Friday, May 31, 2013

RUQYAH 11 TAHUN KASUS ILMU DOTI (ILMU SIHIR MAKASAR)

 Dikisahkan oleh :
Kemarin Sore habis meruqyah seorang ibu yg terkena Ilmu DOTI..sudah 11 tahun saya meruqyahnya dan Alhamdulillah sudah 90 persen telah membaik.Alhamdulillah Allah memberika saya dan ibu itu kesabaran sehingga proses meruqyah bisa berjalan sampai 11 tahun lamanya...Ilmu Doti adalah ilmu asli asal Makassar yg apabila terkena maka si korban kepalanya kan lembek seperti tak bertengkorak/bertulang...pertama kali sy menangani ibu itu yaitu 11 tahun yg lalu..kepalanya lembek seperti anak bayi.pertama kali di ruqyah...kepalanya tepat di ubun-ubunnya keluar asap.kemudian saya teteskan air ruqyah di kepalanya maka semakin banyak asap yg keluar.hal ini terjadi karna sangking panasnya kepala si ibu ini.dan alhamdulillah kemarin sudah membaik..insya Allah akan kembali normal..

MERUQYAH MANTAN PREMAN

Dikisahkan oleh :
Syamsul Arifin
Alhamdulillah tadi ba'da shalat jum'at ada orang yang ingin diruqyah dirumah, ketika saya tanya kenapa ingin diruqyah? beliau menjawab ingin melepas ilmu kebatinan yang pernah di isi di badannya oleh seseorang. beliau adalah mantan preman dijakarta. beliau pernah menjadi body guard diskotik, panti pijat, kelompok preman dll. beliau sesekali mengatakan saya ini banyak sekali dosanya, udah banyak orang yang pernah saya aniaya. Saya katakan kepada beliau " Allah akan sambut hamba2nya yang ingin kembali kejalan-Nya dengan senyuman. tekadkan hati dan teguhlah". sungguh Allah SWT. Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

beliau mengalami sakit bahu dan terasa berat disebelah kanan, sakit gula darah, juga mata sebelah kanan mengalami kebutaan. sebelum meruqyah saya jelaskan dulu tentang tauhid yang benar itu bagaimana, juga saya sarankan agar nanti setelah selesai ruqyah beliau mau istiqomah menjaga shalat 5 waktu.

sebelum proses ruqyah dimulai saya bimbing doa pembersih dan pembatal terlebih dahulu. ketika proses ruqyah dimulai saya pegang bahu sebelah kanannya sambil membaca ayat2 ruqyah. beliau mengatakan bahunya terasa begitu panas. Alhamdulillah sakit dibahunya hilang dan terasa ringan. tangan kanan beliau bergetar maka saya lakukan tehnik pembatas pada otot bisep melingkar agar jin2 itu tidak bisa lagi naik ke atas. kemudian saya bacakan QS. Al-Hasyr ayat 21-24 dan saya lakukan tehnik tarikan dengan sambil membaca QS. Al-Mu'minun ayat 115. Alhamdulillah tangan bisa normal. kemudian saya pegang ubun2 beliau dengan tetap membaca ayat2 ruqyah beliau mengatakan terasa panas. saya baca QS. Al-Falaq kemudian saya tiup pelan tapi panjang ke telinga kanannya. Alhamdulillah kepala bisa normal.

terakhir saya ruqyah mata beliau yang mengalami kebutaan dengan telunjuk tangan kanan menempel pada mata beliau dan saya membaca QS. Al-Fatikhah kemudian saya gerakan telunjuk keseluruh daerah mata untuk mencari sumber sakitnya dan ternyata terdapat di pelipis kanan. saya fokus ruqyah disitu dan Subhanallah mata beliau bisa melihat lagi walau agak buram.

Alhamdulillah moga ada hikmah yang diambil.

SEBAB-SEBAB NON-MEDIS ATAU GANGGUAN JIN.

DIsusun oleh :
Dzikrul Hakim
ini adalah beberapa sebab yg banyaK di temui di lapangan :

1. BELAJAR :

-seperti org yg mempelajari kesaktian,apakah itu tenaga dalam,"isi badan",kekebalan maupun ilmu2 yg serupa
- pegangan : seperti org yg mempunyai benda keramat atau rajah dan jimat semisal keris,tombak,tongkat dll.atau kertas yg di tempel di dinding,atas pintu & jendela,atau disimpan di dompet maupun di sabuk.bahkan org yg pasang susuk di badan.
- wirid/dzikir dan amalan yg menyelisihi sunnah : seperti dzikir ribuan kali pada waktu tertentu,hari tertentu dan jumlah tertentu yg tdk ada dasarnya.atau puasa mutih,pati geni dll.
pegangan maupun wirid saya masukkan dalam bab belajar krn biasanya org belaja mempunyai amalan tertentu dan juga "pegangan"


2. WARISAN

ini terjadi kebanyakan dari faktor nasab atau keturunan.
apakah dari orang tua,kakek,buyut atau pendahulu mereka yg bekerja sama dg jin atau mempunyai perjanjian dg jin,atau mempunyai khodam jin serta menyerahkan anak turun nya pada jin.atau juga mempunyai benda2 yg dikeramatkan.
maka kita dapati anak lahir dlm keaadaan cacat atau lumpuh.
atau ada anak yg disebut INDIGO,bisa melihat,merasakan atau menerawang mahluk dan hal ghoib.
atau juga kita dapati org bisa mengobati tanpa mempunyai dasar pengobatan dan tanpa mempelajarinya.

3. KIRIMAN

inilah yg dinamakan SIHIR.dan jenis/nama nya banyak sekali.
apakah itu santet,pelet,guna-guna,teluh dsb.
sebab nya bisa krn org itu cemburu,cinta,iri/dengki,dendam dll.
baik karena pekerjaan,cinta,jabatan,harta bahkan wanita.
dan tujuan nya hanya untuk menyakiti korban,bahkan sampai membuat korban meninggal.

4. TEMPELAN

ada beberapa sebab juga :
- tinggal di tempat yg ada jin nya.
baik itu rumah,kontrakan,kantor/pabrik/tempat kerja dll.
- tinggal bersama org yg ada jin atau terkena gangguan jin.
seperti suami,istri,kakak,adik atau org yg serumah dg mereka.
- jin yg suka dg manusia
ini terjadi kebanyakan krn manusia tdk baca do'a ketika masuk kamar mandi,sehingga jin yg punya syahwat masuk ke tubuh orang tersebut.
- jin dendam pada manusia
ini terjadi krn mausia menyakiti jin secara tdk sengaja atau ketidak tahuan mereka.
seperti buang air panas,kencing,atau buang sampah sembarangan yg ternyata tempat tsb adalah rumah jin.spt di westafel,lubang2 dll
- manusia bermaksiat pada allah
ini salah satu pintu masuk syaitan.
- sering melamun
biasanya krm punya permasalahan berat,sehingga terlalu banyak pikiran dan menjadi celah syaitan masuk pada waktu pikiran kosong.


KISAH AJAIB MERUQYAH SAKIT GULA DAN DARAH TINGGI


KISAH AJAIB MERUQYAH SAKIT GULA DAN DARAH TINGGI
=========================================
Demi Allah yang memegang nyawaku, Barusan saya ditelpon Pak Suwardi dari Bengkulu yang menceritakan bahwa :
Bapak saya punya diabetes umur 70 tahun, sekitar 2 minggu kadar gula 450 lalu turun drastis 57 kondisi mengkhawatirkan tensi darah 230. Ciri ketika tensi darah lebih 200 tidak normal bicara, ketika kadar gula lebih 300 sering kencing, kaki sakit.

Saya lalu membaca ayat ruqyah standar ditempel diperut, malam diruqyah besok kontrol kondisi gula dan darah masih tinggi namun Alhamdulillah bicara sudah normal dan tidak lagi sering kencing. Kaki Bapak saya yang sakit ketika kumat saya ruqyah pake tehnik tarikan langsung hilang.


Lalu saya membuka qur'an terjemah, merangkai doa, saya tempelkan tangan di daerah pankreas diperut saya bacakan alfahehah 3 kali, albaqarah 1,5 ayat kursi, 3 ayat terakhir Al-bawarah, attaubah 14, yunus 57, arra'du 31 al isra' 82, assyura 80,83, fussilat 44, alhasyr 21-24, yasin 1-9, yasin 68, 81-83, al a'la 1-19, surat al alaq 1-5, annasr, 3 qul doa syifa dibacakan dipankreas.

Alhamdulillah besoknya bapak saya sembuh, kadar gula normal dan sudah 3 hari ini 180 dan tensi darah juga normal subhanallah ayah saya sangat sehat dan tidak mau lagi konsumsi obat dokter dan hanya mengkonsumsi herbal habbatussauda dan madu yg sudah diruqyah.
===================================

Thursday, May 30, 2013

CATATAN BELAJAR RUQYAH SERI 1 (dikira dukun putih oleh pasien )

disusun oleh :
Amy Syabah Ar-Roqyi 

PENTINGNYA KETERAMPILAN KOMUNIKASI DAN SKILL DIAGNOSA GANGGUAN

Kejadian ini trjadi di awal thn 2011 saat an pertama kali bergabung dengan Pondok Sehat Al wahida banjarmasin. Saat it, kemampuan menangani pasien mash sngt minim krn selama 6 buln sy hny belajar teori ruqyah syar’i melalui buku rujukan n dibimbing ust Nadhif Khalyani disamping melihat peruqyah senior beraksi menterapi pasien. Yang sy pahami tentng ruqyah saat it yaa seperti yg ad dibuku. Saat it sy tidk mengerti sama sekali tentang pentingnya keterampilan komunikasi dan skill diagnosa gangguan. Bagi sy saat it, pasien datang, duduk, ngobrol sebentar, ruqyah, pulang. Namun karena saat it Ust Nadhif sangat menekankan tentng pentingnya diagnosa untuk mencari sumber gangguan (pada saat itu) mk saat diskusi sy hny fokus pada sumber gangguan sj (sesuai dengan yg tercetak dibuku). Bingung bagaimana memulai diskusi sebelm ruqyah, akhirnya terjadilah diskusi berikut:

Saya: ibu mau ruqyah?
Mualajh: iya mba

S: apa ibu sering melihat penampakan?
M: iya Mba, akhir2 ini sekitr 2 buln

S: apa ibu sering cekcok dengan suami dirumah?
M: iya mba, betul! Sy sering skali berantem dgn suami

S: hmmm, ibu sering mimpi buruk ya?? Mis, mimpi ular, mimpi buaya?
M: wah iya mba, betul! 2 buln terakhir sy mimpi buaya mba, sering banget.

S: (semakin semangat jadinya). Diantara anggota keluarga ibu punya inguan (khodam) berupa buayakan?
M: iya mba!!! (smakin semangat), punya nenek sy, katanya ga bisa dibuang mba, sdh keturunan. It ya mba yg bikin keluarga kami kacau??

S: iya mba. Sepertinya dia juga ikt cmpur dlm mslh ibu.
M: apa yg mba tanyakan tadi bener semua, sy pernah menanyakan hal yg sma kepada pa XXX (sy kenal beliau, beliau adalah dukun putih), jawabnnya sama dengan mba, pertanyaan mba jg sma dengan beliau, n tepat semua. Sy juga pernah datang k dukun untk menghilngkn keluhn sy yg bisa melihat penampakan ini, pertanyaan dia jg sma ky mba. Saat it sy dikasih air yg didalamnya dimasukan kertas bertulisn arab, katanya spy mata sy ditutup n ga liat penampakan lg. Tp ternyata masih.

