Friday, January 6, 2012

PENGARUH 'AIN (PANDANGAN MATA) YANG MERUSAK DAN MEMBINASAKAN



Disusun Oleh : Perdana Akhmad S.psi
Cuplikan berita TransTV yang telah saudara-saudara saksikan cukup membuat miris. Bagaimana tidak, diceritakan bahwa sang anak memiliki tubuh mirip seperti kera diakibatkan oleh sumpah ayahnya yang mengatakan anak didalam kandungan istrinya seperti monyet karena diakibatkan ngidam istri yang sangat suka makan buah-buahan. Ngidam buah-buahan istrinya yang berlebihan rupanya membuat suami wanita tersebut marah dan mengumpat mengatakan jabang bayi seperti kera karena ibunya ngidam buah-buahan. Benarkah umpatan seorang ayah bisa membuat anaknya berwajah seperti kera ?



Sungguh kasus seorang anak mempunyai tubuh seperti kera yang kita tonton diatas sebagai akibat perkataan ayahnya adalah SANGAT MUNGKIN diakibatkan kerena sang Ayah mempunyai penyakit 'ain (selain faktor genetika dll). Sang ayah dengan kedengkiannya mengucapkan perkataan yang membuat susunan genetika tubuh monyet terstimulir kedalam susunan genetika manusia hingga sang bayi perperawakan seperti monyet.


Sesungguhnya kekuatan ‘ain (mata) adalah benar adanya dan mempunyai pengaruh yang dapat membinasakan. Karena dapat membinasakan dan mencelakakan maka disebut sebagai penyakit ‘ain. Sedangkan orang yang mempunyai kekuatan ‘ain dapat disebut sebagai orang yang bermata tajam.

Di Sumatera Selatan ada legenda si "pahit lidah", dimana si pahit lidah jika mengucapkan perkataan maka akan langsung terjadi, dengan perkataan baik ataupun buruk. Selain itu kita juga sering mendengar fenomena seseorang yang jika menyumpahi orang yang dibencinya maka tidak lama kemudian orang yang disumpahinya akan menjadi celaka. Kita juga terkadang mendengar adanya fenomena orang kafir yang ahli yoga ataupun kalangan sufi sesat ketika ingin mencelakakan seseorang cukup dengan mengarahkan pandangan matanya maka orang yang di incarnya akan binasa.

Penyakit ‘ain ini dapat menimpa siapa saja, tentu kita pernah atau sering mendengar bahkan melihat adanya orang-orang tidak saja dari kalangan umat islam bahkan dari kalangan non muslim dapat melakukan perkara-perkara yang luar biasa seperti membuat orang menjadi lumpuh hanya dengan mengucapkan suatu perkataan saja, dapat menghentikan tanah longsor dengan hanya memandangnya, bahkan dapat membuat seseorang meninggal dengan hanya menyumpahinya saja.
Berikut ini dalil dari Al-Qur’an mengenai perbuatan orang-orang kafir yang hendak mencelakakan Rasulullah dengan kekuatan ‘ain yang mereka miliki.

Al Kalbi berkata : Ada seseorang dari Arab yang berkhalwat (menyepi) dan tidak makan selama dua atau tiga hari.Kemudian dia berdiri disamping kemah, lalu ada unta-unta dan kambing-kambing yang melewatinya.Melihat segerombolan hewan itu orang tersebut berkata: ”Aku tidak pernah melihat unta-unta dan kambing-kambing yang lebih bagus selain yang kulihat pada hari ini.”Belum lagi unta-unta dan kambing-kambing itu berjalan jauh lalu tiba-tiba hewan-hewan itu pun berjatuhan dan mati seketika.

Melihat kejadian itu orang-orang kafir menyuruh orang tersebut supaya mencelakakan Rasullullah dengan ‘ainnya dan ia pun menyetujuinya.Ketika Rasulullah lewat, orang itu ( ia bernama Al Abbas bin Mirdas) mendendangkan syair :”Kaummu telah menganggap kamu sebagai tuan dan aku anugerahi, bahwa kamu adalah tuan yang terkena ‘ain.”

