Tuesday, April 30, 2013

Kain Untuk Melindungi Dari Musuh

Kain Untuk Melindungi Dari Musuh
Rabu, 01 Mei 2013 / 20 Jumadil Akhir 1434 H

    Seorang bapak mendatangi kantor Ghoib Ruqyah Syar'iyyah di daerah Cililitan, Jakarta Timur.  Maksud kedatangannya ingin menyerahkan sebuah jimat tua warisan dari kakeknya.

    Dalam sebuah wawancara lewat telepon, bapak tersebut mengatakan bahwa jimat itu sudah sejak lama berada di rumahnya. Pada awalnya, bapaknyalah yang membawa jimat itu dari tanah seberang, Aceh. Sebenarnya ada beberapa jimat-jimat lainnya yang dibawanya bersamaan dengan jimat ini. Seperti rencong, golok dan berberapa jimat lainnya.

    Tapi, lanjutnya, jimat yang berbentuk golok itu kini hanya digunakan untuk memotong kayu saja. Tidak diurus atau diruwat sebagaimana lazimnya jimat. Dahulu kakeknya adalah seorang pejuang kemerdekaan.

     Berawal dari situlah, sehingga sang kakek mencari jimat-jimat yang diharapkan bisa melindungi diri dari musuh. Setelah kakeknya meninggal, maka giliran jimat itu diwariskan kepada bapaknya. Ketika keluarganya berpindah tempat dari Aceh menuju Jakarta, tidak lupa jimat itu juga ikut dibawa.

     Bapaknya pun menjaga barang peninggalan kakek dengan baik. Barang itu dirawat sebagaimana mestinya. Dan ketika bapaknya masih hidup, banyak dukun-dukun yang berdatangan ke rumahnya. Entah apa tujuan kedatangan dukun-dukun itu dirinya kurang tahu dengan pasti.

     Namun yang jelas, ketika sebagian dari dukun-dukun itu hendak berbuat tidak baik kepada bapaknya, maka ibunya yang juga mengerti dunia klenik ikut andil dalam membantunya.

      Bapak itu mengaku bahwa dirinya dan ibunya sering melihat makhluk ghaib, baik lewat mimpi maupun di alam nyata. Katanya ada yang menyerupai pocong. Bahkan setelah jimat ini diserahkan kepada tim ruqyah, makhluk halus itu masih beberapa kali hadir dalam mimpinya.

     "Mungkin karena kami belum menjalani terapi ruqyah, karena waktu itu saya cuma menyerahkan jimat itu saja." Katanya menanggapi beberapa kejadian aneh yang masih dialaminya pasca menyerahkan jimat.

     Selain melihat kehadiran makhluk halus, dirinya juga mengaku kalau selama ini sering terjaga dari tidur malamnya. Tapi anehnya ketika terjaga dirinya merasa seperti orang yang kebingungan. Tak tahu apa yang terjadi dan apa yang harus diperbuat.

     Dengan niat ingin membersihkan diri dari dosa-dosa kesyirikan akhirnya bapak itu memutuskan untuk menyerahkan sebuah jimat yang ada di rumahnya.

     "Ustadz, saya hanya berharap agar Allah mau maafin dosa kami, rumah kami bersih dari kesyirikan, dan keadaan semakin membaik. Sebenarnya masih ada beberapa jimat di rumah. Nanti kami ingin menyerahkannya lagi ke kantor ruqyah."

Kami tunggu jimat-jimatnya ya pak.

Bentuk Jimat

     Jimat dari kain berwarna kuning, seperti sapu tangan. Ukuranya sekitar 40 x 40 cm. Di atas kain itu ada tulisan-tulisan yang sebagian berbahasa Arab, dibentuk seperti gambar kaligrafi burung Garuda yang sedang mencengkeram sebilah pedang.

      Ada tulisan Asma Allah, Nabi Muhammad dan nama empat Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali) dan beberapa bacaan doa. Namun ada juga huruf-huruf yang mirip dengan huruf Arab ditulis di sana.

Kesaktian Jimat

     Bapak itu mengaku tidak tahu persis kegunaan jimat ini. Namun dari keterangan sejarah jimat itu kepada Ghoib Ruqyah Syar’iyyah, jimat itu dulunya digunakan oleh kakeknya sewaktu berperang melawan penjajah.

    Dirinya juga mengaku tidak mengetahui ritual apa yang dipakai untuk meruwat jimat tersebut. Dia menambahkan, semenjak ayahnya meninggal, dan jimat itu dia bawa, dirinya tidak pernah memakai dan merawat jimat itu lagi. Kain itu memang sudah terlihat lusuh. Namun bau wewangian masih tercium kuat darinya.

Bongkar Jimat

     Banyak  orang mengira bahwa dengan memakai jimat dirinya bisa mendapatkan apa yang diharapkannya sesuai dengan kegunaan jimat tersebut. Misalnya ingin dagangannya laris, maka ia memakai jimat penglaris. Ingin kuat dan selamat dari gangguan lawan, lantas mencari sesuatu yang bisa melindungi dirinya.

     Ingin disukai dan ditakuti banyak orang, lalu memakai barang-barang tertentu yang diyakini bisa memberinya apa yang diharapkan. Benarkah cara seperti itu? Kalau bicara benar atau salah, jelas sekali cara seperti itu salah. Bahkan sesat.

    Lantaran itu termasuk perbuatan menyekutukan Allah. Dan itu adalah sebuah dosa dan kezaliman yang besar.

     "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."(QS. Luqman; 13)

     Tapi sebenarnya jika kita mau mengajak akal sehat kita untuk berpikir jauh tentang hidup ini, tentu saja 'jalan instan' dalam mendapatkan apa yang diinginkan itu tidaklah mungkin kita lakukan. Allah Maha Perkasa.

     Tidak ada satu makhlukpun yang bisa menandingi keperkasaan dan kekuatan-Nya. Maka seharusnya kepada-Nya kita memohon perlindungan diri. Bukan pada benda yang sebenarnya hanya dijadikan alat atau kendaraan saja oleh setan untuk mengangkut para pengikutnya memasuki lorong neraka.

    Ya, karena hidup ini bukan hanya di dunia saja, melainkan setelah kehidupan dunia habis masih ada lagi kehidupan setelahnya. Dan pada saat itu, jimat-jimat yang digunakan selama di dunia tidak mampu memberikan manfaat sedikitpun kepada pemiliknya.

    Bahkan setan yang menunggangi jimat itu juga akan berlepas diri dari orang-orang yang ketika di dunia meminta bantuan kepadanya. Lihatlah kemenangan kaum muslimin dalam perang Badar. Dengan jumlah yang sepertiga lebih sedikit dari jumlah musuhnya ternyata mereka bisa mengalahkan orang-orang kafir Quraisy. Bukan lantaran mereka semua memakai jimat, tapi lantaran kekuatan iman yang ada dalam jiwa mereka.

     Percayalah, bahwasanya kekuatan yang diberikan oleh jimat bukanlah segalanya. Tanpa izin dari Allah SWT, tentu tidaklah berguna. Lantas kenapa sebagian manusia tidak langsung saja meminta penjagaan dan perlindungan diri kepada Dzat Yang Maha Kuat, yang tidak ada kekuatan lain yang bisa menandingi-Nya?.

SIFAT DAN CIRI DARAH ISTIHADHAH

 Dijelaskan oleh Abu Hazna
Sifat darah istihadlah :

1. Darah istihadhah biasanya merah segar.

2. Darah istihadhah sifatnya lunak.
3. Darah istihadhah kental.
4. Darah istihadhah beraroma segar.

Ketika Rasùlullàh shallallàhu 'alayhi wa sallam diadukan oleh Hamnah radhiallàhu 'anhà tentang istihadhah yang menimpanya, beliau berkata :

"Yang demikian hanyalah satu gangguan/dorongan dari setan."

Istihadhah adalah satu penyakit yang menimpa kaum hawa dari perbuatannya setan yang berjalan di tubuh anak Adam seperti jalannya darah. Setan ingin memberikan keraguan terhadap anak Adam dalam pelaksanaan ibadahnya dengan segala cara. Kata Al Imam As Shan'ani rahimahullàh dalam Subulus Salam (1/159) : "Makna sabda Nabi : 'Yang demikian hanyalah satu dorongan/gangguan dari setan' adalah setan mendapatkan jalan untuk membuat kerancuan terhadapnya dalam perkara agamanya, masa sucinya dan shalatnya hingga syaithan menjadikannya lupa terhadap kebiasaan haidnya."

Al Imam As Shan'ani rahimahullàh melanjutkan : "Hal ini tidak menafikkan sabda Nabi yang mengatakan bahwa darah istihadhah dari urat yang dinamakan 'àdzil karena dimungkinkan setan mendorong urat tersebut hingga terpancar darah darinya." (Subulus Salam 1/159)

Wallàhu a'lam...

Disaat Menemukan Ular di Rumah

Disaat Menemukan Ular diRumah
Rabu, 01 Mei 2013 / 20 Jumadil Akhir 1434 H


Di usir apa langsung dimatikan ular tersebut?

Dari Abu Lubabah bahwasanya Rasulullah bersabda:

“Janganlah membunuh ular penghuni rumah kecuali ular yang pendek ekornya dan mempunyai dua garis putih yang ada di punggung ular tersebut karena ia dapat menggugurkan kandungan dan membutakan mata. Bunuh-lah ular itu,”(HR Bukhari [3311]).

    Dari Ibnu ‘Umar bahwa ia biasa membunuh ular-ular, lalu Abu Lubabah menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah melarang membunuh jinnan yakni ular-ular penghuni rumah. Lalu Ibnu Umar menahan diri darinya, (HR Bukhari [3312 dan 3313] dan Muslim [2233]).

Kandungan Bab:

1. Larangan membunuh ‘awamir rumah (yakni ular-ular penghuni rumah), karena boleh jadi ular itu adalah jin-jin muslim.

2. Jika terlihat ular dalam rumah, maka diberitahu selama tiga hari dan menghalaunya dengan mengatakan: “Engkau berada dalam kesulitan!” Bila ular itu tidak pergi atau muncul lagi setelah itu, maka bunuhlah karena ia adalah syaitan yang kafir.

    Dari Abu as-Sa’ib, maula Hisyam bin Zahrah bahwa ia menjenguk Abu Sa’id al-Khudri di rumahnya. Aku dapati ia sedang shalat. Maka aku pun duduk menunggunya. Setelah selesai shalat aku mendengar suara di salah satu tiang di atap rumah.

    Aku melihatnya ternyata seekor ular. Maka aku pun bangkit hendak membunuhnya. Abu Sa’id mengisyaratkan agar aku duduk kembali. Aku pun duduk. Setelah keluar beliau menunjuk sebuah rumah. Beliau bertanya, “Apakah engkau melihat rumah itu?” “Ya!” jawabku.

    Beliau bercerita, “Dahulu di rumah itu tinggallah seorang pemuda yang baru saja menikah. Maka kami pun berangkat bersama Rasulullah ke peperangan Khandaq. Pemuda itu meminta izin kepada Rasulullah untuk kembali ke rumah pada tengah hari.

    Rasulullah mengizinkannya dan berkata kepadanya, ‘Bawalah senjatamu, aku takut engkau dihadang oleh Yahudi Bani Quraizhah’ Maka pemuda itu pun membawa senjatanya. Kemudian ia kembali ke rumahnya. Sesampainya di rumah ia dapati isterinya berdiri di depan pintu rumahnya.