S : ??!!(dropsyohk dan mati gaya krn terkejut diagnosa sy disamakan dengan dukun putih n dukun tulen/hitam)

KESALAHAN SAYA
1. Skill diagnosa yg sy pakai di atas menggunakan pola komunikasi yg biasa digunakan oleh para dukun. Sy sadar betul itu adalah sebuah kesalahan, yang akhirnya membuat pasien tadi membenarkan kabar yg disampaikan para dukun tadi. Sy benar2 menyadari bhw keterampilan komunikasi merupakan “seni” dlm berdakwah yang memegang peran penting dalam membangun kesadaran umat.
2. Terkait tanda gangguan jin, sihir,dan ain sudah dipaparkan dengan jelas didalam buku2 rujukan ruqyah. Item diskusi yang sy tanyakan diatas juga mengacu pada buku2 td. Hny sj skill diagnosa gangguan yang seadanya membuat sy tdk bisa melacak gangguan utama yg dirasakan pasien (saat itu). Sy juga mengakui kesalahn yg satu ini.

Sy pikir, tdk ada perbedaan pemahaman diantara para peruqyah bahwa si pasien yg diterapi dengan ayat2 Alquran itu pasti sembuh sekalipun tidak didiagnosa dengan baik. Hny sj sy berpendpt bahwa skill diagnosa gangguan sangat membantu mmpercept proses ruqyah krn dpt melacak sumber gangguan yg dialami pasien dgn cukp akurat. Selain it dengan skill ini, tausiah untuk pasien dpt menyasar masalh2 utama yg dikeluhkn pasien, n menjadi jalan untk membantu pasien memperbaiki akidah dan ketaatnnya kepada Allah melalui informasi gangguan yg digali dari pasien tadi.

SEMOGA KESALAHAN INI JADI PELAJARAN BAGI YANG LAIN.
SY TERBUKA DENGAN NASEHAT N KRITIK MEMBANGUN DR BERBAGAI PIHAK

TEHNIK MENGEMBALIKAN AIN PADA PELAKUNYA

Ditulis oleh


Diriwayatkan dari Abu 'Abdillah as-Saajii, bahwasannya dalam beberapa perjalanan-nya berhaji atau berperang ia slalu brada di atas untanya yg sehat...

Suatu ketika pada rombongannya tsb terdapat seseorang yg mempunyai "pandangan", setiap kali ia memandang sesuatu pastilah akan binasa apa yg dipandangnya itu..

Lalu dikatakanlah kpd Abu Abdillah: "Berhati-hatilah terhadap untamu ! Dan jagalah ia dari pandangan orang yg memiliki 'ain..!!!"


Ia menjawab:
"DIA TAK MEMPUNYAI KEKUASAAN SEDIKIT PUN ATAS UNTAKU !!!"

Ketika orang yg memiliki 'ain itu mendengar apa yg diucapkan Abu 'Abdillah, ia mulai beraksi dgn menatap tajam ke arah untanya saat Abu 'Abdillah sdang pergi..
Lalu tiba2 unta tsb terpelanting, jatuh dan sakit...

Kabar tsb langsung didengar oleh Abu 'Abdillah ketika ia kembali, sketika itu pula Abu 'Abdillah ingin agar ia ditunjukkan pada si pelaku..
Ia pun menghampirinya seraya berdo'a:
بسم الله ،،
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم:
فارجع البصر هل ترى من فطور ثم ارجع البصر كرتين ينقلب إليك البصر خاسئا و هو حسير(الملك:3-4

Dengan nama Allah,
Aku berlindung kpd Allah dari godaan setan yg terkutuk..
"Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yg cacat ??? Kemudian ulangi pandanganmu skali lg dan skali lg, niscaya pandanganmu akan BERBALIK kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dlm keadaan letih."
(QS.al-Mulk: 3-4 juz 29)

Tiba2 keluarlah kedua bola mata pelaku 'ain tsb, dan stelah itu untanya pun bangkit dan kembali sehat spt sediakala..
Subhaanallah...

(Dikutip dari kitab at-Thibb an-Nabawy karya ibnul Qayyim al-Jauziyyah hal.131-132)

Ingatlah sahabatku, bahwasannya pengaruh 'ain pun dapat berdampak pada barang2 yg kita miliki, atau pada kendaraan yg kita tumpangi, atau pada rumah yg kita tinggali...maka waspadalah slalu dgn snantiasa bertawakkal kpd Allah dan melanggengkan do'a2 perlindungan pada-Nya...
Smoga Allah senantiasa melindungi kita dari sgala kejahatan makhluk-Nya..
aamiiin.......

TEHKNIK MERUQYAH SAKIT MATA MERAH AKIBAT ‘AIN

Dikisahkan oleh : 

kusah di PADANg SIDEMPUAN 14/04/2013 Mata merupakan anugrah yang di berika Allah untuk mahkluk-NYA,baik dia hewan maupun MANUSIA untuk memperhatikan TANDA-TANDA yang di bentangkan ALLAH di dunia ini atas ciptaannya ,untuk itu saya menulis artikel ini untuk membagi pengalaman pribadi saya yang pernah terjadi di sekolah tempat saya mengajar salah satu SEKOLAH DASAR di kota PADANGSIDIMPUAN,
Pagi itu berketepatan hari senin ,saya PIKET dan kalau biasanya anak-anak saya atur untuk untuk meluruskan barisan menurut kelas masing-masing .setelah siap upacara bendera anak-anak dari klas 1-6 masuk ke klas masing-masing,baru saya mengerjakan shalat dhuha di perpustakaan sekolah ,walaupun tempatnya hanya 1 sajadah di tempat inilah saya sering mengerjakan sholat jika mana di sekolah,tetapi setelah usai salat dhuha,agak aneh saya 
 
Nampak anak –anak yang ada di lapangan sekolah yang saya perhatikan ada 5 orang anak semuanya merah matanya,lalu saya mendekati anak-anak saya memeriksa matanya ,inilah yang di sebabkan AIN dari mata pendengki seruku di dalam hati,lalu saya bacakan ‘’AUZUBILLAHIMINASSAITONIRROJIM’’lalu saya tiupkan ke mata anak-anak setiap selesai auzu satu mata kanan,dan auzu berikutnya ke mata kiri sampai selesai ke 5 anak tersebut,dengan tehknik sedikit ludahan.anak –anak berucap ‘’PERIHPA sakit’’gumam ke 5 anak itu;ia biar sakitnya sembuh ya nak!!! dan jangan di hapus ludahnya saya katakana kpd ke5 anak itu. Alhamdulullah,dengan seijin allah besoknya saya periksa ke 5 anak itu sudah sembuh dari sakit mata merahnya ,dan ke-5 anak itu saya lihat sangat gembira .

KATANYA BISA LIHAT,KOK YG LAIN TDK KELIHATAN



dikisahkan oleh :
Dzikrul Hakim

suatu pagi ada 2 org tamu datang ke klinik,mereka tergesa-gesa minta agar paman mereka diruqyah,karna melihat sosok yg seram dirumah nya dan menakut-nakuti dia,dan paman mereka dlm kondisi lemah dan kritis krn tdk ada tenaga dan sudah 2 hari terbaring lemah di tempat tidur.

bergegas saya ke rumah mereka,tapi sesampai dirumah nya,disana sedang ramai krn keluarga yg lainturut hadir menjenguk kondisi sang paman dan berkerumun didekatnya,yg paling mengejutkan saya adl diantara kerumunan itu ada org yg sedang mengobati paman mereka yg sakit,memakai cincin besar dan disamping nya ada 2 botol kosong,krn sungkan akhirnya saya menunggu sampai org tersebut selesai menerapi dan menunggu giliran saya sampai dipersilahkan ketemu paman tersebut.


di tengah proses terapi yg dilakukan org tadi,saya berbincang dg salah satu keluarga paman dan minta penjelasan siapa org itu,katanya org "bisa melihat" yg punya kemampuan lebih,tak lama keponakan paman itu menghampiri saya dan menjelaskan keadaan paman sudah baikan,dan ada dua mahluk yg mengganggu sudah "di tangkap" dan dimasukkan k dalam "botol".

akhirnya giliran saya tiba,setelah berbincang sedikit dg keluarga dan menjelaskan sebab2 non-medis/jin masuk dlm tubuh manusia diketahui ada bbrp sebab,yaitu :
1. belajar
2. punya masalah dg org lain
3. penghuni rumah sering di ganggu dan di tampaki jin,terutama di lantai 2

krn banyak keluarga yg hadir,akhirnya saya sarankan seluruh penghuni rumah untuk di ruqyah,kira2 jumlah 15 org,mula2 saya ajarkan untuk para keluarga yg hadir tehnik PTT,baru mengajari keluarga tersebut,ternyata paman mereka yg sakit juga bereaksi keras padahal belum saya ruqyah secara kusus,ketika saya lanjutkan ruqyah masal untuk keluarga tsb,ternyata sebagian besar juga bereaksi sangat keras yg membuat suara jadi hingar-bingar di rumah tsb.dan jin yg ditubuh paman tadi,yg katanya "sudah ditangkap" berteriak2 kepanasan lalu keluar.

IBROH dr semua ini,kalo memang org itu bisa "MELIHAT" sesuatu yg goib/jin,
1. kenapa masih ada jin dlm tubuh paman tersebut
2. mengapa dia tdk tahu bahwa sebagian penghuni rumah telah di ganggu jin/ada jin dlm tubuh mereka.
3. perkataan para dukun adl kedustaan dan pembodohan umat

mengutip perkataan ust Perdana Akhmad,manusia bisa melihat jin dlm 3 keadaan :

1. jin menampakkan diri dlm tubuh manusia
2. org tersebut terkena gangguan jin
3. org tersebut bermuamalah atau kerja sama dg jin (ini paling berbahaya) krn mengenalkan diri sebagai ustad,kiyai atau tokoh agama.

hendak nya kita lebih berhati2 dg tipu daya syaitan,dan saling menasehati dlm kebaikan.
wallahu a'lam bisshowab..

Dahsyatnya terapi dengan Al-Qur'an

dikisahkan oleh : Muhammad Yudi Ibnu Jubair
Dahsyatnya terapi dg Al Qur'an....

Kebetulan semalam silahturahim dirumah teman di tanggamus.
Dan Menginap disana jg.skitar pkl 11 ana tidur stelah selesai merukyah seseorang.
Singkat cerita sbelum tidur,emang kebiasaan ana memutar mp3 surat Al Baqoroh.
Sekitar pkl 12,teman ana td yg tidur bersebelahan kamar sm ana,dia di kmr depan ana di sebelahnya.

Ana menyetel mp3 itu bener" pelan,fikir ana cuma ana aja yg denger.
Tiba" teman ana td masuk kamar,membangunkan ana..(sbut aja jamil)

jamil:
yud,ana uda mutah 3 kali.
Perut sy mual banget,kayak abis digurah.

Ana:
kenapa mas?

Jamil:
td itu gpp pas mau tidur,tp sy dengerin mp3 itu tiba" mutah,perut mual,kyk baru digurah.

Ana:emang kedengeran dr kamar y?

Jamil:
iya,td itu ana sembari dengerin.eh,tiba" ada bberap reaksi aneh lbih lnjut pas mutah itu pikir sy kamu rukyah sy jarak jauh.(padahal pas dia masuk kamar itu ana uda tidur)

Ana:
mana yg sakit mas?

