Oleh Syaikh Wahid Abdus Salam Bali
Syaikh Wahid Abdus Salam Bali dalam bukunya “Sihir dan Pengobatannya secara Islami”memberikan contoh pengobatan bagi orang yang terkena pengaruh mata.
Bayi tidak mau menyusu pada ibunya
Ketika sedang berkunjung ke salah seorang kerabat, saya diberitahu bahwa salah seorang bayi mereka belum mau menyusu ibunya sejak beberapa hari padahal sebelumnya biasa menyusu. Lalu saya katakan kepada mereka : Bawalah bayi itu kemari. Kemudian bayi itu saya ruqyah dengan mu’awwidzat dan beberapa doa, lalu saya katakan : ”Bawalah dia kepada ibunya.” Tak lama kemudian mereka kembali seraya mengkhabarkan bahwa bayi tersebut sudah mau menyusu tetek ibunya. Segala karunia hanyalah milik Allah semata, tiada daya dan kekuatan apa pun kecuali dengan pertolongan Allah.
Anak kecil tidak mau berbicara
Ada anak kecil yang fasih berbicara, cerdas, dan menonjol di kalangan teman-temannya di Tsanawiyah. Ia biasa mewakili mereka di berbagai acara, juga terbiasa berpidato di berbagai kesempatan.
Pada suatu hari, salah seorang anak kampung meninggal dunia lalu anak kecil ini pergi bersama kabilahnya untuk melayat. Setelah memuji Allah dan mengagungkan-Nya, ia berpidato menyampaikan nasehat yang baik kepada orang-orang. Pada malam harinya, setelah layatan tersebut, tiba-tiba ia tidak bisa berbicara, sehingga ayahnya resah dan membawanya ke rumah sakit. Para dokter pun melakukan diagnosis dan pemeriksaan, tetapi tanpa hasil apa-apa. Kemudian anak kecil itu dibawa kepada saya. Begitu melihatnya, mata saya hampir meneteskan air mata, lalu saya ruqyah dengan mu’awwidzat kemudian saya bacakan ruqyah mata untuknya di air. Kemudian saya katakan kepada ayahnya agar meminumkannnya dan memakainya untuk mandi selama 7 hari kemudian setelahitu datang lagi kepada saya. Sepekan berikutnya, anak itu datang kepadaku dalam keadan sembuh sehingga dia bisa berbicara sebagaimana semula. Lalu saya ajarkan beberapa pem-bentengan diriyg harus dibacanya setiap pagi dan sore agar terhindar dari pengaruh mata.
Segala puji bagi Allah, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Peristiwa Anak
Peristiwa ini terjadi di rumah kami. Ada seorang lelaki dan wanita tua datang kepada saya. Setelah masuk ke dalam majelis, orang ini menceritakan kisah ibunya. Sementara itu, wanita tua tersebut masuk ke dalam bersama istri saya. Kemudian wanita itu saya panggil dan setelah saya ruqyah, mereka pun langsung pergi. Kemudian tiba-tiba saya melihat cacing putih di rumah dalam jumlah yang banyak sekali, sehingga membuat saya terkejut. Kemudian istri saya membersihkannya dengan sapu tetapi tidak lama kemudian muncul lagi cacing-cacing itu di semua kamar, lalu saya katakan kepada istri saya, kemarilah kita pikirkan peristiwa ini. Apa yang dikatakan oleh wanita tua tadi? Istriku menjawab : Dia memandang ke sudut-sudut rumah dan memandang lama sekali tetapi tidak berbicara apa-apa. Lalu saya faham bahwa ini adalah pengaruh mata, sekalipun rumah kami sangat sederhana. Mungkin wanita tersebut hidup di perkampungan badui dan belum pernah melihat kota. Akhirnya saya ambil air lalu saya bacakan ruqyah mata ke dalamnya kemudian saya percikkan ke seluruh penjuru rumah. Tiba-tiba cacing-cacing itu pun hilang dan rumah kembali bersih sebagaimana semula.
KISAH-KISAH TENTANG DAMPAK ‘AIN
Ibrahim bin ‘Abdullah Al Hazami dalam bukunya “Al ‘Ainu Haq Bahaya Mata yang Menghancurkan” memberikan kisah-kisah tentang dampak ‘ain yang dapat mempengaruhi bahkan membahayakan makhluk hidup bahkan alam sekitarnya.
Menimpakan ‘Ainnya hanya dengan Mendengarkan Suara Korban
Al Ashmu’I berkata:”Aku telah melihat seseorang yang bermata tajam mendengarkan suara sapi sedang diperah.Dia terkegum-kagum dengan derasnya pancaran air susu itu.lalu ia bertanya,”Sapi jenis apa ini?Orang-orang menjawab,”Jenis anu”,seraya menyebutkan jenis yang lain dan menyembunyikan jenis Sali sapi itu.namun yang terjadi justru kedua sapi tersebut malah mati,baik yang disebutkan jenisnya maupun yang disamarkan (disembunyikan).”