    Maka ia pun menyerbu ke arah isterinya untuk memukulnya dengan tombaknya. Ia telah terbakar rasa cemburu. Si isteri berkata kepadanya, ‘Tahan dulu tombakmu terhadapku! Masuklah ke dalam rumah supaya engkau dapat melihat apa yang menyebabkan aku keluar rumah.’

     Maka pemuda itu pun masuk ke dalam rumah ternyata ia dapati ular besar melingkar di atas tempat tidurnya. Maka ia pun menyerangnya dengan menusukkan tombaknya. Kemudian ia keluar dan menancapkan ular itu pada tombaknya lalu ular itu menggeliat dari ujung tombak dan menyerangnya, tidak diketahui siapakah yang lebih dahulu mati apakah ular itu atau pemuda tadi.

    Kami pun menceritakan peristiwa itu kepada Rasulullah kami berkata, ‘Mintalah kepada Allah agar Dia menghidupkannya kembali untuk kami.’ Rasulullah saw. berkata, ‘Mintalah ampunan untuk Sahabat kalian ini.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya kota Madinah ini dihuni oleh jin-jin yang telah masuk Islam. Jika kalian melihat ular, maka usirlah selama tiga hari. Jika masih terlihat setelah itu, maka bunuhlah karena ia adalah syaitan’,”(HR Muslim [2236]).

    Dalam riwayat lain disebutkan, “Sesungguhnya rumah-rumah ini dihuni oleh ‘awaamir (jin-jin berwujud ular yang biasa menghuni rumah”pent), jika kalian melihatnya, maka usirlah atas nama Allah selama tiga hari. Jika tidak pergi juga, maka bunuh-lali karena ia adalah jin kafir,”(HR Muslim [2236]).

   Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 2/541-542.

Ustadz Aris Fathoni

PENYELAMATAN NAFS PASIEN SESAK NAFAS

 Dikisahkan oleh Syamsul Arifin

Tadi malam meruqyah anak smp kelas 3 (permpuan), yg mana keluhannya adalah sesak nafas, pernah katanya nafasnya hilang 10 menitan sampai2 dia yakin akan mati, itu trjadi kalau dikamar tidurnya. Dan juga Katanya kalau dikamar seolah2 ada yg terus memperhatikannya yaitu sosok laki2 yg hitam, tinggi besar. Dan kemana saja dia pergi sosok laki2 itu selalu mengikutinya. 

Sehingga sy tanya apakah skrng mengikuti? Dia katakan tdk (tapi dgn tdk yakin). Kmudian sy suruh dia memejamkan matanya sebentar utk mengetahui apakah sosok itu msh mengikutinya? Trnyata bnr sosok itu msh mengikuti. Kmudian sy suruh anak itu mmbuka matanya dan melakukan perlawanan trhadap sosok itu, sy suruh anak itu utk membaca Al Falaq dan meniupkan ketangan kanannya kemudian agar dilemparkan ke sosok tadi.. Yg menurut anak tadi posisinya agak jauh. Sosok itupun menjauh.



 sosok itupun menjauh, tapi tetap msh trlihat oleh anak itu. Ketika sy suruh agar mengulangi lemparannya, kata anak itu " sosok itu menghindar" maka sy berinisiatif membaca surat Al Hasyr ayat 21-24 sy tiupkan ketelapak tangan sy, lalu sy niatkan utk melempar kesosok itu dgn arah yg ditnjuk anak itu, sblm sy lempar sy memohon kpd Allah SWT. Agar lemparan tdk bs dihindari oleh sosok itu, kmudian sy lakukan gerakan melempar 3x, dan subhanallah kata anak itu sosok itu memudar dan hilang, tapi kata anak itu "ada lg melihat sy yaitu sesosok wanita brbju putih berambut panjang didekat sumur" kmudian sy lakukan gerakan melempar lg dan sosok wanita itupun menjauh.. 

Kemudian sy tanya anak itu, perasaan kamu skrng ini ada dimana? Anak itu menjwb "sy lg ada didekat sumur yg ada sosok wanita itu, kmudian sy katakan kpd anak itu agar segera kesini. Tapi dia malah menangis katanya ada yg memegang dan melarang dia kembali ke tubuhnya, kemudian sy bimbing anak utk membaca surat yasin ayat 9 dgn niat agar jiwa anak itu tdk bs dilihat oleh bngsa jin, dan Alhamdulillah anak itu bs lepas dan bs kmbli ke jasadnya. Kmudian sy tanya lg msh adakah yg dirasa, anak itu menjwb " nafas udah normal tapi perasaannya msh takut" sy tanya lg msh adakah perasaan yg aneh yg dirasakan? Dia menjawb "sy seperti ada ditanah kosong yg gelap dan sepi. Kmudian sy anjurkan agar anak itu memohon kpd Allah SWT. Agar memudahkannya kmbli ke tubuhnya dg cpt. Sy bimbing anak itu agar kmbli membaca surat yasin ayat 9, ditambah kalimah hauqolah dan hasbunallah...dst.


Kata anak itu sy seperti berlari dgn cpt dan Alhmdulillah bs kmbli ke tubuhnya.
Sy tanya lg masih ada ga yg dirasa? Dia menjawb tdk ada, rasa cemas dan takut telah hilang, dan nafas sudah sangat normal.


Kmudian sy tanya lagi msh adakah yg terlihat? Dia menjawab msh yaitu sosok wanita tadi, tapi wanita itu tdk lg menatapnya hanya menunduk. Kmudian sy anjurkan anak itu agar membaca lg surat yasin ayat 9 tiupkan ke tangan kanan dan usap2kan pd kedua matanya utk menghapus penglihatan yg terpengaruh sihir itu. Dan Alhamdulillah matanya tdk melihat hal2 aneh lg kmbli normal seperti biasa. 


Alhamdulillah. Wallahu a'lam hanya Allah SWT. Yg tahu hakikatnya.