Teman:
disini(menunjuk perut)

ana:
ana baca "bismillahi Allahuakbar"
lalu ana tiup ketelapak tngn dan menepuknya di bagian yg ditunjuk

sudah itu ana tidur lg,pagi" bangun dia msh bercerita.semalam itu sakitnya bkn main,fikir sy kamu rukyah ana jarak jauh.....:)

sembari senyum,ana jawab santai....
Itulah KEDAHSYATAN FIRMAN ALLAH mas......:)

Wifik Benteng Rumah & Keberkahan Toko

Wifik Benteng Rumah & Keberkahan Toko
Kamis, 30 Mei 2013 / 20 Rajab 1434 H

Bentuk Jimat

     Jimat yang katanya bisa membentengi rumah dan menambah keberkahan usaha toko ini berupa wifik. Dalam selembar kertas itu ditulis surat al-Ikhlas yang penulisannya diputus-putus dalam kotak-kotak kecil.

    Adapun kotak luar tersebut adalah bentuk kaligrafi dari nama-nama empat Malaikat (Jibril, Mikail, Israfil dan Izrail). Sedangkan di setiap sudutnya tertulis sebagian ayat al-Qur'an yang berupa potongan-potongan huruf, seperti Yaa-Siin dan sejenisnya.

    Dari keterangan yang didapat, tulisan rajah itu ditulis oleh pemiliknya pada hari Jum'at sebelum matahari terbit. Dan penulisnya pun harus berada dalam keadaan suci ketika menuliskannya, serta harus menghadap kiblat. Adapun tinta yang digunakan buat menulis juga bukan tinta sembarangan, melainkan tinta yang sudah dicampur dengan minyak pewangi jenis Za'faron.

Kesaktian Jimat

     Kecil, tapi katanya sakti. Itulah keistimewaan yang dimiliki oleh wifik ini. Bagi yang memiliki toko, maka cukup dengan memasang kertas yang sudah dirajah ini di pintunya akan menjadikan barang dagangan dalam toko tersebut laris manis, selain itu wifik ini juga berguna untuk melindungi toko tersebut dari pengrusakan, pencurian, perampokkan dan bencana-bencana lainnya.

     Adapun untuk keselamatan rumah, maka cara menggunakannya adalah sama, yaitu dengan menggantungkan wifik ini di pintu rumah, dengan begitu maka rumah penggunannya akan terbebas dari mata liar orang-orang yang berniat jahat kepada pemiliknya.

Bongkar Jimat

    Banyak orang yang mencari jalan untuk kesenangan hidupnya namun ternyata malah salah menempuh jalan. Bukan jalan kebenaran yang dilewatinya melainkan malah jalan kesesatan.

    Setiap kita tentu ingin agar usahanya lancar dan berhasil. Bukan itu saja, tapi juga berkah. Para petani ingin agar hasil panennya meningkat dari panen sebelumnya. Para produsen ingin agar ordernya semakin meningkat.

     Demikian juga para pedagang, baik yang ada di perumahan maupun yang ada di pasar, ingin agar dagangannya terjual laris sehingga meraup keuntungan yang banyak. Dan untuk itu semua, masing-masing saling berkompetisi dengan ketat agar menjadi yang terbaik diantara yang lainnya.

      Namun sebagian orang tidak mempedulikan sarana yang ditempuhnya untuk mendapatkan tujuan yang didambakannya. Sehingga tidak sedikit dari mereka yang minta bantuan ke dukun dengan harapan bisa memuluskan usahanya. Kalau sudah begitu, maka setan pun akan riang gembira karena mendapat pengikut baru.

     Orang yang membentengi rumah dan tokonya dengan memasang jimat ( dalam berbagai bentuk dan jenisnya ), itu menandakan lemahnya keyakinannnya kepada Allah SWT. la kurang (kalau tidak mau disebut tidak) mempercayai kekuasaan Allah SWT.

     la lupa akan keperkasaan Allah yang mampu melindungi rumah maupun tokonya dari berbagai mara bahaya. la juga melupakan kekuasaan Allah yang mampu memberikan keberkahan dari setiap jerih payah yang dilakukannya.

     Biasanya orang yang seperti itu kurang memahami makna berkah yang sesungguhnya. Barangkali ia memaknainya dengan sesuatu yang banyak, yang harus ada di genggamannya, sedangkan bagaimana efek dari keberadaan barang yang dimilikinya tersebut tidak terlalu dipedulikan.

     Harta banyak, tapi malah membuat pemiliknya kufur terhadap nikmat Allah SWT itu bukan berkah namanya, tapi justru malah akan mengundang musibah. Harta melimpah yang tidak mewariskan sifat qana'ah kepada pemiliknya itu juga bukan berkah. Ukuran berkah itu bukan banyak atau sedikitnya harta yang ada dalam genggaman, melainkan lebih pada pada efek yang ditimbulkan oleh harta tersebut.

    Kalau ingin agar rumahnya menjadi aman, maka bukan dengan menggantungkan wifik di pintunya, melainkan dengan selalu menghidupkan amalan-amalan agama dalam rumah tersebut. Amalan-amalan tersebut seperti shalat-shalat sunnah, tilawah al-Qur'an, dzikir, bahkan tidak mustahil juga kita menghidupkan tradisi Ta'lim wat Ta'allum (Kajian agama) antar anggota keluarga kita.

    Jika amalan-amalan seperti itu hidup dalam rumah kita, maka Insya Allah akan menambah keberkahan rumah yang kita diami. Dengan begitu maka rumah tersebut akan memiliki kendali agama yang kuat, sehingga rumah impian yang berlabel "Baitii Jannatii" (Rumahku adalah surgaku) akan benar-benar terwujud.

    Lain halnya kalau kita menggantungkan keberkahan rumah kita kepada wifik, meskipun di sana juga bertuliskan sebagian ayat-ayat al-Qur'an yang sudah dibuat sedemikian rupa. Namun yang namanya jalan setan, maka tentu saja dalam prakteknya nanti selalu ada campur tangan setan.

     Padahal setan selalu menjanjikan kemiskinan dan keburukan kepada pengikutnya. Lalu bagaimana mungkin rumah atau toko kita menjadi aman atau berkah, sedangkan kita melibatkan peran setan dalam mengolahnya.

      Adapun untuk keberkahan toko, maka salah satu caranya adalah dengan memperhatikan dan mewaspadai setiap transaksi yang kita lakukan saat berjual beli. Kejujuran adalah modal utama yang harus dimiliki. Jangan ada kecurangan.

      Selain itu, jangan sampai kita menyelipkan praktek riba di dalamnya. Walaupun menurut kasat mata riba itu sangat menguntungkan sekali, tapi pada hakekatnya malah akan merugikan kita, bukan hanya rugi dunia saja tapi juga rugi akherat.

    "Dan riba yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak akan bertambah di sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mendapat keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya)."(QS. ar-Rum : 39).

Tuesday, May 28, 2013

Kajian Sihir dan Solusinya Part 5



Apabila menemukan sihir, bagaimana cara syar'i menghadapinya? Saksikan Bagian ke 5 'Kajian Sihir dan Solusinya' berikut ini.
***

Kunjungi kami di

www.rumahruqyah.com

Informasi dan Free Konsultasi Online:

WA 081282171204, pin Bb 2901EE02 (Only Chatting)

Hotline Service: 021- 8087-2602, 0851-0503-5459

Ketika Paranormal Kebanjiran Politikus

Ketika Paranormal Kebanjiran Politikus
Selasa, 28 Mei 2013 / 18 rajab 1434 H

     
    Pati - Jeng Asih, salah seorang paranormal di Pati, Jawa Tengah, mengatakan, menjelang pemilu, dirinya akan kebanjiran tamu para politikus yang mengadu nasib menjadi legislator. Mereka datang dari berbagai partai politik.

    "Mereka berharap auranya menguat sehingga banyak yang memilih," ujar perempuan bernama asli Asih Marlina ini kepada Tempo, Selasa, 2 April 2013.

    Para politikus tak hanya calon anggota legislatif tingkat kabupaten, namun juga tingkat provinsi dan pusat. Terhadap keinginan kliennya, istri paranormal Mbah Roso ini mengaku hanya sebatas membantu secara supranatural, misalnya menjadikan aura wajah menjadi kuat, berwibawa, dan menarik. Soal keterpilihan, bergantung pada hasil penghitungan suara.

    Ketua Paguyuban Paranormal Indonesia, Boss Eddy, juga menyatakan hal yang sama. "Jangankan calon anggota Dewan, calon kepala desa saja minta bantuan paranormal," kata dia. Boss Eddy mengistilahkan datang ke paranormal adalah "usaha langit" untuk memperkuat "usaha bumi". Usaha langit dilakukan dengan cara mistis alias irasional, dan usaha bumi dengan cara rasional.

    Para politikus yang menggunakan jasanya, ujar dia, datang secara beragam. Ada yang malu-malu, ada yang menggunakan jasa perantara, ada yang memanggil paranormal ke kediamannya, ada juga yang datang secara terang-terangan.

    Baik Jeng Asih maupun Boss Edy tak bersedia menyebutkan siapa politikus yang telah menggunakan jasanya. "Beberapa anggota DRR RI adalah klien setia kami," ujar Boss Eddy.
(tempo/2/4/13)

Monday, May 27, 2013

Adakah Tuyul dalam Syariat

Adakah Tuyul dalam Syariat
Senin, 11 Februari 2013/30 Rabiul Awwal 1434 H

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum

   Sekitar 3 bulan ini saya sering kehilangan uang. Saya baru ambil dari bank beberapa bundel ratusan ribu. Setiap satu bundel, pasti ada yang kurang 4 hingga 6 lembar. Padahal disimpan di brankas, terkunci. Mustahil jika itu manusia. Apa mungkin ada makhluk lain, seperti tuyul yang mengambilnya? Padahal kitakan hidup di zaman modern. Dan sebenarnya tuyul itu ada gak? Kalo ada seperti apa? Terus terang, saya sangat gondok dengan kejadian ini.

Nuwun

Dari: Edi

Jawaban:

Wa’alaikumussalam wa rahmatullah.

    Kami turut merasakan kesedihan atas musibah yang anda alami. Namun apapun itu, kita perlu tanamkan dalam hati bahwa semua bentuk kesedihan, musibah, dsb, yang dialami setiap muslim, pasti akan Allah jadikan kaffarah (penebus) atas dosa dan kesalahan yang kita lakukan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

     ﻣَﺎ ﻣِﻦْ ﻣُﺼِﻴﺒَﺔٍ ﺗُﺼِﻴﺐُ ﺍﻟﻤُﺴْﻠِﻢَ ﺇِﻟَّﺎ ﻛَﻔَّﺮَﺍﻟﺑِﻬَﺎ ﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ

“Tidak ada musibah yang menimpa seorang muslim, kecuali Allah jadikan sebab untuk kafarah dosanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Itu artinya, tidak ada yang disia-siakan dalam hidup kita. Susah senang yang kita alami, berpotensi menjadi sumber pahala dan sekaligus sumber dosa. Semuanya kembali kepada sikap kita sebagai pelaku sejarahnya. Karena itu, kami nasehatkan agar bersabar dan mengharap pahala dari Allah Ta’ala.

Hari gini masih ada yang punya tuyul?

    Sebagian orang menyangka, segala hal yang berbau klenik, akan menyusut sejalan dengan perkembangan teknologi. Padahal sejak kapan ada hubungan antara teknologi dengan tahayul dan kesyirikan.

    Penyakit klenik dan syirik yang dilakukan masyarakat bisa saja muncul tanpa memandang waktu dan tempat. Bahkan bisa jadi lebih canggih dari pada klenik masa silam, sejalan dengan kecanggihan dunia IT. Anda bisa saksikan, berbagai situs kesyirikan di sekitar kita masih tumbuh subur, dan dipasarkan melalui internet.

