Friday, January 6, 2012

Tiga Hari Berjuang Mengusir Jin


Konon, rumah yang dibeli oleh mertua saya itu dahulunya ditinggali oleh orang Nasrani. Ketika dibeli kondisinya sangat berantakan dan kotor sekali. Sepertinya sudah lama sekali ditinggalkan. Tapi lantaran dijual dengan harga yang cukup murah, akhirnya rumah itu dibeli juga. Ketika itu, dari dua puluh empat rumah dalam satu blok di perumahan, baru tiga rumah saja yang terisi. Jadi kondisinya memang sangat sepi. Apalagi kebetulan posisi rumah saya berada di ujung blok, berbatasan dengan tanah persawahan yang sudah tidak digarap. Tanah itu sudah dibeli pihak BTN, tapi belum dibangun.



Setelah direnovasi ala kadarnya, saya, isteri dan satu anak saya boyongan ke rumah baru itu. Seperti dianjurkan dalam hadis saya membaca surat al-Baqarah sampai tamat bergiliran dengan isteri saya.Beberapa hari selanjutnya kami mulai merasakan suasana yang agak aneh. Sejak menempati rumah itu, anak saya yang waktu itu usianya kurang lebih 6 bulanan, setiap malam menangis histeris. Matanya melotot dan sulit sekali didiamkan. Karena tidak biasanya begitu, saya sudah mulai menduga mungkin ada apa-apa.


Setelah itu, suatu malam, isteri saya bercerita, antara mimpi dan tidak ia melihat di salah satu pojok kamar kami, ada dua sosok makhluk, laki-laki dan perempuan. Keduanya berpakaian kotor, berantakan dan lusuh. Seperti siluet. Saya mulai berpikir, apa iya begitu. Sementara kondisi anak saya tidak berubah juga. Malam berikutnya, isteri mengigau, gelisah dan berteriak-teriak. Lalu saya bangunkan dia dan memintanya untuk beristighfar dan membaca ta’awudz. Tubuh isteri saya berkeringat. la bercerita melihat seperti yang pernah ia sampaikan kepada saya kemarin. Saya berpikir lagi, mungkin rumah ini ada penghuninya, jin. Kejadian lainnya juga banyak, seperti suka ada orang yang berjalan diatas genting, pintu bergerak-gerak sendiri dan sebagainya.

Akhirnya isteri dan anak saya ungsikan sementara ke rumah mertua. Maklum, waktu itu tuntutan pekerjaan saya sering menjadikan saya pulang larut malam. Jadi saya juga khawatir bila terjadi apa-apa dan saya tidak ada di rumah. Apalagi lokasi kantor saya cukup jauh dari rumah, memakan waktu lebih darisatu jam perjalanan.

Saya sendiri tetap tinggal di rumah itu. Saya bertekad untuk menghilangkan gangguan itu.
Sore hari menjelang malam, pulang dari kantor, saya masuki rumah itu dengan mengucapkan “assalamu’alaikum.” Meski sudah malam, sengaja tidak satupun lampu rumah yang saya nyalakan. Jadi gelap sekali. Pikiran saya kalau situasinya terang, mungkin makhluk penunggu itu tidak akan muncul. Saya masuk ke dalam kamar dan saya katakan, sebenamya ini tidak boleh, karena seperti menantang: “Kalau anda penghuni rumah ini, tolong munculkan diri anda.

Kalau memang anda ada, tolong jangan ganggu saya dan keluarga saya. Bila Anda tetap mengganggu maka saya akan bakar anda!” Kurang lebih begitu. Setelah itu saya shalat dan membaca al-Qur’an surat ash-Shaffat yang sudah saya hafalkan, ayat kursi dan tiga surat terakhir al-Qu’an, al-Ahad(al-Ikhlas), al-Falaq dan an-Nas. Saya bacakan ayat-ayatitu dengan suara keras.

Malam itu saya bermalam di kamar tersebut. Sambil berdzikir, saya menunggu, tapi tidak ada apa-apa sampai saya akhimya tertidur. Malam keesokan harinya, saya melakukan hal yang sama. Setelah membaca Al-Qur’an, saya pun tertidur. Tapi ketika tengah malam, mungkin sekitar jam setengah dua, saya seperti mendengar ada suara yang memanggil-manggil nama saya. Saya pikir, barangkali mimpi, karena setelah saya bangun, suara itu tidak ada. Saya pun tidur lagi.