Al Ashmu’I berkata:”Aku mendengar ia berkata:Jika aku melihat sesuatau yang mengagumkanku,maka aku merasakan panas keluar dari mataku.”(lihat Al Jami’li Ahkami Qur’an,oleh Al Qurthubi 9/227)
Memecah Batu dengan ‘Ain
Abu Said bin ‘Abdul malik bin Qarib berkata:”Dahulu,di daerah kami ada dua orang laki-laki yang menimpakan ‘ain kepada orang-orang.Salah satu dari kedua orang itu melewati lempengan batu seraya berkata:”Demi Allah,aku tidak pernah melihat yang seperti ini.”Maka terbelahlah batu itu menjadi dua,lali keluarganya mengambil batu tersebut dan mengecornya dengan besi.Dia melewatinya lagi untuk kedua kali lalu dia berkata dengan menyumpahi batu tersebut maka pecahlah batu itu menjadi empat bagian.
Menghilangkan Pengaruh Pandangan Mata yang Menyebabkan Unta terjatuh dengan Kekuatan Ruqyah
Ibnul Qayyim menuturkan kisah aneh tentang berbaliknya pengaruh ‘ain kepada pelakunya.beliau berkata:”(cerita ini) dari Abu ‘Abdullah As Saji, bahwa dia sedang dalam perjalanan haji atau perang. Saat itu dia mengendarai seekor unta yang besar. Diantara rombongan mereka ada orang yang bermata tajam. Setiap kali orang itu memandang saesuatu,yang dipandang pasti binasa. Hal tersebut dikabarkan kepada Abu ‘Abdullah supaya Abu ‘Abdullah berhati-hati. Mereka mengatakan,”Lindungilah unta anda dari seorang yang bermata tajam.”lalu Abu ‘Abdullah menjawab:”Dia tidak bisa mencederai ontaku.”Ketika perkataan Abu ‘Abdullah disampaikan kepada orang bermata tajam tadi, maka orang tersebut mencari kesempatan pada saat Abu ‘Abdullah tertidur. Diam-diam orang itu mendatangi unta Abiu ‘Abdullah dan memandangnya, maka gemetarlah unta itu dan terjatuh. Abu ‘Abdullah datang ketempat itu setelah dikhabari bahwa ontanya telah disatroni orang yang bermata tajam seperti yang terlihat. Lalu Abu ‘Abdullah berkata:”Tunjukkan kepadaku orang itu!”Ketika orang bermata tajam tersebut diperlihatkan kepada Abu “Abdullah.Maka Abu ‘Abdullah pun berdiri di depannya seraya membaca doa ruqyah:
“Dengan menyebut nama Allah, ada seseorang yang telah menahan,ada batu yang amat keras,dan ada api terlempar membara.Aku kembalikan ‘ain itu kepada pemiliknya dan kepada orang yang paling dia cintai (Maka lihatlah berulang-ulang,adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat,dan penglihatanmu itupun keadaan payah).(Al Mulk:3-4)
Maka keluarlah biji mata laki-laki tersebut dan hilanglah pengaruh ‘ain orang yang bermata tajam itu,dan unta kembali berdiri dan sehat sedia kala.(lihat Zaadul Ma’ad 4/174)
Sembuh Karena Orang yang Menimpakan ‘Ain Mati.
Aku (Ibrahim bin ‘Abdullah Al Hazami) mendengar almarhum ayahku bercerita ahwa ada seseorang di Balidah,hidup dalam keadaan buta selama lima belas tahun.Anak perempuannya selalu mengantarkannya kedalam masjid khususnya pada malam hari.Pada suatu malam prang tersebut bangun untuk melakukan shalat subuh,tiba-tiba dia bisa melihat bintang,dinding dan tempat air yang biasa dia gunakan untuk berwuduk.Ketika dia masuk ke dalam masjid,dia dapati orang-orang mengumumkan shalat jenazah untuk fulan,dan ternyata orang yang meninggal itu semoga Allah meridoinya adalah orang yang berpenyakit ‘ain.