    Dan termasuk tanda akhir zaman, kesyirikan yang pernah ada di zaman jahiliyah, akan muncul kembali di tengah manusia. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

       لَا يَذْهَبُ اللَّيْلُ هَارُوَالنَّ حَتَّى تُعْبَدَ اللَّاتوَالْعُزَّى

“Tidak akan hilang waktu malam dan siang (kiamat), sampai Lata dan Uzza disembah.” (HR. Muslim 2907)

Apa Hakikat Tuyul

     Fenomena tuyul, tak jauh beda dengan  Nyi Roro Kidul. Dia adalah jin yang dilaporkan pernah dilihat oleh manusia dengan penampakan seperti anak kecil gundul yang suka mencuri, kemudian mereka istilahkan dengan tuyul.

    Sehingga kata ‘tuyul’ sejatinya merupakan nama yang murni diberikan masyarakat. Sebagaimana ada jin yang menjelma seperti sosok berbalut kain mori, yang kemudian diistilahkan dengan pocong.

     Sekaligus kita tekankan di sini, bahwa usaha untuk mencari hakikat nama-nama ‘makhluk halus’ yang tersebar di tempat kita sangat tidak penting. Bahkan layak dikatakan sia-sia, 100% buang-buang waktu dan pikiran.

     Karena sedikit pun kita tidak akan mendapatkan manfaat dari informasi tersebut. Anda yang memahami asal-usul Nyi Roro Kidul, atau kuntilanak, dan semacamnya, sama sekali tidak akan membuat anda jadi kaya atau tambah rajin ibadah. Kita cukup meyakini bahwa itu jin yang menjelma menjadi bentuk lain dan kebetulan bisa diindera oleh manusia.

Bagaimana Mekanisme Tuyul Mencuri?

     Seperti layaknya jin, sosok yang disebut tuyul, juga bisa memindahkan barang. Hanya saja, antara satu jin dengan jin lainnya, berbeda kemampuannya, sebagaimana layaknya manusia. Ada jin yang bisa memindahkan barang berat, sebagaimana ada manusia yang bisa angkat berat. Jin juga bisa mencuri sebagaimana manusia bisa mencuri.

    Kasus jin yang mencuri ini, tidak hanya muncul di masyarakat jawa. Di zaman Nabi-pun peristiwa ini pernah terjadi. Diantaranya peristiwa yang dialami Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ketika beliau ditugasi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaga zakat ramadhan.

    Malam harinya datang seorang pencuri dan mengambil makanan. Dia langsung ditangkap oleh Abu Hurairah. “Akan aku laporkan kamu ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Orang inipun memelas. Minta dilepaskan karena dia sangat membutuhkan dan punya tanggungan keluarga.

     Dilepaslah pencuri ini. Siang harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Hurairah tentang kejadian semalam. Setelah diberi laporan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dia dusta, dia akan kembali lagi.”

      Benar, di malam kedua dia datang lagi. Ditangkap Abu Hurairah, dan memelas, kemudian beliau lepas. Malam ketiga dia datang lagi. Kali ini tidak ada ampun. Orang inipun minta dilepaskan. “Lepaskan aku, nanti aku ajari bacaan yang bermanfaat untukmu.” Kemudian dia mengajarkan bacaan ayat kursi sebelum tidur.

      Di pagi harinya, kejadian ini dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. kemudian beliau bersabda: “Kali ini dia benar, meskipun aslinya dia pendusta.”(HR. Bukhari 2311)

     Yang ditangkap oleh Abu Hurairah waktu itu adalah jin yang menjelma menjadi bentuk lain. Ketika menjelaskan hadis ini, al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, “Jin terkadang menjelma dengan berbagai bentuk sehingga memungkinkan bagi manusia untuk melihatnya…” (Fathul Bari, 4:489).

Apakah Ada Yang Nyuruh?

     Bisa jadi ada yang nyuruh, bisa juga karena si jin iseng sendiri, atau kadang karena memang mereka butuh makanan seperti dalam hadis Abu Hurairah di atas. Kasus orang yang merawat tuyul juga pernah terjadi di masa silam. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah pernah menyebutkan tentang al-Hallaj – tokoh sufi yang mengaku telah menyatu dengan tuhannya – ,

    Al-Hallaj memiliki atribut khusus, terkadang setan membantunya. Suatu ketika, dia bersama pengikutnya di bukit Abu Qubais, kemudian pengikutnya minta manisan. Kemudian al-Hallaj pergi ke tempat tertentu yang tidak jauh dari markasnya, lalu dia kembali dengan membawa sepiring manisan.

   Masyarakat pun mencari tahu kejadian sejatinya, ternyata sepiring makanan itu berasal dari toko manisan di Yaman, yang dibawa oleh setan ke tempat itu. (Alam Jin wa asy-Syayathin, Hal. 93).

Ustadz Ammi Nur Baits

 (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

KonsultasiSyariah.com | Hakikat Tuyul dan Cara Menanggulanginya

Serial 2 Alam Jin: Pengingkaran Terhadap Keberadaan Jin

Serial 2 Alam Jin: Pengingkaran Terhadap Keberadaan Jin
Senin, 27 Mei 2013 / 17 Rajab 1434 H

     Muslim.Or.Id kembali melanjutkan pembahasan alam jin. Sebagian orang ada yang mengingkari keberadaan jin dengan berbagai alasan yang mengada-ngada. Bahkan  sebagian orang musyrik menyatakan bahwa yang dimaksud jin adalah arwah-arwah bintang. Demikian yang disebutkan dalam Majmu’ Al Fatawa, 24: 280.

    Sedangkan golongan falasifah (ahli filsafat) berpendapat bahwa jin hanyalah keinginan jelek di hati manusia, sedangkan malaikat adalah keinginan baik. Demikian disebutkan dalam Majmu’ Al Fatawa, 4: 346.

   Ada pula peneliti kontemporer yang menganggap bahwa jin hanyalah mikroba yang sudah ditemukan dalam penelitian mutakhir. Dan juga ada pendapat dari Dr. Muhammad Al Bahi yang menyatakan bahwa jin itu sama dengan malaikat, keduanya dianggap berada dalam satu alam.

Tidak Tahu Tidak Bisa Menjadi Dalil Akan Tidak Adanya Sesuatu

     Para pengingkar jin ini asalnya beralasan dengan ketidaktahuan mereka akan wujud jin. Padahal tidak adanya ilmu tidak bisa menjadi dalil akan tidak adanya sesuatu. Allah Ta’ala katakan terhadap orang-orang semacam ini,

بَلْ كَذَّبُوا بِمَا لَمْ يُحِيطُوا بِعِلْمِهِ

  “Bahkan yang sebenarnya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna”(QS. Yunus: 39).

Begitu pula manusia sebenarnya hanya diberikan ilmu yang sedikit. Allah Ta’ala berfirman,

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

  “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Rabb-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.”(QS. Al Isra’: 85). Jadi tidak seenak kita menentukan sesuatu itu ada atau tidak dan bagaimana gambarannya terkhusus untuk masalah alam ghaib yang kita tidak tahu.

Dalil yang Menunjukkan Adanya Jin

    Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Tidak ada satu pun yang mengingkari keberadaan jin dari kaum muslimin. Tidak ada yang mengingkari pula bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus pada kalangan jin.

    Dan mayoritas orang kafir pun menetapkan adanya jin. Adapun orang Yahudi dan Nashrani, mereka mengakui adanya jin sebagaimana kaum muslimin. Jika ada dari kalangan ahli kitab tersebut yang mengingkari keberadaan jin, maka sama halnya dengan sebagian kaum muslimin seperti Jahmiyah dan Mu’tazilah. Akan tetapi mayoritas kaum muslimin mengakui adanya jin.

    Pengakuan seperti ini dikarenakan keberadaan jin itu secara mutawatir dari berita yang datang dari para nabi. Bahkan keyakinan terhadap jin sudah ma’lum bidh dhoruroh yaitu tidak mungkin seseorang tidak mengetahui perkara tersebut[1].”(Majmu’ Al Fatawa, 19: 10).

Ket: [1] Al ma’lum minad diin bid dhoruroh bisa berarti:

1- Mujma’ ‘alaih (sesuatu yang disepakati), contoh wajibnya shalat lima waktu

2- Laa yasa’u ahadan jahluhu, tidak mungkin seseorang tidak mengetahui perkara tersebut

3-Ushul wa qowa’id al islam, pokok dan landasan agama seperti rukun Islam yang lima

(Penjelasan Syaikh ‘Ali bin ‘Abdul ‘Aziz Asy Syibl dalam kajian Al Qowa’idul Arba’)


    Di tempat lain, Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Seluruh kelompok kaum muslimin mengakui keberadaan jin sebagaimana pula mayoritas kaum kafir dan sebagian besar ahli kitab, begitu pula kebanyakan orang musyrik Arab dan selain mereka dari keturunan Al Hadzil, Al Hind dan selain mereka yang merupakan keturunan Haam, begitu pula mayoritas penduduk Kan’an dan Yunan yang merupakan keturunan Yafits. Jadi mayoritas manusia mengakui adanya jin.”(Majmu’ Al Fatawa, 19: 13).

Beberapa dalil pendukung dari Al Qur’an,

قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآَنًا عَجَبًا

    “Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan.”(QS. Al Jin: 1).

Begitu pula dalam ayat dalam surat yang sama,

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

    “Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan.”(QS. Al Jin: 6).

Juga dalam ayat dalam surat lainnya,

وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآَنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ

    “Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.”(QS. Al Ahqaf: 29).

     Dan masih banyak dalil lainnya dalam Al Qur’an yang menyebutkan keberadaan jin. Di samping itu banyak pula yang menyaksikan dan mendengar keberadaan jin. Namun yang menyaksikan tidak tahu kalau itu jin.

     Mereka mengklaim itu adalah arwah atau makhluk ghaib. Sebagai bukti pula bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berbicara dengan kalangan jin, mengajari mereka, dan membacakan Al Qur’an untuk mereka.

    Adapun yang menyatakan bahwa jin itu satu alam dengan malaikat, maka itu keliru. Karena alam kedua golongan tersebut berbeda. Malaikat tidak makan dan tidak minum, serta tidak durhaka pada perintah Allah dan hanya melakukan yang diperintahkan. Sedangkan jin itu ada yang pendusta, jin pun makan dan minum, dan durhaka pada perintah Allah.

 Referensi:

‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H.

Muhammad Abduh Tuasikal

Muslim.or.id

Friday, May 24, 2013

Foto Bertiga Bisa Kualat?

Foto Bertiga Bisa Kualat?
Jum'at, 24 Mei 2013 / 14 Rajab 1434 H

    Katanya, foto bertiga bisa mendatangkan bencana, apalagi yang saat itu pas berada di tengah. “Wah, bisa gawat! Dialah nanti yang mati duluan,” kata peramal. Sial benar. Jadinya, nggak bebas donk fhoto bertiga.

   Lalu gimana kalau saat itu mereka bertiga adalah teman akrab. Dan, momen itu merupakan pertemuan mereka yang terakhir. Yaa dengan terpaksa, mereka harus fhoto berdua-duaan. Akhirnya harus jeprat-jepret tiga kali, padahal sebenarnya bisa satu kali.

    Kasihaan sekali, selain boros mereka harus gigit jari, dan hilanglah kesempatan emas foto bersama dengan sia-sia. Yang lebih kacau lagi kalau kesempatan berfoto tinggal satu kali.