Lalu Allah melindungi Rasulullah dan turunlah ayat:
Allah SWT berfirman:“Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir mengelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar al-Qur’an dan mereka berkata: “Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila.”(al-Qalam: 51)(Lihat Ruhul Ma’ani,oleh Al Alunsi)

Ibnu Abbas, Mujahid, dan lainnya berkata. “menggelincirkan kamu” yakni mempengaruhi kamu “dengan pandangan mereka” yakni memandang kamu dengan mata-mata mereka yakni mendengki kamu karena kebencian mereka kepada kamu yakni menimpakan ‘ain dengan mata mereka., sekiranya tidak ada perlindungan Allah kepada kamu dari mereka.

Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman:“Dan Ya’qub berkata: Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu yang berlain-lain; namun demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari (takdir) Allah. Keputusan menetapkan sesuatu hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal dan berserah diri.” Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Ya’qub yang telah ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena kami telah mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui,” (Yusuf : 67–68).

Al -Hafizh Ibnu Katsir ketika menafsirkan dua ayat ini berkata : Allah berfirman menkhabarkan tentang Ya’qub bahwa dia memerintahkan anak-anaknya ketika mempersiapkan mereka bersama saudara mereka, Benyamin, ke Mesir agar mereka tidak masuk semuanya dari satu pintu tetapi dari beberapa pintu yang berlainan. Sesungguhnya Ya'cub, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas, Muhammad bin Ka’air limbah, Mujahid, adh-Dhahhak, Qatadah, as-Suddi, dan lainnya, mengkhawatirkan mereka dari pengaruh mata, karena anak-anak Ya'cub tersebut ganteng-ganteng dan punya penampilan menawan. Maka Ya'cub mengkhawatirkan mereka akan pengaruh mata, sebab pengaruh mata adalah benar ada bahkan bisa membuat turun orang yang menunggang kuda dari kudanya.

Firman-Nya (mengutip perkataan Ya'cub): “Namun, aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikit pun dari (takdir) Allah,” yakni kehati-hatian ini tidak akan dapat menolak takdir Allah dan ketentuan-Nya, karena sesungguhnya Allah apabila telah menghendaki sesuatu maka tidak ada yang dapat menghalangi.

Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka, maka (cara cara yang mereka lakukan itu) tiadalah melepaskan mereka sedikitpun dari takdir Allah, akan tetapi itu hanya satu keinginan pada diri Ya'cub yang telah ditetapkannya” Mereka berkata: yaitu menghindari terkenanya pengaruh mata terhadap mereka.”(Tafsir Ibnu Katsir (2/485))
Berikut adalah dalil dari hadits Rasulullah mengenai penyakit ‘ain:
  1. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw: “mata adalah benar.” (Diriwayatkan oleh Bukhari (10/203) dan Muslim)
  2. Dari Aisyah ra bahwa Nabi saw bersabda: “memintalah perlindungan kepada Allah dari mata karena mata adalah benar.”(Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (8/350), dan di-shahih-kan oleh al-Albani di dalam shahibul jami’(951))
  3. Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw: “mata adalah benar dan sekiranya ada sesuatu yang mendahului takdir niscaya mata akan mendahuluinya; dan jika kalian diminta mandi makahendaklah kalian mandi.”(Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitabus Salam bab ath-Thibbuwar ruqa)
Yakni apabila saudara dari salah seorang di antara kalian diminta mandi untuk saudaranya yang Muslim karena dia terkena pengaruh mata maka hendaklah memenuhi permintaannya dan hendaklah ia mandi untuknya.
  1. Dari Asma’ binti Umais ra, ia berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Banu Ja’far terkena (pengaruh) mata, apakah boleh saya meruqyahmereka?” Nabi saw bersabda: “Ya, sekiranya ada sesuatu yang mendahului qadha’ (ketentuan Allah) niscaya mata akan mendahuluinya.”(Diriwayatkan oleh Ahmad (6/438), Turmudzi (2059), ia berkata: Hasan shahih, dan di-shahih-kan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (5662))
  2. Dari Abu Dzar ra, ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw:“Sesungguhnya mata dapat memperdaya seseorang dengan izin Allah sehingga ia naik ke tempat yang tinggi lalu jatuh darinya”.(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Ya'la, dan di-shahih-kan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (167))
Yakni sesungguhnya kekuatan mata dapat menimpa seseorang kemudian mempengaruhinya hingga (sekiranya) orang itu naik ke tempat yang tinggi kemudian jatuh dari atas karena pengaruh mata.
  1. Dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Mata adalah benar, dapat membuat orang jatuh dari tempat yang tinggi.”(Diriwayatkan oleh oleh Ahmad, Thabrani, dan al-Hakim, dan di-hasan-kan oleh al-Albani di dalam as-Silsilah Shahihah (1250))
  2. Dari Jabir ra, ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw: “Mata adalah benar, dapat memasukkan sesorang ke dalam kuburan dan dapat memasukkan onta ke dalam kuali.”(Diriwayatkan oleh Abu Nu’aim di dalamal-Hilyah dan di-hasan-kan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (4023))
Maksudnya sesungguhnya mata dapat menimpa seseorang hingga membunuhnya lalu mati dan dikuburkan ke dalam kuburan dan bisa menimpa onta hingga nyaris mati lalu disembelih pemilknya kemudian dimasak di kuali.
  1. Dari Jabir ra, ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw: “Kebanyakan orang yang mati dari umatku setelah qadha’ dan qadar Allah adalah karena mata.” (Diriwayatkan oleh Bukhari di dalam at-Tarikh dan di-hasan-kan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (1217))
  2. Dari Aisyah ra, ia berkata:“Rasulullah saw pernah memerintahkan agar sayameruqyah karena mata.”(Diriwayatkan oleh Bukhari (10/170) dan Muslim (2195))
  3. Dari Anas bin Malik ra, ia berkata: “Rasulullah saw memberikan rukhshah (keringanan) dalam meruqyah karena mata, sengatan binatang berbisa dan luka nanah.”(Diriwayatkan oleh Muslim (2196))
  4. Dari Ummu Salamah ra bahwa Rasulullah saw berkata kepada seseorang anak wanita di rumahnya yang terlihat pada wajahnya ada pengaruh mata: “Ada pengaruh mata padanya, bacakan ruqyahkepadanya.”(Diriwayatkan oleh Bukhari (10/17) dan Muslim (97))
Saf’ah ialah tanda dari syetan. Dikatakan juga bahwa ia adalah satu pukulan darinya.(Lihat an-Nihayah (2/375)):yakni cekungan hitam atau kuning di wajahnya.
  1. Dari Jabir ra, ia berkata: Rasulullah saw memberikan rukhshah (keringanan) kepada keluarga Hazim dalam meruqyah (patukan), ular dan beliau bersabda kepada Asma’binti Umais: “Mengapa saya melihat badan orang-orang anak keturunan saudara saya kurus-kurus, apakah karena kemiskinan?” Tidak, tetapi mata telah cepat menimpa mereka.” Lalu Asma ‘mengemukakan kepadanya, lalu Nabi saw berasabda: “Ruqyahlah mereka.”(Diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitabus Salam (2198))



Pendapat Ulama Mengenai Pengaruh Mata
1. Al-Hafizh Ibnu Katsir Berkata
Terkena mata dan pengaruhnya adalah benar, dengan izin Allah.(TafsirIbnu Katsir (4/410))
2. Al-Hafizh Ibnu Hajar Berkata
Hakikat mata ialah pandangan yang baik bercampur dengan kedengkian dari seorang yang bertabi’at buruk sehingga terjadilah bahaya pada orang yang dilihat.(Fathul Bari (10/200))
3. Ibnul Atsir Berkata
Dikatakan: Si Fulan terkena mata, yakni apabila musuh atau orang-orang yang dengki memandangnya lalu pandangan itu mempengaruhi hingga menyebabkan dia sakit.(An-Nihayah (3/332))
4. Al-Hafizh Ibnul Qayyim Berkata
"Tidak diragukan lagi bahwa Allah menciptakan beraneka kekuatan dan tabi’at pada jasad dan ruh. Banyak diantaranya yang dijadikan memiliki kekhususan dan seluk beluk pengaruhnya. Bagi orang yang berakal tidak mungkin menolak pengaruh ruh dalam jasad, karena ia merupakan hal yang empirik. Anda melihat bagaimana wajah menjadi merah padam apbila dipandang oleh orang yang sangat disegani, atau menjadi pucat pasi bila dipandang oleh orang yang ditakuti.

