Sunday, September 7, 2014

Fenomea Menyembuhkan Kesurupan dengan Bawang Merah



Mengobati kesurupan dengan media bawang merah tunggal dan benda mati lainnya. Rupanya fenomena ini sudah tak asing lagi di masyarakat. Bahkan saya pernah diminta menangani seorang remaja putri yang kseurupan di rumahnya.

Kesan pertama yg saya rasakan adalah aroma bawang merah dengan bawangnya yang berserakan di di lantai, sementara remaja tersebut dipegangi beberapa orang karena mengamuk-ngamuk. Saya pun meminta agar dilepaskan kmudian membacakan ayat Alquran. Seketika jin yg tadinya meronta-ronta tak berdaya, seolah ada kekuatan yang Maha Dahsyat yg melemahkannya. tak perlu waktu lama, jin didakwahi, masuk Islam, ambil sumpahnya, dan ukhruj, jin keluar. Alhamdulillah di sinilah kemudahan dakwah melalui ruqyah, sebelum dan setelah ruqyah.

Belakangan saya mulai risuai dengan tradisi masyarakat yang meyakni bawang merah dapat menyembuhkan orang kesurupan. Karena sepertinya tak sedikit yang melaukan. Bahkan di beberapa kasus kesurupan massal, sebagian orang sibuk mencari bawang merah. Apakah jin memang takut dengan bawang merah?

Berdasarkan informasi yang berhasil saya himpun, cara menyadarkan pasien dari kesurupan dengan bawang ini, yakni siapkan 3 atau 5 atau 7 biji bawang merah tunggal, belah 2 tetapi ujungnya jgn sampai putus, berdoa kepada Tuhan mohon pertolongan kepadanya, tiup dibawang itu lalu digosokkan dikuku semua jari kaki dan tangannya.

Seolah syar’i karena juga ada berdoanya. Tapi nyatanya ini adalah tipu daya setan bin tipu daya iblis (Talbis), agar manusia lebih bergantung pada bawang ketimbang Tuhan, hingga jatuh pada lembah kesyirikan. Bisa kita buktikan, orang yang kesurupan dan sadar setelah digosokan bawang merah, jika diruqyah akan kembali bereaksi, karena memang jin hanya bersembunyi di jasadnya.

Sebelum kita katakan syirik, hukumnya sudah jelas mubazir. Mending bawangnya buat bikin sambal atau masak.

Wahai saudaraku, cukuplah kepada Allah kita bergantung dan Alquran adalah jalannya. Islam tidak melarang siapa pun berikhtiar, asal caranya benar. Bisa jadi apa yg kita ikhtiarkan bisa mengatasi. Pertanyaannya, apakah Allah ridho?

Banyak saya temui, orang yg berikhtiar menyembuhkan orang kesurupan dari cara yg lucu hingga aneh bin nyeleneh. Yg lucu, ada ustadz yang menyadarkan orang kesurupan dengan sahang, dipencetkan ke hidung orang yang kesurupan. 

Yang aneh, ada santri di pesantren yang mengungkapkan jika ada yang kesurupan, disebutkan nama gurunya/ulamanya, atau dilihatkan foto2 guru/ulama, jin ketakutan dan yg kesurupan langsung sadar. Apakah ini benar?

Bahkan ada pula seorang lulusan pesantren yang mengaku pernah ada jin anak-anak menindisnya, kemudian ia menyebutkan nama gurunya, maka jin tersebut lansung pergi. Saya sempat berdebat dengannya, karena seharusnya ia minta tolong kepada Allah, bukan kepada gurunya yang sudah meninggal atau melalui perantara.

Karena Allah yg Maha Gagah telah Berfiman “Mintalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.” (QS. Al-Mu’min: 60).:

Katakanlah: “Apakah kita akan berdoa (beribadah) kepada selain Allah? yaitu sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita?…” (Al-An’aam: 71)

“Dan janganlah kamu berdoa (beribadah/menyembah) kepada apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah.” (Yunus: 106)

Maka janganlah kamu berdoa (menyembah/beribadah) kepada sesembahan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang diazab. (Asy-Syu’araa: 213)

Selain itu, ada pula seorang ibu yang bercerita pada saya bahwa awalnya dia sering mimpi buruk. Namun tidak pernah lagi setelah ia rutin mengibas tempat tidur dgn sapu lidi kemudian menaruh sapu tersebut di atas kepala atau di bawah bantal. Konon hal itu ia lakukan berdasarkan saran dari seorang ustadz di pengajian yg kerap ia ikuti. Innalillah.. ustadz macam apa yg memberikan solusi seperti ini pada umat?
Apa yg saya khawatirkan ternyata benar, ibu mengakui tidak bisa tidur jika sapunya tidak ada. Akhirnya bukan bergantung pada Allah malah pada sapu lidi. Dan tanpa disadari ia sudah masuk pada lembah kesyirikan.

Saya jadi teringat kisah Imam Ahmad Bin Hambal yang terompahnya saja ditakuti setan. Apakah ini yg menjadi dasarnya? Jika demikian, maka sungguh keliru. Mari kita simak!
Suatu saat Imam Hambal bin Hambal duduk di masjid, datanglah utusan Al-Mutawakkil, Amirul Mukminin yang memintanya untuk mendo’akan anak wanita Mutawakkil yang kesurupan.

mam Ahmad tidak berdo’a tetapi malah memberikan dua sandal kayunya seraya berpesan, “Pergilah ke rumah Amirul Mukminin dan duduklah disisi kepala anak wanita yang kesurupan. Katakan kepada jinnya Ahmad berpesan kepadamu, mana yang lebih kau sukai, keluar dari anak wanita ini atau digampar tujuh puluh kali dengan sandal ini.”
Utusan tersebut melaksanakan pesan Imam Ahmad. Dan jin pun berkata, “Saya patuh dan taat. Seandainnya Imam Ahmad menyuruh kami agar tidak tinggal di Iraq, niscaya kami tidak tinggal di Iraq. Sesungguhnya dia (Ahmad) mentaati Allah. Sehingga Allah menjadikan segala sesuatu taat kepadanya.” Lalu jin itu keluar dari anak wanita tadi. Akhirnya ia sembuh dari penyakitnya.

Waktu pun berselang, Imam Ahmad sudah meninggal dunia. Jin tersebut merasuki tubuh si wanita itu lagi. Lalu Mutawakkil mengutus seseorang untuk memberitahukan Abu Bakar Al-Muruzi seraya minta bantuan. Kemudian AL-Maruzi membawa terompahnya Imam Ahmad dan pergi menemui wanita tersebut.

Kali ini jin berkata melalui lisan si wanita, “Saya tidak mau keluar dari wanita ini, karena Imam Ahmad taat kepada Allah, lalu Allah memberitahukan kami untuk taat. Jin tidak takut pada sandal kayu, ia takut pada keshalihan peruqyahnya.” Sumber : Tarjamah Duratun Nashihin.

Maka jelaslah, bahwa sesungguhnya, bawang, sahang, nama guru kalian, bahkan fotonya sekalipun tak akan mampu mengusir jin yang bersarang di tubuh manusia.
Wallahu ‘alam.

0 comments:

Post a Comment