    Dalam kondisi seperti ini, tidak jarang orangtua mewanti-wanti anaknya agar tidak foto bertiga. Seperti yang yang dialami Putra, remaja ABG yang  siang tadi baru pulang dari jalan-jalan bersama teman-temannya. Malam harinya dia ditanya ayahnya, “Kemana saja kamu jalan-jalan?”

   “Ke Bedugul Pak, fhoto-fhoto.” Jawab Putra sambil menonton Meteor Garden II di televisi swasta.

    “Bagus, untuk kenang-kenangan bersama teman-teman. Tapi kamu tidak fhoto bertiga kan? Bahaya!” tutur ayahnya.

    Belum lagi kalau sepasang suami istri ingin fhoto bersama anak semata wayangnya. Apa yang harus dilakukan? Melupakan keinginannya, atau rela dibayang-bayangi kekhawatiran akan meninggalnya salah seorang dari mereka? Kasihan. Bingung harus pilih yang mana.

    Anehnya, kepercayaan ini berkembang luas di berbagai daerah, baik di Jawa maupun Bali. Padahal kalau diselidiki lebih jauh, ternyata sumber dari larangan ini berasal dari kepercayaan non Islam yang mengeramatkan angka tiga.

    Seperti kepercayaan tentang Kahyangan Tiga, Padma Tiga, termasuk Sanggah Kemulan yang juga ber-rong tiga.

    Sebagai angka keramat, angka tiga biasanya digunakan untuk urusan sakral. Kendati tiga adalah angka mukjizat, ajaib, tapi jika dihubungkan ke manusia, biasanya tiga malah dipandang berakibat buruk karena memada-mada angka yang suci untuk Tuhan.

    Misalnya, dilarang matatah bertiga (ganjil), tak boleh mengendarai motor bertiga. Selain pasti ditilang pak Polisi, juga nggak enak berdesak-desakan. Atau bisa juga merusak sepeda motor. Wajar saja, kelebihan beban.

     Dalam pandangan Islam, tentu tidak ada hubungan antara fhoto bertiga dengan kematian. Siapapun boleh saja fhoto bersama dengan orang lain tanpa harus menghindari jumlah tiga. Tanpa harus takut mendapat bencana.

     Tapi jangan coba-coba fhoto dengan mengumbar aurat. Karena jelas ini terlarang baik oleh etika ataupun norma agama. Sendiri, berdua atau bertiga sama saja hukumnya dalam agama, tidak boleh. Bencananya bukan hanya di dunia tapi jauh lebih berat dari itu, bencana siksa dalam kehidupan akhirat.

    Terlebih bila kepercayaan ini secara nyata berdasarkan pada keyakinan yang bersumber dari agama non Islam, atau sekedar warisan nenek moyang. Maka sudah sewajarnya bila kita mensikapi dengan lebih keras.

     Bahkan menolaknya mentah-mentah. Sehingga kita tidak termasuk dalam golongan orang yang tercantum dlam firman Allah, “Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Ikutlah apa yang telah diturunkan Alah,” mereka menjawab, “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapatkan dari (perbuatan) nenek moyang kami.” (Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”(QS. Al-Baqarah: 170).

    Nah, bila kebetulan teman kita ada yang pernah foto bertiga. Lalu tak lama kemudian ada yang meninggal. Bukan berarti itu karena kutukan. Tapi karena memang kontraknya didunia sudah habis. Alias sudah tiba ajalnya. Karena itu jangan kotori aqidah kita dari hal-hal yang berbau katanya. Bisa gawat. Dan tetap waspada terhadap segala hal yang bersumber dari katanya.

Thursday, May 23, 2013

Bukti Adanya Santet Ada di Museum Kesehatan Surabaya

Bukti Adanya Santet Ada di Museum Kesehatan Surabaya
Jum'at, 24 Mei 2013 / 14 Rajab 1434 H

   Ilmu kesehatan moderen sulit menerima keberadaan ilmu gaib semacam santet, tenung dan sejenisnya. Namun tak bisa dipungkiri, hal-hal semacam itu memang banyak terjadi di masyarakat. Bukti-bukti adanya santet bahkan telah dimuseumkan.

   Museum Kesehatan Dr Adhyatma, yang namanya berasal dari nama mantan Menteri Kesehatan ini bukanlah museum biasa. Museum yang terletak di Jl Indrapura No 17 Surabaya tersebut menyimpan benda-benda yang berhubungan dengan praktik ilmu hitam warisan nenek moyang, termasuk santet.

   Salah seorang pengelola museum, Mabaroch atau akrab dipanggil Bu Ayok menjelaskan bahwa benda-benda itu didapat langsung dari masyarakat. Yang mengumpulkan adalah seorang dokter, yakni dr Hariyadi Soeparto, DOR, MSc yang juga penggagas berdirinya museum tersebut.

   "Di museum tersebut ada beberapa bukti ilmiah berupa foto X-Ray adanya jarum dan besi bulat-bulat dalam tubuh seseorang. Silakan dikunjungi, museum buka untuk umum," tutur Bu Ayok, Kamis (28/3/2013).

    Bukan cuma foto X-Ray, benda-benda yang berbau mistis dan digunakan dalam praktik ilmu hitam juga banyak dipamerkan di museum ini. Boneka santet semacam jelangkung, serta benda-benda santet yang pernah dikeluarkan dari tubuh manusia seperti paku, pecahan mortir dan batu juga dipajang.

    Ada pula benda-benda yang dipakai sebagai penangkal santet, berupa telur yang pecah setelah dipakai untuk mengobati pasien. Penyakit yang diyakini berasal dari santet, dipindahkan oleh sang dukun ke dalam telur tersebut sehingga akhirnya pecah.

    Tentu bukan tanpa tujuan jika benda-benda semacam itu dipamerkan di museum, apalagi di museum kesehatan yang dari namanya saja terkesan membawa bendera keilmuan. Sementara santet hingga saat ini masih kontroversial, terutama karena dunia medis sulit menerimanya.

    "Ya, untuk bukti bahwa sebenarnya santet itu ada di masyarakat. Walau dunia keilmuan belum mengakui karena dirasa tidak temu nalar. Saya anggap santet memang ada walau sebagian orang tidak percaya. Ilmu rasa dan ilmu raga memang nggak bisa ketemu," tambah Bu Ayok. (detik/30/3/13)

Pendahuluan Ruqyah Syar'iyyah

Pendahuluan



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ


Puji dan Syukur hanya milik Allah Tuhan semesta alam.
Ruqyah Syar'iyyah menurut pandangan sebagian umat adalah sebatas untuk mengobati orang yg terkena gangguan atau kemasukan jin. Sebenarnya Ruqyah Syar'iyyah merupakan sebuah solusi untuk pengobatan islami yang Allah sediakan dari ayat-ayat Al-qur'an dan doa-doa Rasulullah saw, baik untuk penyakit medis maupupun non medis, penyakit ringan maupun berat. 

Ruqyah terbagi dua: Ruqyah Syar'iyyah (Pengobatan dengan jampi-jampi yang sesuai syari'at Nabi saw) dan Ghairu Syar'iyyah (Pengobatan dengan jampi-jampi yang tidak sesuai syari'at Nabi saw).
  1. Ruqyah Syar'iyyah: Pengobatan melalui dzikir dan doa berdasarkan tuntunan Nabi saw, baik dzikir-dzikirnya, tata cara maupun etikanya. Ruqyah syar'iyyah insya Allah bebas dari hukum syirik dan sah menurut islam.
  2. Ruqyah Ghairu Syar'iyyah: Pengobatan yang tidak ada tuntunan dari Nabi saw, baik dzikir, doa tata cara maupun etika atau salah satunya. Contoh dengan menggunakan doa / jampi-jampi kejawen yang tidak jelas artinya, menggunakan media benda-benda keramat, melalui ritual yang tidak ada tuntunan dari Nabi saw, melalui bantuan makhluk halus seperti jin, setan, iblis dll.  Ruqyah ini sangat dekat dengan kemusyrikan yang akan merusak keyakinan kita terhadap Allah SWT sehingga ruqyah seperti ini dilarang oleh Rasulullah saw. 
Nabi mengizinkan ruqyah dengan Alquran, dzikir-dzikir dan do`a-do`a selama tidak mengandung syirik. Seperti disebutkan dalam hadis Dari `Auf Bin Malik, ia berkata: Kami meruqyah di masa jahiliyyah lalu kami katakan kepada Nabi saw: "Wahai Rasulullah! Bagaimana pendapat Anda tentang hal itu?` Beliau menjawab: "Perlihatkanlah ruqyah kalian kepadaku. Tidak mengapa melakukan ruqyah selama tidak mengandung syirik".

Umat islam sudah seharusnya yakin dan tidak lagi meragukan akan keagungan dan kemu'jizatan Al-Qur'an yang sangat luar biasa ini.  Ruqyah syar'iyyah adalah teknik pengobatan milik umat islam yang harus disyukuri dan diamalkan dan dijamin sah menurut islam. Namun faktanya baru sebagian kecil umat islam yang mau memanfaatkan ayat-ayat ruqyah ini, sehingga mereka lebih tertarik dan lebih yakin terhadap pengobatan yang bukan islami, seperti mengadu kepada dukun-dukun daripada merujuk kepada Al-qur'an dari setiap keluhan-keluhannya.   Ketahuilah, bahwa selain sebagai petunjuk hidup, Al-qur'an juga Allah jadikan sebagai obat (As-Syifa') dari segala macam penyakit atau keluhan-keluhan lainnya. 

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَا 
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman . QS.Al-Isra':82. 
   
Penulis sudah banyak membuktikan bahwa Al-Qur'an memang benar-benar bisa menjadi obat yang sangat mujarrab (teruji) jika diamalkan dengan penuh keyakinan dan keikhlasan.  Pembaca bisa membaca pengalaman-pengalaman kami dalam meruqyah pasien baik penyakit medis maupun non medis.

Semoga Allah selalu menunjuki kita.




Wednesday, May 22, 2013

Serial 1 Alam Jin: Penciptaan dan Bentuk Fisik Jin

Serial 1 Alam Jin: Penciptaan dan Bentuk Fisik Jin
Kamis, 23 Mei 2013 / 13 Rajab 1434 H

     Dalam beberapa serial ke depan, Muslim.Or.Id -insya Allah- akan mengangkat suatu pembahasan mengenai alam jin karena urgennya pemahaman terhadap makhluk Allah yang satu ini, ditambah beberapa kekeliruan pemahaman yang ada di tengah-tengah masyarakat. Semoga bermanfaat.

Jin Tertutup dari Pandangan Manusia

     Perlu diketahui bahwa jin berada di alam yang berbeda, bukan di alam manusia, bukan pula di alam malaikat.

    Jin dinamakan jin karena mereka tertutup dari pandangan manusia. Ibnu ‘Aqil mengatakan bahwa jin disebut jin karena mereka menjauh dan tertutup dari pandangan manusia. Demikian nukilan dari Aakamul Marjaan fii Ahkamil Jaan.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ

“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al A’raf: 27).

Jin Diciptakan dari Api

Jin diciptakan dari api sebagaimana disebutkan dalam tiga dalil berikut ini,

وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ

“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.”(QS. Al Hijr: 27).

Begitu pula disebutkan dalam surat Ar Rahman,

وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ

“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar Rahman: 15).

Dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim, dari ‘Aisyah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ

“Malaikat diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari nyala api. Adam diciptakan dari apa yang telah ada pada kalian.”(HR. Muslim no. 2996).

