan untuknya Qarinnya dari Jin”. (HR. Muslim). Kedua: Qarin tambahan atau sosok yang menyertai manusia akibat ulahnya atau hasil dari perbuatannya. Karena manusia itu jauh dari petunjuk Allah atau berpaling dari ajarannya, akhirnya syetan-syetan pun menjadi teman dekatnya (qarin). Sebagaimana yang diinformasikan dalam al-Qur’an: “Siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (al-Qur’an), kami adakan baginya syetan (yang menyesatkan), maka syetan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya”. (QS. az-Zukhruf: 36) Jenis Qarin Ada beberapa jenis makhluk yang menjadi Qarin manusia. Di antaranya adalah Jin, Malaikat dan Manusia (sesama). Qarin Jin dan Malaikat adalah Qarin bawaan (ada sejak manusia itu lahir) sebagaimana yang dikabarkan Rasulullah dalam haditsnya yang shahih: “Tidaklah seorangpun dari kalian kecuali ia disertai patner (Qarin) dari Jin dan dari Malaikat. (HR. Muslim). Sedangkan Qarin dari jenis manusia didapat oleh manusia saat mulai interaksi sosial dengan sesamanya. Dari pergaulan itu, manusia mendapatkan patner (qarin/ teman dekat). Dan teman itu bias mempengaruhi prilakunya sebagaimana qarin jin dan malaikat mempengaruhinya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an: “Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sesungguhnya aku dahulu (di dunia) mempunyai seorang teman…” (QS. As-Shaffat: 51). Oleh karena itulah, Rasulullah saw. pernah berpesan (wanti-wanti) kepada kita agar selektif dan hati-hati saat memilih teman dekat. Dalam haditsntya, “Sesungguhnya seseorang itu sangat dipengaruhi oleh karakter atau prilaku teman dekatnya, maka hendaklah seseorang selektif dengan siapa ia bergaul/ berteman.” (HR. Tirmidzi). Eksistensi Qarin Menurut al-Qur’an Al-Qur’an menceritakan tentang dialog antara manusia dengan qarinnya di akhirat kelak: “Qarinnya berkata: “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang betrada dalam kesesatan yang jauh”. Allah berfirman: Janganlah kalian bertengkar di hadapanku, sedangkan Aku telah memberikan ancaman kepada kalian. Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah, dan Aku tidak akan menzhalimi hamba-hamba-Ku.” (QS. Qaf: 27-29). Imam Ibnu Abbas, Imam Mujahid dan Imam Qatadah radhiyallahu ‘anhum berkata: “Yang dimaksud Qarin pada ayat tersebut adalah Syetan yang dahulu telah menyertai manusia tersebut di dunia.” (Kitab Tafsir at-Thabari: 22/ 357). Eksistensi Qarin Menurut as-Sunnah Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah setiap kalian kecuali ia telah disertakan untuknya Qarinnya dari Jin. Mereka bertanya: Dan untuk Anda juga wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: Dan untukku juga. Hanya saja Allah telah menolongku untuk menundukkannya sehingga ia masuk Islam, dan tidaklah ia menyuruhku kecuali yang baik.” (HR. Muslim). Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anh. Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah seorang dari kalian kecuali ia disertai patner dari Jin dan patner dari Malaikat. Mereka bertanya: Dan Engkau juga wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Ya, tapi Allah telah menolongku atasnya sehingga ia masuk Islam, dan tidak meyuruhku kecuali pada kebaikan.” (HR. Muslim) Dalam riwayat lain diceritakan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha: “Di suatu malam Rasulullah saw. keluar dari rumahku, akupun cemburu. Lalu beliau kembali dan mengetahui apa yang aku rasakan. Beliau bertanya: Ada apa denganmu hai Aisyah? Apakah kamu cemburu? Aku menjawab: Apakah aku tidak boleh cemburu pada sosok sepertimu? Rasulullah bertanya: Apakah syetanmu mempengaruhimu? Aku bertanya: Apakah aku punya syetan? Beliau menjawab: Ya. Aku bertanya: Setiap manusia punya syetan? Beliau menjawab: Ya. Aku bertanya: Begitu juga Anda? Beliau menjawab: Ya, tapi Tuhanku menolongku untuk menghadapinya sehingga ia masuk Islam. (HR. Ahamad dan Muslim) . Penjelasan dari Imam Nawawi rahimahullah Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Sabda Rasulullah (Fa aslam) bisa dibaca: “fa aslamu atau fa aslama”. Kedua bacaan itu riwayat yang sangat terkenal. Kalau “fa aslamu” artinya: Aku selamat dari kejahatan dan fitnahnya. Sedangkan “fa aslama” artinya: Qarin itu masuk Islam sehingga tidak menyuruhku kecuali pada kebaikan. Ketahuilah bahwa Ummat ini telah sepakat bahwa Rasulullah pribadi yang Ma’shum dari kejahatan syetan, baik jasadnya, perasaannya dan lisannya. Hadits tersebut menunjukkan bahwa kita harus waspada terhadap fitnah dan tipudaya Qarin. Rasul memberitahukannya agar kita bisa menghindari sebisa mungkin.” (Lihat Kitab Syarhu Muslim: 6/ 293). Tugas Kedua Qarin Manusia Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anh. