Kesaksian : Abu Hazna dan faiz
Beberapa waktu lalu, saya beserta para ikhwan mengadakan seminar pengenalan dan pelatihan ruqyah. Seperti biasa, ada saja beberapa peserta yang khusus minta diruqyah, saya pun meminta para ikhwan membagi tugas untuk menangani pasien, kebetulan saya lebih dahulu menanangani seorang ibu yang pada waktu sesi ruqyah masal sebelumnya berteriak² dan kejang², sedangkan para ikhwan "mengeksekusi" pasien lain secara "keroyokan".
Alhamdulillah pasien yang saya tangani akhirnya dengan izin Allàh Ta'àlà sembuh dari gangguan jin yang mencengkramnya, sedangkan pasien yang lain masih antri menunggu untuk diruqyah, langsung saya pun berinisiatif menggantikan menangani pasien yang sebelumnya "dieksekusi" oleh para ikhwan ini, dan meminta para ikhwan menangani pasien lain yang sudah lama menunggu, tapi anehnya pasien ini saya lihat meronta² karena kedinginan yang amat sangat -mulai dari ruqyah yang dilakukan para ikhwan- hingga banyak karpet di masjid diambilnya untuk dijadikan selimut agar menutupi tubuhnya dari rasa dinginnya tersebut, akhirnya saya tetap melanjutkan untuk meruqyahnya, tapi dia justru malah bertambah dingin dan ia sangat tak tahan dengan dingin tersebut ucapnya setengah sadar, akibat pengaruh jin di dalam tubuhnya. Lama saya meruqyahnya tapi rupanya jin memang bandel, karena masih saja ngotot tidak mau keluar, akhirnya saya bacakan ayat² tentang pelempar-pembakar setan agar rasa dinginnya berbalik menjadi panas, ayat yang saya baca, ayat 43-50 surat Ad Dukhan, ayat ke 5 surat Al Mulk, ayat ke 5 surat Al Mulk, ayat ke 8 surat Ash Shàffàt, dan ayat ke 4 surat Al Fil, kontan si jin ini berbicara "udah anget, anget, udah, udah", saya pun mengatakan "ga ada udah udah, keluar kamu musuh Allàh, ukhruj yà 'aduwwallàh!", sambil saya menepuk² punggung si ibu tersebut, setelah beberapa lama akhirnya reaksi muntah² dan rasa panas atau dingin itu tidak muncul kembali, untuk memastikan saya mengulang² ayat² ruqyah jika sekiranya musuh Allàh ini masih ada dalam tubuh pasien, dan alhamdulillah tidak muncul reaksi lagi, saya lanjutkan membaca ayat² dan doa² syifà dan pembentengan agar Allàh Ta'àlà berkenan mengangkat penyakit yang dideritanya selama ini.
Selesainya ia berdialog dengan saya, ia menagatakan jika sebelumnya ia dan keluarganya adalah orang kaya, namun setelah kantor perusahaan suaminya bangkrut, membuatnya jadi orang yang lemah, dalam artian ia tidak ikhlash dengan taqdir-Nya, iamnnya lemah, hingga ia sangat sedih, sering keluh kesah kepada orang² di sekitarnya, dan ini yang membuat ia sakit²an, hingga setan menjerumuskannya untuk mengajaknya pergi ke banyak dukun berbaju ustadz, dimandikan kembang, dipindahkan penyakitnya lewat telur dan masih banyak lagi. Saya memberinya nasihat agar sekiranya ia ikhlash dengan ketetapan-Nya itu, menjaga mulut agar tak mudah keluh kesah, ruqyah mandiri, memperbanyak ibadah, sedekah, meminta maaf kepada orang² yang telah disakitinya, mendekatkan diri kepada Rabb semesta alam dengan sedekat²nya, dan alhamdulillah ia pun menerima nasihat saya. Sungguh siapapun yang meruqyah, termasuk saya banyak mendapat hikmah dari musibah² pasien, kami bukan hanya menasihati mereka, tapi kami juga menasihati diri sendiri!.