Jin Diciptakan Lebih Dulu daripada Manusia

Sebagaimana disebutkan dalam ayat,

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ (26) وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُومِ (27)

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas”(QS. Al Hijr: 26-27).

Bentuk Fisik Jin

Kita tidaklah bisa memastikan bentuk fisik jin kecuali berdasarkan dalil. Di antara dalil menyebutkan bahwa jin memiliki qolbun (jantung, hati). Sebagaimana disebutkan dalam ayat,

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آَذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”(QS. Al A’raf: 179).

    Di dalam ayat ini disebutkan pula bahwa jin di samping memiliki hati (jantung), juga memiliki mata dan telinga. Bahkan setan memiliki suara sebagaimana disebutkan dalam ayat,

وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ

“Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan suaramu (ajakanmu)”(QS. Al Isra’: 64). Ayat di atas membicarakan tentang setan (iblis).

Bahkan dalam berbagai hadits juga disebutkan bahwa setan memiliki lisan, jin itu makan, minum, dan tertawa, juga disebutkan berbagai sifat lainnya.

Berbagai Sebutan untuk Jin

Ada berbagai macam penyebutan jin dalam bahasa Arab:
  • Untuk jin murni, maka disebut jinni
  • Untuk  yang tinggal bersama manusia disebut ‘aamir, bentuk pluralnya adalah ‘ammaar
  • Jin yang mengganggu anak kecil disebut arwah
  • Yang jahat dan sering mengganggu adalah syaithon (setan)
  • Yang lebih jahat lagi adalah maarid
  • Yang paling jahat dan begitu garang adalah ifriit, bentuk pluralnya adalah ‘afaarit.
Disebutkan dalam hadits riwayat Ath Thobroni dan Al Hakim dengan sanad shahih, jin itu ada tiga kelompok:
  • Jin yang terbang di udara
  • Jin yang berbentuk ular dan anjing
  • Jin yang lepas dan berjalan
Demikian bahasan ringkas untuk serial perdana ini. Moga Allah mudahkan untuk dilanjutkan pada serial berikutnya.

Hanya Allah yang memberi taufik.

Referensi:

‘Alamul Jin wasy Syaithon, Syaikh Prof. Dr. ‘Umar bin Sulaiman bin ‘Abdullah Al Asyqor, terbitan Darun Nafais, cetakan kelimabelas, tahun 1423 H.

Penulis:

Muhammad Abduh Tuasikal

@ Pesantren Darush Sholihin, Panggang-Gunungkidul, 3 Jumadal Ula 1434 H

Muslim.or.id

Mitos Nyi Roro Kidul



Pertanyaan:

Sekarang lagi santer membahas Nyi Roro Kidul? Bagaimana hukum orang yang mempercayainya?

Nuwun.

Dari: Wong Ciran

Jawaban:

Alhamdulillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, wa ba’du

    Fenomena yang cukup aneh bagi masyarakat kita adalah hobi klenik. Rasa penasaran mereka bangkit meluap untuk semua yang berbau klenik. Bahkan ada diantara mereka yang menghabiskan waktunya, hartanya, dan semua yang dia miliki, untuk membongkar tabir klenik.

     Dia tidak sadar, sejatinya dia sedang menjadi boneka bulan-bulanan setan. Wajar saja jika hampir semua media massa tidak ada yang kosong dari klenik. Sayangnya, mereka tidak mengkaji alam jin dengan kaca mata syariat, tapi melalui narasumber dukun dan paranormal.

     Fenomena Nyi Roro Kidul adalah salah satu contohnya. Masyarakat sibuk membahas, tanpa ada manfaat yang dia dapatkan. Kalaupun dia benar-benar ada, apa dia bisa membantu menyelesaikan masalah kita? Kalaupun kita kenal dia, apa rizki kita menjadi bertambah? Atau amal kita menjadi semakin sempurna?

Adakah Nyi Roro Kidul?

    Ahlus Sunah dan mayoritas kaum muslimin sepakat bahwa jin itu ada. Berbeda dengan pemikiran liberal yang menyangkal keberadaan makhluk berupa jin. Mereka beranggapan bahwa jin bukan makhluk konkrit namun kekuatan jiwa yang buruk. Namun pendapat mereka jelas salahnya dan tidak perlu dilirik.

     Dengan demikian, kita sepakat jin itu ada, meskipun tidak bisa terindra oleh manusia, sebagaimana yang Allah tegaskan dalam firmannya,

يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاء لِلَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ

    “Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga; ia menanggalkan pakaiannya dari keduanya untuk memperlihatkan–kepada keduanya–‘auratnya. Sesungguhnya iblis dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya, Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.”(Qs. Al-A’raf:27)

    Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala pada ayat ini, “Sesungguhnya iblis dan para pengikutnya bisa melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka,” menunjukkan bahwa manusia tidak dapat melihat jin, yaitu pada bentuk mereka yang asli.

    Akan tetapi jin bisa menjelma menjadi makhluk yang lain, sehingga bisa terindra oleh manusia. Baik dengan dilihat, didengar, atau diraba. Sebagaimana kisah Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu pada hadis berikut,

    Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau pernah ditugasi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menjaga zakat ramadhan. Malam harinya datang seorang pencuri dan mengambil makanan. Dia langsung ditangkap oleh Abu Hurairah.

    “Akan aku laporkan kamu ke Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Orang inipun memelas. Minta dilepaskan karena dia sangat membutuhkan dan punya tanggungan keluarga. Dilepaslah pencuri ini.

     Siang harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada Abu Hurairah tentang kejadian semalam. Setelah diberi laporan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dia dusta, dia akan kembali lagi.”

      Benar, di malam kedua dia datang lagi. Ditangkap Abu Hurairah, dan memelas, kemudian beliau lepas. Malam ketiga dia datang lagi. Kali ini tidak ada ampun. Orang inipun minta dilepaskan. “Lepaskan aku, nanti aku ajari bacaan yang bermanfaat untukmu.” Dia mengatakan:

      “Jika kamu hendak tidur, bacalah ayat kursi sampai selesai satu ayat. Maka akan ada penjaga dari Allah untukmu, dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi.”

     Di pagi harinya, kejadian ini dilaporkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. kemudian beliau bersabda: “Kali ini dia benar, meskipun aslinya dia pendusta.”(HR. Bukhari 2311)

     Yang ditangkap oleh Abu Hurairah waktu itu adalah jin yang menjelma menjadi bentuk lain. Ketika menjelaskan hadis ini, al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, “Jin terkadang menjelma dengan berbagai bentuk sehingga memungkinkan bagi manusia untuk melihatnya.

     Firman Allah Ta’ala, ‘Sesungguhnya iblis dan para pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka,’ khusus pada kondisi bentuknya yang asli sebagaimana dia diciptakan.” (Fathul Bari, 4:489).

     Sebagaimana jin bisa menjelma seperti anak kecil, jin juga bisa menjelma menjadi makhluk yang lain seperti yang diilustrasikan oleh manusia. Bisa saja jin berubah wujud seperti anak kecil gundul yang suka mencuri, kemudian diistilahkan masyarakat kita dengan tuyul, atau menjelma seperti wanita berambut panjang dengan wajah pucat, kemudian diistilahkan dengan kuntilanak, bisa juga berbentuk pocong, atau model-model lainnya.

       Tentu saja ini akan berbeda lagi dengan model klenik masyarakat di belahan daerah lainnya. Sebagian ada yang mengilustrasikan seperti vampire atau dracula, atau mayat hidup seperti zombi. Meskipun model-model hantu ‘luar negeri’ ini tidak dikenal di masyarakat kita, sebagaimana model kuntilanak juga tidak dikenal di masyarakat cina.

    Apapun itu, yang jelas semua itu bukan bentuk asli mereka, tapi perubahan wujud mereka yang ‘dilaporkan’ pernah terlihat oleh manusia. Sementara berbagai istilah yang beredar, tuyul, kuntilanak, vampire, dst. semuanya murni penamaan dari masyarakat.

     Tidak jauh berbeda dengan kasus Nyi Roro Kidul. Sejatinya itu merupakan perubahan wujud jin yang dilaporkan pernah dilihat seseorang. Kemudian dia gambar dan dinamai Nyi Roro Kidul. Namun, sekali lagi, itu bukan wajah asli.

     Itu wajah jelmaan si jin. Karena itu, bisa jadi yang menjelma seperti ratu kidul itu tidak hanya satu jin tapi banyak jin. Ketika dia ingin mengundang perhatian seseorang yang sedang ‘ngefans’ sama ratu kidul, si jin usil ini kemudian mengubah diri menjelma seperti wajah si ratu, dan menipu orang yang melihatnya.

    Sungguh tertipu ketika ada orang yang merasa bangga setelah ketemu gambar Roro Kidul bergerak-gerak, disangkanya dia ketemu si ratu kidul, padahal aslinya sedang ditipu jin.

Bumbu Klenik

     Untuk membuat kesan meyakinkan, para fans Ratu Kidul mengarang cerita dan mendongeng atas nama sejarah. Mereka sangkut pautkan cerita dusta itu dengan cuplikan sejarah yang sama sekali tidak ada hubungannya. Itulah tahayul yang dihembuskan para aktivis klenik dan paranormal, untuk menciptakan rasa penasaran bagi konsumen bodoh di sekitarnya.

     Bagian inilah yang wajib anda waspadai. Karena sejatinya itu adalah ulah para dukun dan paranormal, yang ngaku-ngaku punya hubungan erat dengan jin, untuk menarik simpati pasien. Sayangnya, media dan para selebritis terlalu membesar-besarkan para komentar mereka, sehingga menarik perhatian banyak orang.

      Kita berharap agar pihak yang berwenang turut menertibkan masalah ini, sehingga tayangan televisi di tempat kita akan lebih mendidik.

Percaya pada Nyi Roro Kidul, Syirik?     

Ada dua hal yang perlu dibedakan untuk menjawab kasus ini,

    Pertama, jika sebatas percaya bahwa ada orang melihat jin yang menjelma menjadi makhluk seperti Roro Kidul, kemudian dia gambarkan sebagai sosok ratu, insyaaAllah tidak masalah dan bukan termasuk kesyirikan. Karena islam tidak menolak realita.

     Hanya saja, yang menjadi masalah, benarkah klaim orang yang mengaku ketemu si ratu itu? Ataukah hanya sebatas hayalan dan halusinasi. Atau bahkan bisa jadi hanya sebatas mimpi. Barangkali, yang ketiga inilah yang lebih sering terjadi.

    Mengingat, semua berita tentang ini bisa jadi benar dan bisa jadi salah, pilihan tidak perlu memikirkan dan bersikap cuek, insya Allah lebih baik, meskipun tidak kita pungkiri jika ada orang yang mengaku jujur pernah melihatnya. Karena percaya dan tidak percaya sama sekali tidak memberikan pengaruh bagi kehidupan kita.

Kedua, mempercayai dalam bentuk mengagungkan

    Lain halnya dengan mengagungkan. Mempercayai Nyi Roro Kidul dalam bentuk mengagungkan dirinya, atau gambarnya, atau memberikan sesajen untuknya, agar dia tidak mengganggu manusia, hukumnya syirik. Allah berfirman,

وَيَوْمَ يِحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُم مِّنَ الإِنسِ وَقَالَ أَوْلِيَآؤُهُم مِّنَ الإِنسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِيَ أَجَّلْتَ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلاَّ مَا شَاء اللّهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَليمٌ

Ingatlah hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): “Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia”, lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebagian dari kami telah memanfaatkan dari sebagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami”. Allah berfirman: “Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)“. (QS. Al-An’am: 128)

Siapakah yang dibahas di ayat ini?