Anak Berhanti berbicara
Ustadz Wahid Baaliy berkata:dahulu ada seorang anak yang fasih, ucapannya menyentuh,pandai dan terpandang di antara kawan-kawannya.Anak itu masih sekolah dijenjang SLTP.Dia sering diperbincangkan dalam berbagai acara dan resepsi.Pada suatu hari ada salah seorang anak desa ada yang meninggal,lalu anak ini pergi untuk berta’ziyah bersama keluarganya.Dia memuji Allah dan menyanjung-Nya,kemudian menyampaikan nasehat kepada orang-orang.Pada sore harinya ternyata anak ini menjadi bisu.Ayahnya sangat terkejut,lalu membawanya kedokter.Para dokter mulai mengobatinya dan melakukan apa saja yang dapat menolongnya akan tetapi tidak ada hasil.Lalu ayah itu dating kepada saya.Ketika aku melihat anak itu,aku hampir menangis karena aku tahu persis aktifitas keislaman anak ini untung aku dapat menahan diri,lalu aku bertanya pada anak itu tentang apa yang terjadi.Anak itu diam saja,lalu ayahnya menceritakan kisahnya padaku.dari cerita itu aku mengetahui bahwa anak tersebut terkena ‘ain,lalu aku meruqyahnya dengan membacakan Surat An-Naas dan Al Falaq.Kemudian aku memberikan air yang sudah akuruqyah dan berpesan kepada Ayahnya supaya anak ini minum dan mandi dengan air tersebut selama tujuh hari dan setelah itu supaya dating lagi padaku.Tujuh hari kemudian anak itu datang lagi kepadaku.Dia sudah ceria dan fasih kembali seperti semula,lalu aku mengajarkan kepadanya doa perisai untuk dibaca pada waktu pagi dan sore supaya dia terlindunbgi dari ‘ain.(Dituturkan oleh Wahid Baaliy dalam kitabnya:Ash-Sharimul Battar fit Tashaddi lis-sihiril Asyrar,halaman:251)
Memecahkan Piring dengan ‘Ain
Al Ahmari,seorang siawa SMU,sehari-harinya ia menyaksikan sekelompok kawan-kawannya yang sedang berkumpul sambil tertawa-tawa.Kemudian dia bergabung dengan mereka untuk mengamati,apakah ada salah seorang dari kawannya yang menghasud dengan ‘ainnya.Dia (Al Ahmari) melihat ada seorang anak kecil penghasud sedang melakukan hal yang sangat remeh,tetapi hampir tidak dapat dipercaya,yaitu jika dia melihat mangkuk makanan di tangan seseorang,maka mangkuk itu langsung jatuh dan pecah.Anak kecil tersebut pernah mengakui perbuatannya itu,dia berkata,”Aku akan melakukan ini.”dan ternyata dia memang melakukannya (menjahili orang lain dengan ‘ainnya).Sejak itu kawan-kawannya tertawa-tawa melihat perbuatannya dan bermain dengan barang-barang milik orang.Padahal seorang muslim seharusnya tidak seperti itu,akan tetapi setiap melihat hal-hal yang membuaqt perasaan tertarik harusnya berkata:MaasyaAllah
Menghentikan Kereta.
Dikisahkan bahwa pada zaman penjajahan inggris ada seorang kakek yang berpenyakit ‘ain ikut serta dalam rombongan saudagar untuk memberli onta dan sapi dari negeri-negeri tetangganya.Ketika mereka melewati negeri mesir,mereka membawa banyak onta.Jumlah unta itu sangat banyak hingga memenuhi gunung yang dilintasi kereta.pemilik unta itu kesulitan menjauhkan unta dari rek kereta karena kereta bisa lewat kapan saja.Yang paling rawan adalah kalau sampai unta itu tertabrak kereta, maka inggris akan merampas unta dan memberi denda yang berlipat ganda.Orang tua itu merasa tenang ketika kereta tak kunjung dating,dan apabila dating juga dia akan melakukan sesuatu yang dapat menghentikannya.Seketika itu datanglah kereta dari kejauhan dengan suara klakson yang keras.ketika kereta semakin dekat,orang tua ini mengarahkan pandangannya yang tajam kearah kereta>seketika itu juga kereta semakin melemah dan suaranya juga semakin kecil dan akhirnya berhenti.Kereta itu baru bergerak lagi setelah unta-unta itu menyeberang rel semuanya.Ketikapemilik unta itu sudah merasa tenang orang tua ini mengarahkan pandangannya kea rah kereta dan meniup keudara,fuh-fuh lalu kereta jalan kembali.(Al Masaiyah,oleh Ali-Majid)
Kisah-kisah ‘Ain dari Barat
Dikisahkan oleh pemuka-pemuka gereja di Italia bahwa Paulus Pie IX bunuh diri disebabkan ia memiliki keyakinan bahwa dirinya bermata tajam,dan bahwa dia menjadi penyebab matinya ratusan orang,yakni karena pandangan yang lama pada mereka.
Begitu pula dikisahkan bahwa raja Spanyol Alphonse XIII adalah pemilik mata tajam yang jahat.Pada tahun 1923M dia mengadakan kunjungan resmi ke Italia.Pihak Istana Italia mengadakan penyambutan secara resmi.Akan tetapi sambutan ini memakan banyak korban dari pasukan angkatan laut Italia,yakni terjadinya ledakan besar di salah satu kapal selam yang dilibatkan dalam penyambutan resmi ini.juga meledaknya bom yang digunakan untuk menyambut kedatangan raja Spanyol ini sehingga membunuh orang-orang yang ada disekitarnya.kemudian salah seorang dari pasukan laut yang disalami raja kemudian jatuh sakit setelah salaman ini,dan tidak lama kemudian dia pun mati.Juga dikisahkan bahwa ketika raja yang ganas ini menuju laut Gleno,tiba-tiba bendungan yang ada di sana runtuh yang mengakibatkan matinya lima puluh orang karena tenggelam dan lima ratus orang kehilangan tempat tinggal.
Menurut sebuah berita bahwa dictator Italia Mussolini sangat takut kepada ‘ain sehingga dia menolak bertemu dengan raja Spanyol Alphonse XIII tersebut.Jalinan politik kedua Negara dilakukan melalui utusan (duta) yang tidak lazim dilakukan.Semua itu untuk menghindari pertemuan dengannya.
0 comments:
Post a Comment