JAGALAH TAUHID DAN JANGAN RENDAHKAN DERAJAT MANUSIA YANG MULIA DENGAN KESYIRIKAN


Disusun oleh : Rizal Dalil

JAGALAH TAUHID DAN JANGAN RENDAHKAN DERAJAT MANUSIA YANG MULIA DENGAN KESYIRIKAN  Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia dibandingkan makhluk yang lain, baik dari segi fisiknya maupun anugerah yang begitu berharga yang membedakan dengan makhluk lainnya, yaitu akal. وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Israa’ [17]: 70)  Subhanallah walhamdulillah wallahu akbar…. Saudara2Qyu seiman karena Allah, tidakkah ayat tersebut di atas menjadikan kita semakin bersyukur kepada Allah SWT? Bersyukur atas kemuliaan yang diberikan-Nya kepada kita sebagai manusia dibandingkan makhluk yang lain. Allah SWT memuliakan manusia sehingga dengan idzin-Nya dapat berjalan mengarungi daratan, lautan, bahkan angkasa. Memang manusia dengan tubuh/fisiknya yang tanpa sayap tentunya tidak akan bisa terbang ke udara maupun luar angkasa, tidak seperti burung atau sebagian golongan jin maupun para malaikat yang bersayap. Namun, Allah SWT menganugerahi manusia akal yang dengan idzin Allah SWT (bi idznillah), manusia menggunakan akal pikirannya serta memanfaatkan segala sumber daya alam yang ada sehingga bisa terbang melayang di angkasa dengan mengendarai pesawat yang melesat dengan kecepatan suara, bahkan mereka mampu terbang ke luar angkasa.  Hal ini tentunya mungkin terjadi jikalau manusia memanfaatkan akal dan segala sumber daya alam yang Allah SWT karuniakan kepada mereka, sebagaimana firman Allah SWT: يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالإنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ فَانْفُذُوا لا تَنْفُذُونَ إِلا بِسُلْطَانٍ “Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.” فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahmaan [55]: 33-34)  Memang manusia dengan tubuh/fisiknya yang tanpa insang, sirip, dan ekor tentunya tidak akan bisa menyelam ke dasar laut, tidak seperti ikan atau sebagian golongan jin. Namun, Allah SWT menganugerahi manusia akal yang bi idznillah, manusia menggunakan akal pikirannya serta memanfaatkan segala sumber daya alam yang ada sehingga bisa menyelam ke dasar laut dengan menggunakan peralatan menyelam atau mengendarai kapal selam yang mampu bertahan dengan waktu yang lama dan bergerak dengan cepat, bahkan bukan hanya membawa satu atau dua orang tapi mampu mengangkut banyak orang dan barang. فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahmaan [55])  Memang manusia dengan jasad dan kemampuan panca inderanya yang terbatas tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain dengan dibatasi tempat yang jauh, tidak seperti jin jahat dan syetan yang bisa saling berkomunikasi sekalipun dengan jarak yang berjauhan serta mencuri dengar berita dari langit. Namun, Allah SWT menganugerahi manusia akal yang bi idznillah, manusia menggunakan akal pikirannya serta memanfaatkan segala sumber daya alam yang ada sehingga bisa membuat alat komunikasi yang canggih seperti HP, televisi, internet, dll. Adalah pelajaran bagi semua umat manusia bahwa kita adalah Makhluk yang Mulia, bahkan Allah SWT memerintahkan para malaikat untuk semuanya bersujud kepada manusia pertama, yaitu Nabi Adam as. Allah SWT berfirman: وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah [2]: 34)  Namun, ada makhluk yang begitu sombong, yaitu iblis yang tidak mau mentaati perintah Allah tersebut dengan tidak mau sujud kepada Adam as. Sehingga ini menjadi pelajaran kedua bahwa Musuh yang Nyata bagi umat manusia adalah iblis laknatullah dan bala tentaranya, syetan baik dari golongan jin maupun manusia. Sehingga haram hukumnya seorang muslim mengikuti langkah-langkah syetan, apalagi bersekutu dengan syetan dengan melakukan perbuatan-perbuatan syirik. Allah SWT berfirman: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah [2]: 208)  Subhanallah walhamdulillah wallahu akbar…. Saudara2Qyu seiman karena Allah, tidakkah ayat tersebut di atas (Al-Israa’ [17]: 70) menjadikan kita semakin bersyukur kepada Allah SWT? Bersyukur atas kemuliaan yang diberikan-Nya kepada kita sebagai manusia dibandingkan makhluk yang lain. Allah SWT memuliakan manusia sehingga diberikan rezeki dari yang baik-baik dan dilebihkan dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang lain.  Subhanallah, coba bayangkan manusia diberikan rezeki dari dalam tanah (padi, gandum, buah-buahan, umbi-umbian, dll yang tumbuh dari tanah), di daratan (binatang ternak), dari laut (ikan, kepiting, dll), serta dari udara (burung). Coba bandingkan pula dengan apa yang di makan oleh syetan atau jin? Sebagaimana hadits Rasulullah SAW, syetan ikut makan apa yang kita makan (alias nebeng), jika kita tidak membaca do’a makan yang dicontohkan Rasulullah atau makan dengan tangan kiri. Demikian pula halnya, makanan yang manusia makan adalah lebih baik dan jauh lebih sempurna baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dibandingkan apa yang dimakan oleh jin. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam Shahih Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, أَنَّهُ كَانَ يَحْمِلُ مَعَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – إِدَاوَةً لِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ ، فَبَيْنَمَا هُوَ يَتْبَعُهُ بِهَا فَقَالَ « مَنْ هَذَا » . فَقَالَ أَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ . فَقَالَ « ابْغِنِى أَحْجَارًا أَسْتَنْفِضْ بِهَا ، وَلاَ تَأْتِنِى بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ » . فَأَتَيْتُهُ بِأَحْجَارٍ أَحْمِلُهَا فِى طَرَفِ ثَوْبِى حَتَّى وَضَعْتُ إِلَى جَنْبِهِ ثُمَّ انْصَرَفْتُ ، حَتَّى إِذَا فَرَغَ مَشَيْتُ ، فَقُلْتُ مَا بَالُ الْعَظْمِ وَالرَّوْثَةِ قَالَ « هُمَا مِنْ طَعَامِ الْجِنِّ ، وَإِنَّهُ أَتَانِى وَفْدُ جِنِّ نَصِيبِينَ وَنِعْمَ الْجِنُّ ، فَسَأَلُونِى الزَّادَ ، فَدَعَوْتُ اللَّهَ لَهُمْ أَنْ لاَ يَمُرُّوا بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ إِلاَّ وَجَدُوا عَلَيْهَا طَعَامًا » Bahwasanya ia pernah membawakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wadah berisi air wudhu dan hajat beliau. Ketika ia membawanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Siapa ini?” “Saya, Abu Hurairah”, jawabnya. Beliau pun berkata, “Carilah beberapa buah batu untuk kugunakan bersuci. Dan jangan bawakan padaku tulang dan kotoran (telek).” Abu Hurairah berkata, “Kemudian aku mendatangi beliau dengan membawa beberapa buah batu dengan ujung bajuku. Hingga aku meletakkannya di samping beliau dan aku berlalu pergi. Ketika beliau selesai buang hajat, aku pun berjalan menghampiri beliau dan bertanya, “Ada apa dengan tulang dan kotoran?” Beliau bersabda, “Tulang dan kotoran merupakan makanan jin. Keduanya termasuk makanan jin. Aku pernah didatangi rombongan utusan jin dari Nashibin dan mereka adalah sebaik-baik jin. Mereka meminta bekal kepadaku. Lalu aku berdoa kepada Allah untuk mereka agar tidaklah mereka melewati tulang dan kotoran melainkan mereka mendapatkannya sebagai makanan”. (HR. Bukhari No. 3860) Oleh karena itu, jangan pernah merendahkan kemuliaan yang Allah SWT karuniakan kepada kita sebagai manusia dengan berbuat kesyirikan. Namun sayangnya, di zaman modern ini masih banyak orang yang primitif, melakukan praktik-praktik kesyirikan yang sudah jelas-jelas merendahkan kemuliaannya sebagai manusia di bawah derajat jin/syetan. Mereka bersekutu dan minta bantuan kepada syetan dan jin jahat, pergi dan minta bantuan ke dukun, bangga memiliki ilmu-ilmu tenaga dalam, kebatinan, terawangan, dll. Masih banyak pula orang yang menganggap adalah suatu kehebatan bisa telepati (komunikasi jarak jauh dengan orang lain), menerawang atau melihat sesuatu/orang lain dengan bantuan seorang dukun melalui media air di baskom misalnya. Padahal bukankah Allah SWT telah mengaruniakan akal yang dengannya manusia mampu berkomunikasi dengan orang lain yang berada di Arab Saudi atau Amerika, misalnya, pada saat itu juga dengan menggunakan HP? Bukankah Allah SWT telah mengaruniakan akal yang dengannya manusia mampu melihat suatu kejadian/berita atau keadaan orang lain dengan menggunakan Telivisi atau internet, yang tentunya dengan banyak channel/website yang bisa diakses/dilihat dibandingkan melihat air di baskom?  Bukankah manusia bisa terbang dan menyelam dengan teknologi canggihnya dibandingkan takjub/bangga bahkan apalagi minta bantuan jin hanya untuk bisa terbang? Bukankah Allah SWT memberikan kemuliaan kepada manusia sehingga mereka bisa makan apa yang Allah sediakan dari apa-apa yang dihalakan darat/tanah, laut, maupun udara dibandingkan jin yang makan tulang dan kotoran? Bukankah syetan/jin jahat akan takut dan terbakar kepanasan tatkala diperdengarkan adzan atau dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan Do’a-do’a Ruqyah Syar’iyah yang dicontohkan Rasulullah SAW? Kenapa harus meminta kekuatan atau kekebalan dari makhluk yang amat lemah seperti mereka? Bukankah ada Ruqyah Syar’iyah, Hijamah, atau Thibbun Nabawy lainnya sebagai solusi islami untuk berikhtiar mengobati penyakit medis maupun non medis, dibandingkan pergi berobat ke dukun, ”orang pinter”, paranormal yang hanya menguras uang dan menambah kesulitan dan dosa?  Wahai saudara2Qyu seiman karena Allah, jauhilah kesyirikan dan jadilah manusia yang mulia, yaitu yang bertauhid, hanya menyembah kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:  لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al-Maaidah [5]: 72).  Islam adalah ajaran yang mengharamkan perbuatan syirik, membebaskan manusia dari penghambaan atau perbudakan kepada makhluk lain, padahal kita sebagai manusia adalah makhluk mulia dibandingkan makhluk yang lain. Islam mengajarkan manusia agar menjadi makhluk mulia sesuai derajat dan karunia yang Allah SWT berikan dengan jalan senantiasa menyembah hanya kepada Allah SWT dalam setiap ucapan dan perbuatan kita. Karena inilah tujuan hidup kita, hanya menyembah Allah semata. Tauhid yang murni akan membuat kita sukses dalam hidup di dunia dan akhirat. Ini juga yang akan mengantarkan kita memperoleh ridho dan cinta-Nya, serta pahala yang besar, Jannatun Na’iim, tempat segala kenikmatan. Amiin.... 
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia dibandingkan makhluk yang lain, baik dari segi fisiknya maupun anugerah yang begitu berharga yang membedakan dengan makhluk lainnya, yaitu akal.
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا
“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS. Al-Israa’ [17]: 70)

Subhanallah walhamdulillah wallahu akbar….
Saudara2Qyu seiman karena Allah, tidakkah ayat tersebut di atas menjadikan kita semakin bersyukur kepada Allah SWT? Bersyukur atas kemuliaan yang diberikan-Nya kepada kita sebagai manusia dibandingkan makhluk yang lain. Allah SWT memuliakan manusia sehingga dengan idzin-Nya dapat berjalan mengarungi daratan, lautan, bahkan angkasa.
Memang manusia dengan tubuh/fisiknya yang tanpa sayap tentunya tidak akan bisa terbang ke udara maupun luar angkasa, tidak seperti burung atau sebagian golongan jin maupun para malaikat yang bersayap. Namun, Allah SWT menganugerahi manusia akal yang dengan idzin Allah SWT (bi idznillah), manusia menggunakan akal pikirannya serta memanfaatkan segala sumber daya alam yang ada sehingga bisa terbang melayang di angkasa dengan mengendarai pesawat yang melesat dengan kecepatan suara, bahkan mereka mampu terbang ke luar angkasa.

Hal ini tentunya mungkin terjadi jikalau manusia memanfaatkan akal dan segala sumber daya alam yang Allah SWT karuniakan kepada mereka, sebagaimana firman Allah SWT:
يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ وَالإنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ فَانْفُذُوا لا تَنْفُذُونَ إِلا بِسُلْطَانٍ
“Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.”
فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahmaan [55]: 33-34)

Memang manusia dengan tubuh/fisiknya yang tanpa insang, sirip, dan ekor tentunya tidak akan bisa menyelam ke dasar laut, tidak seperti ikan atau sebagian golongan jin. Namun, Allah SWT menganugerahi manusia akal yang bi idznillah, manusia menggunakan akal pikirannya serta memanfaatkan segala sumber daya alam yang ada sehingga bisa menyelam ke dasar laut dengan menggunakan peralatan menyelam atau mengendarai kapal selam yang mampu bertahan dengan waktu yang lama dan bergerak dengan cepat, bahkan bukan hanya membawa satu atau dua orang tapi mampu mengangkut banyak orang dan barang.
فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahmaan [55])

Memang manusia dengan jasad dan kemampuan panca inderanya yang terbatas tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain dengan dibatasi tempat yang jauh, tidak seperti jin jahat dan syetan yang bisa saling berkomunikasi sekalipun dengan jarak yang berjauhan serta mencuri dengar berita dari langit. Namun, Allah SWT menganugerahi manusia akal yang bi idznillah, manusia menggunakan akal pikirannya serta memanfaatkan segala sumber daya alam yang ada sehingga bisa membuat alat komunikasi yang canggih seperti HP, televisi, internet, dll.

Adalah pelajaran bagi semua umat manusia bahwa kita adalah Makhluk yang Mulia, bahkan Allah SWT memerintahkan para malaikat untuk semuanya bersujud kepada manusia pertama, yaitu Nabi Adam as. Allah SWT berfirman:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS. Al-Baqarah [2]: 34)

Namun, ada makhluk yang begitu sombong, yaitu iblis yang tidak mau mentaati perintah Allah tersebut dengan tidak mau sujud kepada Adam as. Sehingga ini menjadi pelajaran kedua bahwa Musuh yang Nyata bagi umat manusia adalah iblis laknatullah dan bala tentaranya, syetan baik dari golongan jin maupun manusia. Sehingga haram hukumnya seorang muslim mengikuti langkah-langkah syetan, apalagi bersekutu dengan syetan dengan melakukan perbuatan-perbuatan syirik. Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah [2]: 208)

Subhanallah walhamdulillah wallahu akbar….
Saudara2Qyu seiman karena Allah, tidakkah ayat tersebut di atas (Al-Israa’ [17]: 70) menjadikan kita semakin bersyukur kepada Allah SWT? Bersyukur atas kemuliaan yang diberikan-Nya kepada kita sebagai manusia dibandingkan makhluk yang lain. Allah SWT memuliakan manusia sehingga diberikan rezeki dari yang baik-baik dan dilebihkan dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang lain.

