Monday, October 23, 2017

Terapi Islami Pecandu Narkoba


Mari Selamatkan Generasi dari Narkoba
(Ruqyah Syar’iyah untuk Pecandu Narkoba)
Oleh Hasan Bishri, Lc. (Praktisi Ruqyah Islamiyah di Graha Ruqyah Salemba 08787 4151 924)

Pembukaan
Bismillah wal hamdulillah. Indonesia dalam keadaan bahaya narkoba dilihat dari kualitas dan kuantitas kejahatan serta kerugian yang ditimbulkan. Kerugian ekonomi lebih dari Rp 50 triliun per tahun. Jenis narkoba yang diperdagangkan kini meliputi heroin, kokain, dan sabu kualitas baik. Jumlah kejahatan meningkat dari 26.000 kasus pada 2010 menjadi 29.000 kasus pada 2011.
Menurut Direktur Kejar Tangkap Badan Narkotika Nasional (BNN) Benny Mamoto kepada Kompas, Rabu (22/2/2012) malam, di Kantor BNN, kerugian Rp 50 triliun dihitung dari uang yang disedot ke luar negeri oleh bandar narkoba. Selain itu juga biaya rehabilitasi medis korban narkoba, dampak sosial, turunnya kualitas sumber daya manusia sebab cacat permanen otak, dan dampak samping berupa kejahatan dari mencuri hingga kekerasan.
"Setiap hari 50 orang meninggal karena narkoba secara langsung atau tertular HIV/AIDS melalui jarum suntik. Yang dirugikan bukan hanya pemakai, melainkan juga keluarga dan masyarakat umum, seperti kasus Afriyani," kata Benny. Afriyani Susanti menabrak 12 pejalan kaki—sembilan orang di antaranya tewas—di Jalan Ridwan Rais, Gambir, Jakarta Pusat, 22 Januari lalu. Berdasarkan uji urine, dia memakai ekstasi.
Secara terpisah, Direktur IV Tindak Pidana Narkoba Polri Brigjen (Pol) Arman Depari, Kamis, kepada Kompasmengatakan, Indonesia dapat dikatakan dalam situasi bahaya narkoba. "Jika tak bertindak, keadaan darurat bisa terjadi," katanya.

5 Juta Korban Narkoba
Yayasan Kesatuan Peduli Masyarakat (Kelima) DKI Jakarta mengemukakan, jumlah pengguna narkotika dan obat terlarang di Indonesia pada 2012 ini sekitar 5 juta orang. "Jumlah pengguna narkotika dan obat-obat terlarang akan semakin bertambah bila kita tidak melakukan upaya pencegahan sejak dini. Hingga 2012 ini tercatat jumlah pengguna narkotika dan obat terlarang mencapai 5 juta orang," kata Kepala Bidang Medis Kelima, Bambang Eka Purnama Alam, dalam sosialisasi Undang-Undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/4/12).
Bambang menjelaskan, kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya penyalahgunaan masyarakat menyebabkan maraknya peredaran narkotika di Indonesia. Selama ini banyak masyarakat atau korban narkoba belum memahami betul peredaran narkoba, dampak dan pengaruhnya. Masyarakat juga tidak mengetahui apa perbedaan, pemakai, pencandu, pengendar dan pemasok narkoba.
"Banyak masyarakat yang terjerat dengan barang haram tersebut hingga ada yang awalnya menjadi pemakai, pengedar, sampai menjadi pemasok," katanya. Mereka yang menjadi korban penggunaan narkoba tersebut akhirnya harus menjalani rehabilitasi. Sementara mereka yang menjadi pengedar dan penjual akan berhadapan dengan hukum yang tidak berkompromi untuk kejahatan internasional tersebut. (Sumber: Kompas.com)

