Friday, September 12, 2014

"MyNEXT XPERIENCE about JINN and THIBB an- NABAWIY"

Santiko Kusnul Hakim

Akhir tahun lalu, saya memberikan tausiyah +
demonstrasi tentang jin kepada anak didik saya. Mulai
dari kelas saya (alhamdulillaah waktu itu saya wali
kelas XII TKJ 1), XII TKJ 2 sampai yang terakhir kelas
XII Marketing.
Di ketiga kelas tersebut, yang paling banyak bereaksi
adalah kelas XII TKJ 2 dan XII Marketing. Sedangkan
di kelas saya, tidak banyak yang reaksi.
Ketika di kelas saya, saya berikan air ruqyah. Dari
sekian banyak jumlah siswa tersebut, insyaa Allah
hanya 1 orang yang merasa mendapatkan efeknya. Dia
merasa jadi ngantuk. Ya, memang semua siswa sudah
paham bahwa dia seorang yang 'nakal' karena suka
minuman keras, merokok dan kegiatan maksiat yang
lainnya.
Di kelas XII TKJ 2, ketika setelah saya jelaskan
tentang jin dan pengobatan thibb an-nabawi. Saatnya
saya baca ayat ruqyah standar:
ta'awudz, al-Fatihah dan 3Qul saja, beberapa ada
yang reaksi.
Pertama, ada seorang yang sangat antusias ingin
dites. Berinisial VM, dia seorang Nashrani. Setelah
saya tes, ternyata dia tidak bereaksi apapun.
Maksudnya, pusing atau mual, dia tidak
merasakannya. Nah justru reaksi muncul pada mereka
yang justru beragama Islam. Seorang siswi berinisial
SW. Dia tiba-tiba pusing dan langsung saya letakkan
tangan kanan saya di atas ubun-ubunnya dan saya
baca ayat Kursiy (insyaa Allah). Setelah itu, saya
tanya apakah pusingnya sudah hilang. Dia bilang, iya,
sudah hilang. Ternyata dia adalah seorang penggemar
musik underground, seperti halnya pacarnya.
Berikutnya, berinisial RE. Beberapa hari sebelumnya,
mbahnya meninggal dunia. Saya dan anak-anak BDI
(Badan Dakwah Islamiyah) serta beberapa anggota
OSIS takziyah ke rumah duka. Masyaa Allah, memang
rumah almarhum memang terlihat agak gelap.
Maksudnya, tidak ada cahaya tauhid. Ini diperkuat
dengan pengakuan dari RE bahwa memang mbahnya
punya pegangan alias jimat. Nah ternyata ini berefek
pada diri si RE. Ketika saya demonstrasi ruqyah, dia
bilang badannya agak panas seperti demam dan
insyaa Allah juga pusing.
Dan yang paling parah adalah siswi berinisial SR. Dia
menjerit dan menangis, padahal ayat yang saya baca
hanya sampai ayat Kursiy. Dalam kondisi seperti itu,
saya tangani langsung. Dia berasa kesemutan di kaki,
kemudian pindah ke tangan. Setelah agak mendingan.
Saya suruh beberapa temannya untuk membawa SR
ke masjid untuk berwudhu. Belum sampai keluar pintu,
dia sudah jatuh. Ternyata sang jin masih ada di
telapak tangannya. Buktinya, kesemutan melanda
tangannya. Langsung saja, saya gunakan teknik
tusukan ke telapak tangannya. Saya putar jari telunjuk
tangan kanan saya berkali-kali sambil baca ayat
Kursiy. Alhamdulillaah, hilang.
Keesokan harinya, seorang siswi lagi berinisial TL
bilang ke saya bahwa dia tiba-tiba pusing. Kemudian
saya tanya, apa waktu mau masuk WC tidak baca
doa. Dia bilang, tidak tahu. Saya berkesimpulan bahwa
kemungkinan memang dia tidak berdoa. Terlihat dari
keseharian dia yang jarang shalat. Lantas saya ruqyah
dia. Alhamdulillaah, hilang.
Sekitar 2 hari kemudian, ada salah seorang guru yang
memanggil saya. Istilahnya tabayyun atau klarifikasi
atas kejadian beberapa hari sebelumnya. Iya, dia
seorang yang ta'ashub madzhabiyyah (fanatik
terhadap golongannya). Intinya, dia menolak secara
halus dengan
teknik dakwah ruqyah yang saya perjuangkan. Saya
juga melihat di tangannya kirinya, melingkar sebuah
cincin dengan mata yang agak besar. Saya hanya
menduga bahwa ini cincin sudah 'diisi'. Allaahu
a'lam.. Opini saya ini tidak sembarangan. Saya
paham bahwa beliau bisa dikatakan 'baru' dalam
belajar Islam. Dan, yang dipelajari bukan tauhid tapi
langsung ke tataran tasawwuf atau sufistik.
Masyaa Allah.. Maka tidak mengherankan jika dia
melakukan konfrontasi dengan saya secara halus.
Beberapa hari berikutnya, giliran kelas XII Marketing.
Ya, mereka benar-benar antusias. Ini terbukti dari
beberapa siswa yang memang sebelumnya sudah tahu
bahwa di kelas XII TKJ sudah saya demonstrasikan
tentang dunia jin dan ruqyah. Ketika saya berada di
depan kelas, dan saya masih menjelaskan tentang jin.
Ada yang langsung bereaksi. Dia (berinisial YN)
berteriak dan minta agar saya tidak melanjutkan
tausiyah. Dalam hati, saya beropini bahwa ini anak
pasti ada indikasi gangguan jin.
Yang aneh, ketika saya coba untuk keluar dari kelas,
dia biasa saja. Maksudnya adalah saya ngetes apakah
ada pengaruh akan keberadaan saya di kelasnya.
Setelah saya crosscheck ke saudaranya, ternyata si
YN adalah anggota kesenian jaranan di desanya. Dan,
beberapa hari sebelumnya, dia ikut main. Seperti pada
umumnya, setiap kesenian jaranan, selalu
menggunakan dukun untuk 'memeriahkan suasana'.
Setelah itu, saya baca ayat ruqyah standar. Baru
sampai al-Ikhlas, langsung ada yang pusing. Ada 2
orang siswi saya di kelas tersebut
yang bercerita kepada saya tentang apa yang
dialaminya selama ini. Yang pertama, berinisial AN.
Dia mengaku bahwa ketika di rumah, dia sering
mendengar ada yang membisikkan ke telinganya.
Kemudian, temannya berinisial FB. Dia juga mengakui
hal yang sama seperti temannya tersebut.
..the end...
notes: Dari cerita di atas saya dapatkan kesimpulan
bahwa penyebab adanya gangguan jin yang
menyerang manusia, antara lain:
[a] musik (khususnya musik ber-genre keras seperti
underground, hardrock, metalhead dan lain-lainnya)
[b] tidak berdoa/menggunakan kaki kiri ketika masuk
ke kamar kecil dan
[c] sengaja mengundang jin/syaithan dalam sebuah
kegiatan kesenian atau yang sejenisnya
@malang.quranic-therapy

0 comments:

Post a Comment