Subhanallah, coba bayangkan manusia diberikan rezeki dari dalam tanah (padi, gandum, buah-buahan, umbi-umbian, dll yang tumbuh dari tanah), di daratan (binatang ternak), dari laut (ikan, kepiting, dll), serta dari udara (burung). Coba bandingkan pula dengan apa yang di makan oleh syetan atau jin? Sebagaimana hadits Rasulullah SAW, syetan ikut makan apa yang kita makan (alias nebeng), jika kita tidak membaca do’a makan yang dicontohkan Rasulullah atau makan dengan tangan kiri. Demikian pula halnya, makanan yang manusia makan adalah lebih baik dan jauh lebih sempurna baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dibandingkan apa yang dimakan oleh jin. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam Shahih Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
أَنَّهُ كَانَ يَحْمِلُ مَعَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – إِدَاوَةً لِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ ، فَبَيْنَمَا هُوَ يَتْبَعُهُ بِهَا فَقَالَ « مَنْ هَذَا » . فَقَالَ أَنَا أَبُو هُرَيْرَةَ . فَقَالَ « ابْغِنِى أَحْجَارًا أَسْتَنْفِضْ بِهَا ، وَلاَ تَأْتِنِى بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ » . فَأَتَيْتُهُ بِأَحْجَارٍ أَحْمِلُهَا فِى طَرَفِ ثَوْبِى حَتَّى وَضَعْتُ إِلَى جَنْبِهِ ثُمَّ انْصَرَفْتُ ، حَتَّى إِذَا فَرَغَ مَشَيْتُ ، فَقُلْتُ مَا بَالُ الْعَظْمِ وَالرَّوْثَةِ قَالَ « هُمَا مِنْ طَعَامِ الْجِنِّ ، وَإِنَّهُ أَتَانِى وَفْدُ جِنِّ نَصِيبِينَ وَنِعْمَ الْجِنُّ ، فَسَأَلُونِى الزَّادَ ، فَدَعَوْتُ اللَّهَ لَهُمْ أَنْ لاَ يَمُرُّوا بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ إِلاَّ وَجَدُوا عَلَيْهَا طَعَامًا »
Bahwasanya ia pernah membawakan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wadah berisi air wudhu dan hajat beliau. Ketika ia membawanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Siapa ini?” “Saya, Abu Hurairah”, jawabnya. Beliau pun berkata, “Carilah beberapa buah batu untuk kugunakan bersuci. Dan jangan bawakan padaku tulang dan kotoran (telek).” Abu Hurairah berkata, “Kemudian aku mendatangi beliau dengan membawa beberapa buah batu dengan ujung bajuku. Hingga aku meletakkannya di samping beliau dan aku berlalu pergi. Ketika beliau selesai buang hajat, aku pun berjalan menghampiri beliau dan bertanya, “Ada apa dengan tulang dan kotoran?” Beliau bersabda, “Tulang dan kotoran merupakan makanan jin. Keduanya termasuk makanan jin. Aku pernah didatangi rombongan utusan jin dari Nashibin dan mereka adalah sebaik-baik jin. Mereka meminta bekal kepadaku. Lalu aku berdoa kepada Allah untuk mereka agar tidaklah mereka melewati tulang dan kotoran melainkan mereka mendapatkannya sebagai makanan”. (HR. Bukhari No. 3860)

Oleh karena itu, jangan pernah merendahkan kemuliaan yang Allah SWT karuniakan kepada kita sebagai manusia dengan berbuat kesyirikan. Namun sayangnya, di zaman modern ini masih banyak orang yang primitif, melakukan praktik-praktik kesyirikan yang sudah jelas-jelas merendahkan kemuliaannya sebagai manusia di bawah derajat jin/syetan. Mereka bersekutu dan minta bantuan kepada syetan dan jin jahat, pergi dan minta bantuan ke dukun, bangga memiliki ilmu-ilmu tenaga dalam, kebatinan, terawangan, dll. Masih banyak pula orang yang menganggap adalah suatu kehebatan bisa telepati (komunikasi jarak jauh dengan orang lain), menerawang atau melihat sesuatu/orang lain dengan bantuan seorang dukun melalui media air di baskom misalnya.
Padahal bukankah Allah SWT telah mengaruniakan akal yang dengannya manusia mampu berkomunikasi dengan orang lain yang berada di Arab Saudi atau Amerika, misalnya, pada saat itu juga dengan menggunakan HP?

Bukankah Allah SWT telah mengaruniakan akal yang dengannya manusia mampu melihat suatu kejadian/berita atau keadaan orang lain dengan menggunakan Telivisi atau internet, yang tentunya dengan banyak channel/website yang bisa diakses/dilihat dibandingkan melihat air di baskom?

Bukankah manusia bisa terbang dan menyelam dengan teknologi canggihnya dibandingkan takjub/bangga bahkan apalagi minta bantuan jin hanya untuk bisa terbang?

Bukankah Allah SWT memberikan kemuliaan kepada manusia sehingga mereka bisa makan apa yang Allah sediakan dari apa-apa yang dihalakan darat/tanah, laut, maupun udara dibandingkan jin yang makan tulang dan kotoran?

Bukankah syetan/jin jahat akan takut dan terbakar kepanasan tatkala diperdengarkan adzan atau dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan Do’a-do’a Ruqyah Syar’iyah yang dicontohkan Rasulullah SAW? Kenapa harus meminta kekuatan atau kekebalan dari makhluk yang amat lemah seperti mereka?
Bukankah ada Ruqyah Syar’iyah, Hijamah, atau Thibbun Nabawy lainnya sebagai solusi islami untuk berikhtiar mengobati penyakit medis maupun non medis, dibandingkan pergi berobat ke dukun, ”orang pinter”, paranormal yang hanya menguras uang dan menambah kesulitan dan dosa?

Wahai saudara2Qyu seiman karena Allah, jauhilah kesyirikan dan jadilah manusia yang mulia, yaitu yang bertauhid, hanya menyembah kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al-Maaidah [5]: 72).

Islam adalah ajaran yang mengharamkan perbuatan syirik, membebaskan manusia dari penghambaan atau perbudakan kepada makhluk lain, padahal kita sebagai manusia adalah makhluk mulia dibandingkan makhluk yang lain. Islam mengajarkan manusia agar menjadi makhluk mulia sesuai derajat dan karunia yang Allah SWT berikan dengan jalan senantiasa menyembah hanya kepada Allah SWT dalam setiap ucapan dan perbuatan kita. Karena inilah tujuan hidup kita, hanya menyembah Allah semata. Tauhid yang murni akan membuat kita sukses dalam hidup di dunia dan akhirat. Ini juga yang akan mengantarkan kita memperoleh ridho dan cinta-Nya, serta pahala yang besar, Jannatun Na’iim, tempat segala kenikmatan. Amiin....


Lebih Samar dari Jejak Semut di Atas Batu Hitam...

Lebih Samar dari Jejak Semut di Atas Batu Hitam...
Selasa, 30 April 2013 / 19 Jumadil Akhir 1434


     Syirik adalah suatu perbuatan dosa yang lebih sulit (sangat samar) untuk dikenali daripada jejak semut yang merayap di atas batu hitam di tengah kegelapan malam

Allah Ta’ala berfirman,

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

   “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (Al Baqarah [2]: 22)

    Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma –yang sangat luas dan mendalam ilmunya- menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan,”Yang dimaksud membuat sekutu bagi Allah (dalam ayat di atas, pen) adalah berbuat syirik. Syirik adalah suatu perbuatan dosa yang lebih sulit (sangat samar) untuk dikenali daripada jejak semut yang merayap di atas batu hitam di tengah kegelapan malam.”

     Kemudian Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mencontohkan perbuatan syirik yang samar tersebut seperti, ‘Demi Allah dan demi hidupmu wahai fulan’, ‘Demi hidupku’ atau ‘Kalau bukan karena anjing kecil orang ini, tentu kita didatangi pencuri-pencuri itu’ atau ‘Kalau bukan karena angsa yang ada di rumah ini tentu datanglah pencuri-pencuri itu’, dan ucapan seseorang kepada kawannya ‘Atas kehendak Allah dan kehendakmu’, juga ucapan seseorang ‘Kalau bukan karena Allah dan karena fulan’. Akhirnya beliau radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,

    ”Janganlah engkau menjadikan si fulan (sebagai sekutu bagi Allah, pen) dalam ucapan-ucapan tersebut. Semua ucapan ini adalah perbuatan SYIRIK.” (HR. Ibnu Abi Hatim) (Lihat Kitab Tauhid, Syaikh Muhammad At Tamimi)

    Itulah syirik. Ada sebagian yang telah diketahui dengan jelas seperti menyembelih, bernadzar, berdo’a, meminta dihilangkan musibah (istighotsah) kepada selain Allah. Dan terdapat pula bentuk syirik (seperti dikatakan Ibnu Abbas di atas) yang sangat sulit dikenali (sangat samar).

Syirik seperti ini ada 2 macam.

    Pertama, syirik dalam niat dan tujuan. Ini termasuk perbuatan yang samar karena niat terdapat dalam hati dan yang mengetahuinya hanya Allah Ta’ala. Seperti seseorang yang shalat dalam keadaan ingin dilihat (riya’) atau didengar (sum’ah) orang lain. Tidak ada yang mengetahui perbuatan seperti ini kecuali Allah Ta’ala.

    Kedua, syirik yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Syirik seperti ini adalah seperti syirik dalam ucapan (selain perkara i’tiqod/keyakinan). Syirik semacam inilah yang akan dibahas pada kesempatan kali ini.

    Karena kesamarannya lebih dari jejak semut yang merayap di atas batu hitam di tengah kegelapan malam. Oleh karena itu, sedikit sekali yang mengetahui syirik seperti ini secara jelas. (Lihat I’anatul Mustafid bisyarh Kitabut Tauhid, hal. 158, Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan)

Ya Allah jauhkanlah kami dari kesyirikan baik yang nampak maupun yang tersembunyi.

****
8 Rabiul Akhir 1430 H

Muhammad Abduh Tuasikal

Rumaysho.com

Monday, April 29, 2013

USAH HERAN BILA GANGGUAN JIN ATAU SIHIR ITU KEMBALI LAGI


Disusun oleh : Abu Hazna
Bila ada seseorang yang halaman dan rumahnya kemasukan anjing liar, ayam, ular dan hewan² lainnya, lalu ia memaki atau menyalahkan hewan² yang masuk tersebut, maka siapakah seharusnya yang harus disalahkan, hewan² tersebutkah, ataukah si pemilik rumahnya?

Sejatinya hewan² tersebut secara tabiat, mereka tidak bisa disalahkan, hewan tetaplah hewan dengan segala tabiat yang mereka miliki. Adapun si pemilik rumah, ia adalah manusia yang diberikan banyak kelebihan oleh Allàh Ta'àlà.

Maka dalam hal ini, bisa jadi si pemilik rumah tidak memiliki pagar di halamannya atau pagarnya sudah rusak, atau ia lalai untuk menutup pintu rumahnya, atau halamannya kotor oleh sesuatu yang disukai oleh hewan² tersebut hingga kemudian justru mengundang mereka datang.

Begitu pula dengan gangguan jin atau sihir yang kembali lagi, bisa jadi seseorang yang kena dampaknya itu, tidak memagari dan membentengi dirinya dengan ketaatan kepada Allàh Ta'àlà, atau ia lalai dalam berzikir dalam kesehariannya, atau bahkan ia melenakan dirinya dengan musik, memasang foto² atau gambar² di rumahnya, tidak membaca dan mentadabburi Al-Qur'an di dalamnya atau hal² lain yang membuatnya lalai dari ketaatan kepada-Nya, hingga secara sengaja ia telah mengundang jin atau sihir itu kembali tanpa disadarinya.

RENUNGAN PAGI

Maksud Hati Berdzikir, Ternyata Jin yang Saya Dapat

Maksud Hati Berdzikir, Ternyata Jin yang Saya Dapat
Selasa, 30 April 2013 / 19 Jumadil Akhir 1434 H

    Wiridan sih sah-sah saja. Bahkan wirid sendiri sangat dianjurkan dalam Islam. tentunya, selama hal itu tidak bertentangan dengan ajaran Rasulullah. Lain halnya bila wiridan itu diembel-embeli dengan puasa beberapa hari atau ritual tertentu lainnya.

   Bukan apa-apa. Maksud hati ingin memperoleh ketenangan batin, tapi yang didapat justru sebaliknya. Diikuti oleh jin yang mengaku sebagai khadam. Istilah lain untuk pembantu atau pelayan dari bangsa jin. Inilah kenyataan yang idalami oleh Firmansyah (23 tahun), pemuda asli Betawi. Pemuda ini mengkisahkan pengalamannya kepada Majalah Ghoib di rumahnya Menteng, Jakarta Selatan.