Ibnu Juraij menjelaskan,


    Dulu ketika masyarakat Jahiliyah melakukan safar, kemudian mereka hendak melewati lembah, mereka membaca, “Aku berlindung kepada mbau rekso (jin pemimpin) lembah ini.” Itulah bentuk ‘ memanfaatkan sebagian mereka dari sebagian yang lain’ kemudian meraka memohon ampunan pada hari kiamat (Tafsir Ibn Katsir, 3:338)

     Sikap mereka yang mengirim larung, sebagai bentuk persembahan kepada Nyi Roro Kidul, atau sesajen apapun bentuknya, sebagai bentuk pengabdian kepada Roro Kidul ketika hendak ketemu, itulah bentuk keyirikan.

Allahu a’lam

Ustadz Ammi Nur Baits

Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com

Konsultasisyariah.com | Adakah Nyi Roro Kidul?

Tuesday, May 21, 2013

Dikejar-Kejar Hantu, karena Belum Melaksanakan Nadzar

Dikejar-Kejar Hantu, karena Belum Melaksanakan Nadzar

Rabu, 22 Mei 2013 / 12 Rajab 1434 H

   Jangan melarikan diri dari nadzar, saat kesempatan untuk melaksanakannya telah terbuka. Karena nadzar itu hutang. Sekali hutang, tetaplah hutang sebelum terbayar. Sampai kapanpun. Begitulah intisari kesaksian Dasiman (seorang pegawai negeri sipil) kali ini. Dua bulan lamanya, ia menerima konsekuensi dari nadzar yang belum dilaksanakannya sejak dua puluh tahun yang lalu. Berikut petikannya.

Jawa Tengah, Agustus 1986

    Tahun 1986, aku baru lulus STM. Usiaku baru dua puluhan tahun. Mungkin terbilang telat bagi anak-anak zaman sekarang, lulus sekolah menengah pada usia sepertiku. Tapi bagiku dan teman-teman, itu sudah lumrah. Bukan hal Yang aneh.

    Saat itu, untuk mencari pekerjaan di kampung halamanku tidaklah semudah sekarang. Tidak banyak lapangan kerja yang terbuka bagi pencari kerja di Solo, Jawa Tengah. Mau menggeluti pertanian seperti orangtua, dalam benakku saat itu juga bukan sebuah pilihan awal.

    ljazah SMA sudah dalam genggaman. Aku ingin mencari suasana baru. Dunia kerja yang berbeda dengan yang kujalani selama ini, sebagai anak seorang petani. Masalahnya, lapangan kerja yang tersedia tidak memberikan, ruang yang cukup bagiku dan teman-teman.

      Aku yang terbiasa pergi pagi pulang siang, menjadi jenuh di rumah seharian. Aku rindu kembali dengan suasana pegunungan. Selama sekolah, aku memang ikut bergabung dengan perguruan beladiri. Setidaknya sabuk hijau sudah dalam genggaman.

     Sesekali aku dan teman-teman juga melakukan latihan fisik dengan cara yang berbeda. Ya, dengan mendaki gunung misalnya. Gunung Lawu bukan lagi asing bagiku. Puncak Argodalem beberapa kali sudah kudaki. Gua Nyi Roro Kidul juga pernah kudatangi.

    Aku larut dalam kenangan indah di puncak Argodalem. Beratapkan langit, berdinding hamparan pohon pinus. Gelegak darah mudaku kembali menggelora. Hasrat dan keinginan untuk mendaki gunung muncul kembali.

     Ah, mengapa tidak ke pertapaan Pringgondani saja, pikirku. Bukankah, tempat itu diyakini sebagai tempat keramat? Banyak orang datang ke sana dengan berbagai alasan. Konon, berdoa di pertapaan Pringgondani itu mudah terkabul.

     Aku menerawang, jauh ke depan. Membayangkan puluhan tahun ke depan. Masa-masa indah yang kuimpikan. Aku tidak memungkiri bila dalam hati terbesit keinginan yang kuat untuk menjadi pegawai negeri. Entah, mengapa keinginan itu begitu kuat. Rasanya, senang berseragam rapi dan tiap hari ke kantor. Tidak lagi berkubang dengan tanah dan lumpur.

    “Allahu Akbar, Allahu Akbar,” adzan Dzuhur yang berkumandang dari mushalla menyadarkanku dari lamunan. Aku pun bergegas mengambil air wudhu, membiarkan lamunan pergi sesuka hatinya. Hatiku sudah mantap. Esok aku akan mendaki gunung Lawu kembali. Kali ini tidak sampai jauh menembus ke puncak. Cukup di kaki gunung saja. Tepatnya di pertapaan Pringgondani.

     Berbekal dengan sedikit makanan untuk satu dua hari, aku idzin kepada orangtuaku. Seperti biasanya, bapak dan ibu tidak mencegahku mendaki gunung. Mereka hanya berpesan, agar aku lebih berhati-hati.

    Aku mendaki dari Grojogan Sewu, menyusuri jalanan setapak yang membawaku ke pertapaan. Sunyi, hening. Hanya kicauan burung dan binatang hutan yang menemani perjalananku. Tiga jam lamanya, kususuri jalanan yang sesekali berlumpur itu.

     Menyibak perdu yang kadang menghalangi jalan. Kubiarkan duri-duri kecil menyapa lengan, meninggalkan goresan merah di kulit. Hingga akhirnya aku sampai di pertapaan Pringgondani.

     Sebuah hamparan tanah lapang. Di sana, berdiri kokoh bangunan pendopo tua. Dikelilingi jajaran pohon pinus. Aku melemaskan otot dengan bersimpuh di atas tanah. Ternyata aku tidak sendirian di tempat itu.

     Ada sepuluhan orang lain yang juga menjejaki pertapaan Pringgondani. Siang itu, aku hanya berdiam diri di pendopo seluas tiga kali empat meter itu. Aku berbagi tempat dengan para pendaki lainnya.

      Malam harinya aku menginap di sana. Karena aku masih ingin menikmati suasana pegunungan yang damai. Jauh dari suasana kebisingan. Meski ada sepuluhan orang di sana, tapi masing-masing tahu diri. Tidak ada yang mengganggu ketenangan. Ada yang duduk bersila dengan tasbih di tangan. Ada juga yang mengelilingi api unggun.

      Aku memilih tetap berada di dalam pendopo. Aku ingat bahwa tempat ini memang diyakini sebagai tempat yang mustajab. Artinya, kebanyakan orang yang datang ke sini, rata-rata mencari keberkahan dari pertapaan Pringgondani ini.

      Saat itu, aku masih sependapat dengan pandangan masyarakat secara umum. Karena itulah, aku memanfaatkan waktu-waktu malam untuk berdoa kepada Allah. Aku memohon, agar dimudahkan mendapat pekerjaan. Secara khusus aku memang berharap ingin menjadi pegawai negeri. “Ya Allah, kalau nanti aku menjadi pegawai negeri, aku akan potong kambing.”

    Aku memperkuat doa di malam itu dengan, bernadzar. Aku akan menyembelih kambing, sebagai tanda sukur bila keinginanku itu terkabul.

Merantau ke Jakarta

     Sepulang dari pertapaan Pringgondani, aku merantau ke Jakarta berbekal Ijazah SMA dan keyakinan di dada. Aku yakin peluang kerja di Jakarta lebih luas daripada di daerah. Walau tidak mudah, tapi aku yakin peluang itu masih ada. Mungkin ada yang berpendapat, aku nekat. Karena hanya bermodalkan keyakinan pada keagungan Allah.

     Hari-hari pertama, aku memang sempat kebingungan, kemana harus melangkah. Tapi aku tidak mau menyerah. Aku bertanya kepada orang-orang yang kutemui, apakah ada yang membutuhkan tenaga. Berkali-kali aku ditolak, tapi tidak membuat nyaliku menciut. Aku tetap yakin bahwa Allah akan menolong hamba-Nya yang sedang dalam kesulitan.

     Bagiku saat itu kerja apa saja, tidak masalah. Yang penting halal. Puluhan orang yang sudah kutanya, rata-rata jawaban mereka sama. “Tidak ada lowongan keria, dik.” Hingga aku sampai di sebuah rumah yang lumayan bagus. Aku berharap pemilik rumah itu sedang membutuhkan tenaga kerja.

    Allah mengabulkan permintaanku. Aku dipertemukan dengan keluarga seorang pejabat tinggi pemerintahan. Pak Surya namanya. Kebetulan ia sedang menjalani dinas pendidikan. Aku diminta untuk menjaga rumahnya. Dua bulan lamanya, kujalani profesi penjaga rumah yang tak ubahnya seperti seorang satpam.

      Posturku yang mendukung serta bekal pengalaman sabuk hijau di salah satu perguruan beladiri membuat Pak Surya senang dengan dedikasiku. Ia pun menawariku mengikuti seleksi pegawai negeri. Dan aku pun diterima.

      Dalam hitungan bulan, cita-cita untuk menjadi pegawai negeri itu pun terkabul. Saat itu, aku masih ingat nadzar yang kuucapkan saat di pertapaan Pringgondani. Aku ingat bahwa aku telah berjanji untuk menyembelih kambing.

      Hanya saja, nadzar itu belum bisa aku tunaikan, karena keterbatasan dana yang kumiliki. Meminta dana ke orangtua juga tidak mungkin. Alhasil, aku berpikir, ah nanti saja potong kambingnya, kalau uang sudah terkumpul.

Menunda-nunda Pelaksanaan Nadzar

     Waktu terus merambat.  Aku lupa akan janji di pertapaan Pringgondani. Masalah nadzar kambing sudah, hilang dari ingatanku. Terdepak oleh rutinitas kerja yang menyita waktu dan perhatian. Dari yang semula membujang, hingga menikah pada tahun 1992, nadzar itu tetap belum aku laksanakan. Sesekali memang terlintas dalam benakku, bahwa aku pernah bernadzar tapi ingatan itu kemudian kutepis sendiri, ‘ah nanti sajalah  kalau sudah pensiun’.

     Selama bertahun-tahun aku hidup dengan tenang bersama istriku sebelum akhirnya pindah ke rumah kontrakan di Jakarta Timur. Rumah yang kutempati itu, kata tetangga, memang angker. Letaknya saja berdampingan dengan kuburan Cina.

     Merinding juga mendengarkan cerita mereka. Tapi Pilihanku saat itu tetap mengontrak di sana. Selain ongkos sewanya yang agak miring, kontrakan itu juga lebih dekat dengan tempat keria. Aku sadar bahwa pilihan ini memang mengandung resiko.

     Bila kemudian, aku mengalami peristiwa yang berbau mistis, maka itu adalah konsekuensi yang kusadari sejak awal. Nyaris tiap malam, selama dua tahun, selalu ada gangguan. Seringkali aku melihat penampakan sosok tinggi berkulit hitam. Makhluk itu ingin menguasaiku, tapi selalu berhasil kukalahkan.

     Suatu saat, ada penampakan yang menyerupai istriku. Dalam pandanganku makhluk itu persis seperti dirinya. Wajahnya, bentuk rambutnya tidak berbeda. Pakaian yang dikenakannya pun sama. Bagai pinang dibelah dua.

    Keduanya di pinggir ranjang. Bedanya, satu dari kedua wanita itu menyusui anakku. ltu yang membuatku yakin bahwa yang hanya memandangiku dan anakku secara bergantian itu hanyalah penampakan dari jin.