Faktor Maraknya Narkoba di Indonesia
Salah satu yang menjadi faktor penyebabnya adalah banyaknya permintaan dari para pengguna narkoba. Sehingga para sindikat melakukan segala cara untuk menyelundupkan dan memasarkan narkoba di Indonesia. "Sejauh manusia berfikir, mereka (bandar narkoba) akan terus berupaya menyelundupkan narkoba ke Indonesia, karena masih banyak permintaan, apalagi harganya tinggi," ujar Kabag Humas BNN, Sumirat Dwiyanto, Jumat (19/4/2013).
Menurutnya, modus operandi yang digunakan para sindikat terus berubah-ubah untuk menghindari petugas. Sehingga upaya pemberantasan terus dilakukan bekerjasama dengan berbagai instansi. "Kami berupaya berpikir bagaimana mereka melakukan penyelundupan-penyelundupan tersebut. Karena banyak penyelundupan narkoba dengan berbagai modus. Jadi kami terus melakukan peningkatan kewaspadaan," jelasnya.
Dari beberapa tersangka yang telah diamankan, melakukan penyelundupan narkoba dengan berbagai modus seperti menyembunyikan narkoba di dalam kompresor, menyembunyikan di lapisan koper bahkan ada beberapa tersangka yang menyelundupkan narkoba dengan cara ditelan menggunakan kapsul. "Banyaknya permintaan, membuat para sindikat terus berupaya menyelundupkan narkoba dengan cara atau modus apapun," tandasnya. (inilah.com)
Ada sejumlah faktor yang menjadi pemicu terjerembabnya para pelajar ke dalam ‘jurang hitam’ narkoba. Beberapa faktor tersebut adalah: Pertama, hilangnya makna hidup (the meaning of life). Para pelajar yang nota bene masih dalam masa transisi, seringkali menderita perasaan khawatir, takut dan cemas yang tak beralasan. Mereka ingin selalu dianggap eksis di tengah pergaulan, sehingga seringkali mengikuti trend serta gaya hidup (life style) lingkungan tempat mereka bergaul, yang belum tentu berpijak pada prinsip mulia. Mereka khawatir terisolasi dari dunia pergaulan, ketika tetap berpegang teguh pada aturan-aturan normatif, serta memeluk erat nilai-nilai tradisional. Imbas dari perilaku ini adalah hilangnya jati diri mereka yang sesungguhnya.
Kedua, keringnya hubungan interpersonal, baik di dalam keluarga, maupun di tengah masyarakat sekitar. Padahal, mereka membutuhkan kehangatan yang tulus dari orang-orang di sekelilingnya. Ekses negatif dari hubungan antarmanusia yang tidak harmonis ini melahirkan rasa sepi, sendiri, meski mereka berada di tengah keramaian. Dan, hal ini ketika dibiarkan berlarut-larut menjadi preseden buruk bagi perkembangan mental dan jiwa mereka. Dalam kondisi demikian, siapapun akan rentan untuk terjerumus ke dalam perilaku yang menghinakan dirinya sendiri.
Ketiga, munculnya rasa bosan menjalani hidup. Akumulasi dari hilangya makna hidup serta hubungan interpersonal yang tidak lagi hamonis, mengakibatkan para pelajar yang masih usia remaja mengalami tekanan batin berupa rasa bosan. Pada akhirnya, rasa bosan ini membawa mereka untuk lari dari kenyataan hidup yang dihadapinya. Mereka lebih memilih ‘jalur alternatif’ untuk menggapai kesenangan semu dan mereguk kenikmatan sesaat.