    Sewaktu sekolah Aliyah dulu, sekitar tahun 1996, saya mengalami suatu peristiwa yang membawa saya ke dalam pengembaraan panjang. Sebagai seorang pemuda yang bergelut dengan dunia jin melalui wiridan.

     Peritiwanya terjadi pada suatu pagi yang cerah, saat saya sholat dhuha di masiid tua di daerah Kuningan. Saat itu, di dalam masjid tidak ada orang lain, hanya saya seorang diri. Kemudian mucul keinginan untuk belajar pidato. Maka dengan tenang layaknya seorang ustadz, saya melangkah ke mimbar.

     Lalu duduk sejenak di kursi. Saya raih tongkat yang ada kemudian bergaya seperti seorang khothib. Dan secara perlahan meski sedikit gemetar, saya latihan khutbah, “Alhamdulillah. Alhamdulillahilladzi ...”

     Nah, satu minggu setelah kejadian itu saya merasakan kehadiran seseorang yang tidak terlihat. Saya juga suka ngomong sendiri. Kalau di kelas badan terasa lemas dan tidak bergairah. Untuk menjawab soal pun terasa agak sulit. Selain itu, saya juga mudah kesurupan.

     Misalnya, ketika sedang mengikuti pengajian di sebuah masiid, tiba-tiba badan saya merinding. Merasa seperti itu, saya segera pulang. Begitu tiba di rumah saya langsung berteriak, “Hua ha ha ...” Saya kesurupan. Kemudian bapak membaca ayat kursi, tapi jinnya tidak merasa apa-apa. Sepuluh menit kemudian jinnya itu pergi begitu saia.

    Kesurupan ini seakan menjadi bagian dari hidup saya. Karena bisa dipastikan hampir tiap minggu saya selalu kesurupan. Kalau cuma sekali dua kali mungkin tidak terlalu masalah tapi bila berlangsung hingga satu tahun. Tentu sangat berat bagi saya. Akibatnya saya selalu hidup dalam ketakutan dan tidak punya gairah hidup.

     Keadaan saya ini, ternyata tidak luput dari perhatian guru-guru. Hingga guru sosiologi menghampiri, “Kenapa kok lemes terus?” Akhirnya saya disuruh ke rumahnya. “Sepertinya ada yang aneh dalam dirimu” komentarnya setelah menuangkan minuman ke gelas.

     “Saya tidak tahu, Pak.” Kemudian saya ceritakan apa yang saya alami. Dari tatapan matanya saya tahu bahwa ia berempati kepada saya. Kemudian dengan bijak ia banyak menasehati dan mengajarkan beberapa amalan yang katanya bisa mengurangi beban saya.

     Saya disuruh membaca Al-Fatihah untuk nabi Muhammmad, para wali dan para orang-orang tua saya. Kemudian membaca shalawat seratus kali dan Ya Lathif seratus kali. Lalu berdoa, “Ya Allah. Dengan kekuatan sayidina Umar berilah saya kekuatannya.”

    Saya gembira sekali hari itu. Dan bertekad untuk mengamalkannya agar rasa takut itu hilang dan kembali bersemangat. Tapi ketika saya mengamalkan wiridan itu di rumah, saya terkejut. Kok saya teriak-teriak terus, “Hoh hoh hoh” badan saya menggigil dan gemetaran. Meski demikian saya terus saja membaca wiridan itu. Hasilnya baru terasa seminggu kemudian. Ya, saya mulai tenang.

     Sudah agak lama saya tidak kesurupan, hingga akhirnya jin itu datang lagi. Peristiwanya kali ini terjadi di rumah sakit. Saat saya terkena penyakit typus dan sudah stadium tiga. Walau itu sudah seminggu saya tidak shalat, harus terbaring lemah di atas ranjang dan tidak bisa berdiri. Tapi tiba-tiba saya bisa berdiri tegak kemudian berjalan dengan cepat.

    Hingga para pasien dan keluarganya keheranan. Tak lama kemudian, saya berbicara keras dengan suara bergetar. Tapi suaranya itu bukan suara saya sendiri “Saya mau shalat. Anak ini sudah meninggalkan shalat berhari-hari. Dia harus shalat sekarang.”

    Kemudian jin yang merasuki tubuh saya itu berceramah, sambil sesekali menepuk dada. Melihat itu, orang-orang pada ribut dan akhirnya membiarkan saya shalat. Ulah jin yang merasuki saya itu tidak berhenti sampai disini. la ingin membawa saya melompat dan terjun dari rumah sakit bertingkat itu. “Saya mau terjun. Saya tidak kuat di sini. Saya mau pulang” sampai banyak suster yang mau saya cekik.

    Melihat itu, bapak berteriak. “Siapa kamu?” “Saya adalah syaikh Abdul Jabbar. Ha ha ha, saya selama ini yang mengikuti dia. Dan saya dihalangi khadam buyutnya. Saya tonjok mereka hingga babak belur. Saya adalah raja jin yang terkuat,” jawab jin yang merasuki saya.

     Akhirnya pihak rumah sakit mengizinkan saya dibawa pulang. Namun, di tengah jalan mobil yang saya tumpangi mogok. Bapak saya menduga karburatornya yang rusak. Tapi setelah dibuka “cross” airnya muncrat ke muka bapak.

    Ketika sampai di rumah, saya melihat rumah yang selebar enam meter itu sepertinya kecil. Seakan hanya beberapa puluh senti saja. Kemudian saya tidak bisa tidur hingga beberapa hari.

Jin Abdul Jabbar keluar masuk tubuh

     Dalam kondisi demikian, ada seorang teman yang menjenguk sambil membawa katanya “air wali”. Setelah dia meminumnya sedikit ia kemudian menyemprotkannya kembali ke badan saya. “Panaas” teriak jin yang merasuki saya. “Kamu belajar sama siapa?”

    Tanya jin. “Sama habib,” jawab teman saya. “Oh, bagus, bagus teruskan saja belajarmu.” Seolah jin itu menasehatinya. Kemudian teman saya membaca “Ya Allah, Ya Rahman … sampai kepada Ya Jabbar.”

    Kemudian jin tertawa terbahak-bahak, “Ha ha ha. ltu nama saya. Kamu bacakan apa saja, pasti tidak mempan karena saya jin lslam. Saya hafal 30 juz.” Setelah merasa tidak marnpu mengobati,saya, akhirnya teman saya itu pulang.

    Dua hari kemudian, di pagi yang cerah saya dibawa ke rumah habib. Tapi anehnya habib itu sudah ada di depan rumah. Seolah dia sudah menunggu kedatangan saya. Pas ketika saya masih berdiri terpaku di depan rumahnya, “sreet” saya merasakan ada sesuatu yang keluar dari tubuh saya.

     Kemudian bapak ngobrol agak lama dengan habib. Dan setelah meminum air dari habib, kami segera pulang. Tapi, hanya beberapa menit istirahat di rumah, saya kesurupan lagi. Jin Abdul Jabbar itu datang lagi. Katanya dia takut sama habib itu dan sempat keluar.

     Keesokan malamnya, sehabis shalat maghrib saya diantar seorang tetangga ke Cibinong untuk bertemu dengan seorang kiyai. Aneh, setelah keluar dari tol, sopir itu tidak lagi tahu arah. Berkali-kali ia bertanya, namun tetap tidak tahu arah.

     Sementara di luar, cuaca gelap, langit tak berbintang. Disertai dengan hembusan angin kencang yang terus mendesing di telinga, seakan hujan akan turun dengan lebatnya. Saat saya melihat ke arloji, ternyata sudah pukul 10 malam. Tak lama kemudian, lnnalillah, mobil itu mogok di perkebunan dan tidak bisa dihidupkan lagi, lalu saya kesurupan lagi.

     “Ha ha ha. Saya mogokin mobilnya.” Akhirnya kita berlima jalan kaki, walau hawa dingin terasa menusuk tulang. Dan, setelah memperhatikan sekeliling beberapa saat, akhirnya sopir itu tahu bahwa kita sudah hampir sampai di rumah kiyai. Kira-kira hanya berjarak 300 meter.

     Alhamdulillah, akhirnya sampai ke tempat tujuan juga, setelah tersesat beberapa jam. kira muat untuk sepuluh orang. Kamar itu beralaskan karpet plastik, dengan jendela dan pintu di belakangnya. Lalu bapak saya menyerahkan dua butir telur ayam kampung. Pak kiyai mengambilnya sebutir lalu memecahkan dan mencampurnya dengan minyak lulur, yang dipakai untuk pijat saya.

    Selama pemijatan itu, terdengar suara pintu “Gubrak gubrak”, padahal pintu itu sudah ditutup tapi selanjutnya terbuka lalu tertutup lagi, begitu seterusnya. Tak lama kemudian saya mulai kesurupan “Ha ha. Akulah Abdul Jabbar. Saya dari zaman syaikh Abdul Qadir Jailani.

     Saya berumur 900 tahun. Saya senang anak ini karena dia rajin ibadah. Tapi saya juga benci, sebab dia dulu berani naik mimbar. Padahal mimbar itu bukan tempatnya. Yang berhak naik ke mimbar itu adalah orang-orang yang berilmu.

      Dan jangan permainkan tempat saya. Kalau tidak. Saya bunuh anak ini.” Tak lama kemudian saya tidak sadarkan diri. Dan, setelah sadar tahu-tahu pengobatan itu sudah selesai. Sejak saat itu jin Abdul Jabbar entah karena apa, tidak datang lagi. Walau sebenarnya jin itu masih bersarang di tubuh saya.

Wiridan yang Ternyata Penuh Jin

     Dua bulan kemudian, saat kelas 3 Aliyah saya mempelajari wiridan miftahul hizb. Wiridan-wiridan itu saya baca semua kemudian saya berdoa “Ya Allah, hamba mohon diberikan ilmu dhahir batin dan ditunjukkan jalan ilmunya Rasulullah.” Setelah mengamalkan wiridan ini setiap hari maka pada hari ke 13, 14 dan 15 saya berpuasa seperti puasa Ramadhan.

     Katanya wiridan ini tanpa menggunakan khadam dari jin. Katanyaa, ilmu yang dihasilkan dari wiridan ini berasal langsung dari kemukjizatan Rasulullah. Mendengar penjelasan yang demikian – waktu itu – saya percaya begitu saja.

    Hasil pengamalan wiridan ini, diluar dugaan saya.Yang dulunya saya sering kesurupan, tapi sekarang berbalik. Saya bisa mengobati orang kesurupan. Selain itu, saya juga bisa menerawang. Ya, saya bisa menebak watak seseorang yang belum saya kenal sama sekali.

    Suatu hari saya bertemu seseorang kemudian saya menerawang dia, “Kamu orangnya pemarah, egois. Kamu juga sedang menghadapi masalah.” Dia bingung, “Lho kok kamu tahu gitu.” “Ya saya tahu saja. Kamu bermasalah dengan atasan kamu, kan?” kata saya lagi.

    Akhirnya dia makin terpana dan semakin tertarik dengan terawangan saya. Kemudian saya menerawang temannya, “Orangnya putih, hidungnya mancung dan rambutnya agak ikal.” “Lho kok kamu tahu!” Teman baru saya itu semakin terbengong-bengong. Sebenarnya semua yang saya katakan itu tergambar dengan jelas dipikiran saya begitu saja.

     Pada kesempatan lain, ada seorang tetangga yang kehilangan burung. Akhirnya dia bertanya kepada saya. Dan dengan reflek tangan saya bergerak, “Seeet”. “Tuh burungnya ada di situ.” Tangan saya menunjuk ke arah tertentu. Akhirnya tetangga itu menyebutkan nama satu persatu.