     Kuusap mataku berulang-ulang. Tapi kedua wanita itu tetap di tempatnya. Awalnya, aku khawatir bila itu hanya halusinasi semata. Kucubit lenganku, ternyata aku tidak juga bermimpi. lni nyata. Aku yakin satu di antara mereka ada yang penjelmaan jin.

    Karena itulah kudekati pelan-pelan wanita yang tidak menyusui anakku. Dan, … bag-bug, bag-bug … kulayangkan tangan menghantam wanita itu. “Mas, Mas, ada apa Mas …” teriak wanita yang menyusui anakku.

    Ia terkejut melihat apa yang kulakukan, karena ia memang tidak melihat wanita selain dirinya. Aku hanya memukul tempat kosong, tapi dalam benakku aku memukul penjelmaan jin yang langsung menghilang.

     “Mas, ada apa Mas?” Tanya istriku lagi. Sedari tadi aku belum menjawab pertanyaannya. “Ada yang menyerupai adik,” jawabku. “Kupukul saja biar dia tidak berani mengganggu lagi.”

     Kuceritakan apa yang baru saja kulihat serta penampakan-penampakan lainnya di dalam rumah ini. lstriku hanya mengangguk pelan. la percaya, bila ada yang menyerupai dirinya. Sebab pengalaman di rumah kontrakan itu telah menyadarkan kami bahwa dunia jin memang nyata. Mereka juga sering menampakkan diri dalam bentuk yang bermacam-macam.

     Meski demikian, aku bersyukur. Kedua anakku tidak mengalami kejadian yang aneh. Selama ini mereka hidup tenang, seperti anak-anak tetangga. Selain dari gangguan di rumah kontrakan itu, selama ini aku tidak merasakan adanya keanehan lain.

     Di kantor atau dimanapun aku bertugas. Lantaran itu aku mengambil kesimpulan bahwa rumah kontrakan itu yang angker. Bukan diriku. Logikanya, siapapun yang menempati rumah itu kemungkinan besar akan melihat berbagai penampakan jin.

Ditagih Jin Pertapaan Pringgondani

     Tahun 2005, aku ditugaskan ke Bekasi. Kuajak istri serta kedua anakku. Disanalah, kemudian aku membangun rumah. Usiaku sudah semakin senja, tidak bijaksana bila bolak-balik pindah kontrakan. Setahun setelah menempati rumah baru, ada orang pintar yang menawarkan jasa untuk memagari rumah dari gangguan makhluk halus. Usianya sudah separuh baya dengan gaya bicara yang menarik. Ia mengungkapkan kelebihan-kelebihan ghaibnya.

     Setelah berpikir sejenak kupersilahkan orang pintar itu membuktikan ucapannya. Karena aku tidak ingin pengalaman di rumah kontrakan dulu terulang di rumah sendiri. Tiga paku emas dipasang di atas pintu, sementara apel jin dan beberapa sesajen lain ditanam di halaman rumah.

    Setelah pemagaran rumah itu, aku merasakan ada yang berubah. Nuansanya tidak sesejuk dulu. Perselisihan kecil dalam rumah tangga mulai muncul serta dagangan yang biasa laris, mulai menyusut pelanggannya.

      Empat hari setelah Idul Fitri, aku sakit. Suhu badanku menembus 40 derajat celcius. Waktu itu aku berpikir, karena kecapekan saja. Menjelang lebaran kemarin, banyak tugas kantor yang harus diselesaiakan.

      Waktu itu aku berobat ke dokter. Namun, kata dokter, tidak ada penyakit berat yang menimpaku. Itu hanya panas biasa. Hatiku tenang mendengar hasil diagnose dokter tersebut. Tapi ketika suhu badan itu tidak juga turun meski telah berlangsung seminggu, aku mulai khawatir.

     Siang malam, aku gelisah. Aku seperti orang yang kebingungan. Duduk menetap tiga menit saja, sudah tidak betah. Pindah sini. Pindah sana. Suhu badanku tetap dalam kisaran empat puluhan. Tiap hari aku harus bolak-balik ganti baju yang basah oleh keringat.

      Memasuki hari kesepuluh, mulai terlihat kejanggalan. Aku tidak bisa tidur. Bila hanya karena panas, mungkin hal serupa juga dialami orang lain. Aku tidak kuasa memejamkan mata, karena setiap memejamkan mata, aku melihat berpuluh-puluh binatang hendak menyerangku.

     Saat terpejam itu, aku melihat terowongan panjang. Terowongan itu jauh menembus ke hutan. Tepatnya ke pertapaan Pringgondani. Lewat terowongan itulah berpuluh-puluh binatang rebutan masuk ke dalam diriku.

     Aku terkesima. Spontan kuteriakkan takbir untuk menangkan diri. Kekuatannya sungguh mencengangkan. Seketika binatang-binatang itu terhenti menghilang, sebelum akhirnya aku terbangun dengan geragapan.

     Aku teringat film Jumanji yang beberapa saat lalu diputar di salah satu TV swasta. Visualisasinya tidak jauh berbeda dengan yang kualami. Berpuluh-puluh binatang itu mendatangi rumahku. Ada gajah, harimau, anjing, kera dan masih banyak lagi yang lainnya.

     Hanya aku yang melihat semua bintang itu. Istri dan anak-anakku tidak merasakan kehadiran mereka. Dalam pandanganku, binatang-binatang itu tidak pergi. Mereka masih berada di sekeliling rumahku. Ada yang di pohon cery di halaman rumah, ada pula yang memilih runpun bambu di samping rumah, sebagai tempat pengintaian.

      Bila menemukan celah, mereka akan masuk ke dalam diriku. Pintu terbuka sedikit saja, angin kencang menerobos ke dalam. Selanjutnya angin itu merambat dari kaki dan menjalar ke seluruh tubuh.

     lni adalah pertanda kehadiran makhluk tak diundang itu. Bila sudah demikian, aku biasa menjerit. Terkadang sampai, bergulingan di tanah. Beberapa tetangga yang mendengar keributan di dalam rumah itu pun berdatangan. Mereka meringkus dan berusaha menyadarkanku. Anehnya begitu ada yang mendekat, tangan dan kakiku langsung menghadang mereka tanpa dapat kukendalikan.

     Sewaktu bergulingan di tanah itu, tiba-tiba saja aku teringat, dengan nadzarku dulu di pertapaan Pringgondani. Sampai terucap di dalam hati. “Ya Allah, aku sanggup melaksanakan janjiku. Aku akan potong kambing ya Allah. Kumohon hentikan siksaan ini.”

    Setelah mengucapkan kesanggupan itu di dalam hati, perlahan siksaan mulai mereda. Aku mulai bisa menguasai diri. Tapi binatang-binatang itu tidak pergi, Mereka tinggal di pohon ceri dan bambu untuk menunggu pelaksanaan nadzar.

     Keesokan harinya, ada angin kencang menerpa rumahku. lstriku juga merasakan angin itu. Anginnya kencang sekali. lstriku sampai tidak berani membuka pintu depan. Tapi anehnya, tidak ada dedaunan yang rontok. Beberapa saat berikutnya, aku kembali bergulingan di tanah.

      Saat itu, kondisiku semakin parah. Kata tetangga, aku sudah setengah mati. Aku terus bergulingan di lantai. Katanya, ada beberapa orang yang mencoba menyadarkanku, tapi mereka tidak berhasil. Akhirnya, ada yang menyarankan keluargaku untuk membawaku ke Ghoib Ruqyah Syar’iyyah cabang Cikarang untuk menjalani terapi ruqyah.

     Aku pun dibawa ke cabang Cikarang dalam keadaan masih belum sadarkan diri. Di sana, aku diterapi Ustadz Arif. Empat orang yang memegangku terpental. Aku bahkan memukul dan menendang mereka. Katanya, bila punggungku menyentuh lantai, maka badanku berputar seperti gasing.

     Alhamdulillah, setelah beberapa lama diruqyah ustadz Arif, badanku melemas. Kekuatan yang merasuk ke dalam diriku, semakin mengendurkan cengkeramannya hingga aku tersadar kembali. Perlahan, satu persatu jin yang masuk ke dalam diriku itu keluar.

     Aku bisa merasakannya. Seperti ada sesuatu yang merambat di badan lalu keluar melalui nafas. Selanjutnya di mana saya merasakan panas, disitulah dipegang Ustadz Arif sambil dibacakan ayat al-Qur’an. Dan jin pun keluar lagi.

    Sehari setelah ruqyah itu, aku segera memenuhi nadzarku. Aku menyembelih dua ekor kambing.  Dagingnya dibagikan kepada warga sekitar. Uangnya memang tidak milikku semua. Ada tiga ratusan ribu yang masih pinjam teman. Waktu itu aku berpikir tak apalah nanti juga akan aku ganti.

    Memang setelah penyembelihan kambing itu badanku berangsur membaik. Tapi bukan berarti sudah terbebas sama sekali. Justru setelah pemotongan kambing itu, jin-jin yang telah dikeluarkan saat ruqyah berusaha masuk kembali.

    Mereka menggunakan berbagai cara untuk menguasai diriku. Ketika shalat misalnya, jin-jin itu selalu mengganggu konsentrasiku. Aku dibuatnya sulit membaca. Dan bila melakukan kesalahan, maka badanku langsung panas. Sesekali seperti ada kekuatan yang mendorong tubuhku saat shalat. Tapi semua itu tidak membuatku surut ke belakang.

     Aku semakin memperbanyak ibadah. Tiap malam, aku terus melaksanakan shalat tahajud. Siang malam, aku juga selalu berdzikir. Semua itu kulakukan untuk memperlemah gangguan yang menerpaku ini. Tidak mungkin aku bergantung kepada orang lain untuk menyelesaikan masalahku.

     Pertemuanku dengan Ustadz Arif misalnya, tidak bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Karena itulah aku harus bisa membentengi diriku sendiri. Tentunya, dengan semakin meningkatkan kualitas ibadah dan membaca al-Qur’an.

     Siang malam, saya selalu membaca doa, sambil membawa tasbih. Sebelum tidur, selalu membaca do’a. Kalau tidak begitu, saya diganggu. Badan kesemutan seperti digerumuti semut. Saya bacakan astaghfirullahal ‘adhiim, jin itu keluar.

    Suatu malam, aku merasakan kembali kehadiran binatang-binatang. Ada dua anjing yang masuk ke kamar mandi. Seketika, aku teringat bahwa aku masih punya hutang tiga ratus yang kupakai untuk membeli kambing.

     Aku katakan, “Aku akan membayar tiga ratus ribu itu. Jangan tunggu di dalam rumah. Keluar sana.” Akhirnya dua ekor anjing itu pun kulihat keluar dari kamar mandi. la menunggu di pohon ceri.

     Keesokan harinya, aku membayar hutang tiga ratus ribu kepada temanku. Ia orang kaya. Tiga ratus ribu itu tidaklah seberapa. Karena itu begitu aku ceritakan apa yang terjadi, uang tiga ratus ribu itu diserahkan kembali kepadaku.

     “Uangnya saya terima. Mudah-mudahan Allah mengizinkan dan bapak tidak dapat gangguan lagi. Bapak tidak punya hutang lagi sama saya,” katanya. Uang itu kemudian diberikan kembali kepada anakku. Katanya uang itu sudah diterimanya, mau diberikan kepada siapa saja terserah dia.

    Setelah aku membayar hutangku, alhamdulillah aku tidak lagi mendapat gangguan. Semoga dengan terbebasnya diriku dari nadzar dan segala hal yang bersangkutan dengannya, gangguan yang telah menderaku dua bulan ini hilang untuk selamanya. Aku kembali menapak hidup ini dengan tenang.