3 Solusi Pencegahan Maraknya Narkoba
Mengkaji beberapa faktor pemicu munculnnya trend pemakaian narkoba di kalangan pelajar tersebut di atas, penulis ingin urun rembug untuk memberikan solusi alternatif sebagai langkah preventif bagi mereka yang belum terjerumus ke ‘lembah nista’ narkoba, dan juga langkah represif bagi mereka yang sudah terlanjur ‘berkenalan’ atau bahkah ‘akrab’ dengan dunia narkoba.
Adapun solusi alternatif yang penulis maksud di sini adalah suatu metode atau pendekatan yang dapat diterapkan kepada mereka, baik yang belum ataupun yang sudah terjerat belitan narkoba.
Pertama, pendekatan agama. Melalui pendekatan ini, mereka yang masih ‘bersih’ dari dunia narkoba, senantiasa ditanamkan ajaran agama yang mereka anut. Agama apa pun, tidak ada yang menghendaki pemeluknya untuk merusak dirinya, masa depannya, serta kehidupannya. Setiap agama mengajarkan pemeluknya untuk menegakkan kebaikan, menghindari kerusakan, baik pada dirinya, keluarganya, maupun lingkungan sekitarnya. Sedangkan bagi mereka yang sudah terlanjur masuk dalam kubangan narkoba, hendaknya diingatkan kembali nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran agama yang mereka yakini. Dengan jalan demikian, diharapkan ajaran agama yang pernah tertanam dalam benak mereka mampu menggugah jiwa mereka untuk kembali ke jalan yang benar.
Kedua, pendekatan psikologis. Dengan pendekatan ini, mereka yang belum terjamah ‘kenikmatan semu’ narkoba, diberikan nasihat dari ‘hati ke hati’ oleh orang-orang yang dekat dengannya, sesuai dengan karakter kepribadian mereka. Langkah persuasif melalui pendekatan psikologis ini diharapkan mampu menanamkan kesadaran dari dalam hati mereka untuk menjauhi dunia narkoba. Adapun bagi mereka yang telah larut dalam ‘kehidupan gelap’ narkoba, melalui pendekatan ini dapat diketahui, apakah mereka masuk dalam kategori pribadi yang ekstrovert (terbuka), introvert (tertutup), atau sensitif. Dengan mengetahui latar belakang kepribadian mereka, maka pendekatan ini diharapkan mampu mengembalikan mereka pada kehidupan nyata.
Ketiga, pendekatan sosial. Baik bagi mereka yang belum, maupun yang sudah masuk dalam ‘sisi kelam’ narkoba, melalui pendekatan ini disadarkan bahwa mereka merupakan bagian penting dalam keluarga dan lingkungannya. Dengan penanaman sikap seperti ini, maka mereka merasa bahwa kehadiran mereka di tengah keluarga dan masyarakat memiliki arti penting.

Cobalah Terapi Ruqyah Syar’iyah
Dalam praktik sehari hari di Graha Ruqyah Salemba, disamping pasien yang banyak datang untuk terapi karena gangguan syetan, ada beberapa orang yang datang karena telah menjadi korban penyalahgunaan Narkoba. Ada yang baru pemakai lalu ketahuan orangtuanya kemudian dibawa ke Graha ruqyah untuk dilakukan terapi ruqyah syariyah, dan ada juga yang sudah kecanduan, dan orangtuanya menginginkan anaknya bisa lepas dari pengaruh Narkoba dan bebas dari ketergantungan obat syetan tersebut. Alhamdulillah, dengan izin Allah banyak yang sembuh setelah menjalani terapi secara intensif, dengan memadukan dua terapi warisan Nabi, yaitu Ruqyah dan Bekam, serta obat-obat herbal.
Hal itu sesuai dengan apa yang direkomendasikan oleh Rasulullah saw. dalam haditsnya: “Hendaklah kalian menggunakan Syifa-ain (dua kesembuhan); yaitu Madu dan al-Qur’an.” (HR. Hakim, dan dishahihkan oleh Imam adz-Dzahabi).
Dari Aiisyah ra. Ia mendengar Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Habbah sauda ini adalah Syifa’ (kesembuhan) untuk segala penyakit kecuali Sam. Kemudian saya bertanya: Apakah Sam itu? Beliau menjawab: Sam itu adalah Kematian. (HR. Bukhari)
 Rasulullah saw. juga pernah meruqyah seorang Pecandu Zina sebagaimana yang telah diceritakan oleh Abu Umamah ra. Ia berkata: Setelah Rasulullah saw. menasihati seorag pecandu zina, beliau meletakkan tangannya di dadanya, seraya meruqyahnya dengan do’a: Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan peliharalah kemaluannya. Abu Umamah berkata: Setelah itu si pemuda tadi tidak tertarik lagi untuk berbuat zina sama sekali.” (HR. Ahmad, dan dishahihkan oleh Syekh al-Arnauth)

Penutup
Dengan beberapa pendekatan dan terapi Ruqyah Syar'iyah di atas, diharapkan mampu menggerakkan hati para pelajar yang masih belia dan ‘bersih’ dan para generasi muda umumnya dari kelamnya dunia narkoba, agar mereka tidak larut dalam trend pergaulan (life Style) yang menyesatkan. Dan bagi mereka yang sudah tercebur ke dalam ‘kubangan’ dunia narkoba, melalui beberapa pendekatan dan terapi Ruqyah tersebut, diharapkan dapat kembali sadar akan arti penting kehidupan ini, yang amat sayang jika digadaikan dengan kesenangan yang nisbi atau semu dan sesaat. Semoga anak-anak kita dilindungi Allah dari jahatnya pengaruh Narkoba. Wallohul musta'an. (dari berbagai sumber)

0 comments:

Post a Comment