ustad ; Ahyar Al Banjary
Pada suatu acara seminar yang dihadiri oleh sekitar
50 peserta.
Tiba-tiba sang Motivator berhenti berkata-kata &
mulai memberikan balon kepada masing-masing
peserta.
Dan kepada mereka masing-masing diminta untuk
menulis namanya di balon-balon tersebut dengan
menggunakan spidol.
Kemudian semua balon dikumpulkan & dimasukkan ke
dalam ruangan lain. Sekarang semua peserta disuruh
masuk ke ruangan itu & diminta untuk menemukan
balon yang telah tertulis nama mereka, & diberi waktu
hanya 5 menit
Semua orang panik mencari nama mereka,
bertabrakan satu sama lain, mendorong dan berebut
dengan orang lain disekitarnya sehingga terjadi
kekacauan.
Waktu 5 menit sudah usai, tidak ada seorangpun yang
bisa menemukan balon mereka sendiri.
Lalu di waktu berikutnya Sang Motivator meminta
kepada Peserta untuk secara acak mengambil
sembarang balon & memberikannya kepada orang
yang namanya tertulis di atasnya.
Dalam beberapa menit semua orang punya balon
dengan nama mereka sendiri.
Akhirnya sang Motivator berkata :
"Kejadian yg baru terjadi ini mirip dan sering terjadi
dalam kehidupan kita sehari-hari,
Semua orang sibuk mencari kebahagiaan untuk diri
sendiri, mirip dengan mencari balon mereka sendiri,
dan banyak yang gagal.
Mereka baru berhasil mendapatkannya ketika mereka
memberikan kebahagiaan kepada orang lain, mirip
Dengan memberikan balon tadi kepada pemiliknya"
Kebahagiaan kita terletak pada kebahagiaan orang
lain.
memberikan kebahagiaan kepada orang lain, mirip
Dengan memberikan balon tadi kepada pemiliknya"
Kebahagiaan kita terletak pada kebahagiaan orang
lain.
Beri kebahagiaan kepada orang lain, maka anda akan
mendapatkan kebahagiaan anda sendiri...
Itu pula lah yang coba kami berikan melalui ruqyah
syar'iyyah kepada jiwa yang selama ini terhalang
untuk berbahagia, lantaran fitrahnya dibelokan oleh
syaitan dari golongan jin.
Adakah yang lebih berharga atau bernilai di dunia ini
selain kesehatan dan iman? Lihatlah si kaya raya yang
sedang terbaring lemah, apakah ia bahagia dan bisa
menikmati hidupnya? Atau membuat dia malah tidak
bersyukur dan jauh dari Allah azza wajala.
Kadang ruqyah tak menyembuhkan fisiknya, tapi
menyembuhkan jiwanya, tapi mampu memgembalikan
fitrahnya, menghancurkan keayirikan yang akan
mengahalangi kebahagiaan akhiratnya dan membuat
dia lebih bersyukur atas nikmatNya.
Kemudian ia bahagia hingga akhirnya fisiknya pun
sehat atas izin Allah yang Maha Menyembuhkan.
Lalu lihat pula mereka yang terhalang fitrahnya, yang
sulit untuk bersujud dan membaca FirmanNya,
lantaran dibuat mengantuk dan dilemahkan upayanya.
Mungkin tak serta merta menjadikannya ahli ibadah.
Namun memotivasinya tak putus asa berusaha
mendekatkan diri pada Allah, sehingga syaitanlah yang
putus asa.
Lalu lihat pula mereka yang terhalang fitrahnya, yang
sulit untuk bersujud dan membaca FirmanNya,
lantaran dibuat mengantuk dan dilemahkan upayanya.
Mungkin tak serta merta menjadikannya ahli ibadah.
Namun memotivasinya tak putus asa berusaha
mendekatkan diri pada Allah, sehingga syaitanlah yang
putus asa.
Di sinilah esenai ruqyah yang sebenarnya. Karena
kesembuhan datangnya dari Allah bukan dari peruqyah
ataupun bacaannya. Semoga kita bisa terus
berbahagia dan menularkannya pada sesama.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa yang membantu seorang mu'min
terlepas dari kesusahan didunia, niscaya Allah akan
membantunya terlepas dari kesusahan dunia dan
akhirat" (HR.Muslim).
Salam bahagia.
0 comments:
Post a Comment