Tapi tidak berapa lama, suara itu terdengar lagi. Terus saya bangun lagi, dan suara itu tidak ada. Saya menyimpulkan bahwa itu memang mimpi sehingga saya berniat untuk tidur lagi. Tapi tiba-tiba saya merasakan ada angin dingin. Waktu itu sekilas saya melihat bayangan dua makhluk besar, seperti yang pemah dikisahkan oleh istti saya. Yang satu berbentuk seperti laki-laki yang tidak mengenakan baju. Di dadanya tergantung tanda salib.

Yang satu lagi perempuan, yang pakaiannya kotor, lusuh dan berantakan. Tak lama kemudian saya seperti melihat bayangan tangan besar dariatas kepala saya yang ingin meraih leher saya. Saya segera tersentak dan duduk, lalu baca ayat kursi, surat ash-shaffat dengan suara keras, “a’uudzu billahi minasyaithaanir rajiim, bismillahirrahmanirrahiiim ….” dan seterusnya. Kemudian saya katakan: “Anda siapa? Keluar dari sini! Kalau tidak saya akan bakar anda dengan ayat-ayat al-Qur’an…” seperti itu lah. Selanjutnya saya terus membaca ayat-ayat tadi berulang-ulan g. Setelah lama, lalu saya katakan lagi, “Kalau besok masih seperti ini juga, akan saya bakar anda dengan al-Qur’an!”

Di hari ketiga, saya melakukan hal yang sama seperti malam-malam sebelumnya. Dan sepanjang malam tidak ada apa-apa. Sehingga keesokan harinya saya pulang ke rumah mertua untuk menyampaikan, bahwa insya Allah sejak sekarang sudah tidak ada apa-apa lagi. Tapi tanpa setahu saya mertua saya sudah menghubungi orang pintar. la menyuruh saya mencari tiga telor ayam hitam untuk ditanam di halaman. Terus dia juga bilang bahwa di rumah saya ada tiga jin yang sudah dimasukkan ke dalam botol. Syaratnya itu tadi, telor ayam hitam, juga bunga yang harus ditanam di pojok-pojok rumah. Ketika itu saya diam saja. Tapi selanjutnya saya bilang pada mertua tidak usah panggil orang itu, insya Allah saya sendiri juga bisa. Saya sama sekali tidak membeli telor, apalagi menanamnya. Botol itu juga saya buang saja. Keyakinan saya, pertama, sikap seperti itu termasuk dalam syirik seperti yang pernah saya ketahui dalam hadits Rasulullah. Kedua, ya kalau di masukkan ke dalam botol, sifatnya hanya temporer atau sementara saja. Ketiga, ketergantungan pada materi. Jadi dengan begitu kita seolah tidak percaya diri.

Di malam selanjutnya, seperti biasa saya bermalam lagi dan melakukan hal yang sama. Alhamdulillah tidak ada apa-apa. Akhirnya anak dan istri saya bawa lagi ke rumah, dan – Alhamdulillah – mereka pun tidak mengalami apa-apa. Saya juga yakin bahwa insya Allah, penghuni yang tadinya mengganggu itu sudah menyingkir.

Pelajaran penting yang saya ambil dari pengalaman ini adalah, sebenamya setiap mukmin itu pasti bisa mengusir jin. Tidak musti berguru ke mana-mana, karena syariat lslam sendiri yang mengajarkan. Pastikan bahwa diri kita itu tidak takut, bukan menantang. Dan, yang pasti, jangan sekali-kali ke dukun, karena bisa terjerumus dalam syirik. Yang penting hubungan kita dengan Allah itu baik.
Sebagaimana manusia, jin ada yang baik dan ada yang buruk. Sebenarnya yang lebih bagus lagi bila kita bisa mendakwahinya, lalu mengajaknya masuk lslam.

Seperti diceritakan Abu Ghazi kepada Tarbawi
Sumber : Majalah Tarbawi Edisi 10 Tahun II

0 comments:

Post a Comment