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya syetan itu punya bisikan bagi anak Adam, begitu pula malaikat. Adapun bisikan syetan adalah mengajak pada keburukan dan mendustakan yang haq. Sedangkan ajakan malaikat adalah mengajak pada kebaikan dan membenarkan yang haq. Siapa yang merasakan adanya ajakan malaikat berarti itu karunia Allah, hedaklah ia memuji Allah. Tapi siapa yang merasakan bisikan syetan, maka berlindunglah kepada Allah dari kejahatan syetan terkutuk. Lalu beliau membaca ayat: “Syetan menjanjikan kefakiran untuk kalian dan memerintahkan kemungkaran.” (HR. Tirmidzi dan ia menghasankannya). Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid menjelaskan:“Berdasarkan perenungan terhadap berbagai dalil dari al-Qur’an dan as-Sunnah dapat disimpulkan bahwa tidak ada tugas bagi Jin Qorin selain menyesatkan, mengganggu, dan membisikkan was-was (bisikan syetan). Godaan Jin Qorin ini akan semakin melemah, sebanding dengan kekuatan iman pada diri seseorang.” (Fatawa Islam, tanya jawab, no. 149459). Manusia Tidak Bisa Mengislamkan Qarinnya Kita tidak bisa mengislamkan Qarin kita sebagaimana yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tapi kita bisa melemahkan Qarin (Syetan) kitasehingga ia tidak berdaya dan kita selamat dari ajakan buruknya. Fasilitas islamnya qarin Syetan hanya khusus untuk Rasulullah sebagaimana yang dijelaskan oleh mayoritas ulama’ Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Berdasarkan sabda Rasulullah: Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anh: Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin bisa melemah-kan syetannya, sebagaimana di antara kalian membuat lemah ontanya dalam perjalanan.” (HR. Ahmad dan dihasankan Syekh al-Albani, no. 3586) Dialog Antara Dua Qarin Perhatikan dialog antara dua Qarin manusia yang berbeda agama berikut ini, sebagaimana yang dicertakan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anh: “Ketika syetan orang mukmin bertemu syetan orang kafir, dan ia melihat tubuhnya lemah, kusut dan kurus, iapun bertanya: Kenapa kamu bisa celaka begitu? Syetan orang mukmin menjawab: Aku tak punya apa-apa. Jika ia (mukmin) mau makan, ia menyebut nama Allah. Jika mau minum, ia menyebut nama Allah. Jika mau tidur, ia menyebut nama Allah. Dan saat masuk rumahnya, juga menyebut nama Allah. Syetan orang kafir berkata: Kalau aku, makan dari makanannya, dan minum dari minumannya, dan tidur di kasurnya. Makanya aku gemuk dan kamu kurus.“ (HR. Thabrani dengan sanad shahih) Apakah Qarin Mati bersama Manusianya Pada hakikatnya semua makhluk akan mati, termasuk jin juga. Yang tidak akan mati hingga datangnya Kiamat kelak hanyalah Iblis (moyangnya Jin), sedangkan jin pada umumnya mati seperti halnya manusia. Sebagaimana yang diucapkan Rasulullah saw. dalam rangkaian do’anya berikut: “Ya Allah, untukmu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, kepada-Mu aku kembali, kepada-Mu aku mengadu. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan kemuliaan-Mu yang tiada Tuhan selain Engkau agar tidak menyesatkanku, Engkau Dzat yang Maha hidup dan tak akan mati, sedangkan jin dan manusia semua mati.” (HR. Muttafaqun ‘alaih). Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan, “Apakah Qarin ini akan terus menyertai manusia, sampai menemaninya di kuburan? Jawabnya, Tidak. Zahir hadits –Allahu a’lam– menunjukkan bahwa dengan berakhirnya usia manusia, maka jin ini akan meninggalkannya. Karena tugas yang dia emban telah berakhir. Ketika manusia mati maka akan terputus semua amalnya, kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya. (HR. Muslim). (Kitab Majmu’ Fatawa: 17/ 427) Karakteristik Jin Qarin Ada lima karakteristi Jin Qarin manusia yang membedakannya dengan jin lain pada umumnya: Jin Qarin tidak bisa menyakiti tubuh manusia atau membuat kesurupan. Jin Qarin tidak dapat diusir atau dibunuh dengan bacaan Ruqyah atau lainnya Bisikan Qarin dapat dinetralisir atau diperlmah dengan dzikir dan do’a, tapi tidak dapat dihilangkan 100%. Seluruh Qarin membisikkan kejahatan kecuali Qorin Rasulullah saw. Bisikan Qarin sangat samar dan tidak dapat diajak dialog atau komunikasi. Penutup Syetan-syetan akan berlepas diri –termasuk jin qarin- dari manusia di hari kiamat nanti. Mereka tidak mau disalahkan atau dijadikan kambing hitam, apalagi bertanggung jawab atas dosa-dosa manusia yang telah berhasil mereka jerumuskan waktu di dunia. Sehingga kita harus waspada terhadap tipudaya dan bujuk rayunya, agar kita tidak menyesal di akhirat kelak. Karena penyesalan tersebut sudah sangat terlambat, alias tiada guna. Allah mengingatkan hal itu kepada kita melalui firman-Nya: “Dan berkatalah syetan tatkala perkara (hisab) telah dilakukan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku juga telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang lalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (QS. Ibrahim: 22) . Wallahu a’lam. Hasan Bishri, Lc
0 comments:
Post a Comment