Thursday, January 5, 2012

Jin Juga Ingin Terkenal



Belakangan ini media massa sering dihebohkan dengan peristiwa kesurupan masal. Beberapa tempat seperti sekolah dan pabrik menjadi sasaran bagi makhluk dari dimensi yang berbeda.  Begitu sering kejadian itu menimpa, hingga membuat bulu kuduk berdiri. Seolah tak bisa terbendung, maraknya kesurupan masal menjadikan mental umat manusia menurun. Dengan kejadian tersebut banyak orang yang terbodohi. Yang lebih mengejutkan, orang pintar yang dianggap dapat menaklukan para jin yang mengganggu justru ikut kesurupan. Bahkan ada juga orang-orang berpeci yang menangani masalah tersebut justru terkena serangan balik. Hal tersebut tentunya mebuat orang awam semakin ketakutan dengan makhluk yang sebenarnya derajatnya di bawah manusia.

Di Indonesia, berbagai fenomena berbau mistis terkumpul di dalamnya. Pengaruh aninisme dan dinamisme yang tertanam selama ribuan tahun sebelum datangnya Islam, menjadi sugesti terbesar dalam membentuk mental manusia yang penakut terhadap makhluk yang disebut jin ini.

Kejadian-kejadian yang di ekspose oleh stasiun TV seolah menggambarkan akan ketertinggalannya bangsa kita dalam ilmu dan teknolegi. Di saat orang-orang barat sibuk menimba ilmu  untuk menembus langit, sebagian besar orang Indonesia bahkan sebagian besar umat Islam justru sibuk menimba ilmu untuk menembus dimensi lain (alam ghoib). Padahal, jalan yang dipilih oleh orang-orang barat adalah tantangan Allah yang tertulis dalam Al Qur’an.
Wahai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus penjuru langit dan bumi, maka tembuslah.  Niscaya kamu tidak akan dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
QS. Ar Rahman : 33

Ayat tersebut saat ini justru diaplikasikan oleh orang barat yang notabenenya non muslim. Mulai dari mendarat di bulan hingga menjelajah tata surya, semuanya dilakukan oleh bangsa Amerika, Rusia, Jepang, dan beberapa Negara Eropa. Akan tetapi bangsa kita lebih hebat, hal lain yang dianggap luar biasa bagi sebagian besar masyarakat di negeri ini, yaitu menembus dimensi lain (alam jin).  Masyakat awam percaya, orang-orang yang dapat melihat jin atau berteman dengan jin adalah orang yang meliki kelebihan. Akan tetapi Allah membantahnya, hubungan antara jin dan manusia ju8stru menambah penimpangan bagi para pelakuknya.
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia yang meminta perlindunga kepada orang laki-laki di antara golongan jin, maka jin-jin itu menambah dosa dan kesalahan bagi mereka.
QS. Jin : 6

Beberapa orang yang tidak mengerti mengambil pembenaran atas diperbolehkannya hubungan antara manusia dan jin dengan alasan bahwa Nabi Sulaiman Pernah memiliki pasukan dari golongan jin yang menawarkan tenaganya untuk memindahkan Istana Ratu Balqis. Namun pada kenyataanya, dalam Al Qur’an dijelaskan ketika jin ifrit memberi tawaran kepada Nabi Sulaiman, Allah menunjukan kekuasaan-Nya melalui bawahannya yang berasal dari golongan manusia (Ahlul Kitab)
Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; Sesungguhnya Aku benar-benar Kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya". Seorang yang diberi ilmu dari Al Kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip. Maka ketika dia (Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di hadapannya, diapun berkata, “Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku. Apakah aku bersyukur atau menginkari (nikmat-Nya)
QS. An Naml : 38-40

Ini menunjukan bahwa sebenarnya Allah bisa saja membiarkan Nabi Sulaiman di tolong oleh jin ifrit, namun itulah sunatullahnya. Al Qur’an tidak mungkin inkonsisten. Karena jika sampai dikisahkan jin ifrit yang berhasil memindahkan Istana ratu balqis, maka Sang Ahli kitab yang tentunya adalah manusia yang telah diberikan derajat kemulian di bawah Nabi, akan tergeser kedudukannya dari yang telah Allah tetapkan.
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu.Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
QS. Al Baqarah : 29-30
Nabi Sulaiman telah memohon kepada Allah supaya kerajaan yang begitu besar tidak dimiliki oleh orang-orang setelahnya.
Permohonan yang di curahkan oleh nabi Sulaiman kepada Allah bukan karena beliau takut ada saingannya. Akan tetapi nabi Sulaiman tahu bahwa kerajaan seperti itu justru dapat mendatangkan kemudharatan pada pemiliknya seperti sifat sombong dan takabur.

Di negeri ini, masih banyak orang yang membantah akan ayat di atas, dengan alasan yang mengedepankan logika semu, mereka memandang bahwa hal tersebut tidak masalah selama dapat menjaga hati. Namun itulah manusia, sebagian besar dari mereka berbantah-bantah atas kebenaran Allah yang telah tertulis dalam Al-Qur’an.
Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa Kitab (wahyu) yang bercahaya, Dengan memalingkan lambungnya untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah. ia mendapat kehinaan di dunia dan dihari kiamat kami merasakan kepadanya azab neraka yang membakar.
QS. Al-Hajj : 8-9
Pada akhirnya dampak jangka panjang dari persekutuan manusia dan jin adalah pembodohan. Orang-orang kini berpandangan bahwa bangsa jin lebih hebat dari manusia sehingga kalau diganggu, jin-jin tersebut akan balik menyerang seperti peristiwa kesurupan massal yang kerap kali terjadi saat ini.

0 comments:

Post a Comment