Orang-orang pun telah menyaksikan adanya orang yang sakit dan lemah kekuatannya disebabkan oleh pandangan mata. Ini semua terjadi dengan perantaraan ruh. Dan, mengingat kaitannya yang sangat erat dengan mata maka orang yang menisbatkan perbuatan tersebut kepadanya (mata) padahal sesungguhnya tidak demikian, tetapi hanyalah merupakan pangaruh ruh. Sedangkan ruh itu sendiri beraneka ragam tabi’at, kekuatan, seluk-beluk dan kekhususan-kekhususannya. Ruh orang yang mendengki akan menyakiti secara jelas orang yang didengki; karena itu Allah memerintahkan Rasul-Nya agar berlindung kepada-Nya dari kejahatannya.

Pengaruh orang yang mendengki dalam menyakiti orang yang didengki merupakan perkara yang tidak dipungkiri kecuali oleh orang gila. Ia (kedengkian) merupakan pangkal terjadinya apa yang disebut dengan “terkena mata”, karena jiwa yang buruk dan mendengki akan menyesuaikan diri dengan cara yang buruk dan melawan orang yang didengki kemudian mempengaruhi dengan kekhususan tersebut. Sesuatu yang paling mirip dengan hal ini ialah ular, karena racun (bisa) tersimpan di dalamnya sangat kuat; apabila ia menghadapi musuhnya maka akan muncul darinya suatu kekuatan amarah dan akan menyesuaikan dengan cara yang buruk dan menyakitkan. Diantaranya ada yang sangat kuat cara penyesuaiannya sehingga berpengaruh bisa menggugurkan janin.Ada juga yang bisa menimbulkan kebutaan, sebagaimana sabda Rasulullah saw tentang ular buntung dan yang punya dua garis putih di punggungnya.
Keduanya bisa menimbulkan kebutaan mata dan menggugurkan kandungan.”( Diriwayatkan oleh Bukhari (6/348) dan Muslim (2233))
Pengaruh itu kadang-kadang terjadi melalui kontak (persentuhan), perlawanan, pandangan, mengerahkan kekuatan ruh kepada orang yang akan dipengaruhi, doa-doa, jampi-jampi, doa-doa permintaan perlindungan atau dengan mengkhayalkan dan membayangkannya. Pengaruh jiwa orang yang bermata kedengkian itu tidak hanya tergantung pada pandangan, bahkan bisa jadi dia buta mata kemudian dijelaskan kepadanya sesuatu lalu jiwanya mempengaruhinya sekalipun tidak melihat. Banyak diantara orang yang “bermata kedengkian” dapat mempengaruhi orang yang didengki hanya dengan melalui penjelasan yang didengar tanpa melihatnya. Ia adalah “anak panah” yang keluar dari jiwa orang yang “bermata kedengkian”, yang kadang-kadang menimpa orang yang didengki tetapi kadang-kadang juga tidak mengenainya.
Jika kebetulan orang yang didengki itu “telanjang” tidak ada “perlindungan” sama sekali maka pasti akan mempengaruhinya. Jika orang yang didengki itu dalam keadaan ‘siap membawa senjata’ (melindungi dirinya dengan ruqyah syar'iyyah) maka tidak akan mampu menembusnya, bahkan mungkin ‘anak panah’ itu akan kembali kepada orang yang meluncurkannya.
Asal terjadinya pengaruh mata ini ialah dari kekaguman/ kebencian orang yang “bermata kedengkian” itu terhadap sesuatu kemudian diikuti oleh penyesuaian jiwanya yang buruk lalu dalam melancarkan racunnya menggunakan pandangan mata kpeda orang yang didengki.
Seseorang bisa “bermata kedengkian” terhadap dirinya dan kadang-kadang pengaruh buruk dari pandangan matanya itu mengenai orang tanpa kehendaknya. " (Zaadul Ma'ad (4/165))
PENGOBATAN MATA KEDENGKIAN
Ada beberapa cara pengobatan mata kedengkian, diantaranya :
Pertama : Memandikan Orang yang Bermata Kedengkian
Jika telah diketahui orang yang bermata kedengkian maka perintahkanlah dia agar mandi kemudian air yang dipakai mandi tersebut diambil dan disiramkan kepada penderita dari arah belakangnya maka dengan izin Allah akan sembuh.
Dari Abu Umamah bin Sahal bin Hunaif, ia berkata : ”Ayahku Sahal bin Hunaif mandi di lembah Kharraz (salah satu lembah di Madinah) kemudian dia melepas jubah yang dipakainya sementara itu Amir bin Rabi’ah memandang kepadanya. Sahal adalah orang yang berkulit sangat putih dan sangat bagus. Kemudian Amir berkata : ”Aku belum pernah melihat seperti sekarang, juga tidak pernah melihat kulit wanita perawan bercadar.” Lalu Sahal merasa sembelit (di perut) dan bertambah keras sembelitnya. Kemudian dikabarkan kepada Rasulullah SAW akan sembelitnya itu lalu dikatakan kepadanya : ”Ia tidak bisa mengangkat kepalanya.” Kemudian Rasulullah bertanya : ”Apakah ada seseorang yang kalian curigai?” Mereka berkata : ” Amir bin Rabi’ah.” Kemudian Rasulullah SAW memanggilnya lalu memarahinya dan bersabda : ”Mengapakah salah satu diantara kalian membunuh saudaranya? Mengapakah tidak kamu berkati, mandilah untuknya.” Kemudian Amir mencuci mukanya, kedua tangannya, kedua sikunya, kedua lututnya, jari-jari kedua kakinya dan bagian dalam kainnya di dalam bejana kemudian (air bekas cuci itu) disiramkan kepadanya (Sahal) dari arah belakangnya lalu Sahal kontan sembuh saat itu juga.”(Diriwayatkan oleh Ahmad, Nasa’I, dan Ibnu Majah; di-shahih-kan oleh al Albani di dalam Shahihul Jami’ (3908))