    “Namanya si Arman.” “Bukan” kata saya sambil tangan saya mengisyaratkan tidak benar. “Namanya si Atong” katanya lagi. “lya, benar itu dia.” Akhirnya burungnya dicari dan ketemu.

     Betapa malunya si pencuri yang ketangkap basah itu. Tapi anehnya keesokan harinya saya kehilangan motor. Kemudian saya coba menerawang dengan ilmu saya. Saya tunjuk ini dan itu. Tapi tidak bisa menemukan motor itu hingga sekarang.

     Rupanya keahlian saya itu, mengantarkan bapak dan adik untuk mempelajari ilmu sejenis. Meski mereka belajar dari guru yang berbeda. Nah, untuk membuktikan ilmu perguruan mana yang lebih hebat, akhirnya saya dan bapak sepakat untuk diadakan uji kekuatan. Tempatnya di rumah saya.

     Saat itu, ada tiga orang yang mengetes saya. Setelah pasang kuda-kuda kemudian saya dipukul. Ternyata pukulan itu mengenai wajah saya dan tidak bisa saya elakkan. Padahal sebelumnya saya bisa menghindari dan mementalkan pukulan siapa saja. Saya belum menyerah.

     Dan dilakukan pengujian ulang. Saya bertahan dengan cara lain, tapi saya tetap kena pukulan. Akhirnya saya mengaku kalah dan berguru dengan mereka, untuk mempelajari ilmu Karamah. Peristiwa ini terjadi pada tahun pertama ketika saya kuliah di UlN.

     Sebelum dibaiat atas keberhasilan mempelajari ilmu Karamah, saya disuruh puasa tiga hari dan membaca wiridan juga selama tiga hari, “Ya Allah. Ya Rasulullah. Ya Syaikh Abdul Qadir Jailani disuhunkeun karamahna ku abdi gusti suryajana negara (Ya Allah. Ya Rasulullah. Ya Syaikh Abdul Qadir Jailani dimintakan karamahnya kepada saya gusti suryajana negara) la haula wala quwata illa billahil ‘aliyil adhim” kemudian di test. Orang yang memukul gaya itu terpental semua.

    Setelah mengamalkan wiridan ini, saya merasakan adanya perubahan. Orang jadi takut sama saya. Sebaliknya, saya menjadi lebih berani. Pernah saya terjebak tawuran pelajar. Ketika saya ditimpuk dengan batu, tiba-tiba batu itu terpental sendiri sebelum mengenai saya.

    Akhirnya para pelajar itu kabur, ketakutan. Kondektur bis juga takut. Saya pernah marah dengan kondektur. Hanya gara-gara kurang ongkos. Waktu itu tarif bus untuk mahasiswa hanya seratus sementara penumpang umum membayar limaratus. Kebetulan, saya membayar tigaratus.

    Tapi, kondektur bis itu tidak percaya. “Kalau kamu mahasiswa bayar seratus juga saya terima,” kata kondektur itu. “Ya sudah kalau berani sini,” saya menantangnya. Ketika sudah dekat, dia ketakutan. Sepertinya dia melihat sesuatu yang menakutkan.

    Selain ilmu di atas, saya juga mempelajari dua ilmu lainya. Yang pertama adalah ilmu kebal dan yang kedua wirid Sakran. Saya tidak tahu, mengapa saya seperti haus berbagai macam jenis ilmu. Sehingga saya sering berguru dari satu tempat ke tempat lainnya.

    Misalnya, saat itu saya juga belajar wirid sakran. Wiridan itu diamalkan setiap selesai shalat wajib selama tujuh minggu dan puasa Senin-Kamis selama tujuh minggu juga. Dengan niat “Aku niat puasa sunnah karena Allah untuk amalan wirid syaikh Habib Ali Abu Bakar As-Sakran.”

     Sesudah seluruh ritual dalam tujuh minggu itu selesai, malamnya saya bermimpi sampai dua kali. Mimpi pertama adalah mimpi basah. Dan setelah bangun kemudian tidur kembali saya bermimpi berada di sebuah masjid yang besar di wilayah Tarim, salah satu daerah di Hadhramaut, Yaman.

    Di dalam masjid itu saya bertemu dengan orangtua. Yang memperkenalkan dirinya sebagai Habib Muhammad bin Abdul Rahman Assegaf. Kemudian ia menuntun saya berdoa di samping makam habib Ali bin Abu Bakar As-Sakran.

     Beberapa hari kemudian, saya ceritakan mimpi itu kepada guru. Katanya mimpi itu menjadi wangsit bahwa wiridan saya sudah disahkan. Selang beberapa hari kemudian, ketika sedang berbaring di tempat tidur, tiba-tiba saya mendengar suara yang tidak saya ketahui darimana sumbernya, “Assalaamu’alaikum. Sekarang tuan adalah majikan saya. Dan saya adalah khadam tuan.”

    Beberapa hari berikutnya saya sering kesurupan setelah tarawih di mushola. Di tengah kerumunan jamaah laki-laki. “Assalaamu’alaikum. Kenalkan nama saya Abdul Lathif.” Anehnya banyak jamaah yang bahkan menjadikan jin yang merasuk ke tubuh saya sebagai teman bercanda.

    “Namanya siapa ki?” Tanya sebagian jamaah. “Nama saya Abdul Lathif. Saya dari Baghdad. Saya khadamnya Firmansyah.” Terus banyak yang minta macam-macam. “Saya minta jodoh dong?” pinta seorang dari mereka. “Lu, yang cocok sama lu orangnya yang pendek,” kata Abdul Lathif melalui mulut saya. Mendengar jawaban itu, sontak jamaah tertawa terpingkal-pingkal.

    “Saya minta nomer togel nih,” Tapi jin itu langsung menggerakkan tangan saya untuk mengambil buah dan melempar yang meminta, “Maksiat nanya-nanya sama gue,” kata jin Abdul Lathif.

    Pernah iuga jin yang merasuk ke tubuh saya itu mengambil kopi dan meminumnya, “Nih, air bekas saya ini berkah” tak tahunya jamaah yang berada di sekitar saya langsung berebut meminum kopi itu. Peristiwa seperti ini terjadi sekitar sepuluh kali selama Ramadhan.

    Dan waktunya selalu setelah tarawih. Sebelum pergi jin itu pamitan dulu, “Sudah tidak ada perlu lagi dengan saya? Saya pergi dulu ya. Assalaamu’alaikum”. Setelah peristiwa demi peristiwa itu, akhirnya banyak yang konsultasi dengan saya. Dan, untuk menjawabnya, saya gabungkan saja berbagai keilmuan yang saya miliki.

    Sehabis Ramadhan, jin Abdul Lathif masih sering merasuk ke tubuh saya. Bahkan saat saya sedang mengajar anak-anak remaja. Disini dia mulai mengisi anak-anak remaja itu. “Ki, saya sering lewat daerah-daerah tawuran. Minta penjagaan dong?” pinta seorang anak.

    “Ya, sini! Kamu baca “Asyhadu alla ilaha ilallah. Asyhadu anna Muhammadar rasulullah. La haula wala quwwata ila billah.” lalu ia menjabat tangan anak yang diberi ilmu. Pada mulanya, jin Abdul Lathif baru datang setelah saya panggil.

     Dengan membaca Al-Fatihah untuk nabi. Kemudian shalawat untuk habib yang menciptakan wiridan ini. Setelah itu, saya memanggil “Ya Lathif” sambil menjejak bumi tiga kali. Setelah itu Jin Abdul Lathif datang dan merasuk ke tubuh saya. Tapi lama kelamaan kedatangannya tidak lagi bisa saya kendalikan.

Awal Datangnya Hidayah.

     Aktifitas di pengajian anak remaja, terus menggiring saya untuk berkenalan dengan beberapa aktifis dakwah lainnya. Nah, dari sini saya sering tukar pengalaman dan berbagi cerita. Sejujurnya, saya katakan pada mereka bahwa saya punya ilmu-ilmu teftentu. Yang waktu itu, saya menyebutnya llmu kemukjizaatan.

     Saya juga punya khadam dari jin dan menurut pendapat saya meminta bantuan jin juga tidak apa-apa. Pendapat saya ini dibantah oleh teman-teman. “Lho, itukan bacaan-bacaan lslami. Bacaan shalawat. Bacaan-bacaan Alquran,” saya mencoba beradu argumentasi. “Walaupun itu Asmaul Husna, tapi kalau itu buat kebal saya tidak percaya,” kata teman saya.

     Seiring dengan semakin lama berinteraksi dengan mereka, saya merasa ada keanehan. Badan saya panas setiap hari. Saya juga sakit flu tidak henti-hentinya. Dan, setelah membaca artikel di majalah Ghoib, saya mulai meragukan kebenaran jalan yang saya tempuh selama ini.

    Hal ini semakin diperparah dengan situasi rumah tangga yang sedikit mengalami goncangan. Dari sini saya mulai tidak yakin akan kebenaran ilmu saya. Akhirnya saya pergi ke Majalah Ghoib. Saat tiba di kantor Majalah Ghoib, saya merasa takut sekali.

     Kepala saya bergetar tanpa dapat saya kendalikan. Tidak seperti biasanya. Kemudian saya diterapi Ustadz Achmad Junaidi (Team VVIP Ruqyah). Saat itulah jin yang bersarang di tubuh saya dikeluarkan. Pada ruqyah pertama saja, kata ustadz Junaidi ada sekitar sepuluh jin yang keluar, tentu menurut pengakuan jin itu. Ada jin Abdul Jabbar, jin Konghuchu, jin Kristen, jin Budha dan yang paling bandel keluarnya adalah jin Abdul Lathif.

      Ketika jin Abdul Lathif diruqyah ia berbicara dengan ustadz Junaidi dengan bahasa Arab. “Saya dari Baghdad. Cuma saya lama di Surabaya,” katanya. “Kenapa kamu masuk ke orang ini?” tanya Ustadz Junaidi. “Siapa suruh. Yang baca wiridan itu dia. Ya, saya masuk. Kalau wiridan itu tidak dibaca, saya tidak masuk,” kata jin Abdul Lathif lagi.

     “Berarti kamu telah sesat dan menyesatkan” bentak Ustadz Junaidi. Mendengar bentakan itu, jin Abdul Lathif hanya bisa diam. Kemudian jin itu berdoa seraya meminta pertolongan kepada Ali. “Ya Ali. Anqidzni (tolonglah aku).” “Jin, doamu ini syirik,” kata ustadz Junaidi. “Saya kan tawasul, ustadz,” ujar jin itu mempertahankan diri.

    “Tawasul dengan dzat selain Allah itu berarti syirik,” kata Ustadz Junaidi. “Tidak. lni tidak syirik. Saya berpegang teguh dengan manhaj Zainal Abidin,” kata jin Abdul Lathif masih membandel. Dia susah dikeluarkan. Karena badan saya sudah kecapekan, akhirnya ruqyah hari itu diakhiri juga.

    Meski sebenarnya saya masih merasa bahwa jin Abdul Lathif itu belum bisa dikeluarkan. Karena itu Ustadz Junaidi menyuruh saya untuk datang lagi minggu depan. Disamping itu saya dianjurkan untuk terus berdzikir dan melakukan terapi ruqyah secara mandiri.

