Tuesday, October 24, 2017

Berobatlah, Jangan Putus Asa!



Setiap Penyakit Pasti Ada Obatnya
(Graha Ruqyah Tempat Terapi Paling Dicari di Salemba 087874151924)
Ust. Hasan Bishri, Lc. (Konsultan dan Praktisi Ruqyah Syar’iyah Indonesia)

Rasulullah saw. bersabda, “Setiap penyakit pasti ada obatnya. Bila suatu penyakit telah bertemu dengan obatnya, maka penyakit itu akan sembuh dengan izin Allah ta’ala.” (HR. Muslim).
Muqoddimah
Bismillah wal Hamdulillah. Ada akibat biasanya ada sebab. Yang demikian merupakan ketentuan Allah ta’ala yang berlaku di jagad raya ini. Memang ini tidak mutlak terjadi pada seluruh perkara. Namun mayoritas urusan makhluk tak lepas dari hukum sebab dan akibat. Hukum ini merupakan sunnatullah yang lengkap dengan hikmah yang terkandung di dalamnya. Biasanya siapa pun tidak bisa menggapai keinginannya kecuali dengan hukum sebab dan akibat. Di alam nyata ini, tak ada sebab yang sempurna dan bisa melahirkan akibat dengan sendirinya kecuali atas kehendak atau iradah Allah ta’ala.

Hubungan sebab akibat
Kehendak Allah ta’ala merupakan sebab atas segala sebab. Kehendak Allah adalah kekuatan yang selalu menuntut (memunculkan) suatu akibat. Tak satu sebab pun bisa melahirkan akibat dengan sendirinya, melainkan harus disertai sebab yang lain yaitu kehendak Allah ta’ala. Allah ta’ala menetapkan pada sebagian sebab, hal-hal yang dapat menggagalkan akibatnya. Adapun kehendak Allah ta’ala tidak membutuhkan sebab yang lain kecuali kehendak-Nya itu sendiri.
Tidak ada sebab apapun yang dapat melawan dan membatalkan kehendak Allah. Namun terkadang Allah membatalkan hukum kehendak-Nya dengan kehendak-Nya (yang lain). Dialah yang menghendaki sesuatu lalu menghendaki lawan yang bisa mencegah terjadinya. Inilah sebab mengapa seorang hamba wajib memasrahkan dirinya, takut, berharap, dan berkeinginan hanya ditujukan kepada Allah ta’ala saja. 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berucap dalam doanya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu, dengan pemeliharaan-Mu dari siksa-Mu. Dan aku berlindung keapada-Mu dari murka-Mu.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).

Berobat Cari Kesembuhan
Di antara sekian akibat yang membutuhkan sebab adalah kesembuhan. Kesembuhan datang dengan sebab berobat. Namun, apakah setiap orang yang berobat pasti sembuh? Jawabannya tentu tidak. Karena kesembuhan itu datangnya dari Allah ta’ala, bukan dari obat atau orang yang mengobati. Obat akan manjur dan mengantarkan kepada kesembuhan bila Allah ta’ala kehendaki. Karena itu, seorang yang berobat tidak boleh menyandarkan dirinya kecuali hanya kepada Allah ta’ala, bukan kepada obat dan orang yang mengobatinya (peruqyah atau dokter).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memaparkan perihal berobat dalam beberapa haditsnya. Di antaranya: “Setiap penyakit pasti ada obatnya. Bila suatu penyakit telah bertemu dengan obatnya, maka penyakit itu akan sembuh dengan izin Allah ta’ala.” (HR. Muslim). Dalam riwayat lain, “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit melainkan Allah menurunkan juga pula obatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Di riwayat lain, “Suatu saat datanglah serombongan orang Arab dusun ke Rasulullah . Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bolehkah kami berobat?” Beliau menjawab: “Ya, wahai para hamba Allah, berobatlah. Sebab Allah ta’ala tidaklah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya, kecuali satu penyakit.” Mereka bertanya: “Penyakit apa itu?” Beliau menjawab: “Penyakit tua.” (HR. Ahmad, Bukhari, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi).
Dalam hadits yang lain, “Sesungguhnya Allah ta’ala tidaklah menurunkan suatu penyakit melainkan menurunkan pula obatnya. Hanya saja obat tersebut terkadang diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya dan terkadang tidak diketahui oleh orang yang berusaha untuk mengetahuinya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim. Imam adz-Dzahabi menshahihkannya).

Ruqyah Terapi ala Rasulullah
Di antara cara pengobatan yang disyariatkan adalah melakukan ruqyah syar’iyah. Akhir-akhir ini, pengobatan dengan ruqyah memang marak diperbincangkan dan dipraktekkan di tengah kaum muslimin negeri ini. Padahal sebelumnya pengobatan dengan ruqyah tidak banyak diketahui oleh mereka. Bahkan tidak jarang kaum muslimin sendiri yang tidak mengenal sama sekali dengan yang namanya terapi ruqyah syar’iyah.
Padahal Ruqyah Syar’iyah adalah terapi yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk kita jadikan sebagai sarana berobat, atau mencari kesembuhan yang datangnya dari Allah, atas penyakit apapun yang kita derita, baik sakit fisik atau non fisik, sakit medis atau non medis, sakit jasmani maupun rohani.
Aisyah rodhiyallohu ‘anha telah berkata, “Apabila Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam merasa sakit, beliau meruqyah dirinya sendiri dengan membaca al-Mu’awwidzat (surat-surat perlindungan) lalu beliau meniupnya.” (HR. Ahmad, no. 24308).
Di hadits yang lain, Aisyah rodhiyallohu ‘anha berkata, “Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam, apabila ada keluarganya yang sakit, maka beliau meniupnya dengan membaca al-Mu’awwidzat (surat-surat perlindungan). Dan ketika beliau sendiri sakit saat menjelang kematiannya, maka akulah yang meruqyahnya. Lalu aku tiupkan ke tangan beliau, dan aku usapkan ke badan beliau, karena tangan beliau lebih besar berkahnya daripada tanganku. (HR. Muslim).

Punutup
Setiap penyakit pasti ada obatnya. Maka jangan putus asa dalam mencari kesembuhan (berobat). Jika Anda sekarang merasakan suatu penyakit –baik sakit medis atau non medis-sebaiknya Anda mencoba terapi Ruqyah Syar’iyah, terapi pengobatan yang telah diwariskan oleh Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam,dan diajarkan oleh Malaikat Jibril ‘alaihis salam. Kami tunggu Anda di Graha Ruqyah Salemba, tempat terapi Ruqyah Syar’iyah dan Bekam yang saat ini lagi banyak dicari. Wallohul musta’an.

0 comments:

Post a Comment