Cara Mandi
Ibnu Shihab az-Zuhri berkata :
Mandi yang kami fahami dari para ulama yang menjelaskannya ialah : Dibawakan bejana berisi air kepada orang yang bermata dengki itu lalu disuruh memasukkan telapak tangannya ke dalamnya lalu berkumur-kumur kemudian mengeluarkannya lagi ke dalam bejana, kemudian mencuci wajahnya di dalam bejana, kemudian memasukkan tangannya yang kiri lalu membasuh telapak kanannya di dalam bejana, kemudian memasukkan tangannya yang kanan lalu membasuh telapak kirinya sekali, kemudian memasukkan tangannya yang kiri lalu membasuh sikunya yang kanan, kemudian memasukkan tangannya yang kanan lalu membasuh sikunya yang kiri, kemudian memasukkan tangannya yang kiri lalu membasuhnya kakinya yang kanan, kemudian memasukkan tangannya yang kanan lalu membasuh kaki kirinya, kemudian memasukkan tangannya yang kiri lalu membasuh lututnya yang kanan, kemudian memasukkan tangannya yang kanan lalu membasuh lututnya bagian kiri. Kesemuanya itu dilakukan di dalam bejana kemudian bagian dalam pakaiannya dimasukkan ke dalam bejana; bejana jangan diletakkan di tanah, lalu airnya disiramkan ke atas kepala orang yang terkena pengaruh mata dari arah belakangnya sekali siram.(Lihat : as-Sunan Baihaqi (9/252))


DALIL DISYARI’ATKANNYA MANDI BAGI ORANG YANG BERMATA DENGKI


  1. Nabi SAW bersabda : ”Mata adalah benar, sekiranya ada sesuatu yang mendahului takdir niscaya mata akan mendahuluinya; dan apabila salah seorang diantara kalian diminta mandi maka hendaklah ia mandi.”(Lihat : as-Sunan Baihaqi (9/252))


  1. “Dari Aisyah ra, ia berkata : ”Orang yang bermata dengki diperintahkan agar berwudhu’ kemudian orang yang terkena pengaruh mata madi dari air (bekas wudhu’nya).”(Diriwayatkan oleh Abu Daud (3880) dengan sanad Shahih)
Dua hadits ini, dan hadits-hadits lainnya, dapat dijadikan landasan bagi disyari’atkannya berwudhu’ atau mandi bagi orang yang terkena pengaruh mata dari air bekas wudhu’ atau mandi orang yang bermata dengki.
Cara Kedua
Letakkan tangan anda di atas kepala penderita dan bacalah :
Dengan nama Allah, saya ruqyah kamu dan Allah yang menyembuhkan kamu dari setiap penyakit yang menyakitimu, dari setiap jiwa atau mata yang dengki; Allah akan menyembuhkanmu, dengan nama Allah saya ruqyah kamu.”(Diriwayatkan oleh Muslim (2186))