    Alhamdulillah setelah terapi ruqyah yang keenam, sekarang saya sudah baik kembali tinggal sedikit pusing di kepala bagian belakang.

    Begitulah sepenggal kisah yang saya yakin banyak dialami oleh orang lain, bergelut dengan dunia jin tanpa disadarinya. Atau bahkan sebagian orang menganggap ini merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah. Namun, pada akhirnya saya harus mengakui bahwa pendapat yang demikian itu salah. Saya berharap kisah ini dapat menjadi renungan tersendiri, bagi siapapun yang berkenan.

Kajian Tematik Bulanan: Sihir dan Solusinya, part 1




Alhamdulillah, berjalan juga Kajian Tematik Bulanan Rumah Ruqyah Indonesia yang bekerja sama dengan Forum Komunitas Muslim MyQuran. Dengan Narasumber Ustadz Aris Fathoni S.pd, materi tersampaikan dengan baik dan Insya Allah bermanfaat.

***

Kunjungi kami di

www.rumahruqyah.com

Informasi dan Free Konsultasi Online:

WA 081282171204, pin Bb 2901EE02 (Only Chatting)

Hotline Service: 021- 8087-2602, 0851-0503-5459

Saturday, April 27, 2013

KISAH RUQYAH MANDIRI KETIKA PERUT SAYA SAKIT

Alhamdulillah demi Allah ini kisah nyata saya ketika saya melakukan ruqyah mandiri ke diri saya sendiri.
Saat itu sudah satu minggu saya mengalami rasa tidak nyaman dibagian perut sebelah kanan dan kiri saya.
Rasanya perut saya disebelah kanan dan kiri sakit sekali, perih dan menggembung besar dibagian kanan dan kiri. Awalnya saya fikir ini sakit Maag, tapi kenapa sakitnya bukan diulu hati. Akhirnya untuk mengatasi rasa sakit dibagian perut saya, sayapun mengkonsumsi obat maag seperti Plantacid dan lansoprazol.


Namun rupanya penyakit saya ini tidak mengalami perubahan apapun atau minimal ada berkurang sakitnya bila mengkonsumsi obat maag. Penyakit ini selalu muncul saat menjelang sore sampai malam, sedang saat pagi saya merasa sehat. Saya pun lalu mencoba melakukan tehnik Ruqyah.

Saat habis sholat Asyar, saya melakukan tehnik Ruqyah mandiri dengan cara menempelkan telapak tangan saya diperut sambil membaca Al fatihah, ayat kursi, Al falaq, An Nas, Al Ikhlas, Surat Yunus ayat 81-82, Surat Al A"raaf 117-122 dan Surat Al Baqoroh ayat 102 berulang ulang. Saat membaca ayat ayat ini saya terus saja terbatuk batuk tanpa henti tanpa saya tahu apa sebabnya BAHKAN perut saya sampai mual dan hendak muntah.

Lalu sayapun melakukan Tehnik Putaran Tawaf seperti yang diajarkan Ustadz Perdana akhmad yaitu dengan cara membaca surat Al falaq dan surat Al mukminun ayat 115 berulang ulang ... setelah saya baca saya tiupkan ditelapak tangan saya. lalu saya tempelkan diperut dan saya usap diperut berlawanan arah jarum jam sambil mengulang ngulang bacaan diatas dengan niat mengumpulkan semua penyakit, energi negatif, sihir dan semua makhluk makhluk zalim dari golongan syetan yang masih tersisa ditubuh saya agar terkumpul diperut saya seluruhnya.

Setelah itu baru saya niatkan dorong keluar lewat mulut dengan mengucapkan " Laa haula walaa quwwata illah billah ..... Allahu Akbar , Alhamdulillah baru tiga kali saya coba, tahu tahu saya langsung muntah banyak sekali sampai beberapa kali. Selain itu saya merasakan ada sesuatu yang keluar dari mata saya, rasanya mata saya pedih sekali. Setelah selesai muntah cukup banyak, rasa sakit diperut saya hilang, demikian juga rasa sakit di mata saya juga hilang.

Alhamdulillah apapun itu yang keluar dari perut saya .... semoga membuat saya semakin sehat dan dapat beribadah dengan tenang.
Ini Ceritaku ...... Mana ceritamu ??????
Dikutip dari sini

Jenis Sihir

Mempelajari sihir merupakan salah satu dosa besar. Mereka yang mempraktekkan sihir suatu tindakan kekufuran. Dan orang yang meminta bantuan kepada ahli sihir juga diakui sebagai pelaku perbuatan maksiat dan merusak kehidupan masyarakat. Dan atas dasar itu semua, maka diharamkan atas muslim untuk mendatangi para ahli sihir. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW; “bukan dari golongan kami orang yang menyihir atau meminta bantuan kepada ahli sihir.”

Dalam hadist lain disebutkan, abu hurairah r.a mengatakan, bahwa Rasulullah Muhammad SAW bersabda; “barangsiapa mendatangi dukun lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka ia sungguh-sungguh telah kafir atau ingkar terhadap apa yang diturunkan kepada muhammad saw.”

Sihir menurut etimologi adalah apa yang samar hukumnya dan sangat halus penyebabnya. Sedangkan menurut terminologis adalah jampi-jampi, ajimat dan ikat-ikatan yang diikatkan dan ditiup ahli sihir. Kadang-kadang sihir berupa kumpulan berbagai materi dan energi yang buruk dan kotor. Sihir berasal dari meminta bantuan syetan golongan jin, pengenalan keistimewaan (ramalan) bintang gemintang, pengunaan dan pembuatan thalasin;ajimat dan mantera dan permata dan alat sulap.

Ilbis telah menyiapkan para kekasihnya (auliya ilbis) yaitu para tukang sihir, para dukun dan para pendekar ilmu hitam untuk memberikan harapan-harapan dan janji-janji untuk mengatasi berbagai masalah hidup dengan jalan pintas yang tampaknya begitu menyakinkan dan baik. Tetapi menyesatkan dan merusak akidah Islam. Padahal semakin mereka dekat dengan para tukang sihir dan para dukun ilmu hitam, masalah mereka semakin terbelit dan sulit , walaupun tampak semakin mudah telah menunggu azab Allah di akhirat. Semua solusi-solusi mereka hanya membawa kemudharatan.

Manusia ahli bid’ah serta kafir dan jin berkolaborasi untuk menghasilkan kekuatan luar bisa yang disebut sihir. Contohnya proses santet, teluh dan tenung: pengaruh sihir ini dianggap paling berbahaya dari jenis-jenis sihir lainnya. Orang yang terkena sihir ini menderita penyakit secara tiba-tiba, hatinya gelisah, kondisi fisiknya terus melemah, dan mudah putus asa, ahli sihir itu dapat meletakkan benda (sejenis paku, silet, peniti) ke dalam tubuh korban yang disantetnya. Bangsa jin yang diajak bekerja sama untuk melakukan pekerjaan tukang santet adalah suku jin dari marga thaluh. Prosesnya melalui interaksi peminpin suku thaluh dan qarin, suku thaluh diminta oleh suku qarin (sang ahli sihir) untuk melakukan sihir (santet, teluh, tenung) kepada manusia, suku thaluh mengirimkan utusannya untuk datang kepada suku qarin. Dengan izin Allah yang menguasai ghaib, suku thaluh melakukan pekerjaan sesuai permintaan; lumpuh, stroke, sakit menahun, dan lain-lain.
Selain jenis sihir diatas, ada beberapa jenis sihir yang digolongkan menjadi empat macam, yaitu:

1. sihir al-kazhibi adalah jenis sihir yang meminta bantuan bangsa jin untuk mempengaruhi perasaan dan pikiran orang lain dengan bahasa-bahasa yang halus dan lembut yang penuh kebohongan. Sihir-sihir jenis ini sering digunakan para pedagang, para penyanyu, para penyair/sastrawan, dan orang-orang dunia hiburan.
2. sihir al-‘aini adalah jenis sihir yang dapat mempengaruhi pandangan mata dan daya khayal seseorang. Orang-orang yang berprofesi pesulap, ilusioner, mentalist dan telepati sering bekerja sama dengan bangsa jin untuk menjalankan sihir ini. Walaupun beberapa ahli ada yang memakai trik-trik murni.

Rasullullah Muhammad SAW bersabda: “pandangan mata (al-‘aini) adalah benar adanya dan dapat didatangin syetan.” (HR Bukhari) dan nabi muhammad saw bersabda: “barang siapa melihat sesuatu yang mngesankan, hendaknya ia mengucapkan, masya Allah. Tidak ada daya upaya kecuali dengan kekuatan Allah,’maka ia tidak akan terkena bahaya (sihir al-‘aini).

Kedua hadist tersebut menunjukkan adanya sihir yang dapat melalui pandangan mata. Sihir melalui pandangan mata dapat berbentuk seperti tipuan mata (membalik pandangan mata menjadi salah lihat) dan menpengaruhi pikiran seseorang (memasukkan dontrin-doktrin dengan manupulasi memori subyek) supaya mengikuti keinginan penyihir.

3. sihir al-qulubi adalah jenis sihir yang terjadi karena adanya keanehan pada diri seorang yang senang melakukan amalan-amalah ibdah bid’ah, seperti: orang yang senang mengamalkan mantra tertentu, orang yang senang mengamalkan potongan. ayat Al Qur’an tertentu, orang senang berpuasa yang tidak termasuk puasa sunnah yang dianjurkan Rasullullah Muhammad SAW, orang yang senang bermeditasi dan bertapa di tempat keramat, dan sebagainya. Ummat Islam sering mendapatkan keanehan dari jenis sihir ini adalah para ahli bid’ah, khurafat dan kemusyrikan. Keahlian yang mereka miliki biasanya berkaitan dengan praktik pengobatan alternatif dan jasa supranatural yang sering berada ditengah masyarakat.

Sayangnya, banyak para tokoh Islam notabene bergelar kyai dan ustad yang melakukan praktek pengobatan alternatif dengan memanfaatkan sihir al-qulubi. Para kyai atau ustad ini terjebak dengan melakukan ibadah bid’ah, mencampuradukkan ritual Islam dengan kebudayaan setempat, dan menkultuskan tokoh-tokoh Islam dari segi spiritualnya. Konyolnya banyak ummat Islam yang memberikan gelar/jabatan kyai atau ustad setelah seorang muslim menperoleh “kekuatan supranatural” alias “daya linuwih”.

Sihir jenis ini juga dapat membuat seseorang merasa dapat shalat jum’at ke mekah, padahal keadaan sebenarnya hanya berada di kamarnya dan tertidur pulas. Bangsa jin yang menipu mereka adalah berasal dari suku bangsa ifrit. Ummat Islam yang menyenangi ibadah bid’ah dan pecampuradukkan Islam dengan budaya atau agama lain untuk mendapatkan “daya linuwih” alias sihir ini telah diancam oleh Allah dengan firman-Nya:

“….demi, sesungguhnya mereka telah menyakinin bahwa barangsiapa menjual atau menukarnya (ayat-ayat Allah) dengan sihir itu, tidaklah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir kalau mereka mengetahui.” (QS: al-Baqarah: 102)

4. sihir al-hasadi adalah jenis sihir yang dilakukan bangsa jin dengan manusia pendengki terhadap orang yang dibencinya. Masyarakat indonesia sering menyebut sihir ini dengan sebutkan santet, teluh atau tenung. Pengaruh sihir al-hasadi dapat menderita penyakit secara tiba-tiba,, hatinya gelisah, kondisi fisiknya melemah dan mudah putus asa. Gejala – gejala sihir al-hasadi terjadi secara tiba-tiba yang menjurus kematian. Kecuali ditemukan penyakit medis atau menderita penyakiti turunan/menahun.

