Ustadz Fadhlan Abu yasir Lc
Energi ruqyah bergantung kepada kehendak Allah, sebagaimana peruqyah hanya menggantungkan diri ke pada Allah. Seperti energi matahari, energi alam semua bergantung kepada Allah. Akan tetapi energi alam bisa diukur, disimpan, dijual-belikan bebas. Energi ruqyah tidak bisa diukur atau disimpan.
Maka jangan bilang minuman ini telah didisi energi ruqyah, katakan telah dibacakan ruqyah. Karena yang riilnya telah dibacakan ruqyah, sedangkan energi ruqyah tidak bisa ditransfer oleh peruqyah ke air. Bacaan yang diarahkan ke air bukan transfer energi, itu adalah mengambil keberkahan bacaan Al-Qur'an, doa, dan dzikir yang diwariskan oleh para ulama salaf. Kalau peruqyahnya sakit TBC jangan melakukan hal seperti ini, karena yang ditransfer virus TBCnya sudah jelas.
Ruqyah tidak memiliki pengaruh sendiri atau energi sendiri seperti energi matahari yang bisa dirasakan setiap orang, ruqyah bagian dari doa, maka pengaruh ruqyah ketika doa dikabulkan dan itu berkaitan erat kepada keshalihan pribadi peruqyah. Hanya saja terkabulkan doa bisa langsung bermanfaat nyata dengan ruqyah pasien sembuh, ada yang terhapuskan dosanya dengan ringan bertaubat dan beribadah, ada yang tenang dan semakin cinta kepada Al-Qur'an. Masyarakat awwam ingin yang cepat sembuh, meskipun masih banyak dosa dan jauh dari Al-Qur'an. Tetapi sebenarnya ketika pasien tetap sakit, dan banyak bertaubat dan bahkan semakin cinta kepada Al-Qur'an, itu adalah jauh lebih besar nilainya disisi Allah.
Saya tidak mempermasahkan sebutan energi ruqyah selama pelaksanaan ruqyah sesuai dengan syariah, termasuk menjaga adab Islam, bacaan benar, tidak bercampur dengan cara perdukunan.
Saya sering menyebut dengan KEDAHSYATAN RUQYAH SYAR'IYYAH, karena kedahsyatan tidak sekedar energi biasa, tetapi energi yang berlebih dan kuat sekali ketika dilakukan oleh seorang muslim yang shaleh terhadap saudara muslim yang siap secara rohaninya dengan penuh keikhlashan dan keyakinan kepada Allah ta'ala.
Sebutan 'kedahsyatan ruqyah syar'iyyah' akan mengikat kita untuk menjaga komitmen kita dengan syariat Allah, tidak sekedar memanfaatkan energi ruqyah.
Selamat bagi semua saudaraku yang ikut mengembangkan ruqyah syar'iyyah. Barallahu fiikum wa jazakumullahu khairan.
Energi ruqyah bergantung kepada kehendak Allah, sebagaimana peruqyah hanya menggantungkan diri ke pada Allah. Seperti energi matahari, energi alam semua bergantung kepada Allah. Akan tetapi energi alam bisa diukur, disimpan, dijual-belikan bebas. Energi ruqyah tidak bisa diukur atau disimpan.
Maka jangan bilang minuman ini telah didisi energi ruqyah, katakan telah dibacakan ruqyah. Karena yang riilnya telah dibacakan ruqyah, sedangkan energi ruqyah tidak bisa ditransfer oleh peruqyah ke air. Bacaan yang diarahkan ke air bukan transfer energi, itu adalah mengambil keberkahan bacaan Al-Qur'an, doa, dan dzikir yang diwariskan oleh para ulama salaf. Kalau peruqyahnya sakit TBC jangan melakukan hal seperti ini, karena yang ditransfer virus TBCnya sudah jelas.
Ruqyah tidak memiliki pengaruh sendiri atau energi sendiri seperti energi matahari yang bisa dirasakan setiap orang, ruqyah bagian dari doa, maka pengaruh ruqyah ketika doa dikabulkan dan itu berkaitan erat kepada keshalihan pribadi peruqyah. Hanya saja terkabulkan doa bisa langsung bermanfaat nyata dengan ruqyah pasien sembuh, ada yang terhapuskan dosanya dengan ringan bertaubat dan beribadah, ada yang tenang dan semakin cinta kepada Al-Qur'an. Masyarakat awwam ingin yang cepat sembuh, meskipun masih banyak dosa dan jauh dari Al-Qur'an. Tetapi sebenarnya ketika pasien tetap sakit, dan banyak bertaubat dan bahkan semakin cinta kepada Al-Qur'an, itu adalah jauh lebih besar nilainya disisi Allah.
Saya tidak mempermasahkan sebutan energi ruqyah selama pelaksanaan ruqyah sesuai dengan syariah, termasuk menjaga adab Islam, bacaan benar, tidak bercampur dengan cara perdukunan.
Saya sering menyebut dengan KEDAHSYATAN RUQYAH SYAR'IYYAH, karena kedahsyatan tidak sekedar energi biasa, tetapi energi yang berlebih dan kuat sekali ketika dilakukan oleh seorang muslim yang shaleh terhadap saudara muslim yang siap secara rohaninya dengan penuh keikhlashan dan keyakinan kepada Allah ta'ala.
Sebutan 'kedahsyatan ruqyah syar'iyyah' akan mengikat kita untuk menjaga komitmen kita dengan syariat Allah, tidak sekedar memanfaatkan energi ruqyah.
Selamat bagi semua saudaraku yang ikut mengembangkan ruqyah syar'iyyah. Barallahu fiikum wa jazakumullahu khairan.
0 comments:
Post a Comment