Cara Ketiga
Letakkan tangan anda di atas kepala penderita dan bacalah :“Dengan nama Allah yang menyembuhkanmu, dari setiap penyakit yang menyakitimu. Dia yang menyembuhkanmu, dan dari setiap orang yang mendengki apabila mendengki dan dari kejahatan setiap yang mempunyai mata.”.(Diriwayatkan oleh Muslim (2187))
Cara Keempat
Letakkan tangan anda di bagian yang sakit dan bacalah :“Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah penyakit dan sembuhkanlah, Engkaulah yang menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit.”(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab ath-Thibb dan Muslim dalam Kitabus Salam.)


Cara Kelima
Letakkan tangan anda di bagian yang sakit dan ruqyahlah dengan surat al-Ikhlas, al-Falaq, dan An-Naas.(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Fadha’il al-Qur’an, bab al-Mu’awwdzat)


Cara Keenam
Ambillah bejana berisi air lalu bacakanlah ke dalamnya mu’awwidzat dan bacakanlah doa berikut, masing-masing tiga kali :”Ya Allah, Rabb manusia, hilangkanlah penyakit dan sembuhkanlah, Engkaulah yang menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit.”


Dengan nama Allah, saya me-ruqyah kamu dan Allah yang menyembuhkan kamu dari setiap penyakit yang menyakitimu, dari setiap jiwa dan dari setiap mata yang dengki. Allah akan menyembuhkanmu. Dengan nama Allah aku meruqyahmu.”


Kemudian siramkan air ke atas kepala penderita sekali, dari arah belakangnya tetapi usahakan air merata ke seluruh jasadnya.
Dengan izin Allah akan sembuh.



KESIMPULAN
  1. Lindungilah buah hati kita dari pengaruh 'ain' orang yang mendengi dengan ber-isti'adzah melalui ayat-ayat ruqyah syar'iyyah agar terhindar dari celaka dan mara bahaya. isti’adzah (permohonan perlindungan) di dalam surat al-Falaq itu ialah dari kedengkian. Jika seorang Muslim memohon perlindungan dari kejahatan orang yang mendengki maka sudah termasuk di dalamnya orang yang bermata kedengkian. Ini termasuk kemu’jizatan dan balaghah al-Qur’an. Lihat Bada’I’ul Fawa’id(2/232) dan Zaadul Ma’ad (4/168).
  2. Penyakit 'ain dapat terjadi pada umat islam, orang kafir atau ahli syirik hingga terkesan mempunyai kehebatan dan keluar biasaan, namun jangan khawatir kita tersakiti jika berhadapan dengan mereka sebab kita punya benteng perlindungan yaitu kita membentengi diri dengan ruqyah Syar'iyyah.
  3. Berhati-hatilah jika kita menyakiti orang lain dan orang tersebut mengutuk kita, selain doa orang yang teraniaya itu dikabulkan Allah, sangat mungkin orang yang kita sakiti akan meng"ain kita hingga kita bisa menjadi celaka. Selalu kita membaca doa-doa perlindungan untuk melindungi diri dari 'ain orang yang dengki.
  4. Berhati-hatilah jika anda dalam keadaan marah, dengki lalu anda mengutuk orang yang tidak anda sukai, sebab bisa jadi anda menderita penyakit 'ain hingga akan menyakiti orang tersebut.
  5. Berhati-hatilah jika anda merasa takjub melihat sesuatu hingga anda mengucapkan perkataan yang bisa mencelakakan diri seseorang. Setiap Muslim yang melihat sesuatu yang menakjubkan dianjurkan agar mendoakan keberkahannya baik sesuatu itu miliknya ataupun milik orang lain, sebagaimana sabda Rasulullah saw di dalam hadits Sahal bin Hunaif: (“Mengapakah kamu (Amir) tidak memberkatinya”)yakni mendoakan keberkahannya, karena doa ini bisa mencegah pengaruh mata/'ain.
Wallahua'lam

0 comments:

Post a Comment