Manusia pendengki yang memanfaatkan sihir jenis ini biasanya membawa kepada tukang santet berupa baju, foto, kuku, rambut, celana dalam, hari dan tanggal lahir dari korban yang disantetnya. Tukang santet mengerjakan perintah klien sesuai permintaan misalnya: klien menginginkan musuhnya terkena penyakit kronis, maka sang tukang santet mengirimkan suku bangsa jin thaluh untuk memasuki tubuh korban melalui aliran darah untuk mengacaukan mekanisme tubuh, merusak organ tubuh dan menyumbat aliran darah. Apabila klien menginginkan musuhnya supaya rusak rumah tangganya, suku bangsa jin thaluh akan dikirimkan oleh tukang santet untuk memecah belah seluruh anggota keluarganya dengan memanupulasi pikiran dan emosional dan menyebarkan anasir-anasir untuk menciptakan konflik-konflik intern.

Memang, para manusia pendengki dan kafir berkolaborasi untuk memecahbelah dan menghancurkan perabadan ummat manusia untuk membalas demdam terusirnya nenek moyang kejahatan ilbis dari surga. Selain itu, masih ada beberapa jenis sihir ditinjau dari kinerja sihir menpengaruh korban, yaitu:

1. sihir perasaan/kejiwaan adalah sihir yang menpengaruhi psikologis korbar untuk menimbulkan tingkah laku, sikap dan ungkapan perasaan yang berlebihan sehingga menimbulkan stres dan depresi pada korban. Seperti: rasa cinta atau benci pada seseorang, rasa takut atau terlalu berani pada seseorang, tempat dan waktu tertentu, rasa sakit di sekitar tubuh tanpa penyakit medis, korban merasa disetubuhi atau menyetubuhi seseorang, korban selalu merasa dihina dan dipergunjingkan orang, korban merasa diperhatikan orang, korban merasa dibenci atau dicintai orang sekelilingnya, korban menrasa dirinya “dibaiat” oleh sekte atau aliran tertentu, korban menrasa akan dilamar seseorang dan sebagainya.

2. sihir kekuatan ghaib adalah sihir yang menpengaruhi kekuatan fisik dan psikologis korban untuk memiliki energi di luar manusia normal, seperti: pandangan matanya bisa menjatuhkan cicak, pukulan jarak jauh, kebal berbagai senjata, kebal api, tahan di air, anti racun binatang dan tumbuhan, berjalan di atas air, menlayang di udara, menggerakkan benda-benda tanpa disentuh, pandangan menembus dinding, komunikasi jarak jauh, hilang dari pandangan mata orang, mengangkat benda berat, mencabut rasa sakit, korban memiliki energi pengobatan dan lainnya.

3. sihir pandangan mata adalah sihir yang menpengaruhi kesadaran pikiran untuk membalikkan atau menipu pandangan mata.korban; korban memandang sebuah helm menjadi kelapa, pria dirubah menjadi wanita di mata pandangan korban, ahli sihir memasukkan paku dari hidung kanan keluar hidung kiri dan sebagainya.

4. sihir gangguan bagian badan adalah sihir yang menpengaruhi sistem syaraf pusat untuk menciptakan ketidakharmonisan organ gerak tubuh korban, seperti: kaki kesemutan terus-menerus, garuk-garuk kepala tanpa sebab, berulangkali makan tetapi tidak kenyang, buang-buang air, meludah-ludah, buang angin terus menerus, badan lemas, mengantuk di siang hari, tangan atau kaki bergerak sendiri, perut buncit, imponten, wanita selalu mengalamin pendarahan, korban menjadi gila, korban hilang ingatan dan sebagainya.

5. sihir penyakit adalah sihir yang mengacaukan mekanisme tubuh untuk merusak organ-organ dalam tubuh dan menyumbat peredaran darah korban, seperti: sering sakit, sakit perut tanpa sebab medis, berak darah, kaki lumpuh, gangguan jantung, gangguan paru-paru, sesak nafas, sakit kulit bernanah, gatal-gatal, tiba-tiba luka dan berdarah tanpa sebab dan sebagainya.

6. sihir penceraian atau permusuhan adalah sihir yang menpengaruhi psikologis dan emosi korban yang menimbulkan rasa marah dan rasa benci korban pada seseorang, seperti: seorang atasan merasa membenci seorang bawahan tanpa sebab jelas, saudara sepupu mencurigai saudara sepupu lainnya, seorang adik mennrasa tidak nyaman dengan kehadiran kakaknya, suami-istri selalu bertengkar terus menuju penceraian dan sebagainya.

Berikut ini beberapa tips dan triks yang harus dilakukan seorang muslim dalam mengantisipasi godaan jin dan bahaya sihir: jagalah keimanan kepada Allah dan rasulullah saw dari segala kemusyrikan, khurafat dan bid’ah. Lakukanlah shalat yang khusyu dengan memahami makna shalat. Berdzikir dengan khusyu sesuai sunnah Rasulullah saw dan jangan melakukan ibadah bid’ah. Berdoa kepada Allah dengan suara lembut di hati. Biasakan diri membaca Al-Qur’an setiap hari dengan memahami dan menkaji artinya. Kuasailah hati dengan keikhlasan, kesabaran, ikthiar, kewaspadaan, takwa dan tawakkal. Mensyukurin segala nikmat Allah dan sabar menhadapi musibah. Menyadari sepenuh hati bahwa Allah penggerak dan penentu segalanya. Rela menerima segala ketentuan Allah dan Rasulullah saw sebagai bukti syahadat kita kepada Allah dan Rasulullah saw. Hilangkan sifat hasud, dendam, takabur, boros, kikir, dengki dan penyakit hati lainnya. Janganlah berkeluh kesah berlebihan. Janganlah pesimis dalam menegakkan agama Allah. Hindarin perbuatan keji, tegakkan ukhuwah islamiyah. jangan suka berkhayal, bersikap tegas terhadap golongan jin karena mereka musuh kita yang nyata (QS:Faathir:6) dan bersihkan diri dari segala macam ilmu ghaib yang berasal dari jin.

Friday, April 26, 2013

SIHIR PAKU

KISAH AJAIB PRAKTISI QURANIC HEALING MEKKAH AL MUKAROMAH Nenk Saydah (TAK KALAH FANTASTIS DENGAN KISAH USTADZ Fadhlan Adham Hasyim Lc MERUQYAH SUPIATI) MERUQYAH PASIEN SIHIR
==============================================






Jam 22 malam kamis, aku di ajak majkan ke rumah tetangga untuk bantu bantu..walau awalnya menolak..tapi bosan juga setiap hari di rumah .
Pas sampe di rumah itu saya di kenalkan ke beberapa khodamat (pembantu) yg ada di dapur.ada yg dari pilifin indo Dan 2 akhwat adik kakak dari srilangka.semuanya menyambut saya dengan ramah.namun entah kenpa akhwat srilangka mukanya musam.namanya (lubabah).namun saya tidak menghiraukan nya.seperti biaasa saya bantu pekerjaan yg ada karna memang lagi tasyakuran (milkah) tunangan.
Saya hanya diam tak banyak bicara.paling berkenalan sewajarnya.lalu lubabah bertanya? Kamu indonesia mah mana?(dgn muka musam).saya jawab..asli jawa barat, emang kenapa?..


Dia jawab..di negri kalian itu pada pinter ya menyihir orang?
Saya hanya senyum (setengah terkejut), saya gak tau apa apa.tanya aja ke yg lain sambl menoleh ke temen asal surabaya dan madiun.mereka serempak ngomong"tidak semua orang indo jahat, tergantung orang nya".
Lalu saya balik tanya memang kenapa Dan ada apa?"(sambil memotong sayuran).
Dia jawab:"ahhhh sudah lah jangan di bahas..(sambil berlalu mengambil piring).
Lalu pada pukul 2 .dinI hari.pas selesai menaruh makanan buat tamu dia terjatuh..memegang perut sambil sempoyongan guling guling di lantai.tentu saja kami panik.Dan adinkya mendekati nya(gk tau ngomong apa krn bahasa srilangka.majikanya datang suruh bawa aja ke kamar.nanti bila sudah beres di bawa ke rumah sakit katnya.

Kami melaanjutkan pekerjaan dapur.namun teriakan lubabah makin keras di kamar , saya tak tega mendengar nya lalu say ambilkan air zam zam lalu ku bacakan ayat syifa Dan di tiupkan ke air itu.pas saya masuk kamar dia melotot..saya bilang coba minum air ini.eh malah di tumpahin.saya ambil lagi Dan membacakan ayat syifa lagi.lalu ku paksa meminumkan nya kedua tangan nya di pegang adikny.
Setelah air itu habis..jeritanya makin keras..sedangakn orang orang pada cuek.majikanya di lantai bawah menemani tamu.

Kami hanya bertiga di kamar.saya menyuruh adiknya agar mengambil minyak zaetun.Dan si mba lubabah tak berenti menjerit serta memwgang perutny sembari kayak mau mncabik perutnya itu.

Saya bacakan al hasyer dan al anpal Dan ayat ayat syifa ke talapak tangan serta meniupkan ke minyak itu.saya mengurut perutnya perlahan dgn memkai minyak itu.walau dia meronta kesakitan..saya hanya bilang istigfar .tapj hanya jeritan yg ku dengar.saya terus memijit perutnya naik ke atas dada ke pundak Dan itu ku lakukan beres ulang ulang..sambil membaca doa.Dan biasa al hasyer.pas mungkin ada 20 menit memijitnya ddia berkeringat banyak lalu saya dudukan beralih memijit punggung naik ke pundak ...pas di pundak Dan leher agak lama...

Lalu ku pijjit lagi perutnya perlahan...lalu tak lama kemudian dia muntah darah cair ..tangan satu menepuk pundaknya..Dan tangan satunya lagi saya letakan di perutnya..saya tekan dikit niaat mengangkat penyakit nya saya tarik ke leher lalu muntah banyak...Dan dia pun tidak merasakan sakit lagi di perutnya.Alhamdulilah..cuma lemas kelihatanya.Dan tertidur..saya kembali ke dapur..pas saya baru aja duduk..adiknya memangil saya dia melihat 5 butir paku yg sudah karatan bersamaan muntahan darah itu.pas di lihat subhanalloh ternyata benar..lalu saya berbincang dgn adiknya..bhw kakak nya 2 tahun lalu pernah ada maslah besar dgn Tkw asal solo.bahkan mengancam akan menyantet nya.dari sejak itu dia sering sakit perut tak beralaskan.berobat kemana mana tak ada hasil.bila kambuh kaya orang gila.namun anehnya kadang hilang sendiri sakitnya.semoga tidak kambuh lagi dgn keluar nya paku ini.

Tadi sore saya tanya kemajikan Alhamdulilah dia sehat segar.Dan yg menganjal di perut selama inI hilang katanya.Alhamdulilah inI karunia Alloh ustd.tak percaya namun nyata.saya juga merinding..koq bisa paku masuk ke perut..tidak habis pikir memang.
=====================================
Kondisi terakhir pasien Nenk Syaydah sudah sehat sebab sumber penyakit perutnya selama ini adalah paku yang bersarang diperutnya yang sudah keluar ketika diruqya