Di antara hikmah yang lain tentang sebab jin merasa sangat dingin dengan bacaan ruqyah ini adalah, bahwa api itu tidak semuanya panas, ada api yang dingin. Inilah mukjizat Al-Qur'an dan As-Sunnah, sungguh benar firman-Nya;
Allàh Subhànahu wa Ta'àlà berfirman (yang maknanya) :
"Inilah (azab neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin (ghossaq)." (QS. Shàd : 57)
Ibnu 'Abbàs radhiyallàhu 'anhumà berkata (yang maknanya) : "Yang dimaksud ghassàq adalah dingin beku dari neraka, dan seseorang seperti terpanggang dengannya." Mujahid rahimahullàh berkata, "Ghassàq adalah sesuatu yang tidak mampu seseorang sentuh karena begitu dinginnya." Ada ulama pula yang mengatakan, "Ghossaq adalah dingin yang baunya begitu busuk". (Lathaif Al Ma'àrif)
Nabi shallallàhu 'alayhi wa sallam juga pernah mengabarkan tentang neraka (yang maknanya) :
"Neraka mengadu kepada Rabb-nya seraya berkata; "Wahai Tuhanku, sebagianku (api) saling memakan satu sama lain". Maka neraka diizinkan untuk berhembus dua kali. Satu kali pada saat musim dingin dan satu kali lagi pada saat musim panas. Maka hawa panas yang kamu rasakan merupakan hawa panas dari hembusan api neraka dan hawa dingin yang kamu rasakan merupakan hawa dingin dari zamharir (hawa dingin) jahannam". (HR. Bukhari)
Saya berseloroh kepada para ikhwan, "makanya kalo ngeruqyah, niatnya harus jelas, jangan cuma niat membakar aja, soalnya api ada juga yang dingin", kontan kami pun tersenyum :).
"Subhàkallàhumma wa bihamdika asyhadu an là iàha illà Anta astaghfiruka wa atùbu ilayhi"...
Beberapa waktu lalu, saya beserta para ikhwan mengadakan seminar pengenalan dan pelatihan ruqyah. Seperti biasa, ada saja beberapa peserta yang khusus minta diruqyah, saya pun meminta para ikhwan membagi tugas untuk menangani pasien, kebetulan saya lebih dahulu menanangani seorang ibu yang pada waktu sesi ruqyah masal sebelumnya berteriak² dan kejang², sedangkan para ikhwan "mengeksekusi" pasien lain secara "keroyokan".
Alhamdulillah pasien yang saya tangani akhirnya dengan izin Allàh Ta'àlà sembuh dari gangguan jin yang mencengkramnya, sedangkan pasien yang lain masih antri menunggu untuk diruqyah, langsung saya pun berinisiatif menggantikan menangani pasien yang sebelumnya "dieksekusi" oleh para ikhwan ini, dan meminta para ikhwan menangani pasien lain yang sudah lama menunggu, tapi anehnya pasien ini saya lihat meronta² karena kedinginan yang amat sangat -mulai dari ruqyah yang dilakukan para ikhwan- hingga banyak karpet di masjid diambilnya untuk dijadikan selimut agar menutupi tubuhnya dari rasa dinginnya tersebut, akhirnya saya tetap melanjutkan untuk meruqyahnya, tapi dia justru malah bertambah dingin dan ia sangat tak tahan dengan dingin tersebut ucapnya setengah sadar, akibat pengaruh jin di dalam tubuhnya. Lama saya meruqyahnya tapi rupanya jin memang bandel, karena masih saja ngotot tidak mau keluar, akhirnya saya bacakan ayat² tentang pelempar-pembakar setan agar rasa dinginnya berbalik menjadi panas, ayat yang saya baca, ayat 43-50 surat Ad Dukhan, ayat ke 5 surat Al Mulk, ayat ke 5 surat Al Mulk, ayat ke 8 surat Ash Shàffàt, dan ayat ke 4 surat Al Fil, kontan si jin ini berbicara "udah anget, anget, udah, udah", saya pun mengatakan "ga ada udah udah, keluar kamu musuh Allàh, ukhruj yà 'aduwwallàh!", sambil saya menepuk² punggung si ibu tersebut, setelah beberapa lama akhirnya reaksi muntah² dan rasa panas atau dingin itu tidak muncul kembali, untuk memastikan saya mengulang² ayat² ruqyah jika sekiranya musuh Allàh ini masih ada dalam tubuh pasien, dan alhamdulillah tidak muncul reaksi lagi, saya lanjutkan membaca ayat² dan doa² syifà dan pembentengan agar Allàh Ta'àlà berkenan mengangkat penyakit yang dideritanya selama ini.
