Dilarang Bawa Pensil Ke Dukun
Selasa, 07 Mei 22013 / 26 Jumadil Akhir 1434 H Banyaknya ritual-ritual aneh menjelang ujian nasional (unas) seperti membawa pensil ke dukun atau orang pintar untuk didoakan mendapat perhatian serius kanwil kementerian agama Jatim. Kepala Kanwil Kemenag Jatim Sudjak mengimbau siswa atau wali murid tidak berlebihan menyikapi unas.
"Jangan terlalu seperti itu (membawa pensil ke orang pintar), berlebihan itu namanya," kata Sudjak saat dikonfirmasi, Jumat (29/3/2013). Diakuinya, menjelang unas memang dibutuhkan persiapan lahir batin.
Lahir artinya, persiapan pemahaman pelajaran yang akan diunaskan. Itu bisa dilakukan dengan menggelar try out-try out soal. Sementara persiapan batin artinya menyiapkan mental siswa agar percaya diri saat mengerjakan soal. Dan cara yang ampuh adalah dengan istigotsah.
"Kita harus percaya bahwa semua yang menentukan Maha Kuasa. Tuhan tidak bisa mengubah suatu kaum kalau kaum tidak mengubah. Dan itu dilakukan dengan usaha dan doa seperti istigotsah, tidak perlu membawa ke pensil ke mana-mana,"katanya.
Sementara untuk ritual membasuh kaki orangtua atau guru diikuti sungkem yang juga marak dilakukan menjelang unas, menurut Sudjak ritual itu sah-sah saja. Bahkan dia mendukung bahkan mengimbau hal itu dilakukan siswa menjelang unas.
Menurutnya, membasuh kaki orangtua terutama ibu itu adalah sebagai bentuk bakti anak terhadap orangtua. Dari ritual membasuk kaki atau sungkem diharapkan ada kerelaan yang tulus dari orangtua terutama ibu untuk mendoakan anaknya agar berhasil.
Sungkem tidak berarti menyembah tetapi ikhlas dan mencari ridho. "Ini malah saya anjurkan karena doa orangtua itu mujabah. Kerelaan Allah berada di kedua orangtua,"katanya. Sudjak memastikan seluruh lembaga madrasah di lingkungannya siap menyelenggarakan unas.
Terkait jumlah paket soal yang tahun ini mencapai 20 paket soal berbeda, dia meminta agar hal itu tidak menjadi momok, tapi malah memotivasi siswa untuk berbuat jujur, percaya diri dan mandiri.
Dia optimis meski ada 20 paket soal, hasil unas tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun 2012 lalu.
Tahun lalu, tingkat kelulusan di MI sempurna alias 100 persen. Kemudian MTs 99,88 persen dan MA 99,76 persen. Tahun ini Unas di tingkat MI akan diikuti 130.622 siswa, MTs ada 158.677 siswa dan MA 76.958 siswa.
Sudjak memastikan di unas tahun ini tidak ada lembaga madrasah yang menggabung ke sekolah lain baik negeri maupun swasta. "Ada 10.739 lembaga madrasah formal yang siap menyelenggarakan unas. Ini belum termasuk non formal seperti kejar paket A,B, C, ULA dan Wusto," tukasnya. (tribun/29/3/13)
"Jangan terlalu seperti itu (membawa pensil ke orang pintar), berlebihan itu namanya," kata Sudjak saat dikonfirmasi, Jumat (29/3/2013). Diakuinya, menjelang unas memang dibutuhkan persiapan lahir batin.
Lahir artinya, persiapan pemahaman pelajaran yang akan diunaskan. Itu bisa dilakukan dengan menggelar try out-try out soal. Sementara persiapan batin artinya menyiapkan mental siswa agar percaya diri saat mengerjakan soal. Dan cara yang ampuh adalah dengan istigotsah.
"Kita harus percaya bahwa semua yang menentukan Maha Kuasa. Tuhan tidak bisa mengubah suatu kaum kalau kaum tidak mengubah. Dan itu dilakukan dengan usaha dan doa seperti istigotsah, tidak perlu membawa ke pensil ke mana-mana,"katanya.
Sementara untuk ritual membasuh kaki orangtua atau guru diikuti sungkem yang juga marak dilakukan menjelang unas, menurut Sudjak ritual itu sah-sah saja. Bahkan dia mendukung bahkan mengimbau hal itu dilakukan siswa menjelang unas.
Menurutnya, membasuh kaki orangtua terutama ibu itu adalah sebagai bentuk bakti anak terhadap orangtua. Dari ritual membasuk kaki atau sungkem diharapkan ada kerelaan yang tulus dari orangtua terutama ibu untuk mendoakan anaknya agar berhasil.
Sungkem tidak berarti menyembah tetapi ikhlas dan mencari ridho. "Ini malah saya anjurkan karena doa orangtua itu mujabah. Kerelaan Allah berada di kedua orangtua,"katanya. Sudjak memastikan seluruh lembaga madrasah di lingkungannya siap menyelenggarakan unas.
Terkait jumlah paket soal yang tahun ini mencapai 20 paket soal berbeda, dia meminta agar hal itu tidak menjadi momok, tapi malah memotivasi siswa untuk berbuat jujur, percaya diri dan mandiri.
Dia optimis meski ada 20 paket soal, hasil unas tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun 2012 lalu.
Tahun lalu, tingkat kelulusan di MI sempurna alias 100 persen. Kemudian MTs 99,88 persen dan MA 99,76 persen. Tahun ini Unas di tingkat MI akan diikuti 130.622 siswa, MTs ada 158.677 siswa dan MA 76.958 siswa.
Sudjak memastikan di unas tahun ini tidak ada lembaga madrasah yang menggabung ke sekolah lain baik negeri maupun swasta. "Ada 10.739 lembaga madrasah formal yang siap menyelenggarakan unas. Ini belum termasuk non formal seperti kejar paket A,B, C, ULA dan Wusto," tukasnya. (tribun/29/3/13)
0 comments:
Post a Comment