Selesainya ia berdialog dengan saya, ia menagatakan jika sebelumnya ia dan keluarganya adalah orang kaya, namun setelah kantor perusahaan suaminya bangkrut, membuatnya jadi orang yang lemah, dalam artian ia tidak ikhlash dengan taqdir-Nya, iamnnya lemah, hingga ia sangat sedih, sering keluh kesah kepada orang² di sekitarnya, dan ini yang membuat ia sakit²an, hingga setan menjerumuskannya untuk mengajaknya pergi ke banyak dukun berbaju ustadz, dimandikan kembang, dipindahkan penyakitnya lewat telur dan masih banyak lagi. Saya memberinya nasihat agar sekiranya ia ikhlash dengan ketetapan-Nya itu, menjaga mulut agar tak mudah keluh kesah, ruqyah mandiri, memperbanyak ibadah, sedekah, meminta maaf kepada orang² yang telah disakitinya, mendekatkan diri kepada Rabb semesta alam dengan sedekat²nya, dan alhamdulillah ia pun menerima nasihat saya. Sungguh siapapun yang meruqyah, termasuk saya banyak mendapat hikmah dari musibah² pasien, kami bukan hanya menasihati mereka, tapi kami juga menasihati diri sendiri!.
Di antara hikmah yang lain tentang sebab jin merasa sangat dingin dengan bacaan ruqyah ini adalah, bahwa api itu tidak semuanya panas, ada api yang dingin. Inilah mukjizat Al-Qur'an dan As-Sunnah, sungguh benar firman-Nya;
Allàh Subhànahu wa Ta'àlà berfirman (yang maknanya) :
"Inilah (azab neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin (ghossaq)." (QS. Shàd : 57)
Ibnu 'Abbàs radhiyallàhu 'anhumà berkata (yang maknanya) : "Yang dimaksud ghassàq adalah dingin beku dari neraka, dan seseorang seperti terpanggang dengannya." Mujahid rahimahullàh berkata, "Ghassàq adalah sesuatu yang tidak mampu seseorang sentuh karena begitu dinginnya." Ada ulama pula yang mengatakan, "Ghossaq adalah dingin yang baunya begitu busuk". (Lathaif Al Ma'àrif)
Nabi shallallàhu 'alayhi wa sallam juga pernah mengabarkan tentang neraka (yang maknanya) :
"Neraka mengadu kepada Rabb-nya seraya berkata; "Wahai Tuhanku, sebagianku (api) saling memakan satu sama lain". Maka neraka diizinkan untuk berhembus dua kali. Satu kali pada saat musim dingin dan satu kali lagi pada saat musim panas. Maka hawa panas yang kamu rasakan merupakan hawa panas dari hembusan api neraka dan hawa dingin yang kamu rasakan merupakan hawa dingin dari zamharir (hawa dingin) jahannam". (HR. Bukhari)
Saya berseloroh kepada para ikhwan, "makanya kalo ngeruqyah, niatnya harus jelas, jangan cuma niat membakar aja, soalnya api ada juga yang dingin", kontan kami pun tersenyum :).
"Subhàkallàhumma wa bihamdika asyhadu an là iàha illà Anta astaghfiruka wa atùbu ilayhi"...
